Flashback ON

Satu tahun yang lalu, di Perusahaan Hirata Group.

Reyna Hirata yang baru saja pulang dari studi Magisternya di Australia langsung diangkat oleh papanya sebagai Wakil CEO Hirata Group yang nantinya akan menggantikan papanya memimpin perusahaan.

Ia pun dikenalkan kepada Kepala Manager kepercayaan papanya, Bramantyo Aditya yang kemudian diminta untuk membantu Reyna mempelajari seluk beluk perusahaan.

Bram langsung terpesona saat bertemu dengan Reyna untuk pertama kalinya. Dan saat Pak Hirata meminta Bram untuk melamar putrinya, dengan penuh antusias Bram menerima tawaran tersebut tanpa perlu berpikir panjang lagi. Padahal saat itu ia sudah memiliki seorang kekasih yang bernama Mawar Anjani.

Mendengar kekasihnya akan menikahi putri kesayangan dari atasannya membuat Mawar naik pitam dan tidak terima. Ia pun langsung memberi ancaman kepada Bram untuk membeberkan hubungan mereka berdua yang sudah seperti suami istri meski keduanya belum menikah.

“Aku akan memperlihatkan semua foto kemesraan kita kepada Pak Hirata agar dia tidak jadi menikahkan putrinya denganmu, Mas Bram!” ancam Mawar membuat Bram langsung kelimpungan.

Jauh di dalam lubuk hati Bram saat itu, ia ingin mengakhiri hubungannya dengan Mawar dan menikahi Reyna yang sangat cantik dan juga kaya raya. Namun ia takut jika Mawar membuka kartunya di depan Pak Hirata dan membuatnya gagal menikah dengan Reyna.

“Jangan sayang! Aku mohon jangan lakukan itu!” pinta Bram mengiba.

“Kalau begitu, jangan terima tawaran dari Pak Hirata untuk menikahi putrinya!”

“Jangan bodoh Mawar sayang! Aku menikahi putrinya juga demi masa depan kita berdua! Apa kau tidak menginginkan menjadi seorang CEO kaya raya?” tanya Bram membuat Mawar langsung berfikir apa yang sedang dimaksud dengan kekasihnya itu.

“Jadi, kau menerima tawaran Pak Hirata untuk merebut perusahaannya?” tanya Mawar membuat kesimpulan dan langsung diangguki kepala oleh Bram.

“Tentu saja! Kalau tidak seperti ini, bagaimana kita bisa hidup kaya raya, sayang? Kau tahu bukan jika aku bukanlah keturunan dari konglomerat?”

“Dan sekarang adalah kesempatan emas yang tidak boleh aku lwatkan sedikit pun!” jelas Bram membuat Mawar akhirnya luluh dan memperbolehkan kekasihnya menikahi wanita lain.

“Baiklah, aku memperbolehkanmu menikahi Reyna. Tetapi bagaimana jika aku merindukanmu, membutuhkan belaianmu, dan sangat ingin dimanjakan olehmu, Mas?” tanya Mawar.

“Bagaimana jika aku merasa cemburu melihat kalian berdua bermesraan?”

“Bagaimana jika kecemburuanku justru akan membuatku melabrak Reyna dan menganggapnya sudah merebutmu dari sisiku?”

Bram membuat nafasnya kasar. “Aku akan membagi waktuku untuk kalian berdua!”

“Cih, aku tidak yakin kau bisa memberikan waktumu untukku setelah menikah dengan anak konglomerat itu! Kalian akan terus bersama sepanjang waktu bukan?”

“Di kantor, kalian akan terus bersama karena Reyna butuh banyak informasi darimu. Apalagi saat kalian berada di rumah. Aku yakin kau tidak pernah ada lagi waktu untukku!” cerocos Mawar membuat Bram semakin bingung harus bagaimana.

Keduanya terdiam cukup lama sampai tiba-tiba Bram memiliki ide cemerlang dan langsung ia sampaikan kepada Mawar. “Begini saja, Mawar! Aku akan mempekerjakanmu sebagai asisten managerku di Kantor. Dengan begitu, aku masih bisa memberikan perhatianku padamu ketika di Kantor.”

“Sedangkan Reyna, akan aku berikan sedikit waktu untuk bersama denganku karena ia sendiri memang harus fokus menyelesaikan apa yang akan menjadi tugasnya!”

Tawaran Bram kali ini langsung disetujui oleh Mawar dan keduanya sepakat untuk meneruskan hubungan mereka meski sudah menikah. Meski sudah bekerja menjadi asisten manager Bram, Reyna sama sekali tidak pernah bertemu dengan Mawar sekali pun saat di kantor karena ia sudah sibuk dengan tumpukan berkas di ruangannya dan juga jadawl meeting yang padat.

Sebulan setelah pernikahan Bram dan juga Reyna, Mawar merasakan kecemburuann yang besar karena Bram tidak pernah menyentuhnya sama sekali setelah menikah dengan Reyna. Berbagai alasan selalu ia dengar dari mulut Bram saat ia meminta Bram untuk melayaninya.

Hingga suatu hari saat Reyna dan juga papanya harus meeting ke luar kota untuk menandatangi project besar, Mawar memberanikan dirinya mendatangi Bram di rumah Reyna.

“Aku sudah sebulan lebih kau acuhkan, Mas Bram! Mana janjimu yang akan membagi waktu untukku juga? Kau bahkan lebih memperhatikan Reyna dari pada aku!” sarkas Mawar yang kini sudah berada di dalam rumah Reyna.

“Beri aku waktu untuk beradaptasi, Mawar! Aku masih harus mencari celah agar hubungan kita tidak tercium oleh Reyna!” jelas Bram.

“Bohong! Kau bukan sedang beradaptasi dengannya, tapi kau tampak begitu menikmati pernikahan kalian berdua. Katakan padaku, lebih lihai siapa antara aku dengan Reyna dalam melayanimu di atas tempat tidur?” tanya Mawar yang begitu meledak-ledak.

Bram terdiam sesaat. Ia mengakui jika Mawar bisa memberikan service dengan berbagai macam gaya dibandingkan dengan Reyna. Namun saat pertama kalinya ia melakukan dengan Reyna, ia justru merasakan kenikmatan yang tiada tara yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dengan wanita manapun yang pernah tidur dengannya.

“Reyna dan kamu sangat jauh berbeda, Mawar! Kalian berdua tidak bisa dibandingkan!” jawab Bram membuat Mawar semakin kesal.

Perdebatan mereka di ruang tamu pun tanpa sengaja didengar dan direkam oleh Mbok Darmi, pembantu kepercayaan keluarga Hirata yang merawat Reyna sejak kecil. Keberadaan Mbok Darmi yang tengah merekam perbincangan mereka berdua pun langsung tertangkap oleh Bram.

“Tunggu di sini, Mawar! Aku harus membereskan sesuatu!”

Bram langsung melangkahkan kakinya menuju ke Mbok Darmi. Mbok Darmi pun cepat-cepat berbalik dan menyimpan ponselnya. sayangnya ia tidak bergerak dengan cepat. Ponsel Mbok Darmi pun langsung direbut oleh Bram dan dibanting sampai rusak parah.

“Jika Mbok Darmi berani ikut campus dengan urusanku, maka bukan hanya ponselmu saja yang aku hancurkan! Tapi seluruh keluarga Mbok Darmi yang ada di kampung juga akan saya hancurkan!” ancam Bram.

“Tidak hanya itu! Aku juga tidak akan memberikan gaji sepeser pun jika Mobokk Darmi berani mengadukan ini kepada Reyna atau keluarga besar Pak Hirata!”

“Am-ampun Tuan! Ampuni saya! Saya berjanji tidak akan menceritakan semua ini kepada Non Reyna!”

“Bagus! Jaga rahasia ini rapat-rapat!”

“Ba-baik Tuan!”

Bram pun tersenyum kemudian berbalik dan mendekati Mawar yang masih ada di ruang tamu.

‘Dari pada aku menganggurkan Mawar dengan berdebat panjang, lebih baik aku mengajaknya bermain di kamar!’ gumam Bram dalam hati.

“Sekali lagi maafkan aku, sayang!” Bram meneluk Mawar dan mulai menciumnya dengan mesra.

“Bagaimana jika kali ini aku mengobati kerinduan dan juga rasa cemburumu di kamarku?” tawar Bram yang langsung dijawab dengan anggukan kepala.

Mawar pun langsung melingkarkan tangannya di leher Bram, kemudian Bram menggendongnya ala koala dan membawanya menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan Reyna. Permainan panas mereka pun terjadi.

Sedangkan Mbok Darmi hanya bisa menangis meratapi kebodohannya yang tidak bisa melakukan apa-apa melihat kegilaan mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Sardes Nainggolan

Sardes Nainggolan

dasar Bram buaya darat

2024-02-07

0

Nirwana Asri

Nirwana Asri

typo thor 'campur' ya

2023-06-04

1

Ninna Mekayla

Ninna Mekayla

Ya iyalaaaaah! Mawar kan udah sering dicelap celup. Lah situ ngerasain Reyna yang masih ori 🤬

2023-05-02

8

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!