Bab 5 °Makan siang°

Tayla berhenti di taman, dia melihat seorang pria tengah mengenakan hoodie sambil menutup kepalanya.

“Rama?” sapa Tayla memastikan.

Pria yang terpanggil itu segera membuka penutup kepala dan melihat ke arahnya. “Tayla?”

Tayla mengangguk. dia sedikit terpesona dengan wajah pria ini. saat itu, mereka bertemu hanya dua kali saja dan lagi di malam hari.

Sekarang, Tayla bisa melihat seberapa baik wajahnya. “Kenapa kekasih suamiku itu tidak mau bersamanya. Menghabiskan waktu dengannya?” benak Tayla bertanya-tanya.

“Aku ingin ke sebuah restorant. Ayo!” Rama segera mengulurkan tangan di depannya.

Tayla mengerti bahwa saat ini sudah seharusnya dia berakting. Jadi, dia menyambut uluran tangan itu dan mengenggamnya.

Rama segera menyimpan tangan Tayla di dalam saku hoodienya dan melangkah dengan cepat. Tayla terteguh dengan itu dan sedikit kewalahan saat menyusul langkahnya.

“Jangan lambat!” ucap Rama dengan sedikit dingin.

Tayla mengangguk dan segera menyeimbangi langkahnya.

Keduanya berjalan dengan santai hingga Rama membawa Tayla ke sebuah restorant yang sedikit mewah.

Ini pertama kali bagi Tayla berada di tempat seperti ini. biasanya, dia akan makan di warung atau penjual kaki lima.

“Kita duduk di sana...” Rama segera melangkah kembali sambil menarik tangannya.

Genggaman pria ini sangat erat hingga Tayla bisa merasakan seberapa erat pria itu mengenggamnya. Tapi yang pasti, tangannya hanya di jadikan sebagai bahan penganti.

Tiba di tempat duduk, Rama berhenti melangkah dan menatap ke arah Tayla. Lalu, tangan yang tergenggam di dalam hoodie itu terlepas dengan cepat.

“Duduklah!” ucap Rama seperti memerintah.

Tayla segera mengangguk dan duduk di dekat dinding. Melihat ke arah jendela yang menampilkan pemandangan alam.

Lalu, Rama menyusul duduk di sebelahnya dan mengenggam kembali tangan Tayla. Kali ini, Tangan kanannya yang di genggam.

“Tidak masalah ‘kan?” tanya Rama dengan menatap ke arah menu makanan tanpa meliriknya.

Tayla mengangguk untuk membiarkan hal itu. lagi pula, dia cukup membayangkan kalau Rama adalah Bimta.

“Mau pasta?” tanya Rama dengan menatap ke arah Tayla. Tayla segera menatap mata itu hingga keduanya saling terpaku satu dengan yang lain.

Namun, Tayla dengan cepat memutuskan tatapan itu dan mengangguk. “Boleh.”

“Baiklah,” Rama mengangkat tangannya di depan pelayan yang ada.

“Ada yang ingin di pesan mas?” tanya pelayan itu sambil menatap dengan senyum bahagia. namun, matanya melirik ke arah Tayla yang membuat wajahnya menjadi datar.

Tayla terkekeh melihat itu. dia tahu bahwa dirinya tidak di sukai oleh pelayan ini. perlahan, kepalanya bersandar di bahu Rama dan merangkul lengannya dengan tangan kiri.

Pelayan yang melihat hal itu seketika menatap ke arah lain sambil tersenyum dan menunggu Rama memesan.

Sedangkan Rama, dia hanya melirik sesaat sebelum memutuskan untuk kembali fokus. “Kami memasan dua pasta dan apa lagi baby?” tanya Rama.

Tayla terkejut mendengar itu. jantungnya terasa berhenti seketika dengan apa yang terjadi. “Tidak, aku harus ingat kalau aku di sini sebagai kekasih yang dia inginkan.” Benak Tayla.

“Hm, bagaimana kalau kita pesan coffee?” saranku kepadanya.

Rama mengangguk dan segera menatap ke arah Pelayan. “Dua pasta dan dua coffee.”

Pelayan itu tersenyum dan segera pergi meninggalkan mereka. Tayla yang melihatnya menghela napas lelah dan segera menjauhkan kepala dari tempat sandaran.

Namun, Rama segera menarik kembali kepala Tayla untuk bersandar di bahunya. Tayla melirik kearah pria yang menyandarkan kepala diatas kepalanya. Ini sungguh sangat dekat untuk Tayla.

“Kau sungguh pintar, tidak perlu bertanya sudah bisa berakting sendiri. bagus, jadilah seperti itu. Istriku bertipe dingin. Dia tidak perduli dengan orang lain dan akan terus menempel kepada kekasihnya.” Jelas Rama.

Tayla tersenyum kecut mendengar itu. dia merasa seperti harus mengetahui apa saja yang bisa dia lakukan di sini. Tapi, Tayla tidak mempersalahkannya. Dia akan menuruti apa yang di inginkan oleh Pria ini.

“Oke, aku akan berakting sebaik mungkin.” Gumamku.

Tidak lama, Pelayan datang membawa pesanan mereka. tentu saja, orang yang membawanya sama. wanita yang tidak menyukai Tayla.

Hidangan itu dengan cepat ditata dan tidak lupa dengan mata julid yang menatap kearah Tayla. Melihat hal itu hanya membuat Tayla mengeleng.

Perlahan, Tayla mengangkat kepalanya untuk menikmati makan siang ini. namun, lagi-lagi Rama menuntun kepalanya untuk bersandar di bahu.

“Aku akan menyuapimu.” Ucap Rama dengan santai.

Pelayan yang mengantar makanan hanya tersenyum dan segera pergi. seakan tahu kalau tidak ada kesempatan untuknya.

Sedangkan Tayla hanya bisa tersenyum dan kembali bersandar. Dia harus mengingat bagaimana aktingnya sebagai kekasih Pria ini.

“Katakan kepadakku, seperti apa suamimu itu. agar, saat kau merasa sedih dan memperlukan dirinya. Mungkin, aku bisa melakukan apa yang Dia lakukan untukmu.” ucap Rama sambil mengambil pasta dan mengarahkan sendok itu di depan Tayla.

Sadar ini bagian dari pekerjaannya. Tayla segera menyambut suapan itu dan memakannya. “Hm, Seperti Suamiku? Aku rasa, kau hanya perlu tersenyum dan bertingkah dengan lembut.”

Rama mengangguk dan segera menyantap makan siangnya. Tayla pun juga menyantapnya tapi, dia harus di suapi dan tangan kirinya masih di genggam oleh pria ini.

"Baiklah, tersenyum dan bertingkah lembut." ucap Rama dengan pelan.

Tayla mengangguk dan segera menatap ke segala arah. "Bagaimana dengan pernikahanmu? Apa kalian menikah karena terpaksa?"

Rama menggeleng, "tidak terpaksa." Diam sesaat, dia pun melanjutkan ucapannya. "Bukan terpaksa, lebih tepatnya aku menikahinya karena Dia merasa bosan."

"Bosan?" aku menatap bingung mendengar hal itu.

"Iya, Dia mengajakku menikah dan mengatakan kalau statusnya sebagai istriku. Aku pikir, aku akan mendapatkannya karena aku mencintai senior kerjaku itu. Tapi, nyata Dia malah mencintai orang lain dan mengunakan status pernikahan ini sebagai tempat persembunyiannya."

Tayla mengangguk paham mendengar hal itu. Dia segera mengangkat kepalanya dari bahu Rama.

"Aku tidak tahu apa yang Istrimu itu pikirkan. Seharusnya, Dia bisa mencintaimu dan menerimamu." ucap Tayla dengan santai.

Rama hanya mengangguk dan kemudian kembali menyantap makan siang mereka. Tentu saja, Tayla selalu di suapi oleh pria ini.

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

baru mampir lg kim

2023-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!