Ranjang Panas Sang CEO 5
Seorang pria yang sangat tampan pergi ke apartemennya di mana apartemen tersebut diberikan untuk kekasihnya. Pria tampan tersebut habis melakukan perjalanan bisnis dari luar negri dan ingin memberikan kejutan untuk kekasihnya.
Pria tampan tersebut masuk ke dalam apartemen karena dirinya tahu nomer pin apartemennya.
'Pasti kekasihku sangat kaget karena aku mengatakan akan pulang dua hari lagi.' Ucap pemuda tampan tersebut dalam hati sambil membawa satu buket bunga mawar merah dan kalung berlian.
Pemuda tampan tersebut berjalan dengan perlahan menuju ke kamar kekasihnya namun Dirinya sangat terkejut mendengar dua suara menjijikan di mana saling bersahutan.
"Sayang, terus ... Ahhhhhhh." Ucap gadis tersebut sambil mengeluarkan suara merdunya.
Pemuda tampan tersebut diam membatu karena dirinya sangat familiar dengan suara tersebut.
Brak
Setelah bisa menguasai hatinya pemuda tampan tersebut menendang pintu kamarnya dan matanya membulat sempurna melihat kekasihnya berada di bawah sedangkan pria yang menjadi musuh bisnisnya berada di atas.
Pemuda tampan tersebut langsung menjatuhkan bunga mawar tersebut kemudian berjalan ke arah mereka di mana pria tersebut menarik tombak sakti nya kemudian turun dari ranjang untuk memakai celana boxer nya.
"Dasar brengs*k!" Bentak pemuda tampan tersebut sambil mengeluarkan pistolnya dari saku jasnya.
Dor
"Akhhhhhhhh...." Teriak pria tersebut.
Bruk
Pemuda tampan tersebut menarik pelatuknya sambil diarahkan ke kening pria tersebut kemudian menembak nya membuat pria tersebut berteriak kesakitan dan langsung ambruk seketika dengan tubuh kejang-kejang lalu menghembuskan nafas terakhirnya.
"Akhhhhhhhh..." Teriak gadis tersebut dengan wajah ketakutan sambil menutupi tubuh polos nya dengan menggunakan selimut.
"Aku sebenarnya ingin memberikan kejutan untukmu tetapi yang ada aku mendapatkan kejutan darimu." Ucap pemuda tampan tersebut dengan nada dingin.
"Javier, maafkan aku." Mohon gadis tersebut sambil mengeluarkan air mata buayanya agar dirinya tidak di tembak.
"Tidak ada maaf untuk seorang pengkhianat." Ucap Javier sambil mengarahkan pistol nya ke arah kening gadis tersebut.
"Sayang, maafkan aku ... pria itu memaksanya agar melakukan hubungan suami istri." Ucap gadis tersebut berbohong.
"Aku tidak percaya karena aku mendengar jelas suara menjijikkan dari mulut mu itu." Ucap Javier sambil tersenyum menyeringai.
Dor
Akhhhhhhhh...." Teriak gadis tersebut.
Bruk
Javier menarik pelatuknya sambil diarahkan ke kening kekasihnya kemudian menembak nya membuat kekasihnya tersebut berteriak kesakitan dan langsung ambruk seketika dengan tubuh kejang-kejang lalu menghembuskan nafas terakhirnya.
Javier langsung menghubungi orang kepercayaannya yang bernama Kevin untuk mengurus ke dua jenasah yang barusan di bunuhnya.
Sejak kejadian tersebut Javier sangat membenci semua gadis, siapa saja yang mendekatinya akan mati di tembak oleh Javier.
xxxxxxxxxx
"Tuan, besok ada acara ulang tahun pernikahan Tuan Leon dengan Nyonya Renata di negara S, apakah Tuan akan datang?" Tanya Kevin yang berkerja sebagai sekretaris sekaligus tangan kanannya.
"Tentu saja datang." Jawab Javier.
"Kalau begitu, saya pamit Tuan." Pamit Kevin.
Javier hanya menganggukkan kepalanya kemudian Kevin pergi meninggalkan ruangan Javier sedangkan Javier kembali mengecek dokumen yang menumpuk.
Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam dan malam pun berganti pagi, begitu seterusnya.
Kini Javier dan Kevin pergi untuk menghadiri acara ulang tahun pernikahan Tuan Leon dengan Nyonya Renata.
Hanya membutuhkan waktu dua jam, mereka sampai di negara tujuan. Mereka mendapatkan tempat penginapan di hotel karena acara ulang tahun pernikahan Tuan Leon dengan Nyonya Renata di hotel milik Tuan Leon dan diadakan pada malam hari.
Javier dan Kevin mendapatkan dua kamar, Javier dan Kevin membuka koper mereka dan memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. Setelah beres Javier dan Kevin keluar dari kamarnya.
"Setelah ini kita mau melakukan apa?" tanya Javier.
"Bagaimana kalau Kita jalan - jalan?" Tanya Kevin memberikan usulan.
"Bagus juga idemu," jawab Javier.
"Terima kasih Tuan. Oh ya kita jalan kemana, Tuan?" tanya Kevin.
"Kemana saja." Jawab Javier.
"Baik Tuan." jawab Kevin.
Javier dan Kevin berjalan dengan santai sambil menikmati udara segar hingga tanpa sengaja Javier dan Kevin melihat dua orang gadis cantik sedang berkelahi dengan dua orang preman.
Javier dan Kevin yang ingin membantu terpaksa membatalkan niatnya karena ke dua gadis cantik tersebut ternyata berhasil mengalahkan ke dua preman tersebut.
Ke dua gadis tersebut memberikan tas milik seorang nenek kemudian berjalan ke arah mereka.
"Sore kak," sapa ke dua gadis cantik tersebut dengan serempak sambil tersenyum ke arah Javier dan Kevin.
Javier dengan wajah polosnya menatap ke arah samping kanan dan kiri kemudian ke arah belakang kemudian kembali menatap ke arah ke dua gadis tersebut.
"Kalian menyapa ku?" tanya Javier sambil menunjuk ke dadanya.
Kevin hanya diam mendengarkan Javier berbicara dengan ke dua gadis tersebut.
"Benar kak, memang siapa lagi," jawab gadis pertama sambil tersenyum.
"Boleh kita kenalan?" tanya gadis pertama.
"Tidak," jawab Javier dengan singkat dan padat.
Tanpa menunggu jawaban dari ke dua gadis tersebut, Javier pergi meninggalkan ke dua gadis tersebut dengan diikuti oleh Kevin.
Kepergian ke dua pria tampan itu membuat ke dua gadis tersebut saling menatapnya dengan tatapan bingung.
"Sombong banget," ucap gadis pertama.
"Sudahlah lebih baik kita masuk ke dalam hotel tubuhku sangat lengket," ucap gadis ke dua sambil berjalan ke arah lobby hotel.
Javier dan Kevin mendengar ucapan gadis pertama karena pendengaran mereka sangat tajam jadi walau mereka berjalan agak jauh Javier dan Kevin masih bisa mendengar percakapan ke dua gadis tersebut tapi mereka tidak memperdulikannya asalkan tidak mengusik mereka dan keluarganya.
Tanpa sepengetahuan mereka dua pasang mata menatapnya dengan tatapan tajam kemudian masuk ke dalam lobby hotel untuk menginap di hotel tersebut.
Javier dan Kevin berkeliling menikmati suasana di kota tersebut tanpa memperdulikan tatapan lapar para gadis dan para wanita setelah lelah mereka kembali ke hotel untuk memesan makanan.
Namun semua meja sudah penuh dan hanya ada dua kursi kosong di mana meja tersebut ada empat kursi. Di mana dua kursi tersebut sudah isi oleh dua gadis yang tadi ditemui oleh Javier dan Kevin.
"Tuan Muda Javier semua meja penuh dan hanya ada dua kursi kosong itu," ucap Kevin sambil menunjuk ke arah meja kosong.
"Kita makan di luar saja," ucap Javier yang tidak mau duduk bersama ke dua gadis tersebut.
Salah satu gadis tersebut yang tadi mengajaknya berkenalan tapi Javier dan Kevin tidak mau karena mereka anti dengan para gadis ataupun wanita.
"Baik Tuan." Jawab Kevin patuh.
Kini Javier dan Kevin pergi ke restoran yang berada di sebrang, Javier memesan makanan agak banyak membuat Kevin menatap Javier dengan tatapan bingung.
"Tuan Muda Javier tidak salah pesan makanan sebanyak itu?" tanya Kevin penasaran.
"Tidak," jawab Javier singkat.
Hening
Hening
"Aku tahu kenapa Tuan muda Javier memesan makanan sebanyak itu," ucap Kevin tiba - tiba setelah beberapa saat mereka saling terdiam.
"Apa?" tanya Javier penasaran sambil menaikkan salah satu alis matanya.
"Pasti gara - gara ke dua gadis tadi makanya Tuan memesan makanan sebanyak ini," tebak Kevin.
"Tidak juga, sudahlah aku tidak mau membicarakan mereka," ucap Javier.
"Memang kenapa Tuan?" tanya Kevin kepo.
"Bikin tidak naf*u makan," jawab Javier.
Kevin hanya tersenyum melihat Javier yang terlihat dengan jelas wajah kesalnya terhadap ke dua gadis tersebut.
Mereka makan dalam diam hingga setengah jam kemudian makanan yang di meja habis tanpa sisa.
Mereka melanjutkan percakapannya hingga setengah jam kemudian mereka sudah selesai mengobrol dan mereka pergi dari restoran tersebut menuju ke arah hotel tempat mereka menginap.
Detik, menit dan jam berjalan dengan cepatnya dan tidak terasa acara ulang tahun pernikahan Tuan Leon dengan Nyonya Renata sudah di mulai. Javier dan Kevin bersama rekan bisnis lainnya kini sudah berada di ruang pesta.
Javier dan Kevin tidak sengaja bertemu kembali dengan ke dua gadis tersebut begitu pula sebaliknya namun Javier dan Kevin tidak memperdulikan keberadaan mereka hingga seorang pria paruh baya sekaligus rekan bisnisnya bersama putrinya mendekati Javier.
"Selamat malam Tuan - Tuan," Sapa seorang pria paruh baya.
"Malam." Jawab Kevin singkat yang menjawab sapaan pria paruh baya tersebut.
'Si*l, sombong banget, lihat saja nanti jika putriku sudah menikah denganmu maka putriku akan membuatmu miskin dan saat itu juga Aku serta putriku akan menendang mu." ucap pria paruh baya tersebut dalam hati sambil menahan amarahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Muhamad Bardi
aq mampir kak thor...aq baru baca udah terhipnotis sama ceritanya😊😊
2023-05-13
0
Yayuk Triatmaja
Terima kasih
2023-05-03
0
Sumawita
hadir Kak
2023-05-03
0