Yu Jie tengah berbaring di rerumputan halaman kediamannya, langit tengah begitu cerah membuat Yu Jie merasa nyaman hanya dengan menatapnya.
Apa yang terjadi padanya memang sudah berlalu cukup lama tetapi masih sulit untuk Yu Jie bisa terima, seperti bagaimana bisa jiwanya berpindah tepat setelah kematiannya dan hal-hal tidak masuk akal lain seperti sistem.
“Kak Jie, apa ada yang menganggu pikiranmu?" tanya Xia Mei.
Xia Mei dengan senyum di wajahnya muncul di pandangan Yu Jie, menutupi langit biru yang entah mengapa kalah keindahannya dengan wajah cantik adiknya.
Yu Jie segera bangkit sebelum merapikan jubahnya, sudah tiga hari terlewat dan waktu pertarungannya dengan Bai Yin akhirnya tiba.
“Kak Jie, dirimu tidak benar-benar akan menghadapi Bai Yin bukan?" tanya Xia Mei khawatir.
“Aku akan melakukannya, lagipula membiarkan dirinya yang membatalkan pertunangan akan membuat ayah kehilangan muka." Yu Jie menjawab sekenanya walau bukan itu alasan sebenarnya.
Xia Mei hanya diam, Bai Yin memang begitu terkenal akan kejeniusannya dalam berkultivasi dan ini yang membuatnya khawatir.
“Mei, gadis itu bukan tandingan Kakak jadi jangan risau," ucap Yu Jie mengelus lembut kepala Xia Mei.
Yu Jie segera bernapas lega saat Xia Mei tersenyum, dirinya sadari mengelus kepala Xia Mei merupakan hal paling ampuh untuk menenangkan adiknya itu.
“Mei, daripada dirimu khawatir seperti ini mengapa tidak ikut Kakak saja? Biar Kakak perlihatkan bagaimana akan Kakak buat dirinya bungkam dengan kehebatan Kakak," ucap Yu Jie.
Xia Mei segera mengangguk penuh semangat, wajah polosnya membuat dada Yu Jie terasa nyaman luar biasa.
“Aku tidak tau memiliki adik bisa membawa kebahagiaan semacam ini," gumam Yu Jie.
Yu Jie segera pergi ke lapangan yang telah dijanjikan bersama Xia Mei, di sana sudah ramai orang juga ada arena pertarungan yang memang diperuntukan untuk latih tanding.
“Hei, lihat siapa yang datang."
“Wah, jujur aku terkejut Tuan Muda sampah kita memiliki keberanian semacam ini."
Beberapa anggota klan yang datang untuk melihat ramai berbicara, kebanyakan dari mereka menyepelekan Yu Jie dan tidak sama sekali percaya Yu Jie bisa memenangkan pertarungannya.
“Tidak perlu didengar, mereka hanya bagian busuk klan yang akan segera Kakak singkirkan," ucap Yu Jie.
Xia Mei memang semakin mencengkram erat jubah Yu Jie setiap hal tidak enak menghampiri pendengarannya, lagipula siapa yang tidak marah mendengar Kakaknya direndahkan seperti itu.
“Aku mengerti, Kak Jie. Tolong berhati-hati dan jangan terluka, Mei akan sedih jika ada satu luka sekecil apapun Kak Jie derita," ucap Xia Mei menatap Yu Jie dalam.
“Tenang saja, sekarang tunggu di sini dan lihat bagaimana Kakak menyelesaikan semua ini," ucap Yu Jie sembari melangkah menaiki arena.
Di atas arena memang sudah ada Bai Yin dengan pedang di tangannya, terus menatap Yu Jie dalam diam semenjak kehadirannya di sana.
Yu Jie hanya tersenyum pada Bai Yin sembari matanya melirik sekitar, ada cukup banyak orang termasuk Yu Gang juga para tetua lain yang datang melihat pertarungan tersebut.
“Mereka pasti ke sini dengan maksud melihat aku dihajar habis, sayang sekali hal itu tidak akan terjadi," gumam Yu Jie.
Tidak berapa lama seorang pria dengan jubah klan Bai menaiki arena, itu merupakan tetua yang menjaga Bai Yin sejak kedatangannya di klan Yu.
“Aku Bai Tao orang yang akan menjadi pengawas pertandingan ini, meski aku berasal dari klan Bai tetapi dapat aku pastikan diriku akan adil. Apa ada yang keberatan?"
Setiap dari tetua klan Yu termasuk Yu Gang hanya diam tanda mereka mempersilahkan, bukan keberatan mereka mungkin senang jika benar ada kecurangan di sana.
Yu Jie menyadari hal ini hanya menggenggam erat pedang yang dibawanya, ada rasa kesal yang di rasa tetapi sayang untuk sekarang dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.
“Bagaimana denganmu, Bocah. Apa kau keberatan?" tanya Bai Tao.
Yu Jie hanya menggeleng pelan, setelahnya berkata, “Jika itu disetujui oleh Nona Yin maka aku juga akan setuju."
Bai Yin hanya menggigit bibir bawahnya mendengar itu, jelas sadar apa arti ucapan Yu Jie yang seolah sengaja membuat pertarungan senyaman mungkin untuknya.
“Terimakasih untuk Tuan Muda Jie mau mengerti jika Yin butuh kenyamanan, aku harap tidak ada keberatan saat hasil pertarungannya sudah ditentukan," ucap Bai Yin sembari mengalirkan Qi ke pedangnya.
Yu Jie hanya menanggapi itu dengan senyum tipis, dirinya sadar kalau Bai Yin sudah bukan lagi beda tahap melainkan ranah dengannya.
Bai Yin generasi muda paling jenius klan Bai, dengan ranah Pengumpulan Qi tahap Puncak tidak ada banyak generasi muda berani berurusan dengannya.
“Jika sudah seperti ini maka silahkan kalian mulai pertandingannya," ucap Bai Tao sembari menepi membuka ruang untuk pertukaran serangan.
Bai Yin segera maju menyerang sesaat pertandingannya dimulai, seolah ingin menunjukan perbedaan antara dirinya dengan Yu Jie yang terkenal sampah.
“Aku tidak tau bagaimana sampah sepertimu bisa bangkit seperti sekarang, tetapi satu hal perlu kau tau kalau itu terlambat sebab para jenius lain telah ada jauh di depanmu sehingga kau tidak pantas bersamaku!!!" seru Bai Yin sembari mengayunkan pedangnya.
Yu Jie hanya menghindari ayunan tersebut dengan gerakan kecil, apa yang dilakukannya berhasil membuat setiap penonton mengusap mata mereka tidak percaya.
“Nona Yin, mohon untuk tidak meremehkan lawan mu saat tengah bertarung," ucap Yu Jie sebelum membuat gerakan pedang.
Gerakan pedang yang Yu Jie lakukan menyerupai sebuah jurus membuat Bai Yin waspada takut-takut jurus mematikan dari klan Yu lah yang Yu Jie gunakan.
Ctankkk!!!
Tidak ada yang menduga di tengah gerakan itu Yu Jie tiba-tiba berhenti yang sesaat kemudian mengayunkan pedangnya dengan santai ke arah pedang Bai Yin.
Entah karena cengkraman Bai Yin yang lemah atau ayunan pedang Yu Jie yang terlalu kuat, pedang di tangan Bai Yin terlepas membuat gadis itu tanpa senjata.
Yu Jie sendiri tanpa jeda segera mengarahkan pedangnya ke arah leher Bai Yin, memantapkan namanya sebagai pemenang tanpa kesulitan berarti.
“Menggunakan apa yang tidak bisa aku gunakan seperti Qi adalah langkah cerdas, meski itu tidak berguna kalau lawan mu jauh lebih cerdas," ucap Yu Jie dengan senyum seringai.
[Tinggg!!!]
[100% exp juga 100 poin sistem Tuan Yu Jie terima karena terpicu nya kesombongan murni]
[Misi yang sistem berikan telah berhasil Tuan selesaikan, 100% exp juga 100 poin sistem akan diberikan sebagai imbalan]
Yu Jie hanya bisa menatap diam setiap pesan dari sistem yang muncul, hadiah berturut-turut semacam ini jelas membuatnya senang.
[Sistem mendeteksi exp yang Tuan terima melebihi jumlah wajar, sebab ini exp akan otomatis di rubah menjadi peningkatan kekuatan]
[10%]
[45%]
[88%]
[100%]
[Berhasil, selamat untuk Tuan karena sudah berhasil menapaki ranah Pengumpulan Qi tahap Awal]
Di sekitar tubuh Yu Jie dipenuhi Qi yang seolah meledak-ledak, ini merupakan tanda berhasilnya menapaki ranah baru yang bersamaan dengan itu energi Qi mulai bisa Yu Jie serap juga gunakan.
“Haha, sistem ini jelas merupakan kecurangan," gumam Yu Jie sebelum menyadari kalau setiap mata kini terpaku padanya.
Serupa dengan yang lain, Bai Yin juga terpaku menatap Yu Jie. Tidak menghiraukan pedang yang terarah ke lehernya, wanita itu sudah bergerak sebelum memeluk Yu Jie erat.
“Aku menyesal, tolong tetaplah bersamaku ...."
Yu Jie sempat tertegun sebab perubahan sikap Bai Yin, meski tidak lama karena segera dirinya lepas pelukan Bai Yin secepatnya.
“Nona Yin, pembatalan pertunangan kita merupakan yang paling benar. Entah siapa yang membatalkannya, hasil akhirnya akan tetap sama yaitu putusnya hubungan kita." Yu Jie yang berpikir Bai Yin tidak ingin merasa malu karena dirinya yang membatalkan pertunangan mereka.
“Tidak, aku serius. Aku baru sadar kalau aku benar-benar menyukaimu, jadi tolong tetaplah menjadi tunangan ku," ucap Bai Yin dengan mata berkaca-kaca menatap Yu Jie.
Yu Jie baru ingin menyampaikan kalau dirinya tidak bisa menuruti permintaan Bai Yin saat Xia Mei tiba-tiba menaiki arena, gadis kecil itu segera menarik tangannya untuk pergi dari sana.
“Jangan dengarkan dia, Kak. Aku ingat baru berapa hari lalu dirinya menghinamu, enak saja tiba-tiba berubah seperti ini," ucap Xia Mei dengan wajah cemberut.
Yu Jie hanya tersenyum menanggapi itu, jujur saja apa yang Xia Mei lakukan telah berhasil membantunya lepas dari situasi canggung seperti tadi.
“Xia Mei, aku tau dari klan mana kau berasal jadi jangan bertingkah seolah kau adik kandungnya seperti ini," gumam Bai Yin menatap kepergian Yu Jie juga Xia Mei dengan geram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Panjul
👍👍
2023-06-25
2
Feri Dinsos
lanjutkan thor
2023-06-01
1
Laura Aqila
Terusss lanjuttt yang penuh kesombongan
2023-06-01
1