Suasana menjadi sunyi senyap tanpa suara, Audrey meremas gaunnya. ‘Xavia sialan! Aku pasti akan menghukummu nanti!’
“Audrey.”
Audrey menoleh ke arah Xavier dengan raut ragu. “Aku, sebenarnya aku--”
“Kau kemana saja selama tujuh tahun? Apa kau tau, orang-orang menganggap kau telah mati. Bahkan keluarga Duke pun sangat terpukul ketika mendengar rumor itu, tapi aku percaya.” Xavier tersenyum sangat manis. “Aku percaya kau akan kembali dan sekarang kau telah kembali, aku sangat bahagia.”
Audrey mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Bagai-mana keadaan keluargaku?”
“Apa kau tau, Tuan Duke sudah pensiun karena menderita penyakit sejak tiga tahun yang lalu dan Caesar sekarang menggantikannya menjabat sebagai Duke. Sementara Mike dan Damian, keduanya kini bergabung dengan pasukan kesatria dan sedang ada di medan perang.”
“Begitu ya.” Audrey tersenyum tipis. “Lalu, bagaimana keadaan Ib-maksudku Duchess.”
“Duchess … meninggalkan setelah sakit parah setahun setelah kau menghilang.”
Audrey tiba-tiba merasa nyeri di dadanya. ‘Meninggal? Tapi kenapa? Apa Grand Duchess juga sudah mengetahui tentang diriku yang sebagai perasuk? Apa itu menyenangkan syok dan menjadi sakit-sakitan? Semuanya salahku.’ Dia menutup matanya, entah kenapa. Dadanya menjadi sesak saat mengingat keluarga 'palsunya' itu. ‘Aku sangat lelah, seharusnya sejak awal aku tidak mengabulkan permintaan Xavia. Mungkin saja jika aku tidak bertemu Xavier, aku tidak akan mengingat mereka lagi.’
“Audrey …”
“Bulankah pernah kukatakan dulu.” Audrey menatap Xavier dengan senyum tipis dan tatapan sayu. “Aku bukanlah Audrey, aku hanyalah seorang perasuk yang tidak sengaja masuk ke tubuh Audrey. Asal kau tau, di dunia tempatku berada. Tidak ada perang, dunia yang benar-benar damai. Tidak ada pertumpahan darah, bangunannya pun tinggi dan …” Dia terdiam sejenak. ‘Ah, aku bahkan tidak bisa mengingat semua kehidupan pertamaku, buram. Aku bahkan tidak tau siapa orang yang dekat denganku di dunia nyata.’
“Dan apa?” tanya Xavier penasaran, meskipun dia masih belum menerima kalau Audrey orang dari dunia lain. Tapi dia tentu penasaran dengan cerita gadis di depannya.
“Tidak jadi, karena sudah selesai. Lebih baik aku pergi, selesaikan tugasmu.” Audrey melangkah keluar, namun tangannya digenggam oleh Xavier dengan erat hingga terasa sakit.
“Tidak! Kau tidak boleh pergi, kau hanya boleh ada di sisiku selamanya!”
“Xavier, lepaskan tanganku!” kata Audrey sambil mempertahankan raut datar meski genggaman tangan Xavier semakin mengerat.
“Aku mohon, jangan pergi dan tetaplah di sisiku.”
“Aku tidak bisa!” jawab Audrey tegas, dia menarik tangannya dan menatap tajam Xavier. “Sudah kukatakan, Audrey sudah mati. Dia tidak lebih hanyalah arwah gentayangan yang tidak nyata, jadi berhenti menggangguku dan memanggilku Audrey!” Audrey berbalik dan berjalan pergi dengan cepat.
“Audrey! Ketika kita bertemu lagi, aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sisiku!!”
Audrey menutup pintu ruang kerja dan bersandar, dia menatap tangannya yang perlahan-lahan menghilang. Audrey menghela napas. ‘Aku sudah mencapai batas ya? Apa aku terlalu serakah menggunakan energi rohku? Sudahlah, lebih baik aku segera kembali ke kediaman Count dan bertemu Rea.’ Dia mengangkat sedikit gaunnya dan berlari pergi.
Xavia dan Rea yang bersembunyi di balik dinding memperhatikan Audrey yang tubuhnya menghilang perlahan-lahan hingga benar-benar menghilang seutuhnya.
“Sudah lihat? Dia itu benar-benar Putri dari Duke, meskipun wujudnya sedikit berbeda. Tapi dari sikapnya tadi, sudah dipastikan kalau dia Audrey.”
“Kakak putri benar, jadi selama ini. Kakak Lia adalah Putri dari Tuan Grand Duke, wah … aku tidak sangka kalau Kakak Audrey sangat cantik.”
“Benqr kan, aku pernah bertemu dengannya beberapa kali. Saat itu aku masih bingung karena dia terlihat seperti Lady biasa, tapi setelah menguping pembicaraan keduanya. Aku jadi tau kalau kakakku itu bukan hanya cinta saja, tapi sudah terobsesi. Mungkinkah karena Audrey tiba-tiba meninggalkannya dan muncul setelah sekian lama? Pokoknya.” Xavia berjongkok di depan Rea dan memegang kedua bahu gadis kecil itu. “Kau harus berjanji kalau hal yang kau dengar hari ini hanya rahasia kita berdua, mengerti?”
Rea tersenyum sangat manis. “Iya, Rea berjanji.”
“Kakak Lia, Rea pulang.” Rea membuka pintu, namun tidak seperti biasanya. Audrey kini hanya duduk di depan meja rias sambil menatap bayangannya tanpa menyambut Rea. “Kakak Lia?”
“Apa kau ingin berkata jujur?”
“Maksud Kak Lia apa? Rea tidak mengerti sama sekali.”
Audrey menoleh ke arah Rea dengan raut kecewa. “Kau benar-benar tidak mau memberitahu hal yang kau dengar saat bersama Xavia?”
“A-itu, Rea tidak mengerti ucapan kak Lia sama sekali.”
“Rea.” Audrey berdiri dari duduknya, dia berjalan ke arah Rea dengan anggunnya. “Bukankah kau sudah berjanji kalau kau tidak akan merahasiakan apapun padaku.”
Rea meremas gaunnya sambil menunduk. “Maaf, Rea tidak bermaksud untuk membohongi kakak Lia. Tapi Rea sudah terlanjur berjanji pada Kakak Putri kalau Rea tidak akan membicarakan yang Rea dengan pada siapapun.”
“Re--” Mata Audrey tiba-tiba membulat, dia memegang kepalanya yang terasa sangat sakit seolah akan pecah. ‘Apa-apaan rasa sakit ini?? Aku bahkan tidak merasa sesakit ini saat tertusuk panah waktu itu, tapi kenapa …’
“K-kakak Lia, kau kenapa? Kakak Lia!”
Tidak ada balasan apapun, entah kenapa. Tapi perlahan-lahan wujud roh Audrey menghilang seperti saat dia berubah menjadi wujud manusia sebelumnya.
“K-kakak Lia, t-tubuhmu kenapa?” tanya Rea terkejut, meskipun dia sempat melihat hal yang sama di istana. Tapi saat itu Rea masih bisa melihat wujud to Audrey, di matanya saat itu. Audrey hanya berhenti kulit seperti ular, namun kali ini. Dia tidak bisa melihat wujud roh pelindungnya itu, di matanya. Dia kini benar-benar seperti abu yang beterbangan sedikit demi sedikit dan menghilang. “K-kakak Lia …”
“Jangan mendekatiku!” Audrey melangkah mundur sambil menatap kedua tangannya yang mulai menghilang. ‘Aneh, ini sangat aneh! Kenapa rohku tiba-tiba menghilang? Bukankah sebelumnya aku baik-baik saja, kenapa sekarang … aku tidak bisa menggunakan kekuatan sihirku sama sekali.’
“K-kak Lia!!” teriak Rea saat Audrey kini benar-benar menghilang dari hadapannya, entah sebagai roh atau manusia. Dia tidak bisa melihat keduanya sama sekali, dia tiba-tiba mendengar suara tali putus. ‘S-suara itu … kenapa Rea mendengar suara tali yang putus? Apa yang terjadi pada Kak Lia? Kenapa dia tiba-tiba menghilang? Kenapa Rea tidak bisa melihatnya di manapun? Apa Kak Lia pergi? Apa Kak Lia benar-benar kecewa dengan Rea? Apa Kakak …’ Napas Rea menjadi tak beraturan, gadis kecil itu memegang dadanya yang naik turun. Dia tiba-tiba menjadi sesak, dia dapat merasakan suhu tubuhnya yang tiba-tiba meningkat tanpa sebab. Pandangannya menjadi buram, anehnya. Pandangannya di depannya sering berganti dengan genangan darah di kegelapan, dia tidak tau darah siapa itu. Tapi kini, kesadarannya mulai terkikis hingga benar-benar tidak tersisa.”
Pintu tiba-tiba dibuka secara kasar tepat setelah Rea jatuh ke lantai tak sadarkan diri.
“Nona!!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments