Setelah selesai berbincangan dua sahabat karib itu, alhirnya mereka kembali masuk ke dalam.
" Bagaimana pa?" tanya Dona pada suaminya.
" Keputusannya adalah besok malam, dan sekarang kita pulang dulu." Jawab Armand.
"Aku tidak akan biarkan, niat papa berhasil, apapun itu caranya, lihat saja para perempuan di rumah ini, tidak tahu fashion, gaya pakaian mereka nggak banget." Batin Dirga.
Arman dan keluarganya undur diri dari rumah Adrian dan mereka kembali ke rumah mewah mereka.
"Pa, pokoknya Dirga tidak mau menikah dengan anak om Rian, lihat tampangnya pa, kucel, kusam, dan memakai pakaian kebesaran seperti itu, Dirga hanya mau menikah dengan Oliv, lihat Olive pa, dia cantik, gaul, modis, pantas menjadi nyonya Dirgantara, lha itu tadi, ya Tuhan, cocoknya jadi pembantu." Ucap Dirga.
" Iya pa, Dirga benar, papa dapat darimana keluarga miskin itu, ini malah harus bersanding dengan kita yang statusnya berneda jauh dengan Mereka." Sinis Dona.
"Mama, jangan pernah memandang seseorang dari kekayaan dan status sosialnya, karena yang mama anggap miskin itu belum tentu hina, dan yang kaya juga belum tentu baik, bisa juga mereka pura pura kaya supaya bisa berteman dengan orang kaya." Jawab Arman.
"Pa apa istimewanya sahabat papa itu sehingga papa getol banget menjodohkan Dirga pada anaknya?" Heran Dona kenapa suaminya ngotot banget menjodohkan Dirga dengan anak Adrian.
" Adrian adalah sahabat papa sejak SMA, dia adalah yang sering membantu papa, baik dari keuangan maupun, pekerjaan sekolah, bahkan dia juga mengijinkan papa tinggal gratis di rumah mereka, walau keadaan keluarga Rian bukan termasuk orang kaya, dan makan saja harus di bagi, tapi mereka mau membagi dengan ikhlas pada papa yang bukan siapa siapa mereka, yang hanya anak Rantauan."Jawab Arman.
Dona hanya diam saja mendengarkan cerita dari Arman, Dona tahu kalau Arman bukan berasal dari keluarga kaya, tapi berkat kerja kerasnya, dia bisa mengembangkan dalah satu perusahaan kecil yang di berikan papa Dona padanya, hingga menjadi besar seperti sekarang ini, jadi Dona tidak membantahnya.
Kalau Dirga pergi begitu saja entah kemana, tanpa mau mendengarkan apa yang Arman bicarakan dengan Istrinya. Dirga menuju ke apartemen mewahnya menemui Oliv.
Di rumah sederhana Adrian. Leni mulai obrolannya dengan istri dan kedua putrinya.
"Yah bagaimana, keputusan obrolan ayah tadi?" Tanya Leni.
" Hah." Adrian menghela nafasnya dan menyandarkan punggungnya di sandaran Sofa ruang tengah.
" Arman berserikeras untuk tetap menikahkan Dirga putranya pada anak kita bun, dia tidak mau Dirga terjerumus oleh wanita yang bernama Oliv, yang hanya menginginkan harta mereka saja, Arman menginginkan menantu yang baik, dan istri yang baik untuk Dirga putranya."Jawab Adrian.
" Tapikan putri akan menikah dengan Darius mas, undangan juga sudah di sebar, kita tidak mungkin kan membatalkan pernikahan mereka, karena permintaan teman ayah itu." Jawab Leni.
" Ayah juga sudah mengatakan semuanya, tapi Arman tetap pada pendiriannya, katanya kalau Putri tidak bisa maka, Aisyah juga boleh, dia sangat yakin kalau putrikulah yang pantas untuk putranya." Jawab Adrian.
"Masyaallah aatagfirullah." Leni mengucap Istigfar pada Allah.
Putri memeluk erat Aisyah yang sudah seperti adik kandungnya sendiri itu, dia merasa berat untuk mengininkan Aisyah menikah dengan Dirga.
" Putri tidak setuju yah, ayah lihat sendiri tadi si Dirga itu, dia pria yang sombong dan angkuh, apalagi ibunya, putri tidak mau terjadi apa apa pada adikku nantinya."Jawab Putri.
" Ibu juga kurang sreg dengan keluarga itu pa, kita merawat dia,menyayanginya dengan segenap jiwa kita ibu, takut kalau Aisyah tidak bahagia, biarlah Aisyah memilih jodohnya sendiri, mendingan kita jodohkan saja dengan ustad Yusuf."Jawab Leni.
" Nduk Aisyah, ayah tidak akan memaksa kamu untuk setuju menikah dengan putra dari sahabat Ayah, tapi kamu dengar sendiri kan apa alasan Om Arman memilihmu untuk menjadi Istri Dirga, kalau kau berhasil nantinya, ini akan menjadi ladang pahala untuk kamu, tapi kalau kamu tidak setuju atau memiliki pilihan lain ayah tidak akan memaksa, semua ada di tangan kamu nak." ucap Adrian dengan menahan sesak di dadanya, sebenarnya dia juga tidak tega, kalau Aisyah masuk ke keluarga itu, tpi bagaimana lagi, dulu dia terlanjur mengucapkan sebuah janji pada sahabatnya tersebut.mau tidak mau Adrian harus rela melepas Aisyah.
"Yah." Ucap Leni dan Putri bersamaan.
" Yah, bun, mbak Putri, janji adalah hutang yang harus kita tepati, ayah sudah berhutang di hadapan Allah juga, jadi kita harus menepatinya, dengan mengucap Bismillah Ais akan menerima pinangan om Arman, dan akan berusaha menjadi istri yang baik bagi kak Dirga, semuanya kita akan kembalikan pada Allah, kalau kak Dirga memang jodoh Aisyah maka Allah akan melancarka hubungan kami, jika dia memang bukan jodoh Aisyah, maka Allah pasti akan memilihkan jalan terbaik untuk Aisyah." Jawab Aisyah yang pasrah dan menyerahkan semua pada Allah.
" Masyaallah nak, mulia sekali jalan fikiranmu, ayah tidak tahu harus berkata apa nak, semoga saja ini adalah jalan menuju kebahagiaan kamu anakku." Adrian memeluk tubuh Aisyah dan menangis terharu, dia tidak tahu harus berkata apa lagi, selain haru.
" Ais, hik hik, jangan kau korbankan dirimu, demi janji konyol ayahmu itu nak, ibu tidak mau kau menderita di sana, hik hik." tangis Leni pecah, diikuti oleh Putri juga yang ikut nangis.
" Bun, kak putri, kita pasrahkan saja pada Yang punya hidup kita, Allah yang akan memberi petunjuk dan pertolongan pada Ais nantinya." Jawab Aisyah.
Malam itu memang firasat Leni sudah tidak baik, dia yang sedari bayi membantu merawat Aisyah, jadi nalurinya sebagai ibu terasa kuat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Firsa Firdianty
Masya Allah
2025-01-17
0
Fatimah Imah
lanjut kk.dgn wanita Sholeha yg bergantung cuma sama pencipta a
2024-05-15
1
Muawanah
dah aku ksh bunga y kak...
next bc...
2024-05-08
1