Javier dan Adira 2

Tanpa menjawab Javier berjalan ke arah Adira membuat Adira berjalan mundur hingga akhirnya Adira memasang kuda-kuda.

Bugh

Duag

Bugh

Duag

Bruk

Adira memukul dan terkadang menendang Javier membuat Javier ikut memukul dan menendang hingga Javier melihat ada kesempatan memukul tengkuk Adira membuat tubuh Adira ambruk dan tidak sadarkan diri.

Grep

Javier langsung memeluk tubuh Adira agar tidak terjatuh kemudian Javier menggendongnya ala bridal style dan berjalan menuju ke arah ranjang.

Javier yang sudah tidak bisa menahan hasratnya melempar tubuh Adira ke ranjang kemudian mengarahkan tangannya ke arah pakaian Adira.

Sretttt

Sretttt

Javier menarik pakaian Adira hingga akhirnya tubuh Adira polos tanpa sehelai benangpun. Javier menaiki tubuh Adira kemudian mencium bibir Adira dengan rakusnya. Ciuman Javier terasa kaku karena baru pertama kali melakukannya sedangkan Adira masih setia memejamkan matanya.

Tidak berapa lama tubuh mereka menyatu membuat Javier tersenyum. Senyuman pertama untuk seorang gadis yang tidak di sadari oleh Javier karena selama ini Javier tidak pernah memberikan senyuman tulus walau dengan gadis yang disukainya Javier tidak pernah tersenyum dengan tulus hanya berwajah datar dan dingin.

"Sttttt.... Sakit!!!" Rintih Adira ketika tubuhnya disatukan sambil memaksakan membuka matanya.

Javier yang sudah tidak bisa menahannya akibat pengaruh obatnya yang sangat kuat membuat Javier tidak memperdulikan rintihan kesakitan Adira

"Aku mohon, ini sakit sekali tolong lepaskan." Mohon Adira sambil mendorong tubuh kekar Javier namun tenaganya kalah jauh.

Tanpa menjawab Javier memberikan pemanasan kembali hingga rasa perih berganti rasa nikmat barulah Javier menggoyangkan pinggulnya secara berulang kali hingga setengah jam kemudian keluarlah lahar dari tombak sakti milik Javier dan sengaja dimasukkan ke dalam rahim Adira.

Setelah beberapa saat Javier menarik tombak saktinya kemudian menggulingkan tubuhnya ke arah samping sedangkan Adira hanya memejamkan matanya dengan air mata tidak berhenti keluar.

'Jika kak Javier tidak bertanggung jawab dan aku hamil, apa yang harus aku lakukan?' tanya Adira dalam hati sambil membalikkan badannya dan menutupi tubuh polosnya dengan menggunakan selimut.

'Aku tidak mungkin menggugurkannya karena dosaku akan semakin bertambah banyak,' sambung Adira dalam hati.

'Jika kak Javier tidak bertanggung jawab aku akan pergi dari kehidupannya agar rasa sakit ku berkurang," Sambung Adira dalam hati.

'Mungkin sudah takdirku kekasihku di rebut sahabat baikku dan kini harta yang selama ini aku jaga direnggut paksa oleh pria yang baru aku kenal hanya karena aku takut terjadi sesuatu dengan Kak Javier." sambung Adira dalam hati sambil memejamkan matanya.

Rasa penyesalan yang teramat sangat karena memperdulikan Javier yang sedang sakit, membuat Adira kehilangan harta berharganya. Adira hanya bisa menangis dan menangis sedangkan Javier tidak perduli asalkan hasratnya sudah terpenuhi.

Tidak membutuhkan waktu lama Adira tidur dengan pulas dengan mata bengkak karena habis menangis sedangkan Javier yang melihat Adira membalikkan badannya hanya diam kemudian ikut memejamkan matanya dan tidak berapa lama ikut tertidur dengan pulas.

Dua jam kemudian Javier merasakan tubuhnya panas kembali dan ingin melakukan hubungan suami istri membuat Javier menarik selimut Adira dan membuangnya secara asal membuat Adira memaksakan membuka matanya.

"Apa yang kak Javier lakukan?" tanya Adira dengan wajah terkejut.

"Obatnya berkerja kembali," jawab Javier sambil menaiki tubuh Adira.

"Obat apa?" Tanya Adira sambil mendorong tubuh Javier tapi tenaganya kalah jauh.

Tanpa menjawab Javier menyatukan kembali tubuhnya membuat Adira kembali memejamkan matanya sambil menggenggam seprai untuk menahan rasa perih hingga setengah jam kemudian barulah Javier berhenti bersamaan tombak saktinya mengeluarkan laharnya.

Javier menarik tombak saktinya kemudian menggulingkan tubuhnya ke arah samping sedangkan Adira hanya diam namun air matanya tidak berhenti keluar.

Empat kali Javier melakukan hubungan suami istri setelah itu Javier tumbang begitu pula dengan Adira yang tubuhnya terasa tidak bertulang dan mereka pun tidur dengan pulas dan tanpa sadar mereka saling berpelukan dan memberikan kehangatan masing-masing.

Malam berganti pagi perlahan Adira membuka matanya namun matanya membulat sempurna karena dirinya memeluk Javier membuat Adira melepaskan pelukannya membuat Javier terusik tidurnya.

"Kenapa kamu ada di sini? Apa yang kita lakukan?" tanya Javier dengan wajah terkejut.

Ketika Javier merasakan tubuhnya polos membuat Javier membuka selimutnya dan ternyata benar sedangkan Adira hanya diam hal itu membuat Javier menatap Adira dengan tatapan membunuh.

"Kak Javier kemungkinan terkena obat perang sang dan ...." ucapan Adira terpotong oleh Javier.

"Dan kamu dengan sengaja menyerahkan tubuhmu agar aku mau menikah denganmu? Benar bukan?" tanya Javier sambil tersenyum menyeringai.

"Aku bukan wanita seperti i..." ucapan Adira kembali terpotong oleh Javier.

"Aku tidak akan bertanggung jawab apalagi mau menikah denganmu karena aku tahu kamu wanita licik, berapa yang kamu minta?" tanya Javier sambil bangun dari ranjang untuk mengambil dompetnya yang tergeletak di meja dekat ranjang.

Duar                Duar

Bagai petir di siang hari itu yang dirasakan oleh Adira membuat Adira mengeluarkan kembali air mata sambil berusaha bangun dan turun dari ranjang sambil memunguti pakaiannya namun pakaiannya robek.

Adira mengambil pakaian milik Javier kemudian memakainya sambil menahan rasa perih pada bagian privasinya.

"Ini aku berikan kartu kredit gold dan aku rasa cukup membeli mahkotamu dan menggugurkan kandungan mu jika nanti kamu hamil." ucap Javier sambil melemparkan kartu kredit gold miliknya ke arah wajah Adira tanpa memperdulikan kemejanya dikenakan oleh Adira.

"Tidak perlu," jawab Adira sambil berjalan ke arah pintu kamar milik Javier dengan perasaan hancur.

"Cih... Aku tidak percaya kalau kamu tidak mau, apa masih kurang?" tanya Javier dengan nada menghina.

"Simpan saja uang kak Javier," jawab Adira sambil membalikkan badannya dan menatap wajah tampan Javier dengan wajah penuh kecewa.

Adira membalikkan badannya lalu membuka pintu kamarnya dan berjalan ke arah lorong menuju ke kamarnya bersamaan Kevin membuka pintu kamarnya. Kevin sangat terkejut dengan wajah sembab Adira.

"Ada apa Nona?" tanya Kevin.

"Tidak ada apa - apa, aku ingin berjalan ke arah kamarku," ucap Adira sambil tersenyum menutupi kesedihannya sambil menahan rasa perih pada bagian privasinya di tambah hatinya yang sangat hancur.

"Aku akan temani Nona," ucap Kevin yang tidak tega melihat cara jalan Adira.

Adira hanya diam dan terus berjalan dengan pikiran kosong membuat Kevin tidak tega dan membantu Adira berjalan hingga Adira berhenti di depan pintu.

Adira menggesek kartu akses setelah terdengar bunyi klik barulah Adira masuk ke dalam kamarnya sedangkan Kevin membalikkan badannya.

"Kak Kevin, jangan ceritakan apa yang telah terjadi semalam. Biarkan Kak Javier menganggap diriku perempuan jahat atau perempuan yang tidak tahu diri." Pinta Adira.

"Memang kenapa Nona?" Tanya Kevin dengan wajah bingung.

"Katakan saja yang baru saja aku katakan." Ucap Adira sambil menutup pintu kamarnya.

Kevin hanya menganggukkan kepalanya sedangkan Adira menangis di balik pintu membuat Kevin semakin merasa bersalah karena secara tidak langsung telah menghancurkan masa depan Adira.

Setelah puas menangis Adira masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket sekaligus membersihkan tubuhnya yang sangat kotor.

Hingga setengah jam kemudian Adira sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai. Adira menghubungi seseorang untuk datang setelah selesai Adira menyimpan ponselnya ke dalam tasnya.

Semua pakaian dimasukkan ke dalam koper sedangkan pakaian kotor dimasukkan di dalam kantong plastik untuk dimasukkan ke dalam koper agar tidak tercampur.

"Sebenarnya selain reuni Aku ingin menikmati pemandangan di sini sambil menyelesaikan pekerjaan kantor tapi ternyata ..." Ucap Adira menggantungkan kalimatnya sambil kembali mengeluarkan air matanya.

'Apa yang akan Aku katakan sama Mommy, Daddy dan ke tiga kakakku? Oma, Opa, Mommy, Daddy, Kak Rey, Kak Ray dan Kak Adara serta keluarga besar ku maafkan adikmu ini yang telah membuat malu keluarga.' ucap Adira dalam hati.

Setelah dirinya tenang, Adira menghapus air matanya dengan kasar kemudian Adira berjalan keluar dari kamarnya menuju ke arah lift namun ketika mereka melewati tangga dua orang gadis yang sejak tadi menunggu kedatangan Adira dengan sengaja mendorong Adira.

"Akhhhhhhhh...." Teriak Adira.

Tubuh Adira terguling - guling hingga jatuh ke lantai dua dengan darah keluar dari kepala, hidung dan mulut. Tiba-tiba salah satu dari gadis tersebut yang tadi mendorong Adira di mana pakaiannya banyak noda darah berbaring di samping Adira yang berusaha untuk berdiri.

Teriakan Adira terdengar jelas oleh Javier dan Kevin yang kebetulan mereka sedang membuka pintu kamar mereka untuk keluar dari kamarnya masing-masing.

xxxxxxxxxx Flash Back On xxxxxxxx

Sepeninggal Adira, Javier masuk ke dalam kamar mandi namun hati kecilnya merasa bersalah terhadap Adira membuat Javier berdecak kesal kemudian mandi dengan secepat kilat, setelah selesai mandi Javier memakai pakaian santai juga secepat kilat.

Sedangkan Kevin setelah membantu mengantar Adira ke kamarnya, Kevin berjalan ke arah kamarnya untuk bersiap membereskan barang-barangnya. Setelah selesai Kevin berjalan ke arah kamar milik Javier.

Tok Tok Tok

Ceklek

Seperti biasa Kevin mengetuk pintu sebanyak tiga kali dan tanpa menunggu jawaban Kevin membuka pintu kamar milik Javier bersamaan terdengar suara teriakan Adira.

xxxxxxxxx Flash Back Off xxxxxxxx

Javier langsung membalikkan badannya dan berjalan ke arah sumber suara dengan langkah lebar.

"Siapa yang berteriak?" Tanya Javier yang sudah memakai pakaian santai ketika melihat Kevin melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah tangga.

"Saya mendengar suara teriakan seorang wanita" jawab Kevin.

"Apa???" teriak Javier dengan wajah terkejut.

Javier dengan langkah cepat menyusul Kevin hingga mereka berada di tangga dan melihat apa yang telah terjadi.

Serempak mata mereka membulat sempurna karena melihat seorang gadis tergeletak dengan pakaiannya banyak bercak darah sedangkan Adira mengecek leher gadis tersebut namun mereka melihat kalau Adira ingin mencekik gadis tersebut.

Bruk

"Loren!" Teriak seorang pria sambil berlari kemudian mendorong tubuh Adira dengan kasar hingga terbentur tembok.

"Apa salah putri ku? Kamu gadis sangat jahat!" Teriak pria tersebut sambil menggendong Loren ala bridal style dan di bawa pergi oleh pria tersebut.

"Adira, Aku dan Loren adalah sahabat baikmu tapi kenapa kamu jahat mendorong Loren? Padahal Loren itu sangat baik padamu." ucap Bela sambil menatap Adira dengan wajah pura-pura sedih.

Adira terdiam namun hatinya sangat kecewa dan hidupnya hancur sebanyak tiga kali pertama dirinya kehilangan harta berharganya yang selama di jaganya, ke dua dirinya di rendahkan oleh Javier dan yang ke tiga Bela yang dianggap sahabatnya tega memfitnah dirinya.

'Kepala, tubuh dan bagian privasi ku sangat sakit dan perih seperti tidak bertulang. Bela tidak menolongku tapi malah menuduhku yang bukan-bukan.' ucap Adira dalam hati.

'Ketika sahabatku Loren merebut kekasihku dan sahabatku Bela memfitnahku hatiku sakit tapi kenapa hatiku lebih sangat sakit ketika aku sudah kehilangan harta berhargaku dan direndahkan oleh Kak Javier?' Tanya Adira dalam hati dengan mata berkaca-kaca.

'Jika aku masih diberikan kesempatan untuk hidup aku ingin melupakan semua yang menyakitkan ini.' Ucap Adira dalam hati.

'Oma, Opa, Mommy, Daddy, Kak Rey, Kak Ray, Kak Adara dan semuanya maafkan Aku yang sudah membuat kalian malu.' Ucap Adira dalam hati.

Adira adalah putri ke empat sekaligus putri bungsu dari pasangan Daddy Rico dengan Mommy Karen.

Perasaan kecewa yang teramat sangat terhadap ke dua sahabatnya di mana Loren merebut kekasihnya dan Bela yang memfitnah nya di tambah perkataan Javier membuat Adira ingin melupakannya dan tidak ingin mengenal mereka.

'Seandainya saja bisa, Aku ingin melupakan apa yang telah terjadi saat ini. Melupakan Kak Javier, Bela dan Loren orang yang telah membuatku terluka namun tidak berdarah.' Ucap Adira dalam hati.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkw kamu itu di beri obat perangsang Javier,Bukannya mabok todi sehingga kamu bisa gak sadar apa yg tlah kamu lakukan..Hadeeuuh🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️ Tuh tanya si Kevin..

2023-06-15

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Biasanya sekali jalan dan lama,Tapi sekarang kenapa ada on off nya 🤣

2023-06-15

0

Yayuk Triatmaja

Yayuk Triatmaja

Siap, terima kasih

2023-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Javier dan Adira
3 Javier dan Adira 2
4 Dua Bulan Kemudian
5 Penyesalan Javier
6 Mangga Muda
7 Mangga Muda 2
8 Ada Apa Ini?
9 Bertemu Dengan Ke Lima Anak Kembar
10 Adira
11 Acara Lomba
12 Menunggu
13 Javier Kecewa
14 Hanya Mimpi
15 Hanya Mimpi 2
16 Mimpi Berakhir
17 Pindah Sekolah
18 Adira dan Javier
19 Javier
20 Penyesalan Javier
21 Kerinduan Javier
22 I Love You So Much
23 Draft
24 Apa Mom?
25 Kebahagiaan Arsenio, Bagas, Cairo, Draco dan Edison
26 Lho Kok Belum Tidur?
27 Kenapa Aku Tidak Bisa Mengingatnya?
28 Rencana Jahat Bela dan Nelson
29 Kenapa Wajah Kalian Sedih?
30 Janji
31 Bahaya
32 Ada Yang Aneh
33 Melakukan Kejahatan
34 Apa yang harus Aku lakukan?
35 Kemarahan Javier
36 Tunggu Dulu
37 Kamu Harus Kuat
38 Daddy Janji
39 Adira Koma
40 Adira Sadar
41 Lepaskan Aku
42 Pernikahan Adira Dengan Javier
43 Lima Belas Tahun Kemudian
44 Membalaskan Dendam
45 Kematian Tuan Vincent
46 Menjalankan Misi Ke Dua
47 Membeli Mansion
48 Lalu Apa Maumu?
49 Kenapa Kalian Menangis
50 Mommy Karen
51 Mommy Karen Kecelakaan
52 Aku Minta Satu Hal
53 Ingin Menikah
54 Moko
55 Dua Mobi Hitam
56 Aku mohon bertahanlah
57 Tatapan Kebencian
58 Kesedihan Angelina
59 Kenapa lidahnya di gigit?
60 Lepaskan Dia
61 Racun
62 Meninggal Dunia
63 Dewi Arumi
64 Ciuman Pertama
65 Dasar
66 Kenapa Angelina menangis?
67 Anggota Keluarga
68 Dipindahkan
69 Hilang Ingatan
70 Dokter Cintya
71 Ada apa Arsenio?
72 Ditolak
73 Menemani Tidur
74 Tamat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal Mula
2
Javier dan Adira
3
Javier dan Adira 2
4
Dua Bulan Kemudian
5
Penyesalan Javier
6
Mangga Muda
7
Mangga Muda 2
8
Ada Apa Ini?
9
Bertemu Dengan Ke Lima Anak Kembar
10
Adira
11
Acara Lomba
12
Menunggu
13
Javier Kecewa
14
Hanya Mimpi
15
Hanya Mimpi 2
16
Mimpi Berakhir
17
Pindah Sekolah
18
Adira dan Javier
19
Javier
20
Penyesalan Javier
21
Kerinduan Javier
22
I Love You So Much
23
Draft
24
Apa Mom?
25
Kebahagiaan Arsenio, Bagas, Cairo, Draco dan Edison
26
Lho Kok Belum Tidur?
27
Kenapa Aku Tidak Bisa Mengingatnya?
28
Rencana Jahat Bela dan Nelson
29
Kenapa Wajah Kalian Sedih?
30
Janji
31
Bahaya
32
Ada Yang Aneh
33
Melakukan Kejahatan
34
Apa yang harus Aku lakukan?
35
Kemarahan Javier
36
Tunggu Dulu
37
Kamu Harus Kuat
38
Daddy Janji
39
Adira Koma
40
Adira Sadar
41
Lepaskan Aku
42
Pernikahan Adira Dengan Javier
43
Lima Belas Tahun Kemudian
44
Membalaskan Dendam
45
Kematian Tuan Vincent
46
Menjalankan Misi Ke Dua
47
Membeli Mansion
48
Lalu Apa Maumu?
49
Kenapa Kalian Menangis
50
Mommy Karen
51
Mommy Karen Kecelakaan
52
Aku Minta Satu Hal
53
Ingin Menikah
54
Moko
55
Dua Mobi Hitam
56
Aku mohon bertahanlah
57
Tatapan Kebencian
58
Kesedihan Angelina
59
Kenapa lidahnya di gigit?
60
Lepaskan Dia
61
Racun
62
Meninggal Dunia
63
Dewi Arumi
64
Ciuman Pertama
65
Dasar
66
Kenapa Angelina menangis?
67
Anggota Keluarga
68
Dipindahkan
69
Hilang Ingatan
70
Dokter Cintya
71
Ada apa Arsenio?
72
Ditolak
73
Menemani Tidur
74
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!