"Mami harap kamu tidak menyimpan sebuah rahasia dari keluarga kamu sendiri Tuan muda" uajr Mami yang mulai tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak laki lakinya itu.
Mami sangat yakin kalau Tuan muda menyimpan sesuatu dalam pikirannya saat ini. Mami sangat yakin kalau Tuan muda pasti memiliki sebuah rahasia sehingga membuat Tuan muda tidak bisa pulang ke mansion bersama dengan dirinya.
"Apa mami sekarang sudah tidak percaya lagi dengan aku Mami? Apa selama ini aku pernah menyimpan rahasia dari keluarga besar kita?" ujar Tuan muda berusaha meyakinkan Mami kembali kalau dia benar benar tidak ada menyimpan rahasia sama sekali.
"Maaf Nak bukan begitu maksud Mami. Cuma Mami heran sekali dengan kamu, selama ini kamu tidak pernah yang tidak ulang sampai berhari hari. Tetapi sekarang sudah dua minggu kamu tidak pulang ke mansion" ujar Mami berusaha membuat Tuan Muda tidak memiliki prasangka curiga kepada dirinya.
Tuan Muda terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Mami. Dia memang selama ini selalu pulang ke mansion utama. Dia sama sekali tidak pernah untuk tidak pulang ke mansion utama. Semalam malam apapun pekerjaannya selesai, dia pasti akan tetap pulang ke mansion utama. Tetapi kali ini memang benar apa yang dikatakan oleh Mami kepada dirinya, dia sudah dua minggu tidak pulang ke mansion utama. Suatu hal yang tidak pernah terjadi sama sekali.
Mami menatap lurus ke arah Tuan Muda tersebut. Ingin rasanya Mami memeluk anak laki laki satu satunya itu. Tetapi Mami pun sangat tahu kalau anaknya ini sangat dingin kepada semua wanita termasuk kepada dirinya dan juga dua kakak perempuannya. Akhirnya Mami hanya bisa menahan keinginannya itu jauh jauh, Mami tidak mau membuat anaknya itu menjadi tidak nyaman sama sekali.
"Maaf Mami kalau sudah tidak ada yang mau dibicarakan lagi, aku ingin melanjutkan pekerjaan aku" ujar Tuan Muda yang sedikit merasa terganggu dengan cara Mami bersikap saat mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Muda tadi.
"Kamu mengusir Mami?" ujar Mami yang tidak percaya mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan muda kepada dirinya.
"Maaf Mami bukan mengusir Mami, tetapi memang lebih baik kalau pembicaraan ini tidak kita lanjutkan lagi" ujar Tuan Muda sambil melepaskan tatapannya dari Mami.
Mami menghela nafasnya dengan sangat berat, dia tidak menyangka kalau dirinya akan diusir oleh anak laki lakinya ini. Dia benar benar tidak menyangka akan menerima perlakuan seperti ini.
"Baiklah, maafkan Mami kalau kedatangan Mami sudah mengganggu kamu dan pekerjaan kamu" ujar Mami dengan nada dibuat biasa saja.
"maafkan aku juga Mami. Bukan maksud aku untuk mengusir Mami, sama sekali bukan, tetapi pembicaraan kita yang membuat aku terpaksa melakukan ini Mami" ujar Tuan Muda menegaskan sekali lagi apa alasannya yang membuat dirinya terpaksa meminta Mami untuk pergi dari tempat kerjanya itu.
"Oke Mami paham" jawab Mami dengan seadanya saja. Mami tidak mau lagi berlama lama di sini. Mami merasa kalau dirinya sudah tidak diizinkan lagi di sini.
Mami berjalan menuju pintu keluar ruangan. Mami benar benar tidak menyangka kalau apa yang telah dilakukannya kepada anak laki lakinya itu dua minggu yang lalu membuat Tuan Muda memilih untuk tidak pulang ke mansion lagi.
Tuan muda melihat kepergian Mami dengan hati sedih, tetapi dia harus melakukan itu untuk kenyamanan dan keamanan Julian istri tercintanya. Dia tidak mau menempatkan Julian di posisi yang akan membuat dia terancam hanya karena status dirinya yang tidak diketahui oleh Julian.
"Julian, kamu siap ini mau kemana? " ujar Vina saat dirinya sudah bersihkan dengan Julian Bernadet.
Vina adalah satu satunya mahasiswi yang mau berteman dengan Julian. Vina bukanlah mahasiswi yang dari tahun pertama kuliah di kampus ini. Vina baru masuk dia minggu yang lalu, menurut berita dari kawan kawannya yang lain, Vina pindah kuliah ke kampus mereka karena orang tua Vina yang baru saja meninggal sehabid kecelakaan di kota asalnya. Sehingga Vina yang trauma akan kejadian itu memilih untuk pergi dari kota tersebut.
"Biasalah Vin, mana ada dalam kamus aku habis kuliah langsung leyeh leyeh, yang ada nggak makan dan juga nggak kuliah aku nanti" jawab Julian sambil memberikan senyuman terbaiknya kepada teman satu satunya itu.
"Jadi kamu akan kerja paruh waktu lagi?" tanya Vina dengan bersemangat saat mendengar apa yang akan dilakukan oleh Julian setelah perkuliahan berakhir.
"Ya, mau apa lagi coba. Kan udah aku katakan dari tadi, aku mau ngapain setelah ini" ujar Julian yang tidak ingin mengulang kembali jawaban yang akan diberikannya kepada Vina.
"Oh baiklah jangan emosi seperti itu nyo...." ujar Vina yang tidak jadi menuruskan ucapannya.
'Hampir saja ne mulut terlonsong untuk mengatakan sapaan itu' ujar Vina sambil berusaha menetralkan wajahnya kembali. Vina sangat yakin kalau wajahnya sekarang sudah memerah karena hampir saja keceplosan memanggil Julian dengan kata sapaan nyonya muda.
Julian yang sama sekali tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh Vina tidak mengambil pusing saat Vina langsung terdiam setelah menyebutkan satu kata yang akan dikatakannya tadi. Tetapi tidak jadi karena mengingat sesuatu.
"Kamu siap ini mau kemana Vin?" tanya Julian "Apa masih tetap sama dengan hari hari biasanya, tetap menemani aku di minimarket sampai jam kerja aku habis?"
Julian menatap ke arah Vina. Cewek yang ditatap itu hanya bisa tersenyum dan mengangguk dengan sangat yakin.
"yup mau ngapain lagi. Kerjaan gue nggak ada Julian. Gue cuma bisa mengikuti kemana loe pergi aja" lanjut Vina menjawab.
"Loe tau sendiri ajalah kan ya, gue cuma punya teman loe aja. Nggak ada yang lain" jawab Vina dengan panjang lebar.
"Ya udah dari pada kamu ngikutin aku nggak jelas. Nanti aku akan ngomong sama pemilik minimarket untuk menerima kamu sebagai karyawan di sana." kata Julian yang sebenarnya sangat senang juga ada Vina yang menemaninya. Jadi Julian tidak merasa sendirian lagi di minimarket. Tetapi kalau hanya menemaninya saja Vina tidak akan mendapatkan apa apa, sehingga Julian mengeluarkan ide itu. Untuk kelanjutannya nanti dia akan berbicara dengan pemilik minimarket, kalau perlu gajinya dibagi dua dengan Vina.
"Sungguh Julian?" ujar Vina yang sangat bahagia mendengar apa yang dikatakan oleh Julian.
Julian mengangguk meyakinkan Vina apa yang dikatakan oleh dirinya adalah benar. Julian benar akan melakukan hal itu.
"Wow makasih, loe memang sahabat gue yang paling baik" ujar Vina sambil memeluk Julian.
Saat itulah sebuah deheman dan kode terdengar di dalam telinga Vina. Vina langsung saja melepaskan pelukannya dari Julian. Vina sadar dia sudah melewati batasannya.
"Tidak masalah. Ayo berangkat" ujar Julian.
Julian dan Vina kemudian berjalan berdua beriringan dari dalam ruang kelas perkuliahan. Mereka berdua akan menuju mini market yang jaraknya sekitar dua ratus lima puluh meter dari kampus.
"Kita ke sana pakai apa?" tanya Vina.
"Seperti biasa" jawab Julian.
"Oh oke. Mari olahraga" ujar Vina.
Kedua wanita cantik itu yang berbeda, berjalan beriringan menuju mini market tempat Julian bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments