16.Mengantar Pulang.

"Hah apa maksud Abang?",celetuk Ayunda bingung apa yang dimaksud Iman.

"Maksudnya gue nggak bisa meluk atau nyium kamu meski ingin karena tadi sedang ada pria brengsek itu".

Blus!

Seketika wajah Ayunda memerah seperti kepiting direbus mendengar ucapan terus terang Iman.

"A..Abang ngomong Apasih?!".

Karena malu Ayunda lalu melepaskan genggaman tangan Iman dan berjalan cepat didepan pria itu agar Iman tidak bisa melihat wajahnya yang memerah saat mendengar apa yang dipikirkan Iman tadi waktu masih diHalte.

"Kenapa?Salah ya gue mikir kayak gitu?",jawab Iman dengan menjajari langkah Ayunda dan mencoba menggandeng lagi tangannya.

"Udah ah aku mau pulang ini sudah malam besok aku harus kerja",balasnya tidak menanggapi lagi pertanyaan Iman karena terlalu malu,meski sebenarnya itu wajar karena mereka adalah pasangan suami istri yang masih pengantin baru jadi sudah sewajarnya kalau mesra. Meski menyadari hal itu tapi tetap saja Ayunda merasa malu karena Iman merupakan pria pertama yang pernah dekat dengannya, sementara dia yakin pria itu pasti punya banyak pengalaman dengan perempuan sebelum bertemu dengannya jadi wajar saja kalau dia merasa biasa membicarakan hal itu secara langsung

"Bukannya besok hari Minggu?",celetuk Iman dengan heran.

"Memang benar tapikan aku hanya pekerja rendahan jadi meski hari Minggu nggak ada bedanya Bang.Memangnya besok Abang libur?",tanya Ayunda yang dijawab anggukan oleh Iman.

"Iya...setiap hari Minggu gue meliburkan diri".

"Maksud Abang meliburkan diri? Kok bisa Emangnya Abang kerja ditempat Abang sendiri?!", tanya Ayunda yang dijawab anggukan oleh Iman.

"Iya...tapi cuma bengkel tambal ban kecil",terang Iman yang membuat Ayunda berekspresi tidak percaya hingga Iman mengira kalau Ayunda tidak percaya dengan perkataannya.

"Lo nggak percaya?".

Ayunda langsung menggeleng"Bukan, tapi aku kagum sama Abang karena punya usaha sendiri",jawabnya.

"Itu bukan hal besar.Ayo gue antar pulang",ajak Iman dengan menggandeng tangan Ayunda lagi.

"Dimana bengkel Abang?",tanyanya penasaran.

"Kenapa? Mau mampir kesana?", tanya Iman yang kembali dijawab gelengan oleh Ayunda.

"Hanya penasaran".

"Kalau mau mampir juga boleh tapi sebelum kesana harus telpon lebih dulu karena kadang aku nggak ada disana".

"Lalu siapa yang ada disana?".

"Bang Fahri sama Sabrin".

"Mereka pegawai Abang?",tanya Ayunda yang dijawab anggukan oleh Iman.

"Bisa dibilang begitu tapi sebenarnya hanya bantu bantu biasa.Jadi kalau mau kesana kamu harus nelpon aku dulu".

Ayunda tiba tiba menghentikan langkahnya membuat Iman heran.

"Ada apa?".

"Berapa nomor telpon Abang?".

"Mana HP Lo?",pinta Iman yang langsung dikeluarkan Ayunda dari dalam tas tangannya.

Lalu iman mencatatkan nomor telponnya kedalam ponsel Ayunda.

"Lo coba".

Ayunda melakukan apa yang diminta Iman dan setelah ponsel Iman berdering lalu dimatikannya.

"Hubungi gue kapan pun dinomor itu.Jangan lupa",perintah Iman yang diangguki oleh Ayunda.

"Sekarang ayo gue antar pulang".

Lalu Iman memanggil taksi karena saat itu hari sudah cukup malam dan tidak ada lagi bis yang lewat menuju kos Ayunda.

"Kapan Lo libur?",tanya Iman saat mereka berdua sudah didalam taksi.

"Minggu depan.Ada apa Bang?".

"Ayo kita cari kontrakan baru",ajak Iman dengan menatap kearah Ayunda yang juga menatapnya.

"Tempat tinggal Lo yang sekarang sempit juga jauh buat kita berdua jadi sebaiknya kita pindah ketempat yang lebih dekat juga sedikit lebih lebar dari yang ada".

"Rumah Abang",celetuk Ayunda karena ingat dimalam pertama Iman pernah bilang kalau dia akan mengajak Ayunda kerumahnya padahal sudah sekitar 2 minggu mereka menikah tapi Iman tidak juga melakukannya meski hubungan mereka sekarang sudah mulai akrab.

"Rumah gue,gue lupa kalau ternyata sudah lama nggak gue datangi dan saat gue datangi beberapa hari yang lalu ternyata sudah disewakan keorang lain sama yang punya".

"Lalu barang barang Abang?".

"Gue nggak punya barang barang yang perlu gue bingungkan.Barang gue apa yang melekat di badan gue itu aja".

"Oh...".

"Tapi sekarang ada dan kayanya perlu gue lindungi supaya nggak diambil orang",celetuk Iman dengan menatap Ayunda dalam.

"Abang baru beli barang berharga?".Tanya Ayunda penasaran.

"Nggak, tapi baru dapat harta Karun",jawabnya dengan mendekatkan tubuhnya ketubuh Ayunda dan menghirup aroma shampo yang masih tersisa dirambut hitam perempuan itu.

Bulu kuduk Ayunda langsung meremang karena Iman mendekatkan wajahnya kelehernya hingga Ayunda bisa merasakan hembusan nafas panas pria itu di sekitar lehernya.

"Rambut Lo masih wangi pakai shampo apa?",tanya Iman dengan memainkan jemarinya dirambut Ayunda membuat Ayunda malu.

"Sa..shampo biasa yang ada di warung",jawabnya gugup.

"Gue suka baunya",jawab Iman lalu mencium rambut Ayunda dengan sengaja menempelkan wajahnya diselangka leher perempuan itu.

"Su..sudah dari tadi pagi memangnya masih harum?",tanya Ayunda untuk membuat perasaan gugupnya berkurang.

"Masih harum kok serius",balas Iman semakin menempelkan wajahnya di tengkuk Ayunda membuat Ayunda benar benar salah tingkah apalagi saat itu mereka berdua masih berada didalam taksi.

"Bang jangan kaya gini, nggak enak sama pak supir",tegur Ayunda mulai merasa risih dengan tingkah Iman karena sisupir yang membawa mereka juga mulai melirik lirik kekursi penumpang dari spionnya.

"Biar aja nggak usah perduli",jawab Iman mulai melingkarkan tangannya kesekeliling pinggang ramping Ayunda yang membuat perasaan Ayunda benar benar jungkir balik antara malu berdebar juga suka.

"Tapi....bang....".

"Lo tadi beli baju apa ditoko nyonya Liem?",tanya Iman tiba tiba yang membuat Ayunda sadar dari hipnotis Iman.

"Abang kenal sama Tante yang punya toko itu?!", tanyanya ketus karena ingat apa yang dikatakan Widia tadi padanya waktu ditoko".

"Kenalan Sukron",jawab Iman jujur tapi Ayunda sudah terlanjur kesal karena mengingat ucapan Widia jadi tidak percaya lagi pada ucapan Iman.

"Bohong! Itu pasti alasan Abang aja".

"Serius aku baru pertama kali bertemu sama nyonya Liem hari ini selama ini Sukron yang....".

Iman Reflek menghentikan ucapannya hampir mengatakan kalau selama ini Sukron yang menangani wilayahnya disana dan yang berurusan dengan perempuan bernama nyonya Liem itu yang membuat suasana mesra diantara mereka menguap.

"Nggak mungkin!Aku nggak percaya!",balas Ayunda dengan melepaskan tangan Iman yang ada ditubuhnya lalu memalingkan wajahnya kearah jendela taksi.

"Serius Yun.Gue nggak bohong sama Lo.Tu Tante kenalan Sukron dan si Sukron itu temen gue lalu tadi gue mau masuk kedalam tokonya karena waktu gue lagi ngobrol sama Sukron didekat toko itu gue liat Lo masuk sama temen cewek Lo yang rambutnya berwarna ungu. Gue mau diajak masuk karena penasaran Lo beli apa disana tadi",terang Iman dengan perasaan kesal karena gara gara membicarakan nenek sihir yang tidak disukainya itu suasana mesra antara mereka jadi rusak.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

aturn ny jgn sebut nama nenek sihir itu imam kn si yunda jd merajuk

2023-09-10

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Astaga nih vewek polos atau bloon sih seperti kata Wawan tadi, gak peka banget, barang berharga itu kamu Ayunda,, lama2 aku jadi pengen nonjok kepala Ayunda..😤😤😤😤

2023-08-08

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Yeezz gitu dong Man, Udah punya keluarga kecil harus cari kontarakan yg lebih nyaman buat istri, Itu kan emang tanggungjawab kamu sebagai suami..

2023-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 1.Awal
2 2. SAH
3 3.Uang Nafkah.
4 4.Bos Preman.
5 5.Berkunjung.
6 6. Tidur Bareng.
7 7.Mengantar Kerja.
8 8.Tanda Merah Didada.
9 9.DiBengkel.
10 10.Beli Baju Tidur.
11 11.KeMall.
12 12.Bertemu diMall.
13 13. Bertemu Di Halte.
14 14.Kemarahan Iman.
15 15.Diajak Ke Pasar Malam.
16 16.Mengantar Pulang.
17 17.Ngambek
18 18.Perintah Iman pada Sukron.
19 19.Kesal dengan Widia.
20 20. Kemarahan Widia.
21 21. Bertemu Di Bis
22 22. Melihat Kontrakan Baru.
23 23.Setuju Tinggal Bersama.
24 24.Pindah Rumah.
25 25.Unboxing....
26 26.Sakit Kepala?
27 27.Dijemput Pulang Kerja.
28 28.Sarapan Nasi Goreng Panas.
29 29.Tidak Sengaja Bertabrakan.
30 30. Memberi tau Sabrin dan Fahri.
31 31. Mendapat Tawaran Pekerjaan Baru.
32 32. Rencana Mengajak Liburan.
33 33.Ajakan Makan Siang Bareng
34 34.Makan Siang Berdua.
35 35. Berlibur.
36 36.Berenang Yang Gagal.
37 37. Menjadi Pasangan Seutuhnya.
38 38.Kesalah pahaman Manis.
39 39.Membantu Mandi.
40 40. Makan Malam DiPantai.
41 41.Dilamar Ala Iman.
42 42.Larangan.
43 43. Manajer Baru.
44 44. Perintah Hafiz.
45 45.Bertemu Aisyah.
46 46. Larangan Pulang Dari Hafiz.
47 47.Selamat Dari Hafiz.
48 48. Mengatakan Sebenarnya Pada Widia.
49 49. Menemui Hafiz.
50 50. Berdebat Dengan Hafiz.
51 51. Ngobrol Berdua.
52 52. Paksaan Mandi Bareng.
53 53. Sampai Kedinginan.
54 54.Ajakan Menikah Iman.
55 55.Kecurigaan Aisyah.
56 56.Niat Hafiz Untuk Menikah Lagi.
57 57. Bujukan Umi Jubaedah.
58 58. Olah Raga Pagi.
59 59.Tugas Dari Pak Samsul.
60 60. Menjemput Tamu.
61 61. Keinginan Sabrin.
62 62. Datang KeRestoran.
63 63.Terkejut.
64 64.Keributan DiRestoran.
65 65. Bertengkar.
66 66. Menegaskan pada Hafiz.
67 67.Masalah Di Markas.
68 68. Penghianat Dalam Kelompok.
69 69. Kalah...
70 70. Pertanyaan Widia.
71 71. Mimpi...
72 72. Dukungan Widia.
73 73. Gue.... Sukron.
74 74. Perintah Sukron.
75 75. Pergi Dari Jakarta.
76 76. 3 Bulan Kemudian.
77 77. Aisyah Hamil.
78 78. Penegasan Iman.
79 79. Ayunda Tau.
80 80. Penjelasan Bang Fahri.
81 81. 5 Tahun.
82 82. Ketemu Demit
83 83. Dosen Sulaiman.
84 85.Ke Kantin Kampus.
85 85.Syok
86 86. Gagal Bertemu.
87 87. Larangan Sabrin.
88 88. Ke Surabaya
89 89. Belum Bisa Dipastikan.
90 90.Membeli Oleh Oleh.
91 91.Pulang Ke Jakarta.
92 92.Dia Nyata Tapi Lupa.
93 93.Perasaan Sakit.
94 94. Menabrak Sabrin.
95 95. Berniat Bicara Dengan Sabrin.
96 96. Mencoba Mencari Tau.
97 97. Bicara Dengan Sabrin dan Bang Fahri.
98 98. Bertengkar Dengan Sabrin.
99 99. Bicara berdua.
100 100. Bujukan Iman.
101 101. Mengantar Kembali Kewarung.
102 102. Memberi waktu.
103 103. Mengantar Pulang Ayunda.
104 104.Rencana Kencan.
105 105.Kencan.
106 106. Makan malam Direstoran.
107 107.Jalan Jalan Malam.
108 108. Permintaan Iman.
109 109.Setuju Menikah Lagi.
110 110.SAH.
111 111.Menginap diHotel.
112 112. Gara Gara Kancing Baju.
113 113. Gagal Fokus.
114 114. Kerja Rodi.
115 115. Rumah Baru.
116 116.Positif.
117 117.Bertemu Musuh Lama.
118 118.Ingat Lagi.
119 119. Kedatangan Aisyah, Kemarahan Ayunda.
120 120. penolakan Aisyah Untuk Keluar.
121 121.Penjelasan Iman tentang Aisyah.
122 122. Pembicaraan Sesama Perempuan.
123 123. Akhir Bahagia(End)
Episodes

Updated 123 Episodes

1
1.Awal
2
2. SAH
3
3.Uang Nafkah.
4
4.Bos Preman.
5
5.Berkunjung.
6
6. Tidur Bareng.
7
7.Mengantar Kerja.
8
8.Tanda Merah Didada.
9
9.DiBengkel.
10
10.Beli Baju Tidur.
11
11.KeMall.
12
12.Bertemu diMall.
13
13. Bertemu Di Halte.
14
14.Kemarahan Iman.
15
15.Diajak Ke Pasar Malam.
16
16.Mengantar Pulang.
17
17.Ngambek
18
18.Perintah Iman pada Sukron.
19
19.Kesal dengan Widia.
20
20. Kemarahan Widia.
21
21. Bertemu Di Bis
22
22. Melihat Kontrakan Baru.
23
23.Setuju Tinggal Bersama.
24
24.Pindah Rumah.
25
25.Unboxing....
26
26.Sakit Kepala?
27
27.Dijemput Pulang Kerja.
28
28.Sarapan Nasi Goreng Panas.
29
29.Tidak Sengaja Bertabrakan.
30
30. Memberi tau Sabrin dan Fahri.
31
31. Mendapat Tawaran Pekerjaan Baru.
32
32. Rencana Mengajak Liburan.
33
33.Ajakan Makan Siang Bareng
34
34.Makan Siang Berdua.
35
35. Berlibur.
36
36.Berenang Yang Gagal.
37
37. Menjadi Pasangan Seutuhnya.
38
38.Kesalah pahaman Manis.
39
39.Membantu Mandi.
40
40. Makan Malam DiPantai.
41
41.Dilamar Ala Iman.
42
42.Larangan.
43
43. Manajer Baru.
44
44. Perintah Hafiz.
45
45.Bertemu Aisyah.
46
46. Larangan Pulang Dari Hafiz.
47
47.Selamat Dari Hafiz.
48
48. Mengatakan Sebenarnya Pada Widia.
49
49. Menemui Hafiz.
50
50. Berdebat Dengan Hafiz.
51
51. Ngobrol Berdua.
52
52. Paksaan Mandi Bareng.
53
53. Sampai Kedinginan.
54
54.Ajakan Menikah Iman.
55
55.Kecurigaan Aisyah.
56
56.Niat Hafiz Untuk Menikah Lagi.
57
57. Bujukan Umi Jubaedah.
58
58. Olah Raga Pagi.
59
59.Tugas Dari Pak Samsul.
60
60. Menjemput Tamu.
61
61. Keinginan Sabrin.
62
62. Datang KeRestoran.
63
63.Terkejut.
64
64.Keributan DiRestoran.
65
65. Bertengkar.
66
66. Menegaskan pada Hafiz.
67
67.Masalah Di Markas.
68
68. Penghianat Dalam Kelompok.
69
69. Kalah...
70
70. Pertanyaan Widia.
71
71. Mimpi...
72
72. Dukungan Widia.
73
73. Gue.... Sukron.
74
74. Perintah Sukron.
75
75. Pergi Dari Jakarta.
76
76. 3 Bulan Kemudian.
77
77. Aisyah Hamil.
78
78. Penegasan Iman.
79
79. Ayunda Tau.
80
80. Penjelasan Bang Fahri.
81
81. 5 Tahun.
82
82. Ketemu Demit
83
83. Dosen Sulaiman.
84
85.Ke Kantin Kampus.
85
85.Syok
86
86. Gagal Bertemu.
87
87. Larangan Sabrin.
88
88. Ke Surabaya
89
89. Belum Bisa Dipastikan.
90
90.Membeli Oleh Oleh.
91
91.Pulang Ke Jakarta.
92
92.Dia Nyata Tapi Lupa.
93
93.Perasaan Sakit.
94
94. Menabrak Sabrin.
95
95. Berniat Bicara Dengan Sabrin.
96
96. Mencoba Mencari Tau.
97
97. Bicara Dengan Sabrin dan Bang Fahri.
98
98. Bertengkar Dengan Sabrin.
99
99. Bicara berdua.
100
100. Bujukan Iman.
101
101. Mengantar Kembali Kewarung.
102
102. Memberi waktu.
103
103. Mengantar Pulang Ayunda.
104
104.Rencana Kencan.
105
105.Kencan.
106
106. Makan malam Direstoran.
107
107.Jalan Jalan Malam.
108
108. Permintaan Iman.
109
109.Setuju Menikah Lagi.
110
110.SAH.
111
111.Menginap diHotel.
112
112. Gara Gara Kancing Baju.
113
113. Gagal Fokus.
114
114. Kerja Rodi.
115
115. Rumah Baru.
116
116.Positif.
117
117.Bertemu Musuh Lama.
118
118.Ingat Lagi.
119
119. Kedatangan Aisyah, Kemarahan Ayunda.
120
120. penolakan Aisyah Untuk Keluar.
121
121.Penjelasan Iman tentang Aisyah.
122
122. Pembicaraan Sesama Perempuan.
123
123. Akhir Bahagia(End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!