Istri Sah Tuan Muda
"Sayang, aku cari kerja dulu ya. Kamu doakan supaya aku bisa mendapatkan pekerjaan yang layak untuk kita berdua. Sehingga kamu tidak perlu bekerja paruh waktu saat kamu selesai kuliah. Kamu hanya perlu duduk manis menunggu aku pulang kerja." ujar seorang pria tampan yang terlihat sudah memakai kemeja putih tetapi belum dikancing itu dan celana dasar hitam serta tak lupa sepatu lokak andalannya yang juga cuma itu satu satunya yang dimiliki oleh pria tampan tersebut. Pria itu menatap lurus ke wajah cantik kekasih hatinya yang sangat dipuja oleh dirinya itu.
"Jadi, kamu tidak terlalu lelah dalam menjalani hari hari kamu sayang. Kamu hanya fokus mengurus aku saja. Suami tampan kamu ini yang sampai saat ini masih berjuang mencari pekerjaan untuk menyenangkan istri tercintanya ini. Untuk membawa istri tercintanya itu keliling dunia untuk menikmati keindahan dunia yang diciptakan oleh Tuhan dengan segala keindahannya" lanjut pria tampan itu sambil membelai pipi istrinya yang sedang sibuk memasangkan kancing kemeja putih yang dipakai pria tersebut.
"Iya sayang, hati hati. Semoga hari ini adalah hari keberuntungan kamu sayang." jawab sang istri yang sedang memasangkan kancing baju pria tampan tersebut.
"Aku selalu mendoakan kamu sayang. Sehingga kamu bisa membawa aku keliling dunia sesuai dengan apa yang kamu cita citakan. Cayo sayang" lanjut sang istri sambil mengepalkan tangannya dan memberikan semangat kepada suami tampannya itu. Istri tersebut akhirnya selesai juga memasangkan kancing kemeja sang suami. Istri selalu melakukan hal tersebut karena, asal sang suami yang memasang sendiri kancing kemejanya, maka tidak akan pernah rapi, makanya selalu yang mengerjakan hal sepele itu adalah istri.
Setelah dirasa tampilannya sudah sempurna, sang suami kemudian keluar dari dalam rumah kontrakan mereka berdua. Suami menggandeng tangan kecil istrinya itu. Tangan yang selalu menyiapkan makanan dan pakaian untuk dirinya. Tangan yang tidak pernah merasa lelah saat dia harus melakukan pekerjaan ganda semenjak memiliki suami. Istri yang sama sekali tidak pernah mengeluh dengan semua kegiatan yang bertumpuk di depan matanya. Pekerjaan yang sama sekali tidak ada habisnya, sejak mulai pagi dengan di mulai mengikuti perkuliahan sampai dengan bekerja paruh waktu menjadi kasir serta harus memasak menyiapkan semua makanan dan juga pakaian suaminya.
"Op kamu jangan keluar sayang. Cukup di sini saja. Daster kamu tipis sayang. Aku nggak mau semua orang menatap kamu seperti aku menatap kamu selama ini" ujar sang suami yang melarang istrinya untuk mengantarkan dirinya ke tepi jalan. Suami menaruh istrinya tepat di bagian belakang tubuhnya.
"Haha haha haha, posesif banget sayang, padahal belum diapa apain juga" ujar sang istri yang menurut apa yang dikatakan oleh suaminya itu sekaligus menggoda suaminya. Apa yang dikatakan oleh suaminya adalah hal terbaik untuk dirinya. Istri akan selalu mengikuti apa yang akan dikatakan oleh suaminya.
Sang Istri kemudian hanya melihat kepergian suaminya dari teras rumah yang hanya berjarak satu meter dari jalan kampung. Dia memandang kepergian suaminya dengan tatapan penuh kebahagiaan.
"Hati hati di jalan sayang. Cayo lagi" ujar sang istri memberikan suntikan semangat kepada suaminya itu.
"Muach" ujar sang istri memberikan ciuman jauh kepada suaminya itu.
"Haha haha haha. Terimakasih sayang. Kamu juga harus semangat kuliahnya" jawab sang suami sambil tersenyum indah menatap ke arah istri cantiknya yang setiap pagi memiliki rutinitas yang sama.
"Muach" sang suami membalas perlakukan yang diberikan oleh istrinya kepada dirinya.
Suami kemudian meneruskan perjalanannya menuju jalan besar yang berada di bagian depan jalan kampung untuk menuju tempat yang ditujunya selama ini. Sepanjang jalan menuju jalan besar yang dilaluinya, sang suami tersenyum terus memikirkan apa yang dilakukan oleh istrinya itu. Dia sangat bahagia dengan semua perlakuan yang didapatkan oleh dirinya dari sang istri tercinta.
Setelah memastikan kalau suaminya sudah hilang di tikungan jalan untuk mencari kendaraan di jalan utama, yang jaraknya dari rumah kontrakan mereka adalah seratus meter, sang istri kemudian kembali ke dalam rumah kontrakan itu untuk menukar pakaiannya dengan pakaian kuliah.
"Ayo Julian kamu harus semangat untuk cepat menyelesaikan kuliah kamu. Suami kamu saja semangat mencari kerja masak kamu nggak semangat untuk menyelesaikan kuliah gratis itu" ujar sang istri yang ternyata bernama Julian Bernadet. (Maaf kalau ada kesamaan nama tokoh dalam novel lain atau dalam dunia nyata)
Julian terdiam sesaat, saat dia mengatakan kata suami. Julian teringat bagaimana bisa dia memiliki seorang suami tampan seperti itu. Kejadian yang sampai sekarang membuat Julian tidak habis pikir dan hanya bisa bertanya tanya saja kenapa semua itu bisa terjadi. Sekarang Julian hanya bisa menjalani semua yang sudah terjadi pada malam yang sangat penuh kenangan itu.
"Apakah itu sebuah keberuntungan atau sebuah kekhilafan. Tapi yang jelas itu adalah takdir aku yang harus aku jalani. Tanpa harus mengeluh" ujar Julian berkata setiap kali dia mengingat kalau dia sudah punya seorang suami yang tampan dan juga sangat menyayangi Julian. Malam yang akan selalu diingat oleh Julian Bernadet sepanjang hidupnya.
Julian telah selesai merapikan dirinya, dia hari ini memakai kemeja dengan rok sebatas lutut serta memakai sepatu kets. Dia kemudian menatap ke dalam cermin. Cermin memantulkan kembali wajah seorang wanita cantik yang memakai riasan natural untuk melengkapi penampilannya. Julian hari ini mengikat rambutnya tinggi tinggi dan sedikit memberikan kesan bergelombang di rambut indahnya yang berwarna coklat muda itu.
"Tinggal selangkah lagi. Semoga mereka tidak mengetahui kalau aku sudah punya suami. Kalaupun mereka tahu aku tidak ingin dipecat dari kampus. Aku harus bisa menyembunyikan semuanya dengan sangat rapat" ujar Julian sambil memberikan pesan dan mengingatkan dirinya kembali untuk tidak membuat sebuah kerugian untuk dirinya sendiri.
Julian harus bisa membuat semua orang untuk tidak ingin mengorek kehidupan pribadinya. Bagi Julian sekarang fokus utamanya setelah suami adalah tamat kuliah dan mencari kerja. Setelah meyakinkan penampilannya untuk kesekian kalinya, Julian kemudian melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumah kontrakan mungil tersebut.
Julian memakai sepatunya. Setelah itu Julian mengunci pintu rumah dan menaruh kunci rumah kontrakannya di tempat biasa dia menyimpan kunci. Hari ini Julian akan pulang sangat malam sekali, karena dia harus menghitung barang yang ada di swalayan tempat dia bekerja.
"Oke siap berangkat dan menjalankan aktifitas" ujar Julian sambil menyandang tas ranselnya.
Tas hitam yang sudah kusam itu, tetapi di dalam tas itu sangat lengkap isi peralatan yang dibawa oleh Julian kemana mana. Mulai dari laptop, bahan skripsi, serta bekal makan siang yang akan disantap oleh Julian untuk makan siang dan makan malamnya.
Julian selalu membawa bekal makanan untuk dinikmati oleh dirinya, hal ini di sebabkan karena dia harus berhemat dengan sisa uang gaji yang dimiliki oleh Julian.
"Semoga suami ganteng aku mendapatkan pekerjaan hari ini, karena sisa uang yang aku punya sudah sangat menipis" ujar Julian sambil berjalan dengan santai.
Seorang pria terlihat mengiringi langkah kaki Julian. Tetapi dasarnya Julian yang selalu cuek dengan keadaan sekitar tidak ambil pusing dengan langkah kaki orang tersebut. Julian menikmati sendiri perjalanannya itu.
"Nyonya ini mau kemana? Kenapa dia mengambil jalan kecil ini" ujar orang yang mengikuti Julian dari belakang.
Julian memang sengaja mengambil jalan tikus itu.
"Aku harus jalan kaki untuk berhemat. Aku nggak mau uang aku yang tingal sedikit ini habis dengan percuma saja, karena aku gunakan untuk naik angkot ke kampus" ujar Julian sambil berjalan santai dan menikmati perjalanannya menuju kampus pada pagi hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Mommy Ahid
keren
2023-05-01
1
Suciati - Fda
lanjut
2023-05-01
2