"Apa benar yang dikatakan oleh mereka?" Tanya Javier dengan nada dingin sambil berjalan ke arah Adira.
Adira menghembuskan nafasnya dengan perlahan sambil memejamkan matanya menahan rasa sakit pada seluruh tubuhnya dan bagian privasinya kemudian menganggukkan kepalanya tanpa membalikkan badannya tanpa mengetahui kalau Adira juga terluka parah.
Adira terpaksa berbohong karena dirinya sudah hancur dan penyebabnya adalah pria yang berada di belakangnya sedangkan Javier tidak bisa menahan amarahnya karena telah melukai gadis yang disukainya.
"Kamu pergilah!" Usir Javier pada Bela dengan nada dingin.
"Baik, berikan hukuman berat pada sahabatku yang tidak mempunyai perasaan." Jawab Bela sambil berjalan meninggalkan Adira dan Javier sambil diam-diam tersenyum menyeringai.
Setelah Bela pergi, Javier mengambil pisau lipat dari saku celana panjang belakang yang selalu di simpannya kemudian memeluk Adira sambil menempelkan pisau lipat tersebut di dada Adira.
"Betapa bodohnya aku karena aku pikir dirimu berbeda karena tidak mau menerima uangku tapi kamu ternyata sama seperti wanita lain bahkan lebih jahat yaitu kamu tega mencelakai gadis yang aku sukai." Bisik Javier.
"Awalnya aku merasa bersalah tapi setelah tahu kamu yang membuat gadis yang aku sukai terluka maka aku tidak segan - segan untuk mem bu nuh mu." bisik Javier kembali tepat di telinga Adira.
Adira diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun dirinya tidak memperdulikan Javier menuduhnya jahat dan membiarkan apa yang akan dilakukan oleh Javier.
'Hidupku sudah hancur dan aku tidak perduli jika pria di belakangku membunuhku,' ucap Adira dalam hati ketika pisau lipat tersebut perlahan menusuk di dadanya karena hatinya sudah sangat hancur.
Adira hanya bisa memejamkan matanya menahan rasa sakit dan perih pada seluruh tubuhnya dan mengeluarkan air mata tanpa bersuara hingga air matanya jatuh mengenai tangan Javier bersamaan darah segar keluar dari dada Adira.
Tes
Tes
"Percuma kamu menangis karena aku tidak pernah berbelas kasih terhadap orang yang mencelakai orang yang aku sukai," ucap Javier sambil menekan pisau lipat nya ke dalam dada Adira.
Grep
"Tuan, jangan lakukan itu." Ucap Kevin sambil menahan tangan Javier dengan menggunakan tangan kanannya kemudian membuang pisau lipat tersebut secara asal dengan menggunakan tangan kirinya.
"Kevin, lepas!" Bentak Javier.
"Kak Kevin, biarkan saja apa yang dilakukan oleh Kak Javier." Pinta Adira.
Bruk
"Tapi Nona ..." ucapan Kevin terpotong ketika tubuh Adira ambruk dan langsung di tahan oleh Kevin agar tidak terjatuh.
Adira masih memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun sedangkan tanpa punya perasaan Javier mendorong tubuh Adira dengan keras membuat pegangan Kevin terlepas hingga tubuh Adira kembali terguling - guling ke lantai yang berada di bawah bersamaan seorang pemuda tampan sedang menaiki anak tangga.
Pemuda tampan yang melihat tubuh Adira terguling - guling di tangga dengan sigap menahan tubuh Adira agar tidak terjatuh ke lantai bawah kemudian meminta pertolongan.
Teriakan pemuda tampan tersebut terdengar oleh sekuriti dan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat. Pemuda tampan tersebut melihat sepintas ke arah Javier dan menatap dirinya dengan penuh kebencian tapi pemuda tampan tersebut tidak memperdulikannya.
Singkat cerita pemuda tampan tersebut sudah sampai di rumah sakit dan langsung di bawa ke UGD. Pemuda tampan tersebut duduk menunggu di ruang UGD sambil berharap Adira baik-baik saja.
'Aku akan menghubungi keluarganya.' Ucap pemuda tampan tersebut dalam hati sambil mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya.
Pemuda tampan tersebut menghubungi Daddy Rico dan sambungan pertama langsung di angkat.
("Ada apa Alex?" Tanya Daddy Rico tanpa basa basi).
("Maaf Tuan, Nona Adira berada di rumah sakit xxxxx xxxxx." Jawab Alex).
("Apa yang terjadi?" Tanya Daddy Rico dengan nada terkejut sekaligus menahan amarahnya).
("Saya kurang tahu Tuan, waktu saya di hubungi oleh Nona Adira untuk datang ke hotel tahu-tahu tubuh Nona Adira terguling - guling ke tangga." Jawab Alex).
("Apa ada yang Kamu curigai?" Tanya Daddy Rico dengan nada kuatir sambil masih menahan amarahnya).
("Ada seorang pria yang menatapku dengan tatapan kebencian. Saya tidak tahu apakah Dia pelakunya atau bukan." Jawab Alex).
("Baik, kami akan ke sana secepatnya." Jawab Daddy Rico).
Tut Tut Tut
Tanpa menunggu jawaban Daddy Rico memutuskan sambungan komunikasi secara sepihak. Sedangkan Alex menyimpan kembali ponselnya ke saku jasnya.
Alex adalah orang kepercayaan Adira untuk mengurus perusahaan cabang yang berada di kota itu. Ketika Adira menghubungi dirinya di mana suara Adira berbeda seperti biasanya membuat Alex secepat mungkin datang ke kantor.
'Nona Adira, Nona harus selamat karena Nona dan keluarga Nona sangat baik padaku dan juga keluargaku.' Ucap Alex dalam hati.
'Jika seandainya pria itu penyebab Nona terjatuh maka Aku akan membalasnya dan melakukan hal yang sama.' Sambung Alex dalam hati.
Hingga satu jam setengah kemudian Daddy Rico, Mommy Karen, Rey bersama istrinya yang bernama Katarina, Ray bersama istrinya yang bernama Abigail, Adara bersama suaminya yang bernama Kenzo sudah datang. Mereka berjalan ke arah Alex untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa sudah ada kabar?" Tanya Mommy Karen dengan wajah kuatir begitu pula dengan yang lainnya.
"Belum ada Nyonya." Jawab Alex.
Ceklek
Ketika Alex sudah menjawab bersamaan pintu ugd terbuka membuat mereka berjalan ke arah pintu tersebut di mana dokter tersebut keluar dari ruangan UGD dengan wajah sedih.
"Bagaimana keadaan putri kami, Dok?" Tanya mommy Karen dan Daddy Rico bersamaan.
"Keadaannya semakin bertambah kritis apalagi sepertinya Nona Adira tidak ada semangat untuk hidup." Jawab dokter tersebut.
"Bolehkah aku melihatnya Dok?" Tanya mommy Karen dan Daddy Rico bersamaan dengan wajah kuatir.
"Silahkan tapi maaf hanya bisa dua orang." Jawab dokter tersebut.
"Biar kami yang masuk untuk melihat putri kami." Ucap mommy Karen dan Daddy Rico bersamaan.
Dokter tersebut hanya menganggukkan kepalanya sedangkan mommy Karen dan Daddy Rico berjalan ke arah ruangan UGD di mana Adira berbaring kemudian melihat tubuh Adira seperti mumi dan banyak selang yang menempel di tubuhnya.
Ke dua orang tuanya hatinya sangat sakit melihat Adira seperti itu membuat Daddy Rico mendekatkan wajahnya ke arah telinga Adira.
'Sayang, Kamu harus bertahan dan harus kuat. Apakah kamu tidak ingin membalaskan dendam terhadap orang yang telah mencelakai mu?' Bisik Daddy Rico tepat di telinga Adira.
'Daddy akan membantumu untuk membalaskan dendammu.' Bisik Daddy Rico lagi.
Selesai mengatakan hal itu Daddy Rico berdiri dengan tegak kemudian menatap ke arah dokter tersebut.
"Jika di bawa ke luar negri untuk diobati di rumah sakit negara S, apakah bisa?" Tanya Daddy Rico.
"Tentu saja bisa tapi Tuan menunggu sampai keadaan Adira membaik setelah agak membaik Tuan harus menandatangani surat pernyataan." Jawab dokter tersebut.
"Baik." Jawab Daddy Rico singkat.
"Kalau begitu silahkan Tuan dan Nyonya menunggu di luar." Ucap dokter tersebut.
"Ok." Jawab Daddy Rico dengan singkat.
"Oh ya, jika ada yang menanyakan putri kami dengan menyerahkan foto tolong katakan padanya kalau gadis yang dicarinya sudah meninggal dunia dan di bawa oleh keluarganya karena aku tidak ingin putri kami celaka oleh pria itu untuk ke dua kalinya." Ucap Daddy Rico yang merasa kalau suatu saat nanti Javier akan mencarinya.
"Baik Tuan." Jawab dokter tersebut dengan patuh.
Daddy Rico dan Mommy Karen pergi meninggalkan ruangan tersebut dan berjalan ke arah ke tiga anak kembarnya dan ke tiga menantunya.
"Bagaimana keadaannya Mom, Dad?" Tanya ke tiga kakak kembarnya Adira bersamaan.
"Adik kalian masih tidak sadarkan diri, kalau keadaannya mulai membaik Adira akan kita pindahkan ke rumah sakit yang berada di luar negeri." Jawab Daddy Rico.
Mereka hanya menganggukkan kepalanya hingga tiga jam kemudian dokter kembali keluar dan mengatakan kalau Adira bisa di bawa keluar negri.
Rey dan Ray langsung mengurus biaya rumah sakit kemudian mereka pergi dengan menggunakan mobil pribadi kecuali Daddy Rico dan Mommy Karen menggunakan mobil ambulans menuju ke bandara.
xxxxxxx
Dua Bulan Kemudian
Seorang gadis yang tidak lain bernama Adira perlahan membuka matanya setelah dua bulan mengalami koma di mana keluarga besarnya bergantian menjaga Adira.
"Aku di mana?" Tanya Adira sambil memegangi kepalanya.
"Adira, Kamu ada di rumah sakit. Apakah ada yang sakit sayang?" Tanya Mommy Karen dengan nada kuatir begitu pula dengan Daddy Rico.
"Kepalaku sakit Mom, kenapa Adira ada di sini?" Tanya Adira sambil menatap ke arah Mommy Karen dan Daddy Rico secara bergantian.
"Alex menemukanmu ketika kamu jatuh dari tangga." Jawab Mommy Karen.
"Jatuh dari tangga? Kapan aku jatuh dari tangga? Kenapa aku tidak ingat?" Tanya Adira sambil memegangi kepalanya karena tiba-tiba terasa sakit ketika berusaha mengingat kejadian tersebut.
"Apakah kamu tidak ingat apa yang terjadi saat itu?" Tanya Mommy Karen tanpa menjawab pertanyaan Adira.
"Aku ... Aku ... Aku ... Akhhhhhhhh.... Sakittttt !!" teriak Adira sambil memegangi kepalanya seperti mau pecah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yani Agustina
katanya javier itu dingin dan benci pada wanita krn pengkhianatan kekasihnya,tp pas adira difitnah bela & loren koq javier termakan fitnahan itu dan bilang adira mencelakai wanita yg disukainya ya??? Bingung sayaaa
2023-09-19
0
Qaisaa Nazarudin
Semoga Kevin hidup dgn rasa bersalah karena tdk mau jujur dgn Javier,Dan hidup Javier dgn penuh penyesalan karena menuduh tampa bukti
2023-06-15
0
Adila Ardani
buat Javier menyesal
2023-06-09
0