Bab.12 Iri hati

Arne pun sebentar lagi akan masuk bekerja di rumah sakit. Dan dirinya membuka lemarinya untuk melihat stok pakaian yg bisa ia pakai bekerja. Nampak, semuanya tak cocok untuk dipakai bekerja. Arne pun ingat punya kartu yg diberikan oleh kakeknya.

Akhirnya Arne memutuskan untuk belanja pakaian yg dipakai untuk bekerja nanti. Arne tak ingin terlalu mencolok atau terlihat ada nama brand pakaian mahal yg membuat seisi rumah sakit bergosip tentangnya.

Arne pun pergi ke mall dan mencari pakaian untuk bekerja. Dirinya pun pergi ke toko yg menjual pakaian formal dan memilih beberapa pakaian yg cocok untuknya.

Setelah dapat beberapa Arne pun pindah ke toko lain untuk melihat-lihat. Arne pun tertarik pada sebuah kemeja putih simple yg di pajang di sebuah manekin.

"Permisi, boleh aku lihat kemeja ini?" tanya Arne.

"Iya tunggu sebentar nona."

Pegawai wanita pun memberinya pakaian baru dan Arne melihatnya dengan seksama kemudian mencobanya. Arne pun menyukainya dan menaruhnya di kasir. Lalu Arne berbelanja lagi dan memilih beberapa pakaian terbaru.

Ada banyak koleksi barang terbaru di toko tersebut. Dan Arne pun sepertinya akan belanja banyak barang. Arne pun tertarik pada tas slingbag berwarna hitam yg simple dan cantik.

"Wah cantik sekali, aku mau lihat." tunjuk Arne.

"Silahkan nona." ucap pegawai mengambilkan tas tersebut.

"Tasnya cantik sekali, dan ukurannya pas untukku yg tak suka tas besar." ucap Arne.

"Benar nona, dan tas ini hanya ada satu." ucap pegawai itu.

"Berarti aku sangat beruntung hari ini." ucap Arne.

"Lebih baik anda langsung membayarnya karena ada beberapa wanita yg menanyakannya."

"Baiklah, terimakasih infonya." ucap Arne lalu langsung ke kasir.

Datanglah Aini dan Martha mencari barang incaran mereka.

"Pelayan, mana tas hitam itu?" tanya Aini.

"Baru saja terjual nona."

"Apa?? bagaimana bisa." ucap Aini.

"Sudahlah sayang cari model lain saja." ucap Martha.

"Ma.. aku sudah mengincarnya." ucap Aini.

"Tapi baru saja terjual oleh nona itu." tunjuknya pada Arne yg sedang membayar tas tersebut.

Aini pun ke kasir dan menyerobot tas tersebut.

"Ini milikku." ucap Aini.

"Haha.. milikmu?? kau suka sekali ya merebut milik orang lain.." balas Arne.

"Memangnya kau mampu membelinya?" sindir Aini.

"Kau lupa siapa aku rupanya.. " ucap Arne.

"Aku bayar pakai kartu ini." ucap Arne menunjukkan blackcard miliknya.

Seketika Aini pun semakin kesal karena Arne tak pernah kekurangan apapun. Bahkan kini dirinya memiliki blackcard yg hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu.

"Kenapa? papa pasti takkan memberimu blackcard." ucap Arne.

"Cih dasar tukang pamer." ucap Aini.

"Lebih baik daripada tukang merebut milik orang lain." ucap Arne.

"Maaf nona ini kartu anda." ucap pegawai tersebut.

"Terimakasih.." balas Arne dengan senyuman.

Arne pun mengambil tas tersebut dan berjalan santai meninggalkan Aini.

"Dasar gadis sombong.. berani sekali pada putriku." ucap Martha.

"Maaf tante, aku duluan yg membeli tas ini.. Tak perlu kan sampai mengecek cctv.." sindir Arne.

"Cihhh.." ucap Martha.

"Kenapa kalian memberi tas itu padanya?" tanya Aini memarahi pegawai.

"Tapi nona itu member vvip." ucapnya.

"Apa member vvip?? kalau begitu aku juga mau gabung membernya." ucap Aini.

"Betul bagaimana kalian ini tidak menawarkan kami member itu." ucap Martha.

"Member itu hanya berlaku pada pelanggan tetap yg setiap tahun belanja di atas 1 M." ucap pegawai itu.

"Cih.. menyebalkan." ucap Aini.

"Masa kami tak bisa daftar juga." ucap Martha.

"Maaf nyonya, pembelajaan kalian tahun ini belum mencapai minumum pembelian."

"Yasudah.." ucap Martha.

Ibu dan anak itu pun kembali memilih barang kemudian membayar ke kasir. Dan para pegawai pun menggosipkan mereka setelah mereka pergi serta menjuluki mereka pelanggan yg norak.

"Gila tu ibu-ibu sama anaknya.."

"Benar, ga tau malu banget.."

"Iya main serobot aja, belum tahu dia nona tadi siapa."

"Bayarnya aja pake blackcard, sedangkan mereka cuma kartu biasa."

"Udah gitu pake maksa join member pula."

"Hahaha.. norak banget ya.. ketara banget baru jadi OKB (Orang Kaya Baru)"

Begitulah pada pegawai tersebut bergosip karena tidak nyaman dengan tingkah Aini dan Martha yg norak tersebut. Karena biasanya yg masuk adalah orang-orang berkelas dan tahu tatakrama. Tapi mereka sangat tidak sopan.

.

.

Sedangkan Arne pun puas sekali membalas ibu dan anak tersebut. Dirinya pun cukup kesal atas insiden yg menimpa dirinya pada malam acara pertunangan Aini. Mereka sungguh berniat mempermalukan Arne dengan menaruh alkohol di minumannya.

Mengingat itu membuat Arne semakin bersemangat tadi memanas-manasi keduanya. Apalagi Aini main serobot saja tas yg sedang ia bayar di kasir. Begitu melihat blackcard milik Arne, Aini pun langsung terdiam.

"Hahaa.. rasakan itu Aini.." gumam Arne dalam hati.

Arne pun pulang ke apartemennya dengan bahagia. Dirinya pun menunggu mamanya pulang bekerja dengan bersantai dan menonton televisi.

.

.

Sementara itu, Aini pun pulang ke rumah dengan wajah ditekuk. Bukan hanya gagal memperoleh tas incarannya, Aini juga iri melihat Arne memiliki blackcard.

Terbersitlah ide jahat di kepalanya untuk mengadukan Arne pada papanya. Dan Aini pun mengadu kepada Richard saat makan malam.

"Aini kenapa wajahmu ditekuk.?" tanya Richard.

"Tidak apa."

"Sayang, ini pasti karena Arne." ucap Martha membantu Aini.

"Arne? ada apa dengannya?" tanya Richard.

"Tadi dia mengambil tas yg ingin aku beli." ucap Aini.

"Kan tinggal beli lagi.." ucap Richard.

"Stoknya hanya ada satu di toko itu." balas Martha.

"Kalian bisa cari di toko lain." ucap Richard.

"Masalahnya barang itu sangat terbatas." ucap Aini.

"Sudahlah nak, kau bisa cari barang terbatas lainnya." balas Richard.

"Papa.. aku maunya yg itu.. dan lagi kenapa Arne punya blackcard." ucap Aini.

"Blackcard? mana mungkin papa memberikannya." ucap Richard.

"Pokoknya aku mau papa mencarikanku tas yg sama seperti Arne." ucap Aini merajuk.

"Ya.. nanti papa akan carikan." ucap Richard.

Richard pun menyuruh orang untuk mencarikan barang tersebut. Tapi di toko manapun sudah tidak ada lagi. Hal itupun membuatnya pusing, sementara Aini terus marah dan kesal padanya seperti anak kecil.

"Bagaimana ini Martha barangnya tidak ada dimana-mana." ucap Richard.

"Kau sudah berjanji akan memberikannya.. kau harus tepati, selama ini Aini tak pernah punya ayah." ucap Martha.

"Tapi, Aini bukan lagi anak kecil yg harus marah hanya demi sebuah barang. Bukankah dia harusnya menunjukkan sikap dewasa ?" tanya Richard.

"Dewasa? kau ini memang tak mengerti putrimu sendiri atau tak menyayanginya??" tanya Martha kesal.

"Kalau aku tak dapat aku harus memberinya apa? bahkan tas lain pun dia tak mau." ucap Richard.

"Aku tak peduli kau harus dapatkan tas tersebut, sekalipun harus merebutnya dari putrimu Arne." ucap Martha.

Richard pun tak punya pilihan lain karena tak ingin bertengkar dengan Martha dan Aini. Sikap mereka pun sangat egois.

Akhirnya Richard mendatangi apartemen Jeny dan meminta tas milik Arne.

"Arne, papa mohon ini demi Aini." ucap Richard.

"Apa Aini anak kecil?? sampai papa harus seperti ini? papa lebih peduli pada keinginan sepele Aini daripada kabarku.." ucap Arne.

"Richard apa yg kau lakukan disini?" tanya Jeny yg baru saja pulang.

"Aku hanya minta tolong pada Arne untuk memberikan tasnya pada Aini." jawabnya.

"Apa kau sudah gila?? Arne membelinya bukan dengan uangmu, tak sadarkah kau kalau putrimu yg bernama Aini itu iri pada putriku?" tanya Jeny dengan penuh penekanan.

Arne pun menitihkan air mata melihat kelakukan papanya, yg meminta tas miliknya demi Aini. Sementara selama ini bahkan kabar dirinya pun ayahnya tak pernah mau peduli.

"Arne papa rela membayar 2x lipat.." ucap Richard.

"Papa bahkan rela melakukan ini demi Aini?? kemana papa kemarin saat aku pingsan karena minumanku dicampur alkohol di acara Aini?" tanya Arne.

"Arne jangan keterlaluan, kau hanya ingin dapat perhatian dariku kan?" tanya Richard.

"Papa mau tas itu? baiklah,." ucap Arne pergi ke kamarnya.

Arne pun kembali membawa tas tersebut beserta kantong untuk papanya.

"Ini tas yg sangat diinginkan putri tercinta papa.. aku takkan terima sepeserpun uang papa.." ucap Arne.

"Arne.. maaf." ucap Richard lalu pergi.

"Jangan pernah datang lagi kemari.." ucap Arne pada Richard.

Jeny pun memeluk Arne karena sikap Richard pada Arne untuk meminta tas milik Arne demi Aini. Sementara Arne pun menangis bukan karena tas tersebut tapi karena sikap Richard yg tidak memikirkan perasaan Arne.

Terpopuler

Comments

Rismawati Juhamzah

Rismawati Juhamzah

bodoh ngapain dikasih

2025-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Arnetha Julia Richardo
2 Bab.2 Awal Kecurigaan
3 Bab.3 Pengkhianatan
4 Bab.4 Kenyataan Pahit
5 Bab.5 Maaf ini Milikku..
6 Bab.6 Awal Penderitaan
7 Bab.7 Sebuah Lamaran menyakitkan
8 Bab.8 Tegar
9 Bab.9 Invitation
10 Bab.10 Pertunangan
11 Bab.11 Jebakan
12 Bab.12 Iri hati
13 Bab.13 Kontrol diri
14 Bab.14 Resmi Bercerai
15 Bab.15 Prof. Anderson
16 EP.16 Hari yg Berat
17 Bab.17 Keributan di Rumah Sakit
18 EP.18 Fitnah
19 Bab.19 Sebuah Kebaikan
20 Bab.20 Sebuah makan malam
21 Bab.21 Kunjungan Rahasia
22 Bab.22 Kunjungan Resmi
23 Bab.23 Kehamilan diluar pernikahan
24 Bab.24 Mempermalukan diri sendiri
25 Bab.25 Situasi yg memanas
26 Bab.26 Pesta Pernikahan
27 Bab.27 Fakta kejahatan Rafli
28 Bab.28 Bertemu cinta lama
29 Bab.29 Tangisan Bulan Madu
30 Bab.30 Dendam dua pria
31 Bab.31 Makan malam
32 Bab.32 Permainan Kotor
33 Bab.33 Diet menyiksa
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab.35 Serangan Mental
36 Bab.36 Saksi
37 Bab.37 Pelaporan
38 Bab.38 Terungkap
39 Bab.39 Sebuah Keadilan
40 Bab.40 Sindiran
41 Bab.41 Pembelaan
42 Bab.42 Circle
43 Bab.43 Bosan??
44 Bab.44 Pertengkaran
45 Bab.45 Kebodohan
46 Bab.46 Renggang
47 Bab.47 Reuni
48 Bab.48 Drama
49 Bab.49 Perjodohan
50 Bab.50 Perjodohan Kedua
51 Bab.51 Konflik
52 Bab.52 Kencan Pertama
53 Bab.53 Mengantarkan pulang
54 Bab.54 Mata-mata
55 Bab.55 Penangkapan
56 Bab.56 Rencana Jakson
57 Bab.57 Kata maaf
58 Bab.58 Jadwal kencan kedua
59 Bab.59 Kebakaran
60 Bab.60 Keguguran
61 Bab.61 Taktik
62 Bab.62 Hukuman tanpa ampun
63 Bab.63 Menerima Takdir
64 Bab.64 Karma buruk
65 Bab.65 Ulang Tahun Jeny
66 Bab.66 Nasihat
67 Bab.67 Sebuah Upaya
68 Bab.68 Kisah cinta yg rumit
69 Bab.69 Peringatan kecil
70 Bab.70 Sang penggoda
71 Bab.71 Kencan Ketiga
72 Bab.72 Dansa
73 Bab.73 Kekuatan istri Sah
74 Bab.74 Pergerakan Tony
75 Bab.75 Pertarungan dimulai
76 Bab.76 Hadiah
77 Bab.77 Kesempatan
78 Bab.78 Kesungguhan
79 Bab.79 Manfaat
80 Bab.80 Kencan dan Informasi
81 Bab.81 Pecundang
82 Bab.82 Drop
83 Bab.83 Kesalahan
84 Bab.84 Petunjuk
85 Bab.85 Risau
86 Bab.86 Hasil
87 EP.87 Nasib Buruk
88 EP.88 Lemah tak berdaya
89 Bab.89 Akhir Ketidakjelasan
90 Bab.90 Masalah Nino
91 Bab.91 Karma Boy
92 Bab.92 Sebuah Pilihan
93 Bab.93 Mengulang Kenangan
94 Bab.94 Tua-tua Keladi
95 Bab.95 Aib memalukan
96 Bab.96 Pertemuan
97 Bab.97 Double Date
98 Bab.98 Dendam dan Karma
99 Bab.99 Kabur
100 Bab.100 Pencarian
101 Bab.101 Korban kedua
102 Bab.102 Kematian Richard
103 Bab.103 Badai telah berlalu
104 Bab.104 Lamaran
105 Bab.105 Pernikahan Jeny dan Sammy
106 Bab.106 Pertunangan
107 Bab.107 Pengganggu
108 Bab.108 Memanfaatkan situasi
109 Bab.109 Waktu
110 Bab.110 Happy Ending
111 Bab.111 Season ke-2 : Kehidupan setelah menikah
112 Bab.112 : Berbelanja
113 Bab.113 : Cinta sepihak
114 Bab.114 : Club malam
115 Bab.115 : Penolakan
116 Bab.116 : Awal yg manis
117 Bab.117 : Strategi pengusiran pelakor
118 Bab.118 : Harus Liburan
119 Bab.119 : Rencana yg gagal
120 Bab.120 : Tembok besar
121 Bab.121 : Romantic
122 Bab.122 : Menikmati waktu
123 Bab.123 : Bentuk perhatian
124 Bab.124 : Sejenis Kuntilanak berambut pirang
125 Bab.125 : Aku tidak takut
126 Bab.126 : Tertangkap
127 Bab.127 : Rencana Honeymoon
128 Bab.128 : Drama Honeymoon
129 Bab.129 : Honeymoon
130 Bab.130 : Badai
131 Bab.131 : Honeymoon part.2
132 Bab.132 : Strategi Pengusiran Pelakor
133 Bab.133 : Bencana alam
134 Bab.134 : Bertemu
135 Bab.135 : Kerja Sukarela
136 Bab.136 : Nilai Kemanusiaan
137 Bab.137 : Penyelamatan
138 Bab.138 : Dibenci
139 Bab.139 : Rumah Baru
140 Bab.140 : Asisten Rumah Tangga
141 Bab.141 : Kembali bekerja
142 Bab.142 : Hangout
143 Bab.143 : Mual di pagi hari
144 Bab.144 : Kabar Bahagia
145 Bab.145 : Memperoleh banyak perhatian
146 Bab.146 : Kesialan Angel
147 Bab.147 : Senjata Makan Tuan
148 Bab.148 : Curiga
149 Bab.149 : Pencurian
150 Bab.150 : Demi kebahagiaan istri
151 Bab.151 : Hadiah yg membuatnya tersenyum
152 Bab.152 : Pasangan Menjijikan
153 Bab.153 : Sebuah Solusi
154 Bab.154 : Takkan bisa lolos lagi
155 Bab.155 : Awal hidup baru Kenzi
156 Bab.156 : Pesta Pernikahan Mantan
157 Bab.157 : Sebuah Hadiah
158 Bab.158 : Kesal
159 Bab.159 : Sebuah Tanggungjawab
160 Bab.160 : Penyelamatan
161 Bab.161 : Angel kau sudah Tamat !!
162 Bab.162 : Mulai Menuai Karma
163 Bab.163 : Kebohongan
164 Bab.164 : Karma
165 Bab.165 : Pendekatan
166 Bab.166 : To the point !!
167 Bab.167 : Happiness -End
168 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 168 Episodes

1
Bab.1 Arnetha Julia Richardo
2
Bab.2 Awal Kecurigaan
3
Bab.3 Pengkhianatan
4
Bab.4 Kenyataan Pahit
5
Bab.5 Maaf ini Milikku..
6
Bab.6 Awal Penderitaan
7
Bab.7 Sebuah Lamaran menyakitkan
8
Bab.8 Tegar
9
Bab.9 Invitation
10
Bab.10 Pertunangan
11
Bab.11 Jebakan
12
Bab.12 Iri hati
13
Bab.13 Kontrol diri
14
Bab.14 Resmi Bercerai
15
Bab.15 Prof. Anderson
16
EP.16 Hari yg Berat
17
Bab.17 Keributan di Rumah Sakit
18
EP.18 Fitnah
19
Bab.19 Sebuah Kebaikan
20
Bab.20 Sebuah makan malam
21
Bab.21 Kunjungan Rahasia
22
Bab.22 Kunjungan Resmi
23
Bab.23 Kehamilan diluar pernikahan
24
Bab.24 Mempermalukan diri sendiri
25
Bab.25 Situasi yg memanas
26
Bab.26 Pesta Pernikahan
27
Bab.27 Fakta kejahatan Rafli
28
Bab.28 Bertemu cinta lama
29
Bab.29 Tangisan Bulan Madu
30
Bab.30 Dendam dua pria
31
Bab.31 Makan malam
32
Bab.32 Permainan Kotor
33
Bab.33 Diet menyiksa
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab.35 Serangan Mental
36
Bab.36 Saksi
37
Bab.37 Pelaporan
38
Bab.38 Terungkap
39
Bab.39 Sebuah Keadilan
40
Bab.40 Sindiran
41
Bab.41 Pembelaan
42
Bab.42 Circle
43
Bab.43 Bosan??
44
Bab.44 Pertengkaran
45
Bab.45 Kebodohan
46
Bab.46 Renggang
47
Bab.47 Reuni
48
Bab.48 Drama
49
Bab.49 Perjodohan
50
Bab.50 Perjodohan Kedua
51
Bab.51 Konflik
52
Bab.52 Kencan Pertama
53
Bab.53 Mengantarkan pulang
54
Bab.54 Mata-mata
55
Bab.55 Penangkapan
56
Bab.56 Rencana Jakson
57
Bab.57 Kata maaf
58
Bab.58 Jadwal kencan kedua
59
Bab.59 Kebakaran
60
Bab.60 Keguguran
61
Bab.61 Taktik
62
Bab.62 Hukuman tanpa ampun
63
Bab.63 Menerima Takdir
64
Bab.64 Karma buruk
65
Bab.65 Ulang Tahun Jeny
66
Bab.66 Nasihat
67
Bab.67 Sebuah Upaya
68
Bab.68 Kisah cinta yg rumit
69
Bab.69 Peringatan kecil
70
Bab.70 Sang penggoda
71
Bab.71 Kencan Ketiga
72
Bab.72 Dansa
73
Bab.73 Kekuatan istri Sah
74
Bab.74 Pergerakan Tony
75
Bab.75 Pertarungan dimulai
76
Bab.76 Hadiah
77
Bab.77 Kesempatan
78
Bab.78 Kesungguhan
79
Bab.79 Manfaat
80
Bab.80 Kencan dan Informasi
81
Bab.81 Pecundang
82
Bab.82 Drop
83
Bab.83 Kesalahan
84
Bab.84 Petunjuk
85
Bab.85 Risau
86
Bab.86 Hasil
87
EP.87 Nasib Buruk
88
EP.88 Lemah tak berdaya
89
Bab.89 Akhir Ketidakjelasan
90
Bab.90 Masalah Nino
91
Bab.91 Karma Boy
92
Bab.92 Sebuah Pilihan
93
Bab.93 Mengulang Kenangan
94
Bab.94 Tua-tua Keladi
95
Bab.95 Aib memalukan
96
Bab.96 Pertemuan
97
Bab.97 Double Date
98
Bab.98 Dendam dan Karma
99
Bab.99 Kabur
100
Bab.100 Pencarian
101
Bab.101 Korban kedua
102
Bab.102 Kematian Richard
103
Bab.103 Badai telah berlalu
104
Bab.104 Lamaran
105
Bab.105 Pernikahan Jeny dan Sammy
106
Bab.106 Pertunangan
107
Bab.107 Pengganggu
108
Bab.108 Memanfaatkan situasi
109
Bab.109 Waktu
110
Bab.110 Happy Ending
111
Bab.111 Season ke-2 : Kehidupan setelah menikah
112
Bab.112 : Berbelanja
113
Bab.113 : Cinta sepihak
114
Bab.114 : Club malam
115
Bab.115 : Penolakan
116
Bab.116 : Awal yg manis
117
Bab.117 : Strategi pengusiran pelakor
118
Bab.118 : Harus Liburan
119
Bab.119 : Rencana yg gagal
120
Bab.120 : Tembok besar
121
Bab.121 : Romantic
122
Bab.122 : Menikmati waktu
123
Bab.123 : Bentuk perhatian
124
Bab.124 : Sejenis Kuntilanak berambut pirang
125
Bab.125 : Aku tidak takut
126
Bab.126 : Tertangkap
127
Bab.127 : Rencana Honeymoon
128
Bab.128 : Drama Honeymoon
129
Bab.129 : Honeymoon
130
Bab.130 : Badai
131
Bab.131 : Honeymoon part.2
132
Bab.132 : Strategi Pengusiran Pelakor
133
Bab.133 : Bencana alam
134
Bab.134 : Bertemu
135
Bab.135 : Kerja Sukarela
136
Bab.136 : Nilai Kemanusiaan
137
Bab.137 : Penyelamatan
138
Bab.138 : Dibenci
139
Bab.139 : Rumah Baru
140
Bab.140 : Asisten Rumah Tangga
141
Bab.141 : Kembali bekerja
142
Bab.142 : Hangout
143
Bab.143 : Mual di pagi hari
144
Bab.144 : Kabar Bahagia
145
Bab.145 : Memperoleh banyak perhatian
146
Bab.146 : Kesialan Angel
147
Bab.147 : Senjata Makan Tuan
148
Bab.148 : Curiga
149
Bab.149 : Pencurian
150
Bab.150 : Demi kebahagiaan istri
151
Bab.151 : Hadiah yg membuatnya tersenyum
152
Bab.152 : Pasangan Menjijikan
153
Bab.153 : Sebuah Solusi
154
Bab.154 : Takkan bisa lolos lagi
155
Bab.155 : Awal hidup baru Kenzi
156
Bab.156 : Pesta Pernikahan Mantan
157
Bab.157 : Sebuah Hadiah
158
Bab.158 : Kesal
159
Bab.159 : Sebuah Tanggungjawab
160
Bab.160 : Penyelamatan
161
Bab.161 : Angel kau sudah Tamat !!
162
Bab.162 : Mulai Menuai Karma
163
Bab.163 : Kebohongan
164
Bab.164 : Karma
165
Bab.165 : Pendekatan
166
Bab.166 : To the point !!
167
Bab.167 : Happiness -End
168
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!