Dua Bulan Kemudian

"Apa benar yang dikatakan oleh mereka?" Tanya Javier dengan nada dingin sambil berjalan ke arah Adira.

Adira menghembuskan nafasnya dengan perlahan sambil memejamkan matanya menahan rasa sakit pada seluruh tubuhnya dan bagian privasinya kemudian menganggukkan kepalanya tanpa membalikkan badannya tanpa mengetahui kalau Adira juga terluka parah.

Adira terpaksa berbohong karena dirinya sudah hancur dan penyebabnya adalah pria yang berada di belakangnya sedangkan Javier tidak bisa menahan amarahnya karena telah melukai gadis yang disukainya.

"Kamu pergilah!" Usir Javier pada Bela dengan nada dingin.

"Baik, berikan hukuman berat pada sahabatku yang tidak mempunyai perasaan." Jawab Bela sambil berjalan meninggalkan Adira dan Javier sambil diam-diam tersenyum menyeringai.

Setelah Bela pergi, Javier mengambil pisau lipat dari saku celana panjang belakang yang selalu di simpannya kemudian memeluk Adira sambil menempelkan pisau lipat tersebut di dada Adira.

"Betapa bodohnya aku karena aku pikir dirimu berbeda karena tidak mau menerima uangku tapi kamu ternyata sama seperti wanita lain bahkan lebih jahat yaitu kamu tega mencelakai gadis yang aku sukai." Bisik Javier.

"Awalnya aku merasa bersalah tapi setelah tahu kamu yang membuat gadis yang aku sukai terluka maka aku tidak segan - segan untuk mem bu nuh mu." bisik Javier kembali tepat di telinga Adira.

Adira diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun dirinya tidak memperdulikan Javier menuduhnya jahat dan membiarkan apa yang akan dilakukan oleh Javier.

'Hidupku sudah hancur dan aku tidak perduli jika pria di belakangku membunuhku,' ucap Adira dalam hati ketika pisau lipat tersebut perlahan menusuk di dadanya karena hatinya sudah sangat hancur.

Adira hanya bisa memejamkan matanya menahan rasa sakit dan perih pada seluruh tubuhnya dan mengeluarkan air mata tanpa bersuara hingga air matanya jatuh mengenai tangan Javier bersamaan darah segar keluar dari dada Adira.

Tes

Tes

"Percuma kamu menangis karena aku tidak pernah berbelas kasih terhadap orang yang mencelakai orang yang aku sukai," ucap Javier sambil menekan pisau lipat nya ke dalam dada Adira.

Grep

"Tuan, jangan lakukan itu." Ucap Kevin sambil menahan tangan Javier dengan menggunakan tangan kanannya kemudian membuang pisau lipat tersebut secara asal dengan menggunakan tangan kirinya.

"Kevin, lepas!" Bentak Javier.

"Kak Kevin, biarkan saja apa yang dilakukan oleh Kak Javier." Pinta Adira.

Bruk

"Tapi Nona ..." ucapan Kevin terpotong ketika tubuh Adira ambruk dan langsung di tahan oleh Kevin agar tidak terjatuh.

Adira masih memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun sedangkan tanpa punya perasaan Javier mendorong tubuh Adira dengan keras membuat pegangan Kevin terlepas hingga tubuh Adira kembali terguling - guling ke lantai yang berada di bawah bersamaan seorang pemuda tampan sedang menaiki anak tangga.

Pemuda tampan yang melihat tubuh Adira terguling - guling di tangga dengan sigap menahan tubuh Adira agar tidak terjatuh ke lantai bawah kemudian meminta pertolongan.

Teriakan pemuda tampan tersebut terdengar oleh sekuriti dan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat. Pemuda tampan tersebut melihat sepintas ke arah Javier dan menatap dirinya dengan penuh kebencian tapi pemuda tampan tersebut tidak memperdulikannya.

Singkat cerita pemuda tampan tersebut sudah sampai di rumah sakit dan langsung di bawa ke UGD. Pemuda tampan tersebut duduk menunggu di ruang UGD sambil berharap Adira baik-baik saja.

'Aku akan menghubungi keluarganya.' Ucap pemuda tampan tersebut dalam hati sambil mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya.

Pemuda tampan tersebut menghubungi Daddy Rico dan sambungan pertama langsung di angkat.

("Ada apa Alex?" Tanya Daddy Rico tanpa basa basi).

("Maaf Tuan, Nona Adira berada di rumah sakit xxxxx xxxxx." Jawab Alex).

("Apa yang terjadi?" Tanya Daddy Rico dengan nada terkejut sekaligus menahan amarahnya).

("Saya kurang tahu Tuan, waktu saya di hubungi oleh Nona Adira untuk datang ke hotel tahu-tahu tubuh Nona Adira terguling - guling ke tangga." Jawab Alex).

("Apa ada yang Kamu curigai?" Tanya Daddy Rico dengan nada kuatir sambil masih menahan amarahnya).

("Ada seorang pria yang menatapku dengan tatapan kebencian. Saya tidak tahu apakah Dia pelakunya atau bukan." Jawab Alex).

("Baik, kami akan ke sana secepatnya." Jawab Daddy Rico).

Tut Tut Tut

Tanpa menunggu jawaban Daddy Rico memutuskan sambungan komunikasi secara sepihak. Sedangkan Alex menyimpan kembali ponselnya ke saku jasnya.

Alex adalah orang kepercayaan Adira untuk mengurus perusahaan cabang yang berada di kota itu. Ketika Adira menghubungi dirinya di mana suara Adira berbeda seperti biasanya membuat Alex secepat mungkin datang ke kantor.

'Nona Adira, Nona harus selamat karena Nona dan keluarga Nona sangat baik padaku dan juga keluargaku.' Ucap Alex dalam hati.

'Jika seandainya pria itu penyebab Nona terjatuh maka Aku akan membalasnya dan melakukan hal yang sama.' Sambung Alex dalam hati.

Hingga satu jam setengah kemudian Daddy Rico, Mommy Karen, Rey bersama istrinya yang bernama Katarina, Ray bersama istrinya yang bernama Abigail, Adara bersama suaminya yang bernama Kenzo sudah datang. Mereka berjalan ke arah Alex untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa sudah ada kabar?" Tanya Mommy Karen dengan wajah kuatir begitu pula dengan yang lainnya.

"Belum ada Nyonya." Jawab Alex.

Ceklek

Ketika Alex sudah menjawab bersamaan pintu ugd terbuka membuat mereka berjalan ke arah pintu tersebut di mana dokter tersebut keluar dari ruangan UGD dengan wajah sedih.

"Bagaimana keadaan putri kami, Dok?" Tanya mommy Karen dan Daddy Rico bersamaan.

"Keadaannya semakin bertambah kritis apalagi sepertinya Nona Adira tidak ada semangat untuk hidup." Jawab dokter tersebut.

"Bolehkah aku melihatnya Dok?" Tanya mommy Karen dan Daddy Rico bersamaan dengan wajah kuatir.

"Silahkan tapi maaf hanya bisa dua orang." Jawab dokter tersebut.

"Biar kami yang masuk untuk melihat putri kami." Ucap mommy Karen dan Daddy Rico bersamaan.

Dokter tersebut hanya menganggukkan kepalanya sedangkan mommy Karen dan Daddy Rico berjalan ke arah ruangan UGD di mana Adira berbaring kemudian melihat tubuh Adira seperti mumi dan banyak selang yang menempel di tubuhnya.

Ke dua orang tuanya hatinya sangat sakit melihat Adira seperti itu membuat Daddy Rico mendekatkan wajahnya ke arah telinga Adira.

'Sayang, Kamu harus bertahan dan harus kuat. Apakah kamu tidak ingin membalaskan dendam terhadap orang yang telah mencelakai mu?' Bisik Daddy Rico tepat di telinga Adira.

'Daddy akan membantumu untuk membalaskan dendammu.' Bisik Daddy Rico lagi.

Selesai mengatakan hal itu Daddy Rico berdiri dengan tegak kemudian menatap ke arah dokter tersebut.

"Jika di bawa ke luar negri untuk diobati di rumah sakit negara S, apakah bisa?" Tanya Daddy Rico.

"Tentu saja bisa tapi Tuan menunggu sampai keadaan Adira membaik setelah agak membaik Tuan harus menandatangani surat pernyataan." Jawab dokter tersebut.

"Baik." Jawab Daddy Rico singkat.

"Kalau begitu silahkan Tuan dan Nyonya menunggu di luar." Ucap dokter tersebut.

"Ok." Jawab Daddy Rico dengan singkat.

"Oh ya, jika ada yang menanyakan putri kami dengan menyerahkan foto tolong katakan padanya kalau gadis yang dicarinya sudah meninggal dunia dan di bawa oleh keluarganya karena aku tidak ingin putri kami celaka oleh pria itu untuk ke dua kalinya." Ucap Daddy Rico yang merasa kalau suatu saat nanti Javier akan mencarinya.

"Baik Tuan." Jawab dokter tersebut dengan patuh.

Daddy Rico dan Mommy Karen pergi meninggalkan ruangan tersebut dan berjalan ke arah ke tiga anak kembarnya dan ke tiga menantunya.

"Bagaimana keadaannya Mom, Dad?" Tanya ke tiga kakak kembarnya Adira bersamaan.

"Adik kalian masih tidak sadarkan diri, kalau keadaannya mulai membaik Adira akan kita pindahkan ke rumah sakit yang berada di luar negeri." Jawab Daddy Rico.

Mereka hanya menganggukkan kepalanya hingga tiga jam kemudian dokter kembali keluar dan mengatakan kalau Adira bisa di bawa keluar negri.

Rey dan Ray langsung mengurus biaya rumah sakit kemudian mereka pergi dengan menggunakan mobil pribadi kecuali Daddy Rico dan Mommy Karen menggunakan mobil ambulans menuju ke bandara.

xxxxxxx

Dua Bulan Kemudian

Seorang gadis yang tidak lain bernama Adira perlahan membuka matanya setelah dua bulan mengalami koma di mana keluarga besarnya bergantian menjaga Adira.

"Aku di mana?" Tanya Adira sambil memegangi kepalanya.

"Adira, Kamu ada di rumah sakit. Apakah ada yang sakit sayang?" Tanya Mommy Karen dengan nada kuatir begitu pula dengan Daddy Rico.

"Kepalaku sakit Mom, kenapa Adira ada di sini?" Tanya Adira sambil menatap ke arah Mommy Karen dan Daddy Rico secara bergantian.

"Alex menemukanmu ketika kamu jatuh dari tangga." Jawab Mommy Karen.

"Jatuh dari tangga? Kapan aku jatuh dari tangga? Kenapa aku tidak ingat?" Tanya Adira sambil memegangi kepalanya karena tiba-tiba terasa sakit ketika berusaha mengingat kejadian tersebut.

"Apakah kamu tidak ingat apa yang terjadi saat itu?" Tanya Mommy Karen tanpa menjawab pertanyaan Adira.

"Aku ... Aku ... Aku ... Akhhhhhhhh.... Sakittttt !!" teriak Adira sambil memegangi kepalanya seperti mau pecah.

Terpopuler

Comments

Yani Agustina

Yani Agustina

katanya javier itu dingin dan benci pada wanita krn pengkhianatan kekasihnya,tp pas adira difitnah bela & loren koq javier termakan fitnahan itu dan bilang adira mencelakai wanita yg disukainya ya??? Bingung sayaaa

2023-09-19

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Semoga Kevin hidup dgn rasa bersalah karena tdk mau jujur dgn Javier,Dan hidup Javier dgn penuh penyesalan karena menuduh tampa bukti

2023-06-15

0

Adila Ardani

Adila Ardani

buat Javier menyesal

2023-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Javier dan Adira
3 Javier dan Adira 2
4 Dua Bulan Kemudian
5 Penyesalan Javier
6 Mangga Muda
7 Mangga Muda 2
8 Ada Apa Ini?
9 Bertemu Dengan Ke Lima Anak Kembar
10 Adira
11 Acara Lomba
12 Menunggu
13 Javier Kecewa
14 Hanya Mimpi
15 Hanya Mimpi 2
16 Mimpi Berakhir
17 Pindah Sekolah
18 Adira dan Javier
19 Javier
20 Penyesalan Javier
21 Kerinduan Javier
22 I Love You So Much
23 Draft
24 Apa Mom?
25 Kebahagiaan Arsenio, Bagas, Cairo, Draco dan Edison
26 Lho Kok Belum Tidur?
27 Kenapa Aku Tidak Bisa Mengingatnya?
28 Rencana Jahat Bela dan Nelson
29 Kenapa Wajah Kalian Sedih?
30 Janji
31 Bahaya
32 Ada Yang Aneh
33 Melakukan Kejahatan
34 Apa yang harus Aku lakukan?
35 Kemarahan Javier
36 Tunggu Dulu
37 Kamu Harus Kuat
38 Daddy Janji
39 Adira Koma
40 Adira Sadar
41 Lepaskan Aku
42 Pernikahan Adira Dengan Javier
43 Lima Belas Tahun Kemudian
44 Membalaskan Dendam
45 Kematian Tuan Vincent
46 Menjalankan Misi Ke Dua
47 Membeli Mansion
48 Lalu Apa Maumu?
49 Kenapa Kalian Menangis
50 Mommy Karen
51 Mommy Karen Kecelakaan
52 Aku Minta Satu Hal
53 Ingin Menikah
54 Moko
55 Dua Mobi Hitam
56 Aku mohon bertahanlah
57 Tatapan Kebencian
58 Kesedihan Angelina
59 Kenapa lidahnya di gigit?
60 Lepaskan Dia
61 Racun
62 Meninggal Dunia
63 Dewi Arumi
64 Ciuman Pertama
65 Dasar
66 Kenapa Angelina menangis?
67 Anggota Keluarga
68 Dipindahkan
69 Hilang Ingatan
70 Dokter Cintya
71 Ada apa Arsenio?
72 Ditolak
73 Menemani Tidur
74 Tamat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal Mula
2
Javier dan Adira
3
Javier dan Adira 2
4
Dua Bulan Kemudian
5
Penyesalan Javier
6
Mangga Muda
7
Mangga Muda 2
8
Ada Apa Ini?
9
Bertemu Dengan Ke Lima Anak Kembar
10
Adira
11
Acara Lomba
12
Menunggu
13
Javier Kecewa
14
Hanya Mimpi
15
Hanya Mimpi 2
16
Mimpi Berakhir
17
Pindah Sekolah
18
Adira dan Javier
19
Javier
20
Penyesalan Javier
21
Kerinduan Javier
22
I Love You So Much
23
Draft
24
Apa Mom?
25
Kebahagiaan Arsenio, Bagas, Cairo, Draco dan Edison
26
Lho Kok Belum Tidur?
27
Kenapa Aku Tidak Bisa Mengingatnya?
28
Rencana Jahat Bela dan Nelson
29
Kenapa Wajah Kalian Sedih?
30
Janji
31
Bahaya
32
Ada Yang Aneh
33
Melakukan Kejahatan
34
Apa yang harus Aku lakukan?
35
Kemarahan Javier
36
Tunggu Dulu
37
Kamu Harus Kuat
38
Daddy Janji
39
Adira Koma
40
Adira Sadar
41
Lepaskan Aku
42
Pernikahan Adira Dengan Javier
43
Lima Belas Tahun Kemudian
44
Membalaskan Dendam
45
Kematian Tuan Vincent
46
Menjalankan Misi Ke Dua
47
Membeli Mansion
48
Lalu Apa Maumu?
49
Kenapa Kalian Menangis
50
Mommy Karen
51
Mommy Karen Kecelakaan
52
Aku Minta Satu Hal
53
Ingin Menikah
54
Moko
55
Dua Mobi Hitam
56
Aku mohon bertahanlah
57
Tatapan Kebencian
58
Kesedihan Angelina
59
Kenapa lidahnya di gigit?
60
Lepaskan Dia
61
Racun
62
Meninggal Dunia
63
Dewi Arumi
64
Ciuman Pertama
65
Dasar
66
Kenapa Angelina menangis?
67
Anggota Keluarga
68
Dipindahkan
69
Hilang Ingatan
70
Dokter Cintya
71
Ada apa Arsenio?
72
Ditolak
73
Menemani Tidur
74
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!