"Star, tunggu!" Kata Sea dengan kesal.
Sepanjang jalan, gadis itu benar-benar tak dipedulikan oleh pria di depannya ini. Dia benar-benar tak mengindahkan semua panggilan dari bibir Sea. Padahal sebenarnya, Sea hanya butuh penjelasan.
Dia hanya butuh sebuah cerita agar dirinya mengerti!
"Star, stop!"
Sea benar-benar tak peduli dengan jalanan di depannya. Keduanya memang saat ini sudah melewati jalanan penuh dengan pohon liar. Keduanya sudah ada di jalanan desa dan melewati banyaknya rumah warga di sana.
"Star, plis! Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi!" Pinta Sea hingga dia yang terlalu fokus pada Star tak melihat jika jalan di depannya ada sebuah ranting pohon liar yang menjulur disana.
Sea benar-benar tak peduli. Hingga akhirnya kakinya dengan tanpa sengaja tersandung akar itu dan membuat tubuhnya limbung ke depan.
"Akhh!"
Sea berteriak dan itu membuat Star berbalik. Namun, terlambat. Semuanya terlambat.
Dug.
Sea memejamkan matanya saat dagunya terkena tanah jalanan itu. Matanya terpejam saat sakitnya mulai terasa begitu luar biasa. Apalagi saat dia merasakan anyir di lidahnya yang menandakan jika lidahnya pasti tergigit tanpa sengaja olehnya.
Bibir Sea mendesis. Dia tak bisa bangun karena telapak tangan dan janggutnya terasa begitu nyeri. Tentu hal itu membuat Star yang sudah di depan lekas berlari ke arah Sea.
Wajahnya begitu khawatir. Ya sangat amat khawatir dan membuatnya lekas membantu Sea berdiri.
"Ayo, Budok. Bangun!"
Star memegang tangan Sea. Membantunya untuk duduk.
"Budok, maaf… " Kata Star begitu menyesal.
Tatapan matanya semakin merasa menyesal ssst janggut Sea benar-benar terluka parah. Bekas tanah liat itu nyangkut di janggutnya dan Star yakin jika luka itu sangat sakit dan perih.
"Star, aku… " Sea berbicara lirih.
Dia benar-benar tak bisa untuk mengatakan apapun. Lidahnya yang tergigit, dagunya yang sakit, telapak tangan dan tubuhnya yang jatuh telungkup ke jalanan membuat dadanya sakit.
Dia mulai merasa sesak nafas. Namun, Sea berusaha untuk bernafas dengan pelan agar Star tak semakin khawatir padanya.
"Budok maafkan aku. Aku benar-benar tadi… "
"Bawa aku ke rumah kesehatan, Star!" pinta Sea memohon.
Tatapan wanita itu benar-benar tak bisa menjabarkan apapun. Itu bukan luka kecil melainkan luka besar yang sangat amat perih dan susah menyembuhkan.
"Tapi, Budok. Jangan!" Star membantu memapah Sea.
Keduanya berjalan ke sebuah bangunan yang terbuat dari kayu dan itu menarik perhatian kedua bola Sea. Mata gadis itu melihat bangun yang benar-benar sederhana itu. Membaca apa tulisan yang ada disana dengan kening berkerut.
"Sekolah Desa Guci?" ulang Sea dengan membaca tulisan bahasa Indonesia yang ada di depannya.
"Star, bawa aku. Lukaku!"
Star menggeleng. Dia mendudukkan Sea di sebuah bangku yang ada disana. Bangunan yang Sea lihat semakin jelas membuatnya yakin jika bangunan dari bambu ini adalah rumah sekolah.
Sea benar-benar merasa semakin sesak. Selain sakit di dadanya. Dia juga harus menahan semua tubuhnya.
"Tunggu disini! Aku akan kembali, oke! Aku hanya ingin membawakan mengambil obat luka untukmu!" kata Star dengan kekeh.
Star menunjuk wajah Sea. Mengatakan sekali lagi sebelum dia pergi.
"Cepatlah pergi, Star! Jangan mampir kemanapun. Atau tidak kau… " Lirih Sea menatap ke arah Star dengan mata tajamnya. "Kau akan mati denganku!"
Akhirnya Star lekas kebur kesana. Dia berlari meninggalkan beberapa lembaran untuknya. Dirinya harus segera sampai di rumah kesehatan sebelum semuanya benar-benar pulih.
Sea hanya mampu memegangi pipinya yang terasa menjalar sakitnya. Ini bukan luka yang Sea sengaja. Ini benar-benar hal tak terduga untuk dirinya.
"Star benar-benar! Awas saja jika kau lama. Aku akan menendangmu!"
Sea tak tahu harus apa. Dia menunduk melihat pakaiannya yang sudah tak berbentuk. Dia benar-benar tak bisa melakukan apapun karena dia memang baru saja terjatuh dan membuatnya kotor.
Sampai akhirnya, kedatangan seseorang membuat Sea membulatkan matanya. Saat matanya tanpa sengaja langsung tertuju pada kedua mata sosok di seberang sana.
Seorang pria yang sangat dia kenal. Seorang pria yang benar-benar membuatnya selalu merasa nyaman.
"Sea!" pekik Sky dengan tatapan mata membelalak.
Dia menatap semua anggota tubuh Sky dan benar terjadi.
"Kamu darimana, hah? Kamu habis jatuh dimana?" Tanya Sky dengan khawatir.
Dia benar-benar menatap Sea dari atas sampai bawah. Pria itu benar-benar menatap semuanya dengan jelas.
"Kamu jatuh dimana? Ini janggutmu kenapa sampai kayak gini, hha?" Tanya Sky dengan khawatir.
Sudut mata Sea yang basah akan air mata kembali mengalir. Dia benar-benar merasa diperhatikan, dihargai dan juga disayang.
Benar-benar perhatian Sky membuat sesuatu dalam dirinya berdegup. Ya, Sea mampu merasakan jantungnya yang tak seperti biasanya. Hal yang benar-benar sekali dia rasakan dan itu hanya bersama Sea.
"Budok! Jawab!" seru Sky dengan berjalan ke arah ujung ruangan ini.
Sea hanya diam. Dia melihat Sky membuka sebuah kotak dan akhirnya kembali dengan sekotak obat.
"Ayo aku bersihkan dulu, Budok. Aku… "
"Jangan, Guru Sky," jawab Sea dengan menggeleng.
Sea mencari keberadaan Star. Pria itu benar-benar membuatnya curiga. Ragu dan gugup karena Star tak ada disana.
"Hadap sini!" Kata Sky memaksa.
Sea menurut. Dalam kondisi seperti ini dia tak mungkin berteriak. Yang hanya bisa dia lakukan menoleh dan menatap wajah ibunya.
"Lukanya lebar ini, Budok. Bagaimana bisa luka ini disini?"
Sea terlihat menarik nafasnya begitu dalam. Lalu sebelum menjawab, dia melirik ke arah papanya dengan pelan.
"Aku tadi jatuh disana!" katanya memberitahu.
Swa menuju jalan yang tadi tempat dimana dia terjatuh. Hal itu membuat Sky benar-benar tak percaya. Dia mulai menceritakan semuanya dan membuat guru baru mengerti.
"Lalu Star? Dimana?" tanya Sky dengan penasaran.
"Star tadi… "
"Dia mengambil obat. Dia kuminta datang ke rumah kesehatan," Ucap Sea dengan cepat.
Perempuan itu mulai menahan sakit. Ya tangan Sky benar-benar melakukan hal seperti itu. Namun, yang pasti semua yang dilakukan Padat sebanding dengan apa yang perempuan itu lakukan padanya.
"Jangan gerak terus. Aku akan merawatmu," Kata Sea dengan berjalan ke arah Sky.
"Tapi ini…aw!" Pekik Sea saat lukanya sengaja dipencet.
"Kau ingin membalasku ya?" sembuh Sea dengan galak.
Sky hanya bersikap biasa saja. Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Untuk apa aku membalasmu, Dokter Sea!" Tanya Sea dengan menaikkan alisnya.
"Ya mungkin saja kau punya dendam padaku. Sampai akhirnya kau marah dan melakukan ini padaku!" ketus Sea dengan melirik ke arah Sky yang merawat lukanya.
"Aku tak marah padamu dan aku tak kecewa padamu. Satu hal pun tak ada yang membuatku kecewa!" Kata Sky dengan jelas.
"Jangan terlalu dipikirkan oke? Atau tidak, lama-lama kau yang akan meledak!"
~Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
🤭
2024-01-01
0
tenny
bukan janggut dagu kali 😂😂
2023-06-21
0
Adek Cuity CiLik
sky, sea, star bingung namanya ketuker2, agak kurang jls sama bab ini,..
2023-06-18
0