Bab 2_Kehidupan Yang Menyedihkan

Setelah keluar dari perusahaan terbesar di negara ini Alina segera cepat menuju jalan raya untuk mencari kendaraan umum yang ia gunakan untuk kembali ke rumah.Di siang hari yang sangatlah terik ini Alina sedang berdiri menunggu angkutan umum yang belum kunjung ada,karena sekarang sudah jarang ada angkutan umum,karena sudah ada taksi yang lebih nyaman.Namun walau panas matahari yang terik menyinari Alina tidak membuat ia merasa lelah menunggu karena ia tidak punya banyak ongkos untuk membayar taksi.

Akhirnya setelah beberapa lamanya ia menunggu terlihat angkutan umum yang melintas di hadapanya,membuat Alina senang bukan main.Segeralah ia menyetop angkutan umum tersebut,kemudian ia masuk ke dalam angkutan umum yang membuat ia semakin panas dan gerah karena banyaknya orang yang sudah ada di dalamnya.Namun Alina hanya diam sambik menahan panas yang menyerang tubunya.

"Habis darimana neng kok pakaiannya rapi banget?"tanya seorang ibu-ibu yang bertubuh gemuk sambik tersenyum.

"Saya habis melamar pekerjaan bu"jawab Alina sambil tersenyum tanda hormat dengan orang yang lebih tua,sejak kecil Alina sudah di ajarkan sopan santun oleh ibunya agar Alina saat dewasa nanti mempunyai sifat yang sopan dan santun serta menghormati orang tuanya.

"Wah,semoga di terima ya neng"doa ibu-ibuk tersebut,yang membuat Alina bahagia karena masih ada orang yang mendoakannya.

"Amiinn,terima kasih banyak bu"ucap Alina tersenyum manis.

"Sama-sama neng"balas ibu-ibu tersebut.

"Pak,nanti saya turun di depan situ ya pak"ucap Alina kepada sopir angkutan umum agar ia di turunkan di depan yang merupakan jalan menuju gang perumahannya yang sederhana.

"Baik neng"jawab sopir angkutan umum tersebut.

Setelah beberapa lama angkutan umum tersebut berhenti di tempat yang di tunjukan alina tadi.Alina pun segera menanyakan ongkosnya.

"Berapa ongkosnya pak"tanya Alina.

"10 ribu aja neng"jawab sopir.

"Baiklah ini uangnya pak"ucap Alina sambil menyerahkan uang pecahan sepuluh ribuan kepada sopir.

"Oke terima kasih neng"jawab sopir sambil menerima uang tersebut.

Setelah itu Alina segera turun dari angkutan umum dan berjalan memasuki gang perumahannya yang sangat sederhana jauh dari kata mewah.

Tak beberapa lama setelah Alina berjalan menyusuri gang tersebut sampailah ia di depan rumahnya yang sederhana.Setelah itu ia mengambil kunci cadangan yang selalu ia bawa saat ia berpergian dari rumah.

"Assalamualaikum ayah"salam Alina kepada seseorang yang sedang duduk di kursi ruang tengah,sambil menghadap ke arah cendela melihat keadaan luar.

"Waalaikumsalam Alina,"jawab ayah Alina yang bernama wilson.

"Ayah sedang apa disini"tanya Alina kepada ayahnya.

"Ayah sedang bersantai saja,ayah bosan di kamar terus"jawab Wilson sambil tersenyum melihat wajah cantik putrinya yang semakin dewasa.

"Owalah begitu,dimana ibu dan kak Karin yah"tanya Alina saat tidak menemukan ibu dan kakak tirinya.

"Entahlah ayah tidak tau kemana mereka berdua,semakin hari kelakuan mereka semakin bertindak di luar batas saja.Ayah menyesal Alina karena sudah menikahi wanita yang gila harta seperti Sonya.Andai dulu ayah tidak menikahinya mungkin sekarang kita masih hidup dalam kemewahan,tanpa kamu harus berjuang untuk mencari uang demi keluarga kita"ucap Wilson dengan penuh penyesalan karena menikahi rubah seperti Sonya yang gila harta.

Dulu keluarga Wilson merupakan keluarga yang kaya raya,ia dulu adalah seorang pembisnis yang cukup terkenal saat itu.Namun saat usia Alina yang ke 23 tahun ibu kandungnya meninggal dunia.Setelah 2 bulan meninggalnya ibu Alina Winson menikahi Sonya karena saat itu ia terjebak dengan pesan suami Sonya sebelum meninggal dunia karena menolongnya.Suami Sonya memintanya untuk menikahi Sonya setelah ia meninggal dunia karena ia tidak mempunyai keluarga yang bisa menjaga Sonya dan Karin yang saat itu berusia 25 tahun.

Sebenarnya Wilson menolak karena sampai kapan pun ia tidak akan bisa melupakan almarhum istrinya yang sangat ia cintai.Namun karena ia harus bertanggung jawab ia terpaksa menikahi Sonya.Saat itu Alina setuju saja karena ayahnya juga butuh pendamping di usianya yang sudah paruh baya.Pada awalnya Sonya dan Karin sangat baik kepada Alina dan itu membuat Wilson memberikan fasilitas yang mewah dan kartu kredit yang dapat di gunakan untuk belanja.

Semakin lama Sonya dan Karin semakin boros dan menghamburkan-hamburkan uang sehingga perusahaan Wilson mengalami kebangkrutan karena Sonya dan Karin ternyata telah berhutang kepada rentenir untuk berfoya-foya dan berjudi.Sehingga untuk membayar hutang kepada rentenir Wilson terpaksa menjual aset-asetnya untuk menutupi hutang Sonya dan Karin.Saat perusahaan sudah di nyatakan bangkrut Wilson mengalami serangan jantung hingga ia harus istirahat total dan meminum obat.

Setelah perusahaan dinyatakan bangkrut dan keluarga mereka jatuh miskin,Alina terpaksa menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya sudah tidak bisa bekerja serta ibu dan kakanya hanya bisa menghabiskan uang.Saat itu usia Aera 24 tahun demi kelangsungan hidup keluarganya ia terpaksa bekerja paruh waktu dan kuliah untuk mendapatkan gelar sarjananya.

"Sudahlah ayah janganlah menyesal selamnya,mungkin ini memang sudah menjadi takdir keluarga kita.Ayah tenang saja sekarang Alina sedang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan,semoga saja Alina di terima ya yah doakan Alina"ucap Alina kepada ayahnya agar mendoakan dirinya di terima di perusahan.

Tak lama kemudian terdengar bunyi pintu yang terbuka dari luar terlihatkah ibu dan kakak tirinya yang entah habis darimana,terlihat kedua orang tersebut memakai pakaian yang kurang bahan sambil menjinjing belanjaan yang entah uang darimana.

"Wah-wah ternyata anak tiriku ini sudah pulang ya"ucap Sonya setelah melihat anak tirinya yang sudah berada di rumah.

"Bener nih ma,kira-kira darimana ya?jangan-jangan jual diri lagi"jawab Karin di sertai hinaan yang membuat Alina dan Wilson muak dengan kedua orang tersebut.

"Lebih baik anda berkaca bukankah di sini banyak cermin yang besar yang dapat anda gunakan untuk berkaca"ucap dingin Alina karena merasa marah dengan ucapan ibu dan kakak tirinya padahal jelas-jelas jika di lihat maka kedua orang tersebutlah yang jual diri terlihat dari pakaian yang mereka kenakan.

"Kurang ajar kau Alina"teriak marah Karin merasa Alina menghinanya.

"Stop kalian berdua kenapa ribut terus sih bikin mama pusing,ayo Karin kita ke kamar, mama mau lihat baju yang kita beli tadi.Dan kau anak kurang ajar lebih baik diam dan jangan mengina anak ku"ucap Sonya dengan menunjuk muka Alina.

"Sebaiknya kau diam Sonya dan tak usah membela anak kandungmu itu,jika kamu masih berani mengina anak kandungku sebaiknya kau keluar dari rumah ini,aku tak sudi jika ada orang lain yang menghina putriku"ucap tegas Wilson karena merasa sakit saat anak yang ia jaga dan manja sedari kecil di hina oleh istri yang ia nikahi karena sebatas tanggung jawab.

"Diam kau Wilson,tidak usah ikut campur urusanku lebih baik kau urus penyakitmu itu sampai ajal menjemputmu,ayo Karin kita pergi dari dua manusia ngak ada gunanya ini"ucap sinis Sonya kepada Wilson,selanjutnya ia menyeret Karin menuji kamar untuk segera mencoba pakaian yang ia beli tadi.

Setelah kedua orang itu memasuki kamar terlihat Wilson sedang menahan amarahnya karena sudah di hina oleh Sonya.Alina yang melihatnya pun segera menenangkan sang ayah agar tenang,supaya penyakitnya tidak kambuh.

"Ayah tenangkan dirimu agar tidak terpengaruh ucapan dua rubah licik itu"ucap Alina sambil mengelus bahu ayah tercintanya.

"Yah benar ayah harus tenang menghadapi dua rubah tersebut sampai waktu yang ayah tentukan"ucap Wilson sambil tersenyum misterius seperti sedang menyimpan rahasia.Namun Alina tidak menyadari hal tersebut.

"Lebih baik sekarang ayah istirahat agar cepat sembuh"perintah Alina kepada ayahnya agar penyakit jantungnya tidak kambuh.

"Baiklah sayang,kalau begitu ayah istirahat dulu"ucap Wilson sambil menuju kamar yang ia tepati sendiri karena sejak ia menikah dengan Sonya ia tidak sudi berbagi kamar dengan perempuan itu karena cintanya hanya untuk Anin,ibunya Alina.

Setelah melihat ayahnya masuk ke dalam kamar Alina segera menuju kamar miliknya untuk bersih-bersih sambil menunggu hasil interviewnya,ia berharap semoga di terima.

Inilah kehidupan Alina yang dulu penuh dengan kemewahan sekarang ia harus hidup sederhana,namun ia berusaha dengan ikhlas dan sabar karena sesuatu itu sudah ada di garis takdir.

Bersambung.

Episodes
Episodes

Updated 38 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!