Alvonso iri hati

"Semoga saja Kamu dijodohkan sama cewek jelek, gendut dan culun." Ucap Alvonso penuh harap.

"Sekali lagi bilang begitu Aku tidak segan-segan memukulmu lagi." Ucap Bruno sambil menahan amarahnya.

"Sstttttt... Sudah Bruno jangan bertengkar." Ucap Mamanya Alvaro sambil mengusap punggung Bruno.

"Iya Oma." Jawab Bruno patuh.

Tiba-tiba pintu ruangan dosen di ketuk membuat mereka menatap ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Mommy, Daddy." Panggil Bruno dan Brian bersamaan.

"Hallo Sayang." panggil Mommy Felicia dan Daddy Alvaro sambil mengusap rambutnya dengan lembut dan dengan nada lembut.

Daddy Alvaro duduk di samping Bruno sedangkan Mommy Felicia duduk di samping Brian.

"Aish Mommy, Daddy, Kami bukan anak kecil." Ucap Bruno dan Brian bersamaan sambil merapikan rambutnya.

"Bagi Kami, kalian masih kecil." Ucap Daddy Alvaro.

"Betul sekali." Sambung Mommy Felicia.

Bruno dan Brian hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Mama, katanya ada yang ngomel-ngomel?" Tanya Mommy Felicia mengalihkan pembicaraan.

"Iya, itu orangnya lagi makan dipojokkan." ucap Mamanya Alvaro sambil menunjuk ke arah wanita gendut yang sudah selesai makan.

"Sudah selesai isi bensin dan marah-marahnya Nyonya?" Tanya Mamanya Alvaro dengan nada lembut.

Alvonso sejak tadi mendengarkan percakapan orang tua dengan ke dua putranya, baru kali ini dirinya mendengar suara seorang ibu yang sangat lembut dan perhatian tidak seperti ibunya yang setiap hari mengomelinya dan tidak pernah memperdulikannya.

"Sudah." jawab Ibunya Alvonso dengan nada ketus.

"Sayang, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Mommy Felicia dengan nada masih lembut sambil memegang ke dua tangan Bruno.

Bruno pun menceritakan semua yang telah terjadi dan ada saksinya yaitu Brian adik kembarnya. Tapi ibunya Alvonso tidak terima karena anggapannya anaknya adalah benar sedangkan mereka berdua sengaja bekerja sama menjelekkan anaknya.

"Jangan bohong Kamu, mana mungkin putraku cari gara-gara pasti kalian berdua bekerja sama menjelekkan putraku.' Ucap Ibunya Alvaro dengan nada kesal karena menuduh putranya.

Daddy Alvaro dan Mommy Felicia menggengam erat ke dua tangannya untuk menahan amarahnya dan dalam hatinya ingin rasanya melakban mulut wanita itu dengan bon cabe level 60 kemudian di lempar ke kandang singa.

Sedangkan Ayahnya Alvonso hanya diam mendengarkan istrinya mengomel tapi matanya tertuju pada Mommy Felicia dan mengkhayal jika Mommy Felicia sebagai istrinya rasanya bakalan betah di rumah pasalnya Mommy Felicia cantik dan seksi terlebih suaranya sangat lembut

Berbeda dengan istrinya di mana istrinya sangat gendut mirip gajah dan sangat cerewet karena itu suaminya jarang berada di rumah sering bepergian ke luar kota sedangkan istrinya sering pergi entah ke dalam negri ataupun ke luar negri bersama teman - teman sosialita dan menghamburkan uang suaminya.

Daddy Alvaro yang melihat pria itu menatap istrinya tanpa berkedip membuat Daddy Alvaro menatap tajam ke arah pria itu dan pria itupun mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil melirik sesekali ke arah Mommy Felicia.

Karena Mommy Felicia kupingnya sudah mulai panas karena dari tadi ibunya Alvonso mengomel akhirnya tidak tahan lagi.

"Sayang pinjamkan Mommy laptopnya sebentar." pinta Mommy Felicia dengan nada lembut dan menatap suaminya sambil tersenyum.

"Baik sayang, ini laptopnya." jawab Daddy Alvaro dengan nada lembut karena kebetulan Daddy Alvaro membawa laptop.

Mommy Felicia pun mengutak atik laptopnya, semua orang itu bingung apa yang dilakukan oleh Mommy Felicia kecuali Daddy Alvaro, Bruno dan Brian karena mereka tahu apa yang dilakukan oleh Mommy Felicia.

"Maaf nyonya, jika nyonya sangat sibuk nanti saja dilanjutkan di rumah. Sepertinya Bruno memang bersalah karena di lihat dari Alvonso yang mukanya lebam-lebam dan lebih parah lukanya." ucap Wakil Pemimpin Kampus membela Alvonso pasalnya Alvonso adalah ponakan kesayangannya.

Mommy Felicia hanya diam dan tidak lama Mommy Felicia berhenti mengotak atik laptopnya kemudian Mommy Felicia memperlihatkan laptopnya ke arah mereka.

Mommy Felicia meretas cctv di sekolah dan memberikan suara sehingga terdengar jelas awal kejadian dan akhir dari kejadian.

"Di cctv jelas terlihat siapa yang memulai duluan dan kami sebagai orangtua sangat tahu akan semua sifat - sifat anak - anak kami karena kami selalu memantau perkembangan semua anak - anak kami." ucap Mommy Felicia dengan nada masih lembut sambil memeluk bahu Bruno.

Alvonso yang mendengar ucapan Mommy Felicia sangat iri karena orangtua Alvonso tidak pernah tahu sifat anaknya dan tidak pernah mau tahu tumbuh kembangnya.

"Saya tahu sifat anak kami, anak kami tidak mungkin melakukan kekerasan jika tidak ada yang memulainya." sambung Daddy Alvaro sambil memeluk bahu Brian dari arah samping pasalnya ke dua anaknya duduk di tengah - tengah orangtuanya.

Alvonso iri hati melihat musuhnya mendapatkan kasih sayang orang tuanya dengan tulus sedangkan dirinya tidak pernah diperdulikan apalagi belum pernah dirasakan di peluk oleh orang tuanya.

"Bagaimana nyonya yang terhormat apakah masih menyalahkan anak saya?" tanya Mommy Felicia dengan nada lembut.

Ibunya Alvonso hanya menatap tajam ke arah Mommy Felicia hatinya merasa malu karena ternyata anaknya bersalah dan tidak menyangka kalau Mommy Felicia bisa meretas cctv di kampus anaknya.

Ibunya Alvonso berdiri dan menatap tajam ke arah putranya sedangkan Alvonso yang tahu apa yang akan dilakukan oleh ibunya hanya memejamkan matanya.

"Dasar anak nakal, kamu itu bikin malu mama, mama itu sayang sama kamu, kamu selalu mama bela tapi kenapa sekarang kamu bikin malu mama!" bentak mama Alvonso sambil mengangkat tangannya siap menampar Alvonso.

Mommy Felicia yang melihat ibunya Alvonso ingin menampar Alvonso ditahan oleh Mommy Felicia. Alvonso yang tadi memejamkan matanya terkejut karena pipinya tidak merasakan tamparan yang biasa ibunya berikan.

Alvonso pun membuka matanya dan terkejut ternyata mommynya Bruno yang menahan tangan mamanya.

"Kenapa kamu melarangku menampar anakku!" bentak Mamanya Alvonso."

"Nyonya, memukul anak tidak akan menyelesaikan masalah yang ada anak akan semakin membangkang dan sulit di atur." ucap Mommy Felicia dengan nada lembut tapi matanya menatap tajam ke arah mamanya Alvonso.

"Alvonso itu anak saya, mau saya apakan terserah saya jadi tidak ada hubungan denganmu." bentak mamanya Alvonso.

"Memang benar Alvonso anak nyonya tapi saya paling tidak suka melihat ada orang yang menyiksa anak." ucap Mommy Felicia sambil melintir tangan mama Alvonso dan mendorongnya dengan sekuat tenaga.

Bruk

Mamanya Alvonso yang tidak ada persiapan langsung terjatuh hingga lantai dua tiba-tiba bergetar seperti gempa.

"Daddy, kenapa bergetar? Apakah ada gempa?" Tanya Bruno dan Brian bersamaan sambil memegangi kursinya begitu pula dengan yang lainnya.

"Bukan ada gempa tapi ada gajah bengkak jatuh." Jawab Daddy Alvaro sambil tersenyum menatap ke arah Mamanya Alvonso yang berusaha bangun.

"Pffttttttt.." Tawa Bruno dan Brian bersamaan.

Tanpa sepengetahuan mereka kecuali Daddy Alvaro, Mommy Felicia dan Brian kalau Alvonso ikut tersenyum nyaris tidak terlihat.

"Papa, bangunin." pinta istrinya.

"Mama ayo kita pulang, malu di lihat orang." ucap papanya Alvonso sambil menarik tangan istrinya yang sangat berat karena kepalanya pusing mendengar kecerewetan istrinya.

" Oh papa membela wanita ini! Kamu ya ternyata kamu menggoda suami saya!" bentak Mamanya Alvonso tanpa merasa bersalah sambil berusaha berdiri.

"Whatt??? Maaf Nyonya, saya bukan tipe perebut suami orang." ucap Mommy Felicia tegas sambil menahan emosinya.

"Suamiku itu selalu menuruti apa yang kukatakan tapi baru kali ini menasehatiku." ucap Mamanya Alvonso yang merasa dirinya tidak bersalah.

"Aishh Nyonya ... lihatlah suami saya? Suami saya sangat tampan, tanggung jawab sebagai kepala keluarga, jujur, sayang sama Aku juga anak anak dan juga seorang ceo yang mempunyai perusahaan di mana - mana jadi tidak mungkin bukan saya tertarik dengan suami orang?" Tanya Mommy Felicia dengan nada kesal dan ingin sekali rasanya menampar wanita ini yang tidak punya rasa malu, sudah salah tapi inginnya menang sendiri.

Mama Alvonso mengalihkan pandangannya ke arah Daddy Alvaro, mama Alvonso baru sadar ternyata Daddy Alvaro memang sangat tampan dan diapun mengedipkan matanya.

Hal itu membuat Mommy Felicia, Daddy Alvaro, Bruno dan Brian mendelikkan matanya bersamaan. Mereka tidak menyangka kalau mama Alvonso sangat centil.

"Ehem.. kalian berdua bapak kasih hukuman karena berkelahi tidak dibenarkan di sekolah jadi kalian berdua bapak hukum selama 3 hari tidak boleh masuk kuliah." ucap Wakil Pemimpin Kampus mengalihkan pembicaraan.

"Maaf Pak, sudah jelas di rekaman cctv anak kami Bruno tidak salah jadi kami sebagai orangtua dari Bruno menolak hukuman itu." ucap Daddy Alvaro akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Tapi Tuan, dua - duanya salah jadi adil kalau mereka berdua mendapatkan hukuman." ucap Wakil Pemimpin Kampus bersikeras.

Daddy Alvaro terdiam hanya mengirim pesan ke seseorang untuk datang. Hingga lima menit kemudian ada seseorang pria yang mengetuk pintu kemudian masuk ke dalam ruangan itu.

Pemimpin kampus datang dan duduk di samping Wakil Pemimpin Kampus.

"Siang Pak, ada apa bapak datang?" tanya Wakil pemimpin Kampus.

Wakil pemimpin kampus tahu tidak mungkin pemimpin kampus datang dengan tiba-tiba pasti ada suatu masalah.

"Selamat siang Tuan Alvaro, maaf apakah ada masalah?" tanya Pemimpin kampus dan mengacuhkan pertanyaan Wakil Pemimpin Kampus.

Daddy Alvaro menceritakan apa yang telah terjadi dari awal sampai akhir dan ada bukti - bukti berupa rekaman cctv.

Pemimpin sekolah menatap tajam ke arah Wakil Pemimpin Kampus membuat Wakil Pemimpin Kampus mukanya langsung pucat seketika.

"Bapak sudah menyalahgunakan kepercayaan saya maka dengan hormat bapak saya keluarkan dari sekolah ini dan akan saya ganti dengan Wakil Pemimpin Kampus baru dan kamu Alvonso bapak tidak menyangka perbuatanmu sangat buruk karena itu bapak mengeluarkanmu dari sekolah ini!" perintah wakil Pemimpin sekolah dengan tegas dan wibawa.

"Pak berikan kesempatan pada Alvonso untuk mengikuti pendidikan sekolah cukup berikan hukuman 3 hari saja." Mohon Mommy Felicia dengan nada lembut.

deg

Jantung Alvonso berdetak kencang sekaligus terkejut mendengar ucapan Mommy Felicia. Ingin rasanya di peluk oleh Mommy Felicia seperti Bruno yang dipeluk oleh Mommy Felicia tapi apakah itu mungkin? Seandainya saja bisa di tukar bahagia rasanya.

"Baik, karena permintaan nyonya Felicia maka kamu Alvonso bapak skors selama 3 hari." ucap Pemimpin sekolah dengan nada tegas.

"Bapak jangan mentang - mentang takut sama Tuan Alvaro jadi berbuat semena - mena." ucap mama Alvonso kesal karena dirinya tidak terima.

"Asalkan nyonya tahu pemilik kampus ini adalah Tuan Alvaro dan Kampus ini diserahkan ke istrinya Nyonya Felicia." ucap Pemimpin Kampus menjelaskan.

"Oh karena Pemilik sekolah maka Anda menjadi takut?" Tanya Mamanya Alvonso dengan nada kesal karena dirinya tidak terima kalah dengan Mommy Felicia.

"Maaf Pak, kami ijin pulang karena ke enam anak kami menunggu di luar." Ucap Mommy Felicia menunjuk ke arah keluar di mana Benekditus, Brigitha dan Briana menunggu di luar.

Serempak semua menatap ke arah ke enam remaja yang menunggu di luar namun mereka tidak melihatnya dengan jelas karena ke enam remaja tersebut membelakangi mereka.

"Oh berarti dapat duda donk?" celetuk mamanya Alvonso yang berusaha menjelekkan Mommy Felicia.

"Bukan." Jawab Mommy Felicia dengan nada kesal.

Ingin rasanya Mommy Felicia menambal mulutnya yang asal bicara namun tidak mungkin mengingat mereka berada di ruangan Dosen.

"Berarti yang dua ini anak kalian sedangkan yang enam lagi anak angkat." ucap mamanya Alvonso yang ingin menjatuhkan Mommy Felicia.

"NYONYA!" Bentak Daddy Alvaro kesal karena dari tadi mulut wanita itu bikin pedes di telinganya.

Mommy Felicia pindah ke samping suaminya tangan kanannya memegang tangan suaminya dan tangan kirinya mengusap punggung suaminya yang naik turun menahan rasa kesal. Tidak berapa lama Amarah Daddy Alvaro berangsur berkurang.

"Nyonya, saya sekali lahir kembar lima dan lahiran ke dua kembar tiga jadi anak kami total delapan. Nyonya jika sekali lagi bicara yang bikin saya emosi saya tidak akan segan - segan menampar mulut nyonya karena dari tadi saya sudah menahan emosi." Ucap Mommy Felicia dengan nada Tegas.

"Ingat Nyonya kesabaran ada batasnya jadi jangan salahkan Saya menampar mulut Nyonya." Sambung Mommy Felicia lembut tapi matanya menatap tajam seperti pisau yang merobek mulutnya.

Mamanya Alvonso agak takut menatap Mommy Felicia seperti menelannya hidup - hidup. Sambil menahan amarahnya Mamanya Alvonso berdiri dan menarik tangan anak dan suaminya secara kasar.

"Ayo kita pulang buang - buang waktu saja kita di sini." ucap Mamanya Alvonso.

Mereka bertiga berjalan ke luar pintu tapi sebelum melangkahkan kakinya Mamanya Alvonso berhenti tanpa membalikkan badannya.

"Oh ya pak, anak Kami Alvonso tidak akan kuliah di sini lagi karena kampus ini terlalu murahan dan Kami akan pindahkan di tempat yang lebih bonafit dan keren." Hina Mamanya Alvonso sambil berjalan meninggalkan ruangan sekolah.

Semua orang hanya mengelus - ngelus dadanya supaya diberi kesabaran dan beruntung Alvonso sekolahnya dipindahkan jadi terbebas dari mak lampir.

"Tuan Alvaro mohon maaf atas ketidak nyamanannya." ucap wakil pemilik sekolah." ucap wakil pemilik sekolah merasa tidak enak gara - gara orang tua Alvonso.

''Tidak apa - apa santai saja. Kalau begitu kami pulang dulu." ucap daddy Alvaro.

" Baik Tuan Alvaro silahkan." ucap wakil pemilik kampus.

Mereka pun keluar dari ruangan tersebut menuju ke parkiran kampus. Daddy Alvaro merangkul pundak istrinya mommy Felicia dari arah samping sambil melihat ke delapan anak kembarnya berjalan bersama Mamanya Alvaro.

Dalam perjalanan ke parkiran daddy Alvaro menggoda istrinya membuat mommy Felicia tersenyum malu.

"Ternyata ketampananku tidak pernah hilang sampai - sampai istriku memujiku di depan orang." ucap Daddy Alvaro narcis.

"Ih, Daddy sudah tua masih narsis aja ." ucap Briana sebel melihat ke narcis san Daddy Alvaro.

"Iya nih Dad, malu donk Dad sama umur." goda Brigitha.

"Sudah punya anak banyak sifatnya masih kayak remaja padahal sudah tua." Sambung Bruno.

"Betul." Sambung mereka bersamaan.

"Kalian ini tega ya menghina Daddy." omel Daddy Alvaro sambil mendelikkan matanya dan berkacak pinggang ketika berada di parkiran.

Ke delapan anak kembarnya berlarian dan sebagian berlindung ke belakang Mamanya Daddy Alvaro dan sebagian ke Mommy Velicia.

"Oma, Mommy ... Daddy galak kayak singa." Adu ke delapan anak kembarnya sambil menahan senyum.

"Iya mom, itu matanya mendelik kamikan takut." sambung Briana sambil tersenyum melihat Daddy Alvaro menatapnya dengan tatapan kesal.

Mommy Felicia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat mereka bertengkar.

"Pffttttttt... Kalian ini sudah besar seperti anak kecil saja." ucap Mommy Felicia sambil tertawa bersama.

Mereka bersebelas tertawa bersama kemudian Daddy Alvaro berjalan mendekati ke dua anaknya dan menariknya agak menjauh dari mommy Felicia sedangkan Felicia di suruh masuk ke dalam mobil.

"Brigitha dan Briana kita mau makan dimana? hari ini Mommy ulang tahun." Ucap Daddy Alvaro meminta saran ke dua putrinya.

"Ya ampun kok kita lupa ya?" ucap Brigitha dan Briana bersamaan sambil menepuk jidatnya masing - masing."

"Kita makan di restoran favorit Mommy aja dad." usul Briana.

"Tapi di sana lumayan ramai di jam segini. Apa kita booking aja restorannya?" Tanya Daddy Alvaro.

"Boleh Dad kita booking sekalian kita meminta ke manager restoran untuk merias mejanya." Jawab Brigitha.

"Ok daddy setuju." jawab Daddy Alvaro.

" Aku akan pesan kue ulang tahun." jawab Briana.

"Apa kita mengundang ke dua sahabat Mommy dan ke dua sahabat daddy?" tanya Briana.

"Ok nanti Daddy akan menghubungi mereka dan ingat jangan memberitahukan ke Momny." Jawab Daddy Alvaro.

"Baik Dad." ucap Brigitha dan Briana bersamaan.

"Tos." ucap daddy Alvaro sambil mengangkat ke dua tangannya untuk mengajak tos ke dua putrinya dan ke dua putrinya mengangkat tangannya dan membalas tos Daddy Alvaro sambil tertawa bahagia.

"Masih lamakah? Mommy keburu kering di dalam mobil." Ucap Mommy Felicia.

"Sudah Mom." Jawab Daddy Alvaro.

"Kita bertemu di restoran favorit Mommy." Ucap Daddy Alvaro ke delapan anak kembarnya.

"Baik Dad." Jawab mereka bersamaan.

Mereka masuk ke dalam mobil di mana mereka membawa tiga mobil mengingat mereka keluarga besar.

Semua yang tadi mereka lakukan dari awal hingga mereka pergi keluar dari parkiran tidak luput dari pengamatan 3 pasang mata siapa lagi kalau bukan orang tuanya Alvonso dan Alvonso.

xxxxxxxxxx Flash Back On xxxxxxxxxx

Mereka memang sudah keluar dari kampus dan berada di parkiran tapi di dalam mobil Mamanya Alvonso mengomel terus menerus membuat Alvonso kesal dan bosan sehingga Alvonso mengatakan ingin ke toilet dan sudah sangat kebelet akhirnya orangtuanya mengijinkannya. Alvonso kembali lagi ke kampus menuju ke arah toilet.

Keluar dari toilet Alvonso melihat orangtuanya Bruno sangat mesra berjalan sambil merangkul bahu istrinya dari arah samping sedangkan Bruno bersama ke tujuh adiknya berjalan di depan bersama Oma mereka sambil tertawa bersama.

Hatinya dipenuhi rasa iri hati dan tidak adil karena Alvonso tidak mendapatkan seperti Bruno mempunyai orang tua yang sangat menyayanginya dan mempunyai tujuh adik yang juga sangat menyayangi nya.

Alvonso berjalan agak menjauh sambil mengikuti mereka agar tidak ketahuan oleh mereka. Hingga akhirnya mereka berada di parkiran mobil di mana Bruno dan yang lainnya bersembunyi di belakang Mommy Felicia dan Omanya sambil tertawa bersama membuat hatinya bertambah sakit hati. Tangannya di genggam dengan erat menahan rasa iri dan dendam karena dipermalukan di kampus.

'Tertawalah kamu sampai puas Bruno sampai pada akhirnya kamu akan menangis seperti yang kurasakan sekarang.' Ucap Alvonso dalam hati.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sambil menunggu Up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!