Dikerjai Sky

Entah sudah berapa lama Sea tak sadarkan diri. Perlahan dia mencium aroma minyak kayu putih di hidungnya. Dirinya tentu perlahan mulai mengerjapkan matanya dengan pelan. Mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum dirinya pingsan.

"Aku… " kata Sea dengan terkejut bahkan sampai duduk.

Dia semakin termangu saat matanya menatap ke samping kanannya dan disana terdapat seorang pria yang duduk menunggunya.

"Sudah sadar, Calon Dokter?" tanyanya dengan nada suara yang seakan mengejek.

"Apa yang kau lakukan disini?" seru Sea bertanya.

"Menunggumu sadar dari tidur panjangmu," jawabnya dengan ketus.

Pria itu spontan beranjak berdiri. Dia menatap ke arah Sea sebentar yang duduk di bawah karena memang disana terdapat kasur lantai saja.

"Namaku Sky, aku yang akan membantumu disini selama masa penyesuaian," ucap Sky mengenalkan diri.

"Jadi kau… "

"Guru relawan disini," sela Sky dengan cepat.

Sea benar-benar tak percaya jika sosok yang dibicarakan oleh Star sepanjang jalan adalah pria didepannya ini. Tubuhnya yang tegap, rahangnya yang tegas, ototnya yang terlihat berbentuk di balik baju kaos yang dia pakai.

Jangan lupakan wajahnya yang benar-benar tak memiliki senyuman itu membuat Sea berpikir dari mana para warga menyukainya. Wajah jutek dan dingin itu benar-benar menyebalkan menurutnya.

"Jangan melamun! Bereskan tempat ini jika kau ingin tidur dengan tenang," ucap Sky yang membuat Sea baru menyadari sesuatu.

Dia menatap sekeliling. Matanya benar-benar memeriksa kondisi tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya. Matanya mengerjap tak percaya.

Rumah kayu dengan jendela tanpa penutup. Lalu sebuah kasur usang lantai yang dia tiduri ini tergeletak di bawah lantai. Sea bahkan berusaha menyadarkan dirinya.

Apa benar ini tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya?

Apa benar tempat ini yang akan menjadi rumahnya selama beberapa bulan ke depan.

"Kenapa? Kau tak terkejut dengan keadaan desa ini!" tanya Sky dengan suaranya yang sedikit naik. "Jangan kau harap bisa menemukan kasur empuk disini, lampu yang cerah dan AC yang nyaman untuk ruangan."

Sea menelan ludahnya secara paksa. Dia beranjak berdiri lalu menatap sekeliling. Menyembulkan kepalanya di jendela yang tanpa penutup itu dan melihat sekitar.

Benar-benar rumah kayu yang sederhana. Dia berbalik menatap Sky yang juga tengah menatapnya.

"Dimana kamar mandinya?" tanya Sea dengan pelan.

Dia benar-benar masih shock. Dia masih mencoba menerima keadaan yang diluar nalarnya. Perjalanan hidup yang benar-benar berkebalikan dengannya. Berbeda dengan kehidupan sebelumnya.

Disini, dia benar-benar memulai semuanya dari nol. Menerima semua kondisi yang jauh dari kondisi di rumahnya.

"Di luar," jawab Sky sambil berjalan keluar dan diikuti Sea di belakangnya.

"Disini dapur," kata Sky menjelaskan.

Sea menunduk. Dia menatap kearah dapur tersebut. Matanya mengerjap melihat tempat memasaknya.

"Ini… "

"Tak ada kompor gas disini. Semuanya memakai kayu, Tuan Putri," ucap Sky dengan sarkas. "Lalu kamar mandinya ada disana!"

Sea mengikuti tangan Sky yang menunjuk area belakang. Kamar mandi yang terpisah dari rumahnya itu membuat Sea benar-benar tak tahu harus mengatakan apa.

"Apa kau bisa memasak?"

Sea menggeleng. Dia benar-benar bingung harus mengatakan apa.

"Mulai sekarang, kau harus terbiasa dengan kondisi ini. Belajarlah memasak jika ingin bertahan disini. Tak ada pelayan untuk membantumu, mengerti!"

"Aku mengerti!" sahut Sea dengan mengangguk.

"Apa ada yang ingin kau tanyakan lagi sebelum aku pergi?" tanya Sky yang membuat Sea mengangguk.

Dia kembali masuk ke dalam rumah dan diikuti oleh Sky. Wanita itu menunjuk ke arah meja yang ada di dekat kasur lantainya.

"Kenapa?"

"Bagaimana cara menghidupkan lampu minyak itu?" tanya Sea yang benar-benar buta akan semuanya.

Dia benar-benar baru dengan barang di sekitarnya ini. Tak ada yang dia ketahui. Tak ada yang dia mengerti. Satu pun yang ada di desa ini benar-benar tak pernah dia lihat di kehidupan sebelumnya.

"Begini. Kau sudah mengerti?" tanya Sky pada Sea.

Sea mengangguk mengerti. Setidaknya dia mulai paham cara menghidupkan lampu minyak tersebut. Setelah selesai, Sky akhirnya beranjak berdiri dan keluar dari sana.

"Jam empat sore aku akan menjemputmu untuk ke rumah Pak RW!" ucap Sky yang kemudian langsung pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Setelah kepergian Sky. Sea berbalik. Dia menatap rumah itu sekali lagi dengan sekitarnya.

"Kau pasti bisa, Sea. Hanya enam bulan kau disini dan setelah itu semuanya akan kembali seperti semula!"

...****************...

Sea lekas membaringkan koper miliknya. Dia membuka koper tersebut dan mulai mengeluarkan semua isinya. Dia mulai mengambil sebuah buku yang dia bawa untuk catatan dirinya dan meletakkan di atas meja samping kasur lantai tersebut.

Setelah itu dia mulai mengambil sebuah handuk dan peralatan mandi. Nafasnya masih terasa berat. Berat menerima kenyataan tentang kondisi desa ini. Namun, mau menyesal pun percuma. Dirinya sudah sampai disini dan membuatnya mau tak mau harus ikhlas menjalaninya.

Perlahan Sea mulai melangkah melewati belakang rumah. Berjalan sedikit jauh menuju kamar mandi yang diberitahu oleh Sky. Setelah itu dirinya akhirnya sampai di sebuah kamar mandi.

Kamar mandi yang ditutupi oleh sebuah pagar dari bambu. Tak ada dinding disana. Hanya bambu atau kayu yang ada. Sea tentu mulai membuka pintu itu. Menatap kondisi kamar mandi dengan tubuhnya yang meremang.

"Jangan sampai perutku mulas di malam hari atau…" jeda Sea sambil mengusap lehernya yang terasa bulu kuduknya berdiri. "Aku akan lari secepat kilat!"

Akhirnya Sea mandi dengan cepat. Saat air pegunungan itu menyentuh tubuhnya. Sensasi dingin yang pertama dia rasakan.

Air yang benar-benar dingin dan menyejukkan itu membuat Sea segera menyelesaikan acara mandinya. Dia tak mungkin berendam disini atau bisa mati beku kulitnya. Sea lekas memakai pakaiannya lagi dan keluar.

Melewati jalan yang sama. Sea merapatkan handuk yang dia bawa saat udara dingin menerpa kulitnya. Sampai Sea di rumah, dia menemukan seseorang telah berdiri di depan rumah.

"Star?" panggil Sea dan benar.

Star, pria yang memakai baju seperti tentara itu berbalik. Dia tersenyum dan menatap penampilan Sea.

"Budok habis mandi?" tanya Star yang membuat Sea memutar matanya malas.

"Jangan panggil… "

"Biarkan aku memanggilmu Budok, Sea. Itu lebih hormat daripada namamu saja!" pinta Sky yang membuat Sea tak bisa menolak. "Oh iya. Kamu selesai mandi?"

"Iya," Sahut Sea mengangguk lalu mulai menaiki tangga masuk ke rumahnya diikuti Star.

"Budok mandi dimana?" tanya Star penasaran. "Kenapa Budok dari depan sana?"

"Kamar mandinya kan disana. Ya aku tentu dari sana, Star!" seru Sea mengomel.

Kening Star berkerut. Dia benar-benar menatap Sea dengan pandangan aneh.

"Kata siapa kamar mandinya disana?" tanya Star dengan heran.

"Kata Sky!"

"Guru Sky?" ulang Star tak percaya.

Sea mengangguk dengan lugu. Hal itu tentu membuat Star menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Apa Budok belum berkeliling rumah ini?" tanya Star dengan pelan.

"Belum. Memangnya kenapa, Star?"

Star terlihat menahan tawa. Dia mengajak Sea ke sisi teras yang bisa melihat samping rumah.

"Kamar mandi Budok disana!"

"Apa!" pekik Sea dengan terkejut.

Tangan gadis itu mengepal kuat. Dia benar-benar tak habis pikir dengan Sky yang berani mengerjainya.

"Awas kau, Sky! Akan kubalas kau!"

~Bersambung

Hahahha baru pertama ketemu udah kena kerjain Budok. Sini Budok, ku ketawain dulu haha.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

dikerjain Sea sama sky🤭

2024-01-01

0

Diana Susanti

Diana Susanti

hahahaha 😂😂😂 dasar sky

2023-06-16

1

puputgendis

puputgendis

jail si sky🤣🤣🤣

2023-05-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!