"Apa kau sudah tau apa yang di lakukan putramu itu?" tanya Nando menghampiri Mirna yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Sudah! aku sudah menyuruh Askara untuk mengurusnya," ucap Mirna santai sambil mengotak atik ponselnya.
"Apa tidak ada yang bisa kau kerjakan selain bergosip dan berfoya-foya? jadi ibu tidak ada tanggung jawabnya sedikitpun,"
Mendengar ucapan suaminya, Mirna langsung meletakkan ponselnya dan menatap tajam sang suami yang berdiri di depannya.
"Apa kau sudah menjadi papa yang benar untuk kedua putra kita? kau tanya tanggung jawabku sebagai seorang ibu. Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri?" tanya Mirna tidak Terima dengan ucapan Nando.
"Kenapa kau selalu keras kepala? kau selalu melihat kesalahanku dan tidak pernah mau mengoreksi kesalahanmu," ucap Nando geram.
"Jika bukan karena kedua putraku, sudah lama aku menceraikanmu. Dasar wanita tidak tau diri," ucap Nando kesal lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Mirna.
"Jadi kau mau cerai? ayo kita cerai. Lagian aku juga tidak mau terus-menerus jadi istri pajanganmu," ucap Mirna kesal sambil menatap kepergian Nando.
"Jadi kau mau kita cerai? Apa kau sudah siap jadi gembel di luar sana? ingat jika bukan kerena diriku kau itu tidak ada apa-apanya," ucap Nando tersenyum meremehkan.
Mendengar ucapan Nando, Mirna hanya diam. Jujur saja dia belum siap meninggalkan kenikmatannya sebagai nyonya besar keluarga Arvinando. Jika dia pergi makan sudah di pastikan dia tidak akan mendapatkan apa-apa. Sudah di pastikan para simpanan Nando akan merajalela dan menghinanya.
Melihat Mirna hanya diam, Nando hanya tersenyum sinis lalu kembali melangkahkan kakinya. Walaupun dia suka bermain wanita, akan tetapi hanya Mirna yang dia kenalkan ke seluruh dunia. Bahkan hanya Mirna yang dia nikahi secara resmi, sedangkan yang lainnya hanya di nikahi secara sirih. Bahkan ada juga yang hanya di jadikan sebagai kekasih simpanan saja.
Nando pergi ke kamarnya untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai membersihkan diri dia menatap foto keluarganya yang terpajang di dalam kamarnya. Di sana terlihat dia dan anak istrinya tersenyum penuh kebahagiaan. Namun, sekarang senyuman itu sekarang telah hilang tertelan waktu. Jangankan tersenyum bersama, bahkan sekarang mereka bisa tak saling tegur sapa walaupun dalam satu atap.
Setelah selesai membersihkan dirinya, Nando kembali ke ruang tamu. Dia menatap Mirna sedang tertawa sendiri sambil memainkan ponselnya. Jujur Nando tidak tau bersama siapa istrinya sedang bertukar kabar. Akan tetapi dia tidak mau berpikir buruk tentang istrinya. Dia memilih untuk duduk di sofa lain sambil memainkan ponselnya.
Hingga akhirnya perhatian mereka teralih ketika melihat kedua putra mereka datang bersama seorang gadis. Mirna memperhatikan penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Dari penampilannya Mirna bisa menebak jika gadis itu adalah gadis biasa. Jika di bandingkan dengan keluarga mereka, gadis itu tidak akan ada apa-apanya.
"Apa dia wanita yang tertangkap basah denganmu?" tanya Mirna menatap tidak suka kepada Alissa.
"Ia, Ma. Kenalkan dia Alissa," ucap Axelle memperkenalkan Alissa.
Alissa hanya tersenyum lalu melangkahkan kakinya mendekati Mirna. Namun, saat Alissa ingin mencium tangan Mirna, Mirna langsung menarik tangannya. Melihat itu, Alissa hanya diam menunduk. Dari sikap mama mertunya itu, dia sudah bisa menebak jika mama meetuanya itu tidak suka kepadanya.
"Ternyata bukan hanya tidak berguna, tapi ternyata kau juga tidak becus dalam memilih pasangan," ucap Mirna menatap kesal Axelle.
"Maksud mama apa berkata seperti itu? Alissa adalah istriku, jadi mama tidak pantas bicara seperti itu," ucap Axelle kesal lalu menarik Alissa untuk menjauhi Mirna.
"Apa! wanita udik ini istrimu?" tanya Mirna membulatkan matanya terkejut mendengar ucapan Axelle.
"Ia, Ma! Axelle dan Alissa sudah menikah. Walaupun hanya nikah sirih, tapi pernikahan mereka sudah sah dalam agama," ucap Askara.
"Apa! Jadi wanita udik ini sudah menjadi bagian keluarga kita. Apa yang harus mama katakan kepada teman-teman mama nantinya? mana mungkin mama mengatakan, jika keluarga Arvinando memiliki menantu udik seperti ini. Kau ini bikin malu saja," oceh Mirna membuang napasnya kasar.
"Apa kau yakin ingin berumah tangga di umurmu yang masih sangat muda seperti ini? Jangankan menjadi kepala rumah tangga, sedangkan kau saja belum bisa," ucap Nando tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Dia hanya tersenyum kecil sambil menatap remeh Axelle.
"Mama dan Papa tidak boleh seperti itu. Aku yakin jika Axelle bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik untuk Alissa. Kalian jangan langsung mengambil pendapat sendiri sebelum memberikan kesempatan untuk Axelle," ucap Askara membela Axelle.
"Kesempatan! kita sudah sering memberikan kesempatan untuknya. Tapi kau lihat sendiri 'kan," ucap Mirna.
"Sudahlah! lebih baik kau pikirkan saja dulu. Jangan mengambil keputusan secara tergesa-gesa. Ingat kau masih muda, perjalananmu masih sangat panjang. Jadi kau harus memikirkan masa depanmu," ucap Nando.
Mendengar ucapan sang papa, Axelle hanya diam. Dia menarik tangan Alissa menuju kamarnya tanpa memperdulikan ucapan kedua orang tuanya. Karena baginya berbicara dengan kedua orang tuanya tidak akan ada gunanya. Yang ada mereka hanya akan membuat suasana semakin panas saja.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
senjasabdaalam
lumenjijikan nando
2024-01-19
1
Lilik Juhariah
bagus banget , novelnya kereen
2023-08-17
0
ruliana
aku suka karyamu thor...
terimaksihhh
2023-07-09
1