Istri Sah Tuan Muda #4

Tuan muda terdiam cukup lama setalah mendegar apa yang dikatakan oleh Felix kepada dirinya. Dia semakin yakin untuk membawa istri cantiknya itu ke tengah tengah keluarga besarnya.

"Tapi, kalau aku bawa sekarang, apa Mami mau menerima dia?" ujar Tuan muda berkata sendirian.

"Aku sangat ragu, Mami akan mau menerima Julian sebagai menantunya. Apa lagi dengan latar belakang Julian seperti itu" ujar Tuan Muda sambil menatap fhoto istrinya yang dijadikan sebagai walpaper di ponsel rahasia yang sama sekali tidak diketahui oleh keluarganya kalau Felix memiliki ponsel yang lainnya yang dipakai sehari hari.

Fhoto yang diambil oleh Tuan muda secara diam diam, saat istrinya sedang tertidur. Saat Julian Bernadet tertidur adalah saat yang paling ditunggu oleh Tuan muda. Tuan muda bisa dengan puas mengambil fhoto wajah istrinya yang cantik itu.

Tuan muda tidak mungkin mengambil fhoto cantik istrinya, saat istrinya bangun. Bisa bisa Julian Bernadet akan berteriak dengan sangat kencang saat melihat ponsel milik suaminya itu. Ponsel yang belum beredar di pasaran, dan baru hanya di iklan televisi saja. Tuan muda tidak mau hal itu terjadi, dan membuat semuanya menjadi buyar. Tuan muda belum siap menceritakan siapa dia sebenarnya kepada istrinya yang sangat baik itu. Tuan muda tidak mau menoreh luka di hati Julian Bernadet. Sesosok wanita yang menerima dirinya apa adanya. Bukan ada apanya, seperti wanita wanita yang selama ini mendekati Tuan muda dengan segala cara. Baik terang terangan ataupun dengan cara licik melalui keluarga tuan muda.

Tuan muda kembali menatap sekilas ke fhoto yang ada di layar ponselnya tersebut. Tuan muda mengelus pipi mulus istrinya itu. Istri yang dinikahi oleh Tuan Muda karena suatu kejadian yang sama sekali tidak terduga. Tetapi ternyata pernikahan itu membuat Tuan Muda merasa bahagia karena sekarang dia merasa kalau dia adalah suami yang paling bahagia di atas dunia.

Tiba tiba, saat Tuan Muda larut dalam lamunannya, pintu ruangan Tuan Muda terdengar di ketuk dari arah luar. Tuan Muda yang kaget langsung saja memasukkan ponselnya ke dalam laci meja kerjanya itu. Meja kerja yang terbuat dari kayu termahal di dunia. Meja kerja yang terlihat simpel tetapi elegan sesuai dengan kepribadian Tuan Muda.

"Siapa ya? Perasaan hari ini tidak ada janji dengan siapapun. Kenapa ada yang datang?" ujar Tuan Muda sambil menatap ke arah pintu ruang kerjanya.

Pintu itu kembali di ketuk dari luar. Sepertinya seseorang di luar sana sama sekali tidak sabaran lagi menunggu Tuan Muda untuk membukakan pintu, sehingga seseorang yang akan masuk itu kembali mengetuk pintu dengan lumayan kuat dan cepat.

"Huf siapa coba yang sama sekali tidak sabaran itu. Bikin kesal saja" kata Tuan Muda yang memang sangat tidak suka melihat seseorang yang seakan terburu buru untuk masuk ke dalam ruang kerjanya itu.

Tuan muda kemudian menekan sebuah tombol yang terletak di sisi bawah meja kerjanya. Pada posisi itu terlihat begitu banyak tombol tombol yang memiliki fungsi mereka masing masing. Tepat setelah Tuan Muda memencet sebuah tombol di meja kerjanya, pintu ruangan itu perlahan mulai terbuka. Tuan muda yang sama sekali tidak peduli siapa yang mau masuk ke dalam ruangannya, sama sekali tidak berusaha menatap ke arah pintu ruangan itu. Tuan muda masih tetap sibuk dengan pekerjaan yang sedang dilakukannya saat ini.

"Hay Tuan Muda kenapa harus lama sekali baru membukakan pintu untuk Ibu yang sudah mengandung kamu selama sembilan bulan ini?" ujar suara seorang wanita dengan nada berat. Suara seorang wanita yang mendominasi kehidupan semua orang.

Tuan Muda yang mendengar suara wanita yang memang sudah sangat lama tidak di dengarnya itu kemudian mengangkat kepalanya segera dari dokumen dokumen yang sedang dibacanya tersebut.

"Mami kapan Mami datang? Kenapa tidak memberi kabar dulu kalau mau datang ke sini" ujar Tuan Muda sengaja tidak mengacuhkan apa yang dikatakan oleh Mami nya kepada dirinya.

"Jangan pura pura bahagia menyambut kedatangan Mami ini Tuan Muda. Kalau kamu senang Mami datang, pastinya kamu tidak akan lama membukakan pintu itu untuk Mami" ujar Nyonya besar sambil duduk dengan santainya di sofa yang ada di ruangan mewah tersebut.

"Haha haha hahah. Maafkan aku Mami, aku benar benar tidak tahu kalau itu Mami. Aku tadi sibuk membaca dokumen dokumen tersebut" ujar Tuan Muda sambil menunjukkan kepada Mami dokumen dokumen yang membuat waktunya benar benar tersita mulai dari pertama datang ke kantor sampai saat ini. Dia sama sekali belum ada istirahat dari membaca dokumen dokumen tersebut.

"Oke maaf di terima" jawab Mami dengan santainya.

"Oh ya nak, kapan kamu akan pulang ke rumah. Apa kamu masih marah sama Mami dan Papi?" ujar Mami yang langsung saja mengutarakan apa tujuannya datang ke perusahaan dan menemui anak laki laki satu satunya dan juga penerus dari du perusahaan besar yang merajai dunia bisnis di negara I.

"Tenang saja Mami. Saat waktunya datang, aku akan pulang kembali ke mansion besar itu" jawab Tuan Muda dengan nada dingin.

"Aku tidak marah sama Mami dan Papi. Sama sekali tidak. Cuma untuk saat sekarang ini, aku belum bisa untuk kembali ke mansion keluarga." lanjut Tuan Muda memperjelas kepada Mami kenapa dia tidak bisa pulang ke mansion utama pada saat ini.

"Terus kapan kamu akan pulang Nak? Tadi kamu mengatakan kalau kamu tidak marah sama kami, tetapi kenapa untuk pulang kamu tidak bisa?" ujar Mami melanjutkan pertanyaan nya kepada Tuan Muda.

"Tidak ada karena apa apanya Mami. Aku masih ingin di luar sebentar. Hanya itu saja" jawab Tuan Muda

Tuan muda tidak mungkin mengatakan hal sebenarnya kepada Mami. Karena Tuan muda sangat tahu bagaimana sifat asli dari Papi dan Mami nya itu. Mereka berdua tidak akan segan segan mengganggu Julian istrinya kalau mereka berdua sampai mengetahui penyebab dari Tuan muda tidk ingin pulang sekarang ke mansion keluarga mereka.

"Mami harap kamu tidak menyimpan sebuah rahasia dari keluarga kamu sendiri Tuan muda" uajr Mami yang mulai tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak laki lakinya itu.

Mami sangat yakin kalau Tuan muda menyimpan sesuatu dalam pikirannya saat ini. Mami sangat yakin kalau Tuan muda pasti memiliki sebuah rahasia sehingga membuat Tuan muda tidak bisa pulang ke mansion bersama dengan dirinya.

"Apa mami sekarang sudah tidak percaya lagi dengan aku Mami? Apa selama ini aku pernah menyimpan rahasia dari keluarga besar kita?" ujar Tuan muda berusaha meyakinkan Mami kembali kalau dia benar benar tidak ada menyimpan rahasia sama sekali.