Selang beberapa hari berlalu, keluarga Negara meminta kepada Satria untuk datang ke Jogjakarta. Tujuannya adalah untuk meminjam berbagai surat yang akan digunakan untuk mendaftarkan pernikahan seperti Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, dan sebagainya. Berdasarkan rencana dari keluarga Negara, pihak keluarga pria saja yang akan mengurus pendaftaran ke Kantor Urusan Agama dan lain sebagainya.
"Dik, kamu di rumah? Aku datang ke rumahmu. Sekalian ingin meminjam dokumen untuk mendaftarkan pernikahan kita," kata Satria melalui panggilan telepon kepada Indi.
"Aku masih di tempat klien itu, Mas. Keburu-buru enggak?" tanya Indira,
Sementara dia sendiri sekarang berada di tempat klien yang sudah memesan desain untuk mempercantik tempat kerjanya. Sehingga, Indi sendiri belum ada di rumah.
"Tidak usah keburu-buru, aku juga masih dalam perjalanan dari Solo ke Jogja kok. Mumpung aku di Jogjakarta sampai besok, besok jalan-jalan sama aku mau?" tanya Satria.
"Yang penting pamit sih sama Ayah dan Nda. Kalau beliau mengizinkan, ya tidak apa-apa," balas Indira.
Menjelang petang, Indi baru tiba di rumah. Sementara selang kurang lebih satu jam setelahnya, Satria pun tiba. Tentu saja keluarga Hadinata menyambut baik calon menantunya itu.
"Assalamualaikum," sapa Satria dengan mengetuk rumah calon mertuanya.
"Waalaikumsalam," balas Bunda Ervita yang menyambut Satria.
"Malam, Bunda ... maaf Satria datang agak malam," balasnya.
Sebenarnya hari baru kurang lebih 19.00 malam, tapi Satria tetap saja meminta maaf. Tidak enak bertamu ke rumah calon mertua di malam hari. Ada rasa sungkan, dan selain itu ada rasa tidak sopan.
"Tidak apa-apa, Mas Satria ... mau ketemu Indi?" tanya Bunda Ervita.
"Iya, Bunda ... sekalian sama ketemu Bunda dan Ayah juga kok," balasnya.
Bunda Ervita pun menganggukkan kepalanya. Dia kemudian memanggilkan suaminya dan Indi. Hanya berselang beberapa menit, semua yang Satria cari sudah ada di ruang tamu.
"Kenapa Satria?" tanya Ayah Pandu.
"Begini, Yah ... Satria datang karena diutus Rama untuk mengurus pendaftaran akad nikah nanti ke Kantor Urusan Agama, Yah. Jadi, Satria meminjam dokumen untuk pendaftarannya nanti," balas Satria.
"Ayah cari dulu dan kumpulkan ya, Sat ... besok kamu masih di Jogjakarta?" tanya Ayah Pandu.
"Iya, masih Ayah," balas Satria.
"Baiklah, besok saja yah. Nanti Akadnya di Jogjakarta saja. Kan akad itu di pihak pengantin wanita. Tidak keberatan kan?" tanya Ayah Pandu.
"Seharusnya begitu ya, Yah. Coba nanti Satria sampaikan ke Rama dulu. Kelihatannya juga begitu, soalnya Rama dan Ibu besok juga ke sini sih, kan prosesnya dari RT, RW, Kelurahan, dan ke KUA kan Yah?" tanya Satria.
"Iya, tetap mengikuti birokrasinya. Ayah juga minta surat pengantar ke RT dan RW juga sekalian," balas Ayah Pandu.
"Baik Ayah," balas Satria.
Berbicara mengenai birokrasi pernikahan memang jalan yang ditempuh itu panjang. Harus dimulai dari pengumpulan dokumen, lantas meminta pengantar ke RT dan RW, masih harus dilanjutkan ke instansi kependudukan yang jauh lebih besar. Barulah nanti ke Kantor Urusan Agama. Oleh karena itu, mulai pendaftaran sampai terjadinya akad dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya satu bulan hingga lebih.
***
Keesokan harinya ....
Satria sudah kembali ke rumah keluarga Negara yang ada di Jogjakarta. Di sana sudah ada Rama dan Ibunya. Lantas, Rama Bima pun meminjam setiap dokumen untuk pendaftaran pernikahan putranya dan Indira nanti.
"Pinjam dulu, Sat ... sudah lengkap semua belum?" tanya Rama Bima.
"Sudah lengkap semua, Rama ... tinggal menjalankan saja," balas Satria.
Lantas Rama Bima melihat setiap dokumen itu, tapi ada yang berbeda dengan akta kelahiran Indira. Sebab, di sana bahwa tercatat bahwa.
Indira Hayuningtyas anak ke satu dari Ibu Ervita Amalia.
Membaca kutipan di Akta kelahiran itu, tentu saja ada yang janggal bahwa Indi bukan darah daging keturunan Hadinata. Indi hanya lahir dari ibu, tanpa ada nama ayahnya yang tertera di akta kelahiran itu. Tangan yang memegang selembar akta kelahiran itu pun bergetar. Rama Bima lantas menurunkan Akta kelahiran itu perlahan, dan menatap Satria.
"Satria, kamu tidak boleh menikah Indira!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
himawatidewi satyawira
duuaar..mulai nih masalah darah
2023-11-15
3
susi 2020
🥰😍
2023-09-20
0
susi 2020
😘😘
2023-09-20
0