Menjalani Hubungan 1

Setelah Andri membisikan kata-kata itu kepada Dewi, Dewi diam seperti patung karena tak menyangka Andri akan berkata seperti itu pada dia. Tak sempat menjawab, tiba-tiba Andri memegang tangannya Dewi.

Dewi menantap Andri dengan perasaan yang aneh, entah dia mulai merasakan getaran cinta atau tidak setelah sekian lama berpisan dengan hendra. Andri sadar dengan tatapan Dewi dari ujung matanya. Sebenarnya Dewi ragu dengan pernyataan cinta yang dibisikan ketelinga dia.

"Wi, aku mencintaimu dari sejak SMP. Namun aku takut dan ragu mengungkapkannya, karena aku takut kau tak menghiraukannya. Karena waktu itu kamu sedang bersama orang lain." Tegasnya dan diulangi lagi kata-kata yang dibisikan tadi.

CUP...

Tak sadar Andri langsung mengecup bibirnya dewi, karena tatapan Dewi membuat dia tergugah baginya tanpa jawaban Dewi dia tak akan memaksanya karena baginya sudah dekat dengan Dewi sudah membuatnya bahagia. Namun kata-kata tadi membuat Dewi tak habis pikir karena tak Dewi ketahui bahwa Andri sudah mencintainya sejak dulu. Sepontan Dewi mendorong andri yang sedari tadi menatapnya. Karena dia kaget dan terbelalak ketika Andri mengecup bibirnya.

"Apa yang kau lakukan? Aku hanya minta mengajariku bukan mencuimku," Dewi memarahi Andri, tanpa sadar butiran bening turun dari sudut mata Dewi. Andripun yang melihatnya langsung menggenggam tangan Dewi yang ingin lari dari andri. "Wi, maafkan aku, bukan maksud aku untuk melakukan itu.

Tapi, aku harap kamu mengerti atas perlakuanku tersebu". Ucap Andri, Dewi tak menghiraukan dia hanya diam. "Wi, aku mohon bicaralah.. aku tak bisa tanpamu Dewi". Ucap Andri sekali lagi, Dewi sambil terisak. "Bukan seperti ini yang aku mau, jika mencintaiku tidak perlu seperti ini". Merekapun tediam...

"Apa yang harus katakan, sejujurnya cintamu terbalas olehku tapi caramu membuatku takut dan kaget sehingga aku tak yakin kalau kamu menyatakan cinta padaku. Maka dari itu aku tak pernah menjelaskan apa yang ku rasasakan padamu. " Gumam Dewi dalam hati

Satu minggu setelah kejadian itu Andri menyuruh Mimin untuk menemuiku. Karena Andri ingin menjelaskan semuanya yang terjadi pada Andri dan dia, sebab Andri tak mau Dewi salah paham dengan semuanya yang menyebabkan Dewi pergi darinya. Makanya Andri menyuruh Mimin untuk ke rumah Dewi dan membawanya datang ke rumahnya, karena Miminlah yang bisa membantunya.

Kedatangan Mimin kerumahku mengejutkat, karena dia tidak tau kalau temannya itu akan datang ke rumahnya. "Tidak biasanya Mimin ke sini." Gumam Dewi membuat dia mengerutkan dahi yang lagi bingung.

Dengan menampilkan senyuman yang menyambut kedatangan temannya, Dewi di hampiri Mimin. Sekedar basa basi dia menyapa temannya karena dia tak mau terlalu lama berbicara dengan temannya itu.

"Haii Dewi," dengan menyungkingkan senyuman Mimin dipersilahkan masuk. Karena dia tak tega membiarkan temnnya itu berdiri saja di depan pintu. "Masuk dan silahlan duduk Min, mau minum apa? Apa ada hal penting sampai kamu kerumahku? " Ucap Dewi dengan menyelidiki maksud temannya itu datang kerumahnya dengan tiba-tiba.

"Emm tidak udah Wi, sebenarnya aku kesini atas perintah ibunya Andri, tapi aku ragu kau akan datang bersamaku ke rumahnya. Katanya dia ingin menjelaskan sesuatu kepadamu, makanya dia menyuruhku ke sini. Makanya aku datang ke rumah mu tiba-tiba karena Andri terserang demam, kata ibunya andri menolak semua makanan yang di buatnya. sampai-samai ibunya bingung harus bagaimana lagi, karena dia mengigau terus-terusan memanggil namamu." Ucap Mimin dengan sendu, mendengar ucapan Mimin membuat Dewi menunduk diam seribu bahasa, dalam hatinya bergejolak tak percaya mengapa sampai seperti itu. Apa benar yang dikatakan temnnya itu? Atau akal-akala Andri saja supaya aku menemiunya. Setelah banyak pertimbangan akhitnya Dewi menyepakati untuk datang menemui Andri.

"Baiklah Min aku akan ikut denganmu, sebenyar aku siap-siap dulu. Tunggu saja aku tak akan lama, sambil dimakan ya cemilannya soalnya cuma itu saja." Setelah berbicara itu kepada Mimin, Dewipun bergegas kekamarnya mengganti pakaiannya dan berpamitan kepada ibunya untuk pergi menemui temannya yang lagi sakit, itu alasan dewi pada ibunya.

Merekapun datang ke rumah Andri namun, mereka tidak bisa menemui Andri dkarenakan andri dibawa keluarganga ke rumah sakit. Karena, penyakitnya semakin parah dengan keterangan yang di dengar dari sodara Andri. Dewipun murung dia merasa bersalah akan kelakuannya pada Andri. Tak menunggu lama Mimin dan Dewi pergi ke rumah sakit yang di sebutkan sodaranya, tak beselang lama Dewi dan Mimin sampai di rumah sakit yang dituju. Mimin melihat ibunya andri yang mau masuk keruangan.

"Selamat siang tante?" Ucap Mimin seraya melihat Dewi dengan tatapan tajam namun, menyunggingkan senyuman terpaksa. "Min, ini yang Dewi?" Ucapnya, seakan ingin mengintrograsi Dewi. "Iya, benar tante." Jawab Mimin.

Ditariklah tangan Dewi secara perlahan oleh ibunya Andri. Walau marah pada Dewi, setidaknya Dia ada di sini bisa menyadarkan Andri. "Mari masuklah, Andri akan bahagia jika kau datang." Ucap ibu Andri, yang membuat Dewi bernafas lega. Dilihatlah orang yang dicintai Dewi terbaring dengan selang infus ditangannya. "Dia belum sadarkan diri dari tadi pagi, aku tak tau harus bagaimana." Ibunya berbicara sambil terisak.

Dewi menarik nafas seakan rasa bersalahnya semakin nemekan. "Bolehkah aku melihatnya," seraya Dewi berjalan ke arah andri dengan isyarat anggukan ibunya. duduklah Dewi disebelah Andri dengan lirih Dewi memegang Andri. "Dri, kenapa kamu sampai begini, apa ini perbuatanku?" Tanpa sadar butiran putih hendarat ditangan Andri yang sedang tidur. Dewi yang menatan andri dengan sendu, dia merasakan gerakan tangan Andri. "Kau sudah sadar Dri?" Seraya Dewi mengusap pipinya. Melihat sekilas mata Andri terbuka, dan melihat sekeliling. "Dewi?" Ucapnya lirih. "Sudah jangan memaksa ingin bangun, aku tak akan kemana-mana." Ucap dewi, mendekati Andri yang ingin bangun.

Ibu Andri dan Mimin sengaja keluar mereka tidak mau mengganggu antara mereka yang memiliki kesalah pahaman, yang membuat Andri masuk rumah sakit. "Wi.." Ucap Andri, sepontan Dewi mendaratkan kecupan pada bibir Andri. "Maaf..." Ucap dewi, dengan tatapan Andri yang menyunggikan senyuman, membuat muka Dewi memerah. "Terina kasih kau datang padaku, maafkan waktu itu bukan maksudku bermaksud seperti itu tapi, aku hanya ingin menunjukan cintaku dengan tindakan. Apa kau bersedia menjadi perempuan yang mengisi hari-hariku Wi?" Ucapnya, Dewi tersenyum dan menganggukan kepalaya seraya mengiyakan kertanyaan dari Andri. Keduanyapun berpelukan dan tak sengaja andri mengecup lagi bibirnya Dewi yang terkagetkan, dengan kedatangan Mimin dan ibunya.

Bersambung

EMM MAAF YA KALAU MISALNYA MASIH ADA KEKURANGAN MASIH BELAJAR. JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, DAN VOTE YA!!!

Terpopuler

Comments

M. Haikal Arif Khairil

M. Haikal Arif Khairil

Kereeen banget

2021-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!