Kesambet Kang Ojol

Kesambet Kang Ojol

bab 1

Bab 1

Byurr!

Aku mengusap wajahku yang sudah basah karena guyuran air bah. Baru aja aku mimpi dijemput pangeran, tiba-tiba mimpiku bubar karena siraman air seember yang saat ini sudah membasahi kasurku.

"JENAR! BANGUN, NAK! KAMU MAU BANGUN JAM BERAPA? AYAM AJA UDAH KELILING CARI CACING, KAMU ENAK BANGET YA MASIH GULING-GULING!"

Teriakan mamakku sudah menjadi hiburanku setiap pagi. Mamak Ndari, mamak kesayanganku yang selalu saja menghancurkan mimpi indahku.

"Lihat tuh udah jam berapa! Lihat tuh matahari udah setinggi apa! Mau sampai kapan kamu males-malasan kayak gini terus?" omel Mamak Ndari hingga suara mamakku tercinta itu terdengar sampai ke ujung gang.

Aku pasti sekarang lagi jadi bahan gosip. Setiap pagi Mamak Ndari selalu membangunkanku dengan teriakan yang sama.

"Udah jam delapan sekarang! Kalau kamu kaya gini terus, gimana kamu bisa cepet dapat suami kalau kamu malas-malasan kaya gini teru?"

Lagi-lagi aku menerima sindiran menohok dari mamakku tersayang. Setiap ada kesempatan, mamakku pasti membahas tentang suami, jodoh, pasangan, dan segala hal yang bertolak belakang dengan kehidupan jombloku saat ini.

Pengen banget rasanya aku ngobrak-abrik kaleng Khong Guan setiap kali mamakku membahas tentang suami. Emangnya kenapa kalau aku belum nikah? Aku masih cukup muda. Umurku BARU 29 tahun. Kalau aku mati sekarang, orang-orang pasti akan mengatakan kalau aku mati muda, kan? Itu artinya aku masih muda, kan? Kenapa mamakku selalu saja rewel dan mengatai usiaku yang sudah tua dan telat menikah.

"Buruan bersihin belek kamu itu! Mau sampai kapan kamu bengong di sini?" sentak Mamak Ndari.

"Iya, Mak!" ucapku dengan suara lirih dan sopan pada ibuku yang sebenarnya sudah keterlaluan itu. Daripada dosa dan jadi anak durhaka, aku tidak ingin mengikuti jejak Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu.

Bisa kan bangunin aku dengan cara baik-baik? Ditepuk punggung atau ditepok bokong juga pasti aku bangun kok. Kenapa mamakku harus ngedrama banget pakai guyur air seember segala? Mamakku benar-benar mirip sama emak tiri antagonis yang ada di novel.

"Mama mau ke tempat laundry sekarang! Buruan mandi terus gosok gigi! Tiap hari kerjaan kamu rebahan main HP mulu!"

Aku hanya bisa mengelus dada. Tidak hanya harus menerima cibiran sebagai perawan tua, aku juga harus tahan banting setiap kali disangka sebagai pengangguran.

Oh iya, kenalin! Namaku Siti Jenar. Seperti yang sudah aku sebutkan tadi, aku gadis (perawan) yang sudah berusia 29 tahun.

Aku seorang penulis novel online. Wajar aja dong kalau kerjaan aku tiap hari mantengin HP terus? Meskipun mamakku selalu kesal lihat aku tiduran sambil lihat HP terus, setidaknya aku bukanlah beban negara seperti yang dituduhkan oleh para tetangga.

"Mak, kasurnya digimanain ini? Udah basah semua. Kita beli kasur baru aja gimana?" tanyaku pada mamakku saat aku melihat kasur kesayanganku yang basah. Mau rebahan di mana aku nanti kalau kasurnya basah begini?

"Beli dari Hongkong? Pakai duit siapa? Pakai duit kompeni?" omel Mamak Ndari.

Perkataan mamaku selalu saja kejam dan kasar pada diriku ini. Tapi aku tahu, sebenarnya mamakku sangat sayang padaku. Hanya saja mungkin caranya menunjukkan kasih sayang tidak seperti ibu pada umumnya.

Atau mungkin mamakku memperlakukanku seperti ini karena beliau kesal padaku. Ya siapa sih yang nggak kesel? Umur 29 tahun belum menikah. Ditambah lagi aku juga nggak punya pekerjaan keren di kantor kelurahan.

Mungkin mamaku malu. Setiap hari aku juga selalu menjadi bahan gosip tetangga kepo nan julid. Maklum saja, aku tinggal di kampung. Sebagai wanita berusia 29 tahun yang belum menikah, aku benar-benar diperlakukan seperti penjahat di desa ini hanya karena aku belum berumah tangga.

Entah dosa apa yang akan aku peroleh jika aku tidak menikah sesegera mungkin? Jiwa julid para tetanggaku selalu meronta setiap kali mereka melihatku. Apalagi di kampung ini aku terkenal sebagai perawan tua yang tidak bekerja. Benar-benar predikat sempurna yang membuatku menjadi bahan gibah ibu-ibu satu kecamatan.

Padahal kan aku kerja di rumah. Aku tetap menghasilkan uang. Cuma mereka menganggap aku tidak bekerja karena aku tidak keluar dari rumah. Maklum aja, orang desa kampungan mana ngerti cara cari duit dari rumah. Mereka tahunya orang kerja itu harus nguli di luar rumah.

Tapi ya sudahlah! Biarin aja mereka nganggap aku nganggur. Yang penting aku punya duit buat beli sayur.

"Mandi dulu? Makan dulu? Apa nulis dulu, ya?" gumamku sembari menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.

Setiap kali bangun tidur dan hendak tidur, di kepalaku selalu saja tergiang-ngiang tulisanku yang belum selesai. Tapi aku bisa ditempeleng Mamak kalau aku tidak juga mandi. Aku juga tidak akan bisa fokus menulis, kalau aku belum mempersiapkan amunisi. Amunisi untuk perut.

"Selamat pagi diriku! Tetap semangat ya meskipun habis diguyur satu ember air sumur!" ucapku sembari memandangi wajahku yang ada di cermin.

Mukaku nggak jelek-jelek amat, kan? Emang sih nggak cantik banget, tapi juga nggak jelek banget kok. Nggak mungkin aku belum nikah sampai sekarang karena nggak laku, kan?

Tapi tentu aja mulut-mulut tetangga julid di kampung ini menganggap diriku belum menikah karena tidak ada yang mau. Mereka melihat aku seperti wanita yang hina cuma karena aku masih jomblo.

Bukan mauku juga menjomblo sampai sekarang. Aku juga kesepian. Apalagi tiap hari aku juga cuma menghabiskan waktu bekerja di rumah sendirian.

"Mulut orang-orang pada makan apa sih, sampai-sampai kalau ngomong bisa sepedes itu?" gerutuku sembari mengusap belek yang ada di mataku.

Aku pun bergegas membersihkan diri untuk menyegarkan badanku kembali. Selesai mandi, aku segera melangkah menuju meja makan untuk menyantap sarapan pagi.

"Ke rumah sepi banget?" gumamku sembari celingukan ke seluruh sudut ruangan.

Adikku, Arya sudah berangkat ke sekolah. Bapakku juga sudah pergi bekerja. Mamakku sendiri juga bekerja sebagai buruh laundry di jalan seberang Kampung Lestari. Semuanya sibuk sendiri. Hanya aku yang melakukan aktivitas full di dalam rumah seharian.

"Bikin telur ceplok aja deh," ujarku bergegas membuat lauk mudah yang mengenyangkan itu.

Selesai menyantap sarapan, aku pun segera mengambil kasurku untuk dijemur. Bisa-bisa aku tidur di ubin kalau kasurku nggak bisa kering hari ini.

"Eh, Tuan Putri lagi sibuk apa?" sapa seseorang tiba-tiba di saat aku tengah sibuk mengurus kasur berhargaku.

Aku menoleh ke sumber suara tersebut dan kulihat tetanggaku bernama Bu Margiyati yang tengah menatapku dengan wajahnya yang menyebalkan. Sindiran wanita itu benar-benar menohok hingga ke hati sanubari.

"Lagi jemur kasur, Bu. Bu Mar mau ke mana?" tanyaku mencoba berbasa-basi. Padahal pengen banget aku langsung kabur masuk ke dalam rumah daripada meladeni wanita kepo tukang nyindir itu.

"Ini habis belanja sayur tadi. Lagi sibuk santai, ya?" sindir Bu Margiyati.

Emangnya kenapa kalau aku santai? Seolah wanita itu tidak terima melihatku hidup leha-leha.

"Daripada di rumah terus, mending kamu ngelamar kerja tuh di warung kampung sebelah lagi butuh tukang cuci piring. Lumayan kan buat duit jajan? Siapa tahu kamu ketemu pembeli ganteng di sana. Kamu bisa dapat kerjaan sekaligus dapat suami, kan?" Bu Margiyati sengaja menyinggung diriku yang saat ini tengah hidup berbahagia sebagai single dan juga wanita karir yang bekerja dari rumah.

Setiap kali mendengar perkataan Bu Margiyati, ingin sekali aku melemparkan galon aqua ke arah wanita itu. Tapi aku sudah mulai kebal. Mau seperti apa pun para tetangga mencibir diriku, aku tidak akan peduli lagi.

"Maaf, Bu. Tangan saya gatal kalau cuci piring kelamaan!" sahutku kemudian berpamitan masuk ke dalam rumah tanpa memperpanjang obrolan tidak menyenangkan itu.

Pasti habis ini aku langsung dikatain songong sama Bu Margiyati. Pasti habis ini aku langsung jadi bahan gosip di arisan ibu-ibu PKK. Tapi bodo amat! Inilah hidupku yang sekarang. Aku puas dan aku bahagia dengan hidupku saat ini.

Awas ya, Bu Margiyati! Kalau aku nikah nanti, nggak akan aku undang! Kalau aku jadi jutawan nanti, nggak akan aku kasih utangan!

****

Terpopuler

Comments

" sarmila"

" sarmila"

bu margayati udah d ceklis🤣🤣🤣🤣🤣

2023-11-19

0

Raudatul zahra

Raudatul zahra

hayo looh bu margiyatii

2023-08-14

0

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

hai kk thor
aq mampir nieh di karya kk
kyk e seru ini kekonyolan mgkin akan ada dinsetiap bab nya... d tgu ya kk thor

2023-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!