Raffa telah berada di Surabaya untuk meninjau proyek yang mangkrak bersama para investor.
"Sepertinya tak masalah jika harus memulai dari awal pak..dana pasti cukup.." Ujar Raffa pada para investor.
"Tapi daerah sini masih sepi.." Ujar salah satu investor.
"Sepi sekarang tapi percayalah 3 tahun lagi di sini akan menjadi pusat wisata di Jawa Timur,selain dekat dengan jembatan Suramadu di sini juga memiliki pemandangan yang indah,akan banyak pelancong yang memilih tempat ini untuk menghabiskan liburannya.."
"Ya..sepertinya benar..jadi konsep apa yang anda miliki untuk hotel kita nanti jika anda ingin merubah konsep sebelumnya.."
Raffa tersenyum " Kita bisa bicarakan di kantor saja..mari..."
.
.
Raffa bernafas lega karena pada akhirnya para investor setuju dengan segala rencananya.
"Ciko..aku lelah.." Raffa memijit pelipisnya.
Kini ia berada di hotel dan ia sudah memakai pakaian santainya.
"Istirahat lah.."
"Bukan lelah fisik ko..tapi sini dan sini.." Tunjuk Raffa pada kepala dan dadanya.
" Soal Siena?" Tanya Ciko dan Raffa mengangguk.
"Kemarin om Adam menanyakan apa tidak bisa di pertimbangkan lagi soal perasaan Siena?"
Ciko sangat mengerti perasaan Raffa. ya namanya cinta memang tidak bisa di paksakan tapi sahabatnya ini bimbang mengingat betapa baiknya seorang Adam Darmawan padanya.
"Terus rencanamu apa?Gimana keputusanmu?"
Raffa menunduk " Entah lah,aku butuh waktu buat berfikir"
"Jangan gegabah bro..soal hati berat ini menyangkut masa depanmu."
"Kamu pulang ke Jakarta aja dulu.aku mau liburan..."
"Tumben?"
"Oh ya jaga keluargaku selama aku tidak ada ya.."
"Asiap...tapi kamu mau liburan ke mana?Berapa lama?"
"Bali aja yang deket,mungkin seminggu lah.."
"Owh. Oke..kalau gitu aku balik kamar dulu ya.."
Sepeninggal Ciko, Raffa menuju balkon kamar hotelnya.memandang kota Surabaya dan menghirup angin yang berhembus cukup kencang sore ini.
"aku rasa aku ingin mencoba sesuatu yang lain.." Raffa tersenyum tipis lalu berbalik mengambil laptopnya dan memulai pekerjaan yang tadi melintas dalam otak pintarnya.
Beberapa saat kemudian ia tersenyum puas.." Perfect..."
............
Seorang gadis masih bersembunyi di dalam selimut tebalnya.
"Sayang bangun sudah jam 8 ini..."
"Eeennggg...5 menit lagi mi..."
"Tidak sayang..ini sudah 5 menit yang ke 4 kali 1 jam lagi kamu ada kuliah kan?"
"Bolos ya mi...Siena masih ngantuk..."
"Hmm..sayang pantas saja abang Raffamu tidak mau jadi pacar kamu,kamunya aja malas gini..apa lagi jadi istri..kalau mami jadi auntymu juga tidak bakal kasih restu.."
Seketika Siena duduk dengan muka bantalnya " Mami kok gitu sih?"
"Ya kamu udah 20th Siena masa masih kayak anak SD..gimana Raffa mau ngelirik kamu.."
"Mami nyebelin ih gak kompak.."
"Sudah buruan mandi terus kuliah"
"Papi kapan pulang mi?" Tanya Siena.
"Sabtu besok kenapa?" Tanya Dara sambil menyiapkan baju yang akan Siena kenakan.
"Mau ganti supir mi.."
"Kenapa supir kamu. Ini udah ke 3 kali kamu minta ganti supir bulan ini.."
"Habisnya malas banget..mereka masa tidak mau nurut apa kata Siena.."
"Emang kamu nyuruh ngapain?"
"Ke tempat abang Raffa.."
Dara menghela nafasnya " Ya pantes mereka tidak mau nurut. Titah Raffa sama aja titah papimu. Mereka masih punya keluarga jadi jangan bikin mereka di pecat cuma gara-gara nurutin apa maumu.."
"Ih mami nyebelin.." Lalu Siena berlalu ke kamar mandi. Sementara Dara menggelengkan kepalanya. Ia sangat tahu jika putrinya itu sangat menyukai sepupunya itu tapi entah kenapa Raffa selalu bersikap mirip Adam yang dingin sama Siena sementara ke Difa dan Deffano dia bisa bersikap seperti ayahnya..
"Apa aku harus ajarkan jurus menaklukan laki-laki dingin seperti papinya pada gadis itu?" Gumam Dara mengingat suaminya yang sudah ia rindukan seminggu ini.
Meski usia Adam sekarang sudah 48th tapi pria itu masih sangat gagah,masih mampu membuat wanita-wanita di luar sana menaruh minat meski ia memasang tampak balok es nya. " Awas nanti kamu mas kalau pulang..."
............
Siena berlari di kampus.. Ini bukan jurusannya tapi dia ingin menemui seseorang di sini.
"Difa..." Teriak Siena ketika melihat Difa baru saja keluar kelas.
Yang di panggilpun segera menolah
"Eh Siena..kenapa?"
"Gimana-gimana udah kamu terima si Dimas?" Tanya Siena antusias tak sabaran.
Difa menggelengkan kepalanya membuat raut kecewa muncul di wajah Siena yang cantik,"Kenapa tidak kamu terima?"
"Gimana Difa mau terima kalau Difa tidak cinta sama dia?"
"Nanti juga lama-lama cinta Fa..."
"Kata abang jangan memaksakan hubungan kalau tidak ada rasa..apa lagi ini soal hati. Akan sakit rasanya jika hanya ada satu sisi yang mencinta.."
Entah kenapa apa yang Difa ucapkan seperti menyindirnya," kamu nyindir aku?" Sinis Siena.
Difa menggelengka kepalanya " Tidak Siena..aku cuma ulangi kata-kata abang kemarin.."
"Kamu ngadu sama bang Raffa kalau ada yang nembak kamu?"
Lagi Difa menggeleng " Tidak perlu aku mengadu apapun pada abang dia pasti akan selalu tahu apa yang terjadi sama kita kan Na.." Ucap Difa sambil melirik ke sekitar ke arah para pengawal mereka yang menyebar di beberapa titik.
"Kalian semua nyebelin.." Sungut Siena menghentakan kakinya meninggalkan Difa dengan kesal.
.
.
Di sebuah ruang kelas yang tengah berlangsung Siena masuk begitu saja dan langsung menyeret laki-laki bernama Dimas keluar ruangan tak perduli pada dosen yang tengah membimbing.
"Babe..agresif banget sih kamu..." Ucap Dimas sambil mengelus pergelangan tangannya.
"Kamu **** banget sih Dim..masa nembak Difa aja sampai di tolak sih?" Protes Siena pada Dimas. Pria blasteran Jawa Inggris yang baru beberapa minggu lalu juga menyatakan cinta pada Siena.
"Katanya kamu playboy masa naklukin cewek kutu buku macam Difa aja kamu tidak sanggup sih.."
"Sabar babe..gini aja..kamu jadi pacarku dulu baru setelah itu aku serius kejar sepupu kamu itu..."
"Enak aja,aku tidak mau pacaran sama playboy seperti kamu,dasar bule gagal.."
"Siapa bule gagal..tampangku 80% duplikat bokap aku yang ori.."
"Gagal lah mana ada bule ngomong inggris belepotan seperti kamu."
"Ya elah babe aku kan lahir di Jawa,sejak kecil aku sudah medok kian.."
"Sama aja.." Siena berbalik akan meninggalkan Dimas namun segera Dimas menarik tasnya.
"Gimana kalau kita makan siang bareng.." Tawar Dimas
"Kamu mau makan siang sama aku?" Tanya Siena yang langsung di angguki Dimas.
"Aku cuma mau makan siang sama kamu kalau kamu sudah jadi pacar sepupuku." Ucap Siena mutlak dan langsung meninggalkan Dimas.
"Lihat aja putri manja kamu bakal takluk sama aku nanti.."
...........
Seorang gadis tengah mengerjakan pekerjaannya mengepak produk pabrik tempatnya bekerja dan menghitungnya.
"Yuna kotak yang di sini kamu pindahkan ke mana?"
"Owh..di ambil pak Budi bu.."
"Ya sudah kamu selesaikan yang itu cepat..sebentar lagi akan di kirim ke pusat.."
Gadis bernama Yuna itu mengangguk dan segera mengerjakan apa yang wanita dengan jabatan lebih tinggi darinya itu.
Dia bernama Ayuna Winda Dewi. Gadis cantik dengan kesederhanaanya,seorang karyawan pabrik di sebuah kota kecamatan kecil di daerah Semarang.
"Kamu lembur hari ini Yun?" Tanya Sari salah satu teman kerjanya yang sedang bersiap untuk pulang.
"Iya Sar..masih banyak nih laporannya besok di minta sama pak Budi.minggu depan kan udah akhir bulan.."
"Ya sudah hati-hati ya Yun aku pulang duluan.."
"Iya Sar..makasih.."
.
.
Jam menunjukan pukul 9 malam.Ayuna yang baru saja keluar dari gerbang pabrik tempatnya bekerja.
"Ayah udah nunggu lama ya?" Tanya Ayuna saat mendapati ayahnya duduk di atas motor sambil menikmati rokoknya.
"Baru aja nak,ini belum habis satu batang rokoknya.."
"Ya sudah yuk pak..keburu hujan ini udah gerimis.."
Ayuna naik ke motor ayahnya dan mereka segera berlalu meninggalkan area pabrik itu.
.
.
Ayuna dan ayahnya terus mengobrol sepanjang jalan hingga....
BRAKKKKK....
.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
@myAmymy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Lilis Sutihat
suka ceritanya
2021-10-28
0
Darmawati Dzakwan
aduh siena kok gitu ya,saking terobsesinya raffa sp dia mau ngotbanin adek sepupunya
2020-08-30
1
Arizkha Nu Amoorea
siena q yg manis kok jadi gini,,,
2020-07-16
1