Mobil Girly

"Yudhis, apa yang kamu lakukan pada gadis itu? Kenapa kamu menghalangi jalannya?" cecar wanita tua yang dipanggil oma oleh sang pemuda, seraya menatap pemuda di hadapan ketika beliau baru saja turun dari mobil jenis sedan.

"Oma, Yudhis tidak melakukan apapun, Oma. Yudhis hanya mengajak dia untuk membicarakan masalah kerusakan mobilnya akibat Yudhis tabrak barusan," balas pemuda yang bernama Yudhistira, seraya menatap sang oma.

Sang oma mengerutkan dahi dengan dalam. "Kamu, menabrak mobilnya? "Kenapa bisa?" tanyanya, tak percaya.

Wanita tua itu tahu betul, sang cucu sangat lihai mengemudikan mobil.

"Dia jalannya sembarangan, Oma. Zig-zag ke kanan, ke kiri. Kayak tidak jelas, gitu," balas pemuda yang penampilannya urakan tersebut, seraya mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

Wanita tua itu kemudian mendekati Maira. "Apa benar yang dikatakan cucu oma barusan, Nak?" tanyanya yang tidak mempercayai ucapan sang cucu. Sebab ketika mengatakan, Yudhistira nampak ragu.

"Bukan seperti itu, Oma. Maira jalan di sisi kiri, kok, dan laju mobil Maira juga biasa saja. Masih di bawah tujuh puluh kilometer per jam, malah," terang Maira dengan sopan.

"Oh, jadi nama kamu Maira, gadis kecil?" sahut Yudhistira bertanya, seraya tersenyum mengejek.

"Iya, kenapa? Ada masalah?" tanya Maira balik, dengan jutek.

"Yudhis, diamlah dulu dan biarkan Nak Maira berbicara!" Sang oma menatap Yudhistira dengan tatapan tajam.

Maira menjulurkan lidah, mengejek pemuda di hadapan karena dia merasa di atas angin, dibela oleh omanya Yudistira.

"Maira mengatakan yang sebenarnya, Oma. Dia bukannya minta maaf, tapi cucu Oma itu malah menyalahkan Maira dan mengata-ngatai kalau Maira tidak becus menyetir mobil," lanjut Maira seraya tersenyum smirk, menatap Yudhistira yang terlihat sangat kesal karena Maira mengadu pada omanya.

"Dasar bocil! Ngadu aja bisanya!" ketus Yudhistira yang tidak suka karena setelah kejadian ini, pasti sang oma akan melarangnya untuk keluar malam.

"Harus berapa kali saya bilang, saya bukan gadis kecil! Saya sudah memiliki KTP dan saya juga sudah memiliki SIM!" sahut Maira, sebal karena sedari tadi Yudhistira menganggapnya sebagai gadis kecil.

"Alah, paling SIM-nya nembak!" tuduh Yudhistira seraya tersenyum mencibir.

"Asal kamu tahu ya, Mas, saya mendapatkan SIM melalui ujian resmi, bukan asal beli seperti kebanyakan orang!" sanggah Maira yang merasa jujur dalam mendapatkan surat ijin untuk mengemudi tersebut.

Meski mudah saja bagi dirinya dan saudari kembar Maira untuk bisa mendapatkan SIM, tetapi sang daddy melarang dan menyarankan pada kedua putri kembarnya tersebut, agar mengurus sendiri sesuai prosedur.

"Sudah, sudah. Kalian ini, baru juga pertama kali bertemu, sudah berantem terus seperti Tom and Mery," lerai sang oma.

"Tom and Gerry, Oma."

"Iya, pokonya itulah. Film kartun yang sering kamu tonton itu 'kan, Yud."

"Hahaha ..., jadi cucu Oma masih suka nonton film kartun, ya?" ledek Maira, membuat Yudhistira cemberut pada sang oma.

"Ish, Oma. Pakai buka kartu segala," gerutu Yudhistira.

Sang oma pun ikut terkekeh, bersama Maira.

"Kalau bobok, masih suka ngompol juga tidak, Oma?" lanjut Maira semakin menjadi, hingga membuat Yudhistira geram karenanya.

"Hai, bocil! Kamu kali, yang ...."

"Yudhis, sudah," sergah sang oma ketika Yudhistira hendak kembali menyerang gadis berhijab yang berdiri di samping omanya.

"Oh ya, Nak. Apa kamu tidak apa-apa?" tanya sang oma, kemudian.

Wanita tua itu memindai wajah dan anggota tubuh Maira, untuk memastikan bahwa gadis di sampingnya baik-baik saja.

"Alhamdulillah, Maira tidak apa-apa, Oma," balas Maira seraya tersenyum sopan.

"Syukurlah, Nak, kalau kamu tidak apa-apa. Memangnya, Nak Maira tinggal di mana? Di komplek depan itukah?" tanya sang oma seraya menunjuk arah komplek elite.

"Iya, Oma. Saya tinggal di sana," balas Maira.

Wanita tua itu mengangguk, mengerti. "Berarti, kita tetanggaan, ya," tuturnya seraya tersenyum hangat.

"Kamu putrinya siapa?" lanjut sang oma, bertanya.

"Pak Rehan Alamsyah, Oma," balas Maira.

"Oh, cucunya Mas Sultan." Omanya Yudhistira tersebut kemudian memeluk Maira.

"Dulu ketika orang tua kami masih ada, kami berteman baik, tetapi setelah orang tua meninggal dan kami menjalani hidup masing-masing, kami jadi jauh."

"Apalagi setelah Oma pindah ke Surabaya karena mengikuti suami dan Mas Sultan juga sibuk dengan perusahaannya, kami putus hubungan." Wajah tua yang masih terlihat cantik tersebut, berubah sendu.

"Ketika oma kembali ke sini, kabarnya Mas Sultan sudah tidak lagi tinggal di sini," lanjutnya seraya melerai pelukannya.

"Iya, Oma. Opa dan Oma tinggal di Singapura," balas Maira.

Sang oma mengangguk-angguk.

"Oh ya, Nak. Mobil kamu, biar dibawa dulu sama cucu oma ke bengkel. Besok kalau sudah beres, baru dikembalikan ke rumah kamu," pinta sang oma, kemudian.

"Tidak perlu, Oma. Tidak usah repot-repot. Maira bisa kok, bawa sendiri ke bengkel," tolak Maira dengan halus.

Sang nenek menggeleng.

"Dia benar, Oma. Kita kasih uang saja, biar dia betulin sendiri mobilnya," timpal Yudhistira, senang mendengar penolakan Maira.

"Yudhis, tidak bisa seperti itu, Nak. Tidak semua persolan, bisa diselesaikan dengan uang. Kamu harus belajar bertanggung jawab." Sang oma menatap Yudhistira, memberikan pengertian pada cucunya.

"Biar Yudhis saja yang urus semuanya, Nak Maira. Biar cucu oma ini belajar bertanggung jawab," lanjutnya.

"Terus, mobil Yudhis gimana, Oma?" Yudhistira yang selalu manja pada sang oma, merajuk.

"Untuk sementara, mobil kamu biar dibawa Nak Maira. Kalian bertukar mobil," balas sang oma dengan santainya.

"Oma, mana bisa begitu. Yudhis malam ini ada janji mau ketemu sama temen-temen, Oma. Apa kata mereka kalau Yudhis bawa mobil perempuan yang girly seperti itu? Enggak banget, deh." Yudhistira masih berusaha merayu sang oma.

"Memangnya, mobil memiliki jenis kelamin ya, Mas? Kok bisa tahu, kalau mobil saya mobil perempuan. Letaknya di sebelah mana?" ejek Maira bertanya, seraya menahan tawa.

"Diam kamu!" hardik Yudhistira, geram.

🌹🌹🌹 bersambung ... 🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

zian al abasy

zian al abasy

ini tntng maira.klo maida udh nikah sm sodra suami alea.

2023-12-28

1

fadhila

fadhila

absen kak☝️ pngen tau cerita duo kembar Maida dan Maila yg centil.. 😅

2023-10-21

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝙔𝙪𝙙𝙞𝙨 𝙢𝙖𝙡𝙪 𝙣𝙞𝙝 😅😅😅

2023-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Saya Bukan Gadis Kecil
2 Mobil Girly
3 Dik Mela dan Mas Yudhis
4 Jangan Pernah Bermimpi
5 Kisah Yudhistira
6 Pertama dan Terakhir
7 Gadis Comel
8 Semoga Tidak Ada yang Jahil
9 Cowok yang Lemah
10 Pejuang Pencari Cinta Sejati
11 Membicarakan Tentang Apa, ya?
12 Dua Garis Merah
13 Kita Bukan Lagi Sahabat!
14 Semoga Oma Baik-baik Saja
15 Menjauhlah, Mela
16 Kenapa dengan Oma?
17 Tatapan Dingin Yudhistira
18 Diabaikan dan Tidak Dianggap
19 Menjauhlah, Ra ...
20 Membawa Yudhis Pulang ke Rumah Kita
21 Menghindar dan Menjadi Pecundang
22 Indera Perasa Cinta
23 Aku Segera Meluncur
24 Meninggalkan Yudhistira Seorang Diri
25 Calon Suami Non Maira
26 Tindakan Amputasi
27 Kenapa dengan Den Yudhis?
28 Ngebet Pengin Nikah
29 Maafkan Aku, Dik
30 Menanti Jawab
31 Jalan Menuju ke Hati Mas Yudhis
32 Serakah Sekali Istri Papa
33 Pesan dari Oma
34 Mereka 'Kan Sudah Besar
35 Bahas Pernikahan Kalian
36 Pernikahan Massal
37 Salah Mengartikan Makna
38 Ayo, Daddy! Jawab!
39 Sabar ya, Dik ...
40 Latihan Berdiri
41 Kekasih yang Halal
42 Si Tampan Rupawan
43 Rumah Impianku
44 Jangan Percaya
45 Mie Setan
46 Mati Dengan Tenang
47 Melupakan Kisah Kelam
48 Apapun Untukmu
49 Ibu dari Anak-anakku
50 InsyaAllah Kami Siap
51 Calon Menantu
52 Calon Imamku
53 Aku Sayang Sama Mas Yudhis
54 Mengabulkan Permintaanku
55 Sak Senengmu, Mas
56 Enggak Gendut, Tetapi Montok
57 Papa Kenapa?
58 Papa Harus Sehat
59 Surga Dunia Miliknya
60 Tidak Akan Berpangku Tangan
61 Menagih Janji Sang Istri
62 Aku Tidak Mau Kalian Berdua Kenapa-napa
63 Papi Akan Menjaga Kalian Berdua (End)
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Saya Bukan Gadis Kecil
2
Mobil Girly
3
Dik Mela dan Mas Yudhis
4
Jangan Pernah Bermimpi
5
Kisah Yudhistira
6
Pertama dan Terakhir
7
Gadis Comel
8
Semoga Tidak Ada yang Jahil
9
Cowok yang Lemah
10
Pejuang Pencari Cinta Sejati
11
Membicarakan Tentang Apa, ya?
12
Dua Garis Merah
13
Kita Bukan Lagi Sahabat!
14
Semoga Oma Baik-baik Saja
15
Menjauhlah, Mela
16
Kenapa dengan Oma?
17
Tatapan Dingin Yudhistira
18
Diabaikan dan Tidak Dianggap
19
Menjauhlah, Ra ...
20
Membawa Yudhis Pulang ke Rumah Kita
21
Menghindar dan Menjadi Pecundang
22
Indera Perasa Cinta
23
Aku Segera Meluncur
24
Meninggalkan Yudhistira Seorang Diri
25
Calon Suami Non Maira
26
Tindakan Amputasi
27
Kenapa dengan Den Yudhis?
28
Ngebet Pengin Nikah
29
Maafkan Aku, Dik
30
Menanti Jawab
31
Jalan Menuju ke Hati Mas Yudhis
32
Serakah Sekali Istri Papa
33
Pesan dari Oma
34
Mereka 'Kan Sudah Besar
35
Bahas Pernikahan Kalian
36
Pernikahan Massal
37
Salah Mengartikan Makna
38
Ayo, Daddy! Jawab!
39
Sabar ya, Dik ...
40
Latihan Berdiri
41
Kekasih yang Halal
42
Si Tampan Rupawan
43
Rumah Impianku
44
Jangan Percaya
45
Mie Setan
46
Mati Dengan Tenang
47
Melupakan Kisah Kelam
48
Apapun Untukmu
49
Ibu dari Anak-anakku
50
InsyaAllah Kami Siap
51
Calon Menantu
52
Calon Imamku
53
Aku Sayang Sama Mas Yudhis
54
Mengabulkan Permintaanku
55
Sak Senengmu, Mas
56
Enggak Gendut, Tetapi Montok
57
Papa Kenapa?
58
Papa Harus Sehat
59
Surga Dunia Miliknya
60
Tidak Akan Berpangku Tangan
61
Menagih Janji Sang Istri
62
Aku Tidak Mau Kalian Berdua Kenapa-napa
63
Papi Akan Menjaga Kalian Berdua (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!