Kepergian Arlan

Sania dan keluarganya merasa kecewa setelah mengetahui kalau ternyata cctv dirumah mereka rusak.

Bagaimana mungkin bisa rusak?" ucap tuan Martin penuh tanda tanya.

"Arlan, pasti dia yang sengaja merusaknya." lagi lagi Dennis menuduh Arlan, membuat Arlan merasa terpojok.

Arlan sebenarnya ingin membantah tuduhan Dennis, namun percuma saja. keluarga Sania dan bahkan Sania sendiri tidak percaya padanya. Satu satunya yang percaya pada Arlan hanyalah nenek Sania.

Harusnya aku membantah kata kata Dennis, tapi untuk apa aku membela diri? tidak ada gunanya. Sania dan kedua orangtua tidak percaya padaku. Batin Arlan, ia merasa sedih.

Tuan Martin sangat marah, ia percaya begitu saja dengan ucapan Dennis. tanpa pikir panjang ia ingin menelphone polisi.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya nenek Sania saat ia melihat tuan Martin mengambil ponselnya dari saku bajunya.

"Aku mau menelphone polisi supaya Arlan dipenjara." ucap tuan Martin penuh keyakinan.

Mendengar ucapan Tuan Martin semua yang ada diruangan itu terkejut.

"Ibu melarangku memukul Arlan, tapi aku ingin Arlan mendapatkan balasan dari perbuatannnya. aku tidak bisa memaafkan Arlan. aku ingin dia membusuk dipenjara." Aura kebencian terlihat dari wajah tuan Martin.

"Tapi kita tidak punya bukti kalau Arlan bersalah." Nenek Arlan tetap membela Arlan.

"Maaf bu, aku tidak perduli." Tuan Martin bersikeras dengan keinginannya.

Menyaksikan itu Dennis tersenyum puas, berbeda dengan nenek Sania. ia justru terlihat kesal pada anaknya.

"Terserah, apa yang mau kamu lakukan? ibu akan menelphone orang tua Arlan. mereka harus tahu apa yang terjadi disini." Nenek Sania lalu menelphone kedua orang tua Arlan.

Tidak lama kemudian datanglah beberapa orang polisi yang ingin menangkap Arlan, namun bersamaan dengan itu orang tua Arlan datang.

Mereka terkejut melihat Arlan ingin dibawa pergi oleh polisi. mereka lalu berjalan mendekati Arlan.

"Arlan, apa yang sudah kamu lakukan sampai sampai polisi ingin menangkapmu?" Tanya bu Eva, ibu nya Arlan. bu Eva terlihat khawatir dan sedih.

"Arlan ingin berbuat kurang ajar pada Sania anakku. karena itu, aku melaporkannya pada polisi." ujar Tuan Martin.

"Tidak, itu tidak mungkin?" ibu Arlan tidak percaya kalau Arlan melakukan hal itu.

"Arlan, benarkah yang dikatakan tuan Martin?" Pak Brata ayahnya Arlan juga tidak percaya Arlan melakukan itu.

"Itu tidak benar. tapi tidak ada percaya padaku, hanya nenek Sania yang percayaku." ucap Arlan terlihat sedih.

"Ibu percaya padamu nak." Bu Eva percaya pada Arlan.

"Tuan Martin, kenapa tuan tidak percaya pada anak saya?" Ibu Eva sakit hati karena anaknya dituduh berbuat yang tidak tidak.

"Saya bukan tidak percaya pada Arlan, tapi Dennis melihat sendiri saat Arlan membuka kancing baju Sania."Tuan Martin sudah terpengaruh oleh ucapan Dennis.

"Jadi tuan lebih percaya pada Dennis dari pada Arlan?" Ibu Eva seakan menahan sesak didadanya.

"Tuan Martin, aku mohon. tolong jangan masukan Arlan kedalam penjara." ucap Ayah Arlan memohon.

"Aku tidak bisa. Pak polisi cepat tangkap Arlan, jangan sampai ada korban lainnya."

Atas tuduhan Tuan Martin dan setelah polisi mendengar kesaksian Dennis, polisi polisi itupun menangkap Arlan.

Tidak ada perlawanan sama sekali dari Arlan, ia tidak memberotak apalagi berusaha untuk membela diri. Arlan membiarkan saja ketika polisi polisi itu memegangi tangannya.

"Tuan Martin, aku mohon. jangan masukan Arlan kedalam penjara. aku yakin ini semua hanya salah paham, anakku tidak mungkin melakukan itu." lagi lagi Pak Brata ayahnya Arlan memohon pada Tuan Martin.

Kali ini ayah Arlan berlutut dihadapan Tuan Martin. Ayah Arlan berharap hati tuan Martin akan luluh.

Wajah tuan Martin terlihat dingin, sepertinya ia tidak berniat untuk merubah keputusannya, melihat Ayah Arlan berlutut nenek Sania jadi merasa kasihan padanya.

"Martin, kita sudah lama mengenal keluarga Arlan. apa kamu mau menghancurkan masa depan Arlan?" Nenek Sania tetap kekeh membela Arlan.

"Arlan yang ingin menghancurkan masa depan Sania jadi biarkan saja kalau masa depannya hancur, biar dia merasakan akibat dari perbuatannya." Tuan Martin sangat keras kepala.

"Sebaiknya kita selesaikan masalah ini secara kekeluargaan atau jangan pernah menganggap aku sebagai ibumu, karena aku tidak mau punya anak yang kejam sepertimu." Ancam nenek Sania.

"Ibu.... " Panggil Martin saat Ibu Amina ingin pergi dari ruangan itu.

"Sudah aku bilang jangan panggil aku ibu, aku pergi. aku tidak mau lagi tinggal dirumah ini." Nenek Sania terlihat serius dengan ucapannya.

"Baik...baiklah bu, aku tidak akan membiarkan Arlan ditangkap polisi." Tuan Martin akhirnya menyerah, ia memutuskan untuk menuruti kata kata ibunya.

Orang tua Arlan sangat senang mendengarnya. berbeda dengan Dennis, ia tampak kesal

Nenek tua ngeselin. Denis menggerutu dalam hati.

"Pak Brata berdirilah, kamu tidak perlu memohon lagi. " Nenek Sania meminta Ayah Arlan berdiri.

Ayah Arlanpun berdiri, ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karena Arlan tidak jadi ditangkap polisi.

Tuan Martin kemudian meminta polisi melepaskan Arlan, tuan Martin mengatakan bahwa ia akan menyelesaikan masalah mereka secara kekeluargaan.

Polisi polisi itupun pergi dengan kesal karena mereka merasa dipermainkan.

"Pak Brata, aku tidak akan memasukan Arlan kedalam penjara dengan satu syarat." Ucap tuan Martin tiba tiba.

"Apapun syaratnya, aku akan penuhi." Pak Brata tidak ingin Arlan dipenjara, pak Brata langsung menyetujui syarat dari tuan Martin walaupun ia sendiri belum tahu apa syaratnya.

"Syaratnya apa?" Tanya ibu Arlan, ia seakan tidak suka.

Sejak dulu Ibu Arlan memang tidak pernah menyukai Sania dan keluarganya, karena ia menganggap keluarga mereka sombong.

"Syaratnya mudah, kalian sekeluarga harus meninggalkan kota ini. pergilah ketempat yang jauh. aku tidak ingin melihat wajah Arlan lagi."

Ucapan tuan Martin membuat ibu Arlan tersinggung dan marah.

"Tuan Martin, kamu boleh memecat Arlan. tapi kamu tidak berhak mengusir kami dari kota ini." Ibu Arlan marah, namun dengan cepat ayah Arlan memegang tangannya.

"Baik tuan Martin, kita sekeluarga akan pergi dari kota ini." Ayah Arlan setuju dengan syarat yang diminta tuan Martin.

Ayah Arlan tidak ingin berurusan lagi dengan keluarga Sania, ia juga tidak ingin Arlan dipenjara.

"Bapak ini gimana? rumah kita itu, kita beli dengan susah payah sekarang mau kita tinggal begitu saja." Ibu Arlan tidak terima dengan keputusan suaminya.

Sama seperti ayahnya, Arlan setuju dengan syarat yang diinginkan tuan Martin. ia sudah sangat lelah menghadapi keluarga Sania yang selalu merendahkan keluarganya.

"Ibu, kita pergi saja dari kota ini." Arlan yang sejak tadi diam mulai buka suara kembali.

"Tapi, kita mau kemana nak?" Ibu Arlan tidak mengira kalau Arlan akan sependapat dengan ayahnya.

"Kemana saja bu, yang penting kita pergi." Ucap Arlan dengan mata berkaca kaca.

Karena suami dan anaknya memutuskan untuk pergi, mau tidak mau Ibu Arlan mengikuti keputusan mereka.

"Ayo kita pergi sekarang." Ibu Arlan tidak ingin berlama lama dirumah yang menurutnya adalah sumber masalah hidupnya.

"Tuan Martin, Nyonya Ranti, ibu Amina dan nona Sania. saya dan keluarga saya pergi dulu. maaf, kalau Arlan sudah membuat masalah." Pak Brata berpamitan pada Sania dan keluarganya.

"Bapak tidak perlu minta maaf, Arlan tidak salah." Ibu Eva tidak senang suaminya merendahkan diri didepan orang orang yang menurutnya menjengkelkan.

Setelah mengatakan itu ibu Eva menarik tangan Arlan dan suaminya, ia menuntun Arlan dan pak Brata agar segera berjalan keluar dari rumah itu.

Satu tangan ibu Eva mengandeng Arlan, satu tangannya lagi menggandeng tangan pak Brata.

Arlan tidak mengatakan apa apa, ia terlanjur sakit hati pada Sania dan kedua orang tuanya. Sebelum pergi Arlan sempat menoleh kearah Sania, merekapun saling berpandangan.

Entah mengapa Sania merasa sedih karena Arlan akan pergi dari kota itu.

Selamat tinggal Sania. Arlan mengucapkan selamat tinggal pada Sania meskipun hanya dalam hati.

Terpopuler

Comments

Jelita

Jelita

lanjut thor

2023-05-22

9

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!