Saat ini Kanaya sudah berada didalam mobil bersama Reno yang juga sudah berada dibalik kursi kemudi, sebelum menjalankan mobil nya, ia sempat melirik kearah kursi penumpang, dari kaca spion depan, dimana saat ini Kanaya berada, dan kebetulan juga saat itu gadis tersebut sedang menatap kearahnya membuat pandangan mereka seketika bertemu disana, Kanaya cepat-cepat memutuskan pandangan nya saat melihat Reno tersenyum padanya melalui kaca spion.
Oh astaga jantung ku, kenapa berdebar seperti ini? rasanya mau copot, sepertinya jantungku sedang bermasalah deh.
Batinnya sambil memegangi dada nya yang terasa berdebar.
'' Nona apa anda baik-baik saja?'' tanya Reno, membuat Kanaya langsung menoleh kearahnya
'' Iya saya baik, memangnya kenapa?''
'' Tidak, saya hanya memastikan saja.'' ucap Reno, lalu kembali fokus pada jalan yang ada didepannya saat ini
Apa benar dia adalah sopir yang dipekerjakan oleh papa? tapi kok penampilannya sekeren itu ya, dia lebih mirip seorang model daripada seorang sopir
Batin Kanaya, yang tanpa sadar memuji sopir nya sendiri, sungguh gadis itu sangat penasaran, rasanya tak sabar ia ingin cepat sampai rumah dan mempertanyakan soal sopir barunya tersebut.
'' Maaf nona apakah ada yang ingin anda tanya kan pada saya?'' ucap Reno sambil melirik Kanaya dari kaca spion depan, pria itu seolah tau apa yang sedang dipikirkan oleh nona nya itu tentang dirinya.
'' Hah? tidak, memangnya apa yang harus saya tanyakan lagi sama kamu? lagi pula bukannya kau tadi sudah menjelaskan semuanya pada saya.'' ucap Kanaya sambil bertatap mata dengan Reno dari kaca spion depan, lalu kembali memutuskannya dengan cepat.
Astaga mata itu kenapa tajam banget sih
Batin gadis belia tersebut sambil menggeleng pelan
Hening berapa saat, tak ada lagi kata-kata yang keluar dari mulut keduanya setelah itu, hingga tak terasa mobil yang mereka tumpangi telah sampai di depan gerbang rumah keluarga Abraham. Setelah memarkirkan mobil Kanaya langsung turun, bersamaan itu terlihat Maya sang ibu baru saja keluar dari rumah.
'' Eh sayang kamu sudah pulang?'' ucapnya sambil tersenyum, lalu pandangannya beralih pada sosok pria tampan yang baru saja keluar dari dalam mobil
'' Reno kamu gk kesulitan kan mencari gadis ini tadi saat disekolah?'' ucapnya pada Reno, sambil melirik pada putrinya.
'' Tidak bu, wajah nona berbeda dari gadis lainnya, makanya saya bisa langsung mengenalinya.' jawab Reno, sambil melirik kearah Kanaya sekilas
'' Ya iyalah beda, masa sama, kalau sama berarti kita semua satu pabrik dong.'' ucapnya dengan nada kesal, namun mampu membuat Reno, mau pun Maya hanya bisa mengulum senyum saat mendengar nya
'' Sudah-sudah, dengar ya Nay! mulai sekarang Reno ini adalah sopir pribadi kamu, yang akan mengantar kemana pun kamu pergi, dan jangan pernah kamu coba-coba mengendarai mobil sendirian tanpa Reno.'' ucap Maya tegas, membuat Kanaya hanya bisa mendengus kesal, lalu melirik kearah Reno dengan sinis, seolah memusuhi sopir barunya tersebut.
'' Mah jadi benar kalau dia itu sopir ku?'' ucapnya tak suka, entah kenapa ia merasa kesal menerima kenyataan jika Reno adalah sopir pribadinya, mungkin karna Kanaya merasa jika pria yang ada dihadapannya sekarang lawan yang cukup tangguh, dan mungkin tak akan mudah untuk disingkirkan.
'' Bukankah tadi mama sudah memberitahukannya padamu? apa masih kurang jelas? mama tau kamu tidak suka dengan keputusan ini, tapi kami sebagai orangtua hanya memastikan keselamatan kamu sayang, kamu mengerti kan maksud mama?' ucap Maya
'' Mengerti mah, yasudah kalau gitu aku masuk dulu.'' ucapnya yang malas berdebat, karna menurutnya percuma saja bicara pada ibunya itu, karna mau bagai mana pun ia merengek pada Maya, maka wanita paruh baya itu tidak akan mengabulkan keinginannya, jika menurutnya yang diminta oleh putrinya itu akan membahayakan. Akhirnya dengan langkah gontai Kanaya langsung masuk kedalam rumah meninggalkan mamanya diluar bersama sopir barunya.
'' Ren, masuk dan istirahatlah, bik Darmi sudah membereskan kamar tamu untukmu.'' ucap Maya
'' Bisakah kamar biasa saja bu, seperti pekerja lainnya? saya kan pekerja disini, dan saya hanya tidak ingin membuat pekerja lain merasa iri pada saya, jika saya diistimewakan dirumah ini oleh Bu Maya dan pak Suryo.'' ucap Reno
'' Reno jangan buat Tante bertambah malu dong, kamu kan sahabatnya Revan, anaknya Toni, teman kuliah Tante dan om Suryo, jadi jangan bersikap formal seperti itu, masa panggilnya ibu dan bapak sih? panggil Tante dong, lagian ya, kamu itu sudah kami anggap sebagai anak sendiri, jadi anggap saja kalau ini rumah kamu sendiri.'' ucap Maya,, awalnya Maya sedikit kaget saat suaminya mengatakan jika sopir baru untuk Kanaya Putri mereka adalah Reno Atmajha sahabat Revan, sekaligus putra dari teman kuliah mereka dulu, hanya saja Reno berpesan pada keduanya untuk tidak memberitahukan nya pada Toni papanya, jika dirinya tinggal bersama mereka dan bekerja sebagai sopir dirumah keluarga mereka. Suryo dan Maya tak tau alasannya kenapa Reno yang mereka tau lulusan S2 dari luar negri mau bekerja sebagai sopir, padahal yang mereka tau perusahaan orangtuanya sangat lah sukses, namun apapun alasannya baik Suryo atau pun Maya selalu mendukung apapun keputusan dari sahabat putra mereka itu, asal itu yang terbaik untuk nya.
'' Baiklah terserah Tante saja, tapi kalau didepan Kana saya panggil seperti tadi Tante tidak keberatan kan?'' tanya Reno memastikan
'' Iya, terserah kamu saja.'' ucap Maya sambil menggelengkan kepalanya.
......................
Dikamarnya terlihat Kanaya baru saja mengganti pakaian nya dengan kaos tipis oversize polos berwarna putih, sedangkan bawahan nya ia menggunakan hotpants yang hanya menutupi inti tubuhnya, bahkan sangkin pendeknya kain tersebut tenggelam, tertutup oleh kaos yang digunakan oleh Kanaya. gadis cantik itu melangkah menuju kulkas mini yang ada dikamarnya untuk mengambil minuman dingin,'' Yah kok gk ada sih? padahal kemarin aku udah suruh bik Darmi buat isi minuman didalamnya, pasti tuh bibi lupa lagi.'' gerutunya, dengan malas akhirnya Kanaya pun keluar dari kamar untuk mengambil minuman dingin dibawah.
Tak-tak-tak
Terdengar suara sendal jepit milik gadis tersebut, terlihat saat itu Kanaya sedang menuruni anak tangga, setelah sampai di bawah, ia pun langsung melangkah menuju lemari es yang berada tak jauh dari dapur. Gadis itu membuka lemari pendingin tersebut, lalu mengambil satu botol air mineral dan langsung meneguknya sambil berdiri
Glek-glek-glek
'' Nona tidak baik kalau anda minum sambil berdiri." terdengar suara seseorang, membuat Kanaya yang saat itu masih meneguk minumannya mencari kearah sumber suara, namun seketika ia tersedak kala melihat siapa pemilik suara tersebut, hingga air didalam botol yang masih menempel dibibirnya tumpah hingga membasahi kaos yang ia gunakan.
Uhuk-uhuk
'' Nona anda tidak apa-apa?'' tanya orang tersebut yang tak lain adalah Reno
'' Apanya yang gk apa-apa? memangnya kamu gk lihat kalau baju saya basah hah? lihat ini baju saya jadi basah semua.'' ucap Kanaya marah, sambil tangannya menunjuk kearah bajunya yang basah, dan secara reflek Reno pun menatap kearah yang ditunjuk oleh Kanaya, namun seketika wajahnya memerah, lalu langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, Kanaya yang melihat reaksi aneh pria tersebut mengerenyit heran.
'' Kenapa kamu wajahnya merah gitu? aneh banget.'' ucap nya, namun Reno tidak menjawab, ia hanya berdehem untuk menetral kan sedikit rasa gugup yang dideranya.
'' Nih orang aneh banget sih,ditanya bukannya jawab.'' gerutu nya, namun saat pandangannya ia alihkan pada kaos basah miliknya, seketika wajah nya langsung memerah, saat melihat pakaian dal*am yang ia kenakan tercetak jelas didepan wajahnya, lebih tepatnya didepan Reno.
Next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments