Chapter 5

Hari ini rencananya Kanaya akan pergi kerumah sahabatnya Nina, tadinya ia merengek pada Maya agar diperbolehkan untuk pergi sendiri, namun sang ibu melarangnya dan menyuruhnya untuk pergi bersama Reno, akhirnya mau tak mau gadis itu hanya bisa pasrah, gk apalah bawa ajudan dari pada sama sekali tidak boleh keluar, pikirnya. Dan akhirnya sore itu Kanaya terpaksa pergi dengan diantar Reno atas perintah sang mama.

Sebenarnya Kanaya masih sangat malu kala bertemu dengan Reno, atas insiden tadi siang, tapi yasudahlah, anggap saja sedekah buat yang melihat pikirnya.

'' Kita mau kemana nona?'' tanya Reno sambil menatap majikannya dari kaca spion depan

'' Kita gk jadi kerumah Nina, tapi ke cafe yang ada dijalan xxx '' jawabnya singkat setelah itu Kanaya langsung mengambil ponsel miliknya, untuk menghubungi Dion agar mereka bertemu ditempat tujuan.Sedangkan Reno hanya memperhatikan gerak-gerik Kanaya melalui kaca spion. Namun Reno buru-buru mengalihkan pandangannya saat merasa Kanaya mulai memperhatikannya.

Gadis kecil ini, bukankah tadi dia bilang pada Tante Maya ingin kerumah sahabatnya, kenapa sekarang malah ke cafe?

Batin Reno, namun ia tak berani bertanya, sebab ia tak ingin terjadi masalah baru lagi.

'' Di cafe nanti saya akan bertemu dengan sahabat saya, dan saya berharap kamu tidak mengatakan apapun pada mama mau pun bang Revan, jika saya juga bertemu dengan teman cowok selain Nina.'' jelas Kanaya, namun Reno tidak menjawab, pria itu hanya melirik kearah gadis itu sekilas melalui spion depan.

Kini mobil yang mereka tumpangi sudah sampai didepan cafe, dan saat ini mereka sudah berada diparkiran mobil, setelah mesin mobil mati, Kanaya langsung membuka pintu mobil tersebut, dan ternyata bersamaan itu terlihat Nina yang juga baru keluar dari mobil nya.'' Nina loe juga baru nyampek?'' ucap Kanaya sambil melangkah mendekati sahabat nya

'' Iya dong, oya gimana si Dion jadi kan bawa Abang sepupunya Rian?'' tanya Nina pada sahabatnya

'' Ngebet amat loe sama dia, jangan terlalu ngarep, nanti patah hati loh, loe ingat kan yang dikatakan Dion kalau Rian itu sudah punya pacar.'' ucap Kanaya membuat Nina mencebikkan bibir

'' Bodo amat, kan masih pacaran, selama janur kuning belum melambai didepan rumah, kita mah masih bebas.'' jawab Nina membuat Kanaya hanya bisa menggelengkan kepala. Saat keduanya asik ngobrol tiba-tiba pandangan keduanya teralihkan saat mendengar suara bass seseorang.

'' Nona saya akan menunggu dimobil.'' ucap seorang pria yang ternyata adalah Reno, Kanaya tak menjawab, ia hanya menganggukan kepala tanda mengiyakan, rasanya ia terlalu malas untuk menjawab nya. Sedangkan Nina melotot dengan mulut menganga saat melihat pria tampan nan gagah didepan matanya.

'' Hei tutup mulut loe Nin, lihat tuh ilermu sampai keluar.'' ucap Kanaya sambil menggeleng, ia sadar betapa besar pesona sopirnya tersebut, awal Kanaya melihat Reno, reaksinya juga sama seperti Nina, bahkan sampai sekarang Kanaya juga sering mencuri pandang pada sopirnya itu, hanya saja ia sadar jika dirinya sudah memiliki Dion, dan Kanaya harus tetap menjaga perasaan kekasihnya tersebut, dengan cara tidak boleh mengagumi sosok lain selain kekasih nya

'' Gila cakep banget, siapa dia Nay? kenalin dong sama gue,'' tanya Nina sambil menunjuk pada Reno dengan dagunya, namun sayangnya pria tersebut sudah masuk kembali kedalam mobil.

'' Dia sopir gue, emangnya loe mau sama sopir? kayak gk ada cowok lain aja, lagi pula bukannya loe naksir sama sepupunya Dion ya? apa secepat itu loe berpindah kelain hati?'' cibir Kanaya, namun Nina hanya menampilkan wajah cengengesannya saja membuat Kanaya memutar bola matanya jengah.

'' Udah ah,, yuk,, masuk!" sambung Kanaya sambil menarik tangan sahabatnya tersebut.

'' Nay kenalin dong gue sama sopir loe itu, sumpah cakep banget dia, apa loe yakin dia itu sopir? coba deh loe perhatiin, tampangnya itu Coll banget, dan gk ada tampang-tampang seorang sopir, gue rasa dia hanya menyamar deh untuk mengelabui seseorang.'' ucap Nina, sambil melamunkan sesuatu.

'' Hadeeuuh nih anak, kebanyakan nonton sinetron ya kayak gini nih, lagian emangnya kenapa kalau dia cakep? toh diluaran sana juga banyak tukang ojek yang cakep, gk usah lebay deh.'' ucap Kanaya, sedangkan Nina yang mendengar hanya mendengus kesal. Sebenarnya Kanaya juga pernah berpikiran yang sama dengan Nina, ia juga berpikir tidak mungkin seorang pria tampan mau melamar jadi seorang sopir, dengan modal tampang, bukankah dia bisa menjadi seorang model, lalu kenapa dia harus susah payah menjadi seorang supir? kecuali dia sedang bersembunyi dari seseorang, begitulah yang ada dalam pikiran Kanaya sebelumnya.

***

Beberapa saat kemudian, terlihat Dion baru saja sampai didepan cafe, ia pun langsung memarkirkan motor sport kesayangannya, Dion bukanya tidak memiliki mobil, namun pemuda itu lebih suka mengendarai motor, dengan alasan menghindari macet. Dion membuka helm, lalu meletakkannya di stang motornya, setelah itu ia menyugar rambutnya agar terlihat kembali rapi. Tak jauh dari tempatnya berada, ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikannya dengan pandangan yang tajam.

Didalam cafe terlihat Kanaya sedang menikmati makanannya bersama Nina, namun tiba-tiba Nina mendapatkan panggilan telpon dari orangtuanya, yang mengabarkan jika neneknya kembali masuk rumah sakit, hingga akhirnya ia harus pulang lebih awal untuk menuju rumah sakit.'' Maaf ya Nay, gue tinggal gk apa-apa kan?''

'' Iya loe hati-hati ya? dan semoga nenek loe cepat sembuh.''

'' Aamiin, terimakasih Nay, kalau gitu gue cabut dulu.'' ucapnya yang langsung pergi meninggalkan cafe tersebut. Namun saat Nina hendak keluar ia berpapasan dengan Dion yang saat itu hendak masuk kedalam cafe.

'' Loh Nin, kok loe cabut?'' tanya Dion

'' Gue ada urusan, loe jagain tuh sahabat gue.'' ucapnya yang langsung melangkah keluar cafe. Sedangkan Dion langsung menuju meja dimana saat ini kekasihnya berada.

'' Hai sayang.'' sapa Dion sambil mengecup sekilas pucuk kepala Kanaya, gadis itu hanya tersenyum sebagai jawaban.

'' Nina kenapa terburu-butu seperti itu?'' tanya Dion

'' Dia mau kerumah sakit, soalnya neneknya masuk rumah sakit lagi kata mamanya.'' jawab Kanaya, Dion mgngangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

'' Kamu sendiri aja, bang Rian nya gk diajak?'' tanya Kanaya

'' Sudah ada aku, kenapa masih tanya Rian? apa aku masih kurang buat kamu?'' ucap Dion dengan nada cemburu

'' Ya bukanya gitu, akunkan cuma tanya, kok jadi marah sih?''

'' Bukan marah, tapi kesal aja, masa didepan pacar nya masih tanya laki-laki lain.''

'' Iya-iya gk lagi deh pacar.'' ucap nya dengan gurauan, yang disambut dengan perlakukan manis oleh Dion dengan mengacak rambut kanaya, tak jauh dari meja keduanya, terlihat seorang pria yang sedang memperhatikan keduanya dengan pandangan datar. dan Dia adalah Reno sang sopir pribadi, yang memutuskan untuk masuk saat melihat kedatangan Dion di cafe tersebut, apa lagi saat ia melihat Nina yang keluar dari cafe, membuat Reno harus mengawasi adik dari sahabatnya tersebut, sebenarnya Revan bukannya tidak tau jika adiknya itu menjalin hubungan dibelakangnya, hanya saja Revan belum mau bertindak lebih jauh selama ia merasa jika Kanaya berpacaran masih ditahap wajar, dan tidak pernah pergi ketempat hiburan malam seperti teman-temannya yang pernah ia jumpai di club malam

Next

Terpopuler

Comments

Isnadinadia

Isnadinadia

lanjuuut..

2023-09-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!