Karena indah setuju Untuk menikah, maka pengawal Tedja datang ke rumah Indah.
Mengantarkan sembako, barang-barang mahal berupa tas, sepatu dan pakaian wanita, termasuk pakaian pengantin dan perhiasan. Itu semua diberikan Tedja, agar Indah terlihat cantik dan menawan di pernikahan nya.
Sekalian memberitahu ke pihak Indah bahwa pernikahan akan dilaksanakan seminggu lagi. Agar Indah bisa menyiapkan fisik dan mentalnya menikah dengan Tedja.
Tedja yang merupakan duda beranak 1, yang berusia selisih dua tahun dari Indah. Tedja telah lama ditinggalkan oleh istrinya yang meninggal dunia karena kecelakaan.
Hampir 10 tahun Tedja menduda tidak mau menikah lagi, karena masih sedih dan belum ada perempuan yang mengisi hatinya. Entah mengapa setelah melihat Indah, Tedja sangat ingin memiliki Indah, karena mirip wajah mendiang istrinya.
Ketika itu Tedja dan pengawalnya ingin datang menagih hutang Karim. Tedja tidak jadi menagihnya, karena begitu tertarik dan sangat suka melihat kecantikan Indah.
Setelah diberitahu oleh pengawal Tedja, akhirnya Pihak Indah pun menyanggupi pernikahan itu. Indah sangat senang dengan pemberian pak Tedja.
"Wah, bagus deh. Sepertinya pak Tedja orangnya sangat royal, pengertian dan tahu banget selera perempuan. Tidak apalah menikah dengan pria tua, yang penting orang kaya. Sanggup memenuhi kebutuhan ku", gumam Indah dalam hati sambil tersenyum bahagia.
***
Sebelumnya di kediaman Tedja.
"Nak, ayah akan menikah seminggu lagi. Ayah mohon kamu datang untuk menghadiri pesta pernikahan ayah", pinta Tedja kepada Pangestu, anak dari Tedja.
"Bagus deh ayah. Siapa perempuan itu ayah?. Biasanya ayah menolak untuk dijodohkan dengan wanita. Sekarang tumben banget ayah menyetujui calon istri ayah", Pangestu tahu kalau ayahnya susah terbuka kepada perempuan lain, selain mendiang ibunya.
"Iya nak, Perempuan yang bakal calon ibu kamu ini. Sanggup membuka hati dan perasaan ku yang telah lama terkunci", Pangestu merasa penasaran siapa perempuan calon ibu tirinya itu.
"Baiklah ayah, aku akan datang menghadiri pesta pernikahan ayah", Pangestu menyanggupi.
***
Hari pernikahan pun tiba.
Indah tidak ada sedikit pun menampakkan wajah sedih, walaupun harus menikah dengan pria tua. Baginya yang penting orang kaya, yang sanggup memenuhi semua keinginan nya.
Indah di riasi dengan sangat cantik dan anggun. Pihak perempuan telah siap menyambut kedatangan pihak pengantin pria.
Tibalah waktunya pengantin pria mendatangi pengantin wanita.
Begitu bahagia dan senang nya Tedja melihat Indah begitu cantik dan anggun. Memakai baju pengantin yang dibelikannya.
Pangestu menepati janjinya untuk menghadiri pesta pernikahan ayahnya. Di pesta itu Pangestu bersalaman dengan pengantin wanita calon ibu tirinya. Pangestu merasa tidak asing terhadap Indah. "Sepertinya aku pernah melihat wanita itu, tetapi dimana ya aku pernah melihatnya", pikir Pangestu merasa sangat penasaran.
Pernikahan berjalan dengan lancar, para tamu pun sudah meninggal kan resepsi pernikahan. Tinggal lah Tedja, Indah dan Karim. Karena pernikahan dilaksanakan di rumah pihak wanita. Sedangkan Pangestu pulang kerumah ayahnya.
Kamar Indah telah di hiasi dengan bunga-bunga yang segar. Agar menambah semangat bagi para kedua mempelai karena mereka akan memadu kasih di malam pertamanya.
Indah tidak terlalu canggung untuk bermalam pertama dengan Tedja. Walaupun sebelumnya tidak pernah bertemu dengan nya.
Indah justru berusaha lebih agresif dan liar, "Agar Tedja akhirnya bisa dikendalikannya. Segala apa yang diinginkan Indah bisa dipenuhi Tedja dengan senang hati tanpa merasa perhitungan", pikir Indah penuh siasat.
Sedangkan Tedja, begitu canggung karena sudah lama tidak pernah menyentuh wanita. Indah pun mendekati Tedja yang sedang duduk canggung di salah satu sisi tempat tidur.
Indah langsung melucuti pakaian Tedja sambil berbisik pelan kearah telinga Tedja.
"Mas, tidak usah malu-malu", bisik Indah.
Tedja tidak menyangka kalau Indah begitu agresif, tadinya Tedja bingung mau memulai dari mana. Tetapi karena Indah begitu agresif semangat Tedja begitu memuncak dan sangat bernafsu.
Tedja pun buru-buru melucuti satu persatu pakaian Indah. Sembari menciumi areal gunung kembarnya Indah. Indah pun langsung menggeliat. Indah sudah sering berhubungan suami-istri dengan banyak pria berumur. Keinginan untuk berhubungan suami-istri pun seperti kecanduan bagi Indah.
Indah pandai dan sangat pengalaman areal yang paling membuat lawannya begitu bernafsu. Tedja dengan semangat langsung naik ke atas tubuh Indah yang sintal dan molek.
Seluruh tubuh Indah di ciumi termasuk areal gunung kembar Indah, tedja membenamkan wajahnya pada areal itu, sekali-kali di kecup, di emmut seperti layaknya permen lollipop. Indah pun suka gaya Tedja. Pandai memuaskan nafsu birahi Indah.
Keduanya pun saling beradu saling memuaskan pasangannya masing-masing. Baik Indah dan Tedja tidak ingin merasa tanggung sama-sama ingin *******, nafas mereka saling memburu. Akhirnya setelah ******* Indah dan Tedja rebah di tempat tidur dengan sisa nafas yang masih ngos-ngosan.
Indah mendekati Tedja, "Mas suka permainan ku?", tanya Indah membuka komunikasi dengan Tedja. Indah tidak ingin Tedja terlihat canggung dengan-nya.
"Suka banget, kamu pandai memuaskan aku. Terimakasih ya", kecup Tedja di kening Indah.
"Mas, mas mau kan memberikan aku uang. Karena kalau aku di rumah terus aku pasti sangat suntuk", Ucap Indah berbicara lembut dan merayu dekat kuping Tedja sambil memeluknya mesra.
"Tenang saja, aku akan memberikan kamu ATM ku. Tetapi ingat kamu jangan selingkuh ya. Aku banyak pengawal yang akan mengawasi mu di luar sana", Tedja memperingatkan Indah.
"Iya mas, Mana mau aku selingkuh. Apalagi yang kucari coba, kamu mempunyai banyak uang, birahi di ranjang mu juga Ok. Aku pasti akan sangat ketagihan dan merindukan permainan mu", Indah terus merayu Tedja, agar Tedja merasa di awan-awan.
Benar saja, kata-kata itu membuat Tedja sangat percaya diri dan merasa di hargai.
"Mas, kita tinggal di rumah mas saja. Rumah ini sangat sempit", Indah merengek-rengek.
"Baiklah, mulai besok kita akan pindah ke rumah ku saja" Tedja menyanggupi keinginan Indah.
Tidak lama kemudian Tedja langsung tertidur, karena begitu lelahnya. Lain halnya dengan Indah, Indah sibuk memikirkan rencana nya akan kemana dan mau beli apa besok. Karena membayangi dirinya akan diberikan ATM oleh Tedja. "Aku akan belanja sepuas-puasnya", gumam Indah penuh bahagia.
***
Esoknya
Indah dan Tedja pindah ke rumah Tedja.
"Wah, luas sekali rumah mu mas. Tidak pernah aku membayangkan akan tinggal di rumah semewah ini", Indah berlarian ke sekeliling ruang tamu mengagumi kemewahan dan kemegahan interior rumah Tedja. Serta furniture dan perabot-perabot yang ada di rumah itu.
Tidak sengaja Indah berpapasan dengan Pangestu. Pangestu baru selesai makan dari ruang keluarga dan akan masuk ke kamarnya yang melewati ruang tamu.
Indah dan Pangestu tidak saling bertegur sapa hanya saling melempar senyum sekedarnya saja.
"Wah, ternyata anaknya mas Tedja ganteng sekali. Mas Tedja sih ganteng, tetapi sayang sudah berumur, sedangkan Pangestu kira-kira masih seumuran dengan ku", gumam Indah dalam hati.
Sekilas Indah memperhatikan Pangestu masuk ke kamarnya.
"Berarti ini adalah kamar Pangestu", batin Indah dalam hati.
Di kamar nya Pangestu terus penasaran dan memikirkan sosok Indah. Sampai sekarang Pangestu belum ingat ketemu Indah di mana.
"Dimana ya, aku pernah ketemu dengan wanita itu", Pangestu terus mengingat-ingat.
Begitu juga Indah, merasa pernah bertemu dengan Pangestu tetapi Indah tidak ingat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments