Episode 9

Setelah puas bermain dengan Oliv, Reno keluar dari rumah itu entah kemana.

Setelah dari toko kue milik Aisyah, nurma kembali ke mansion utama, menanti cucu satu satunya yang memilih tinggal bebas di Amerika, Leo seorang pengusaha muda yang kesuksesannya sudah tidak di ragukan lagi, tapi dia juga terkenal sebagai casanova, sudah tidak dapat dihitung lagi dengan jari perempuan yang rela naik ke ranjangnya demi ingin bersanding dengan Leo.

Dulu Leo adalah anak yang penurut dan cerdas, tapi di depan matanya dia sering melihat ibunya yang selingkuh dan sering berganti pasangan, bahkan bermesraan di depannya, Leo juga menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri sang ayah yang bunuh diri karena depresi menghadapi sakitnya serta istrinya yang selingkuh.

Sejak saat itu Leo menjadi benci dengan makhluk tuhan yang bernama wanita, bahkan menganggap semua perempuan sama saja, cuma satu perempuan yang dia cintai dan hormati dia adalah nenek Nurma.

Leo memutuskan untuk kembali ke tanah air karena drama sang nenek, yang pura pura sakit dan umurnya tidak lama lagi, demi berkumpul dengan Leo.

" Nenek, iam coming." Leo memasuki Mansion mewah itu dan mendekati neneknya yang berdiri di tengah ruang tamu tersebut dengan tongkatnya.

Leo mendekati sang nenek mengangkat tubuh keriputnya bahkan memutarnya seperti adegan film india.

" Aduh aduh, cucu kurang ajar, punggung nenek sakit dan nenek pusing." teriak Nurma

" Haha, leo kira nenek masih muda." Leo menghentikan gerakannya dan menggendong Nurma ala bridalnya menuju ke sofa dan mendudukkan sang nenek di sofa.

Tiba tiba telinga Leo jadi panas karena di jewer sang nenek.

" Bocah edan, gemblung, bisa encok ini pinggang nenek." Bukan hanya di jewer saja Nurma juga memukuli bahu Leo dengan gemes.

" Kalau begini caranya mending Leo balik lagi ke Amerika saja, disini ada kekerasan terhadap anak." goda Leo.

" Anak apanya, lha wong badan segede gaban setinggi tiang listrik begini bilang anak, sana kembali saja ke Amerika, biar nenek mati sekalian, anak satu satunya mati bunuh diri, punya cucu satu juga tidak peduli dengan nenek, hik hik." drama Nurma.

Leo menutup lembut bibir Nurma dengan jarinya, hanya Wanita tua ini yang dia milikku, jadi Leo tidak mau terjadi apa apa pada neneknya.

" Stt, Jangan pernah bicara kematian di depan Leo, hanya nenek yang Leo miliki, nenek akan selalu bersama Leo. Leo janji akan menetap disini dan menemani hari hari tua Nenek." ucap Leo dengan penuh kesedihan.

Nurma memeluk tubuh kekar cucu yang sudah sangat dia rindukan itu.

" Hik hik hik, nenek tidak akan kemana mana, asalkan kamu ada di sini, dan ramaikan rumah ini dengan tawa anak anak kecil. " Ucap Nurma.

" Kalau yang satu itu Leo belum bisa mengabulkannya, Leo belum menemukan sosok wanita yang seperti nenek." jawab Leo.

" Belum bukan berarti tidak nak, nenek yakin suatu saat nanti kau akan menemukan jodoh yang terbaik untuk kamu, tapi kamu juga berhenti bermain main dengan para gadis itu, apa tidak takut penyakitan kamu." Nurma mengingatkan Leo untuk berhenti mempermainkan wanita dan mulai serius.

" Tenang nek, Leo selalu bermain aman, mereka saja yang murahan, bahkan menawarkan tubuhnya hanya demi ingin menjadi pacar Leo." Leo membela diri.

" Lusi, bawakan nastar dan kue yang aku beli tadi, jangan lupa minumnya." Nurma meminta Lusi asistennya untuk menyiapkan kue kue yang di pesan dari family bakery tadi.

Lusi dan seorang Art membawa nampan berisi kue kue tadi serta Minuman untuk Leo dan Nurma.

"Wah nastar, nenek membuatnya sendiri?" tanya Leo penasaran, karena tampilan nastar itu mengingatkan nastar buatan nenek, serta cheese cake yang sangat menggoda lidahnya.

Leo ini tipe cowok yang doyan makan, dia tidak memilih milih makanan, tapi bentuk tubuhnya tetap saja bagus, karena rajin olahraga.

"Nenek membelinya tadi pagi, coba saja rasanya, kamu akan merindukan Rasa itu dan ingin selalu mengunyahnya, apalagi red velvet dan kue keju itu, hanya di sini kau akan mendapatkan cita rasa itu." Ucap Nenek memuji rasa kue kue tersebut, karena tadi dia sudah mencicipi sendiri selagi hangat.

Tanpa banyak kata kata Leo mengambil Nastar di toples teraebut dan memakannya satu. Leo memejamkan matanya, mengingat kembali sensasi rasa nastar yang dulu sering dia makan sewaktu kecil.

"Nek, nastar ini mengingatkan Leo sewaktu kecil, sering meminta nenek membuatkan nastar untukku, dan kita sering membuatnya. bersama, nenek, leo dan papa. Tapi perempuan sialan itu sudah merubah segalanya." Tak terasa air mata Leo jatuh dari pelupuk matanya.

Nurma mengelus bahu Leo dan mengusap air mata itu dengan tangannya.

" Laki laki yang kuat tidak boleh menangis, hanya karena seorang wanita, janganlah perempuan membuatmu lemah, tapi jadikanlah wanita sebagai sumber kebahagiaan Dan kekuatanmu nak, ingat jangan kau ikuti jejak papamu yang lemah dan pengecut itu, bunuh diri tidak akan menyelesaikan apapun."Ucap Nurma yang selalu memberi semangat untuk Leo.