Kebucinan Berawal dari Kebencian

Gilang langsung beranjak. "Oma, Ge dan Bang Er mau siapkan kamar dulu buat Oma," pamit Gilang yang sengaja menghindar.

Sang oma hanya bisa menghela napas panjang dan kemudian membiarkan sang cucu yang akan dijodohkan, beranjak dari tempatnya duduk.

"Cucu Oma yang mana?" tanya Ailee, seraya menatap Gilang dan Erlan yang sudah siap untuk melangkah pergi.

"Dia," balas sang oma seraya menunjuk ke arah Gilang.

Pemuda berwajah tegas tersebut memalingkan wajah, menghindari tatapan Ailee.

"Nak, cucu oma ini enggan untuk menikah tapi oma akan membujuknya. Jadi, oma berharap kamu bersedia untuk menikah dan menjadi istrinya," mohon sang oma.

Gilang menoleh sekilas ke arah sang oma dan kemudian menghembus kasar napasnya.

Sementara Ailee terdiam, mencerna ucapan wanita tua yanga baru siang tadi dikenalnya.

"Maaf, Oma. Kita baru saling bertemu dan belum saling mengenal dengan baik. Bagaimana Oma bisa seyakin ini, memilih Ai untuk menjadi istri dari cucu Oma?" tanya Ailee seraya menatap wanita tua di hadapannya, setelah Gilang dan Erlan meninggalkan tempat tersebut.

"Entahlah, Nak. Sejak pertama bertemu denganmu tadi siang, hati kecil oma mengatakan kalau kamu adalah gadis yang baik," balas sang oma seraya menepuk lembut punggung tangan Ailee yang berada di atas meja oval.

"Maaf, Oma. Bukannya Ai menolak, tapi usia Ai 'kan masih sangat muda untuk menikah. Ai takut, jika nantinya Ai tidak dapat menjadi istri yang baik untuk cucu Oma," ucap Ailee, mencoba menolak dengan halus.

Wanita tua yang bersahaja tersebut, tersenyum hangat. "Kalian bisa sama-sama belajar, nanti. Yang penting, kalian saling dekat dan saling mengenal terlebih dahulu."

Ailee kemudian mengangguk, pasrah.

\=\=\=\=\=

Malam ini, Ailee menginap di kamar yang sama dengan kamar omanya Gilang setelah dipaksa oleh wanita tua tersebut dan saat ini, Ailee sedang makan malam bersama sang oma dan kedua cucunya.

Ailee terlihat canggung, berada di tengah-tengah keluarga yang nampak hangat. Keluarga yang saling menyayangi dan saling care satu sama lain.

Erlan yang kocak dan pembawaannya rame, Gilang yang penuh perhatian sekaligus manja pada sang oma, dan wanita tua yang bersahaja itu terlihat sangat menyayangi kedua cucunya, membuat Ailee merasa iri dengan pemandangan indah tersebut.

Rupanya, Gilang adalah sosok yang cukup ceria, jika bersama keluarganya. Hanya saja, pemuda itu tetap tidak menganggap keberadaan Ailee saat ini. Dia selalu menghindar jika sempat bersitatap dengan netra Ailee.

"Ai, mulai besok kamu tinggal bersama kami, ya," pinta sang oma, di sela-sela makan malam mewah.

"Maaf, Oma. Tadi Oma bilang, rumah Oma cukup jauh dari kantor. Lantas, bagaimana Ai pergi ke tempat kerja, Oma?" tanya Ailee, polos.

"Kamu bisa bareng sama kami, Ai," sahut Erlan yang kemudian menatap Gilang, meminta persetujuan karena selama ini mereka berdua selalu pergi dan pulang bersama-sama.

Gilang memutar bola mata malas dan kemudian melanjutkan makannya kembali, tanpa memberikan jawaban pasti.

"Benar, Nak. Kalian bertiga, bisa pergi dan pulang bersama-sama. Agar kalian berdua, bisa lebih akrab juga," timpal sang oma dengan senyum yang terkembang bahagia.

"Oh iya, Ai lupa. Om Ge 'kan, bekerja di perusahaan yang sama, ya, dengan kita, Bang." Ailee yang memang belum mengetahui bahwa pemuda yang dipanggil Ge adalah Gilang, pemilik perusahaan di tempatnya bekerja, menatap Erlan.

Erlan menahan tawa. "Iya, benar. Ge bekerja di perusahaan yang sama dengan kita, Ai."

Gilang membuang wajahnya ke arah lain, jengah dengan sandiwara Erlan yang bekerja sama dengan sang oma.

"Om Ge di bagian apa? Pasti posisinya bagus juga ya, sama seperti Bang Erlan?" tanya Ailee, seraya menatap Gilang.

Erlan yang masih menahan tawa, menyikut Gilang.

"Lumayan," balas Gilang singkat dan tanpa melihat ke arah Ailee.

Sementara sang oma tersenyum dikulum. "Posisi mereka berdua, hampir sama Ai. Ruangannya juga sebelahan. Ya, kan, Ge?" Sang Oma menatap Gilang.

"Ya, begitulah," balas Gilang, datar.

"Kasihan banget ya, jadi Bang Erlan," ucap Ailee, tiba-tiba. Membuat semua mata kini tertuju padanya.

"Kenapa?" tanya Gilang dan Erlan, bersamaan.

"Ya, kasihan aja. Di rumah, Bang Erlan ketemunya sama Om Ge yang jutek. Di kantor, ketemu juga sama dia. Nanti bisa-bisa, Bang Erlan jadi ketularan jutek dan cepat tua seperti Om Ge," balas Ailee, tanpa dosa.

Membuat Erlan yang sedang mengunyah makanan, tertawa hingga pemuda tersebut tersedak makanan.

Gilang bukannya mengambilkan minuman, tetapi adik sepupu sekaligus bosnya Erlan tersebut malah menginjak kaki sang asisten, hingga lengkap sudah penderitaan Erlan.

"Ge, ambilkan minum buat abang kamu!" titah sang oma.

Belum sempat Gilang mengambilkan minuman, Ailee telah beranjak dan kemudian memberikan segelas air putih kepada Erlan.

"Silakan minum dulu, Bang," ucap Ailee, membuat Gilang semakin keki melihat keakraban gadis belia tersebut dengan asisten pribadinya.

"Terimakasih, Ai. Kamu itu benar-benar calon adik ipar yang baik," ucap Erlan tulus, setelah menghabiskan segelas air putih pemberian Ailee.

"Sayangnya, Oma menjodohkan kamu dengan Ge, coba kalau dengan aku. Aku pasti akan menjadi laki-laki yang sangat beruntung," lanjut Erlan yang memang pandai mengambil hati perempuan.

Gilang mencebik. "Modus! Hampir semua wanita, Abang rayu seperti itu, kan?" cibir Gilang.

"Bagian dari usaha, Ge. Kita 'kan harus bersikap manis pada makhluk yang bernama perempuan," balas Erlan.

"Ai setuju sama Bang Erlan. Sebagai laki-laki, kalian memang sudah seharusnya bersikap manis pada kami," timpal Ailee.

"Bukankah begitu, Oma?" Ailee kemudian menatap sang oma yang sedari tadi memperhatikan Gilang.

"Benar, Ge. Kamu harus belajar dari Abang kamu, bagaimana caranya untuk memperlakukan seorang wanita," tutur sang oma.

"Mulai besok, Nak Ai akan tinggal bersama kita dan kamu harus mulai belajar untuk menganggapnya ada," imbuh sang oma yang mengetahui sikap Gilang terhadap Ailee.

Gilang tiba-tiba menyimpan sendok di atas piring, padahal makanan di dalam piringnya masih cukup banyak. Entahlah, selera makannya tiba-tiba menghilang, menguap begitu saja mendengar perkataan sang oma.

Kehadiran Ailee di meja makan yang sama dengannya, sepertinya mempengaruhi mood Gilang saat ini. Hingga pemuda yang senantiasa menatap dingin pada gadis berhijab yang duduk tepat di hadapan Gilang tersebut, kehilangan selera makannya.

"Bagaimana, Nak Ai? Kamu mau, kan, tinggal bersama kami?" desak sang oma.

"Maaf, Oma. Sepertinya, cucu Oma tidak suka dengan tawaran Oma pada Ai," balas Ailee jujur seraya melirik Gilang.

Gilang menghela napas panjang

Erlan tersenyum. "Jangan terlalu benci, Ge, karena biasanya kebucinan itu berawal dari kebencian," bisik Erlan di telinga Gilang.

"Enggak bakalan!" balas Gilang, ketus dan tanpa memelankan suara.

Membuat sang oma menatap tajam pada cucu kesayangannya tersebut.

"Ge, kamu sudah janji 'kan sama oma. Bahwa kamu akan belajar untuk melupakan kejadian itu?" tagih sang oma.

"Iya, Oma," balas Gilang dengan malas.

"Ya, sudah. Habiskan makanan kamu! Mubadzir kalau menyisakan makanan," titahnya, membuat Gilang yang memang tidak pernah membantah keinginan sang oma, mengambil kembali sendoknya.

"Nak, Ai. Besok, kita ke mess dulu untuk mengambil semua barang-barang kamu," putus sang oma yang tidak dapat lagi dibantah oleh siapapun.

☕☕☕ bersambung ... ☕☕☕

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

bisa ya gt... baru ketemu dah mau dijadiin cucu menantu eh diajak pindah ke rmh lg... indah bener dunia halu

2023-11-18

2

Kenyang

Kenyang

lnjut...

2023-07-17

1

Jeny Juwan Alfa

Jeny Juwan Alfa

mau bilang aneh ya ini kan dunia halu
ya masak logikanya ya Bru bertemu udah seterbuka itu crita kehidupannya dan dngan gmpng akrab ....gk ada proses langsung iya2 aja .

2023-06-26

2

lihat semua
Episodes
1 Asisten ter-The Best
2 Calon Cucu Menantu
3 Berkeriput dan Ubanan
4 Misi Perjodohan Oma
5 Kebucinan Berawal dari Kebencian
6 Dia Terlihat Anggun
7 Beruang Kutub
8 Keselek Buah Durian
9 Sedekat Sahabat
10 Tidak Jujur Pada Diri Sendiri
11 Mulutnya Kotor!
12 Mundur dari Perjodohan
13 Tidak Mencuri Apapun Dari Sini
14 Mendepak Mereka Berdua dari Kantor
15 Calon Mempelai Wanita
16 Ngapain Kamu Pulang?
17 Berbagi Suami
18 Menjadi Satu-satunya di Hidupku
19 Kafe Meong
20 Sapinya lagi Mode Galak
21 Sepasang Mata Bola
22 Hatinya Sudah Mati
23 Anggun dan Cantik
24 Menikah di Rumah Papa
25 Bukannya Bantuin, Malah Diketawain!
26 Membuat Harimu Menjadi Lebih Indah
27 Masalah Apalagi?
28 Ada Setan di Ruangan Gilang
29 Menikmati Dessert di Kamar Jenazah
30 Kalem VS Seradak-seruduk
31 Istri Tiga
32 Encoknya, Kumat!
33 Pentungannya Siap Tempur
34 Mau Tahu Aja VS Mau Tahu Banget
35 Apa yang Mereka Rencanakan?
36 Aku Suka Gayamu, Sayang
37 Melakukan Penyatuan Sambil Salto
38 Siap untuk Dipinang
39 Mencari Suami Untuk Menutup Aib
40 Biarkan Aku Memelukmu
41 Apa yang Kakak Lakukan?
42 Aku Harus Pergi
43 Aku Harus Menyingkirkan Dia!
44 Pre-eklamsia
45 Sungguh Kejam Papamu
46 Nikahi Nelly Sekarang, Mas
47 Temani Suami Kamu
48 Kita Mulai dari Awal
49 Trik Membuat Anak Kembar
50 Mencari Lobang Yuyu yang Sempit
51 Mencabut Senjata di Saat yang Tepat
52 Istri Muda yang Ranum
53 Pendidik Macam Apa Kamu, Ra!
54 Mas Mau Gaya Apa?
55 Iri dengan Kemesraan Kita
56 Menyeret Nelly ke Meja Hijau
57 Harus Puasa Satu Tahun?
58 Jangan Fitnah Saya!
59 Kesempatan Kedua
60 Wanita Selalu Benar
61 Ulang Tahun ke Tujuh Belas
62 Bebek Goreng Rasa Upil
63 Kecemburuan Gilang
64 Tidak Dapat Dipisahkan
65 Mau Apa, sih, Dia!
66 Jaga dan Sayangi Putra Mama
67 Tidak Memiliki Banyak Waktu
68 Memeluk Wanita Ketiga
69 Kakek-kakek Bucin
70 Momen yang Tepat
71 Menjadi Dewa Penolong
72 Semoga Mama Sehat Selalu
73 Mulutnya Enggak Pakai Filter
74 Rajin Menjenguk dan Menyiram
75 Gaspol, Om!
76 Menghadirkan Dia di Antara Kita
77 Mama Sama Siapa, ya?
78 Tetap Tinggal di Kota Ini
79 Rujak Buah Nestapa
80 Ibadah Terpanjang
81 Aku Pegang Kata-katamu
82 Memanggil Bantuan
83 Ayo, Lakukanlah!
84 Jangan Berakting!
85 Dunia Serasa Milik Berdua
86 Membuat Kesebelasan
87 Benarkah, Nyonya?
88 Tentang Sebuah Nama
89 Jangan Sampai Istriku Tahu
90 Percayalah Padaku
91 Banyak Penggemar Wanita
92 Penasaran
93 Siap Menjadi Ibu
94 Tolong Nesa, Mas!
95 Mejikuhibiniu
96 Rutin Olahraga Malam
97 Bermandikan Keringat
98 Harus Mirip Denganku
99 Terbang Melayang Bersama
100 Tidak Ada yang Boleh Ikut
101 No Protes, No Debat
102 Ciblon VS Kecek
103 Aleena?
104 Merebut Dia dari Istrinya
105 Klien Lama
106 Udang di Balik Bakwan
107 Dia itu Masa lalu
108 Pinjam Suami Kamu Sebentar
109 Aleena Damayanti!
110 Rencana Jahat
111 Apa Dia Tidak Selamat?
112 Pangeran Tampan, Apakah Kamu Penyelamatku?
113 Memiliki Pengaruh Besar di Pemerintahan Pusat
114 Tolong Panggilkan Dokter!
115 Putri Bungsu Kami
116 Bebas dari Jerat Hukum
117 Apa yang Harus Aku Lakukan?
118 Penyesalan
119 Beruntung Mengenal Kalian
120 Membuat Api Unggun di Kamar
121 Keliling Timur Tengah
122 Memberikan Servis Istimewa
123 Tidak Sabar Menunggu Malam Tiba
124 Buku Panduan Anu
125 Kebakaran Jenggot
126 Aku Lebih Manis dari Dia
127 Mimpi Indah, Sayang
128 Bahagia di Atas Penderitaan Orang Lain
129 Nikmati Deritamu, Bang!
130 Berdesakan Pengin Segera Keluar
131 Keluarga Batu Baterai
132 Alam Bawah Cadar
133 Sakit Banget, Bang!
134 Cara Membuat Bayi Kembar Sepasang
135 Syair dan Nada
136 Pengumuman GA
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Asisten ter-The Best
2
Calon Cucu Menantu
3
Berkeriput dan Ubanan
4
Misi Perjodohan Oma
5
Kebucinan Berawal dari Kebencian
6
Dia Terlihat Anggun
7
Beruang Kutub
8
Keselek Buah Durian
9
Sedekat Sahabat
10
Tidak Jujur Pada Diri Sendiri
11
Mulutnya Kotor!
12
Mundur dari Perjodohan
13
Tidak Mencuri Apapun Dari Sini
14
Mendepak Mereka Berdua dari Kantor
15
Calon Mempelai Wanita
16
Ngapain Kamu Pulang?
17
Berbagi Suami
18
Menjadi Satu-satunya di Hidupku
19
Kafe Meong
20
Sapinya lagi Mode Galak
21
Sepasang Mata Bola
22
Hatinya Sudah Mati
23
Anggun dan Cantik
24
Menikah di Rumah Papa
25
Bukannya Bantuin, Malah Diketawain!
26
Membuat Harimu Menjadi Lebih Indah
27
Masalah Apalagi?
28
Ada Setan di Ruangan Gilang
29
Menikmati Dessert di Kamar Jenazah
30
Kalem VS Seradak-seruduk
31
Istri Tiga
32
Encoknya, Kumat!
33
Pentungannya Siap Tempur
34
Mau Tahu Aja VS Mau Tahu Banget
35
Apa yang Mereka Rencanakan?
36
Aku Suka Gayamu, Sayang
37
Melakukan Penyatuan Sambil Salto
38
Siap untuk Dipinang
39
Mencari Suami Untuk Menutup Aib
40
Biarkan Aku Memelukmu
41
Apa yang Kakak Lakukan?
42
Aku Harus Pergi
43
Aku Harus Menyingkirkan Dia!
44
Pre-eklamsia
45
Sungguh Kejam Papamu
46
Nikahi Nelly Sekarang, Mas
47
Temani Suami Kamu
48
Kita Mulai dari Awal
49
Trik Membuat Anak Kembar
50
Mencari Lobang Yuyu yang Sempit
51
Mencabut Senjata di Saat yang Tepat
52
Istri Muda yang Ranum
53
Pendidik Macam Apa Kamu, Ra!
54
Mas Mau Gaya Apa?
55
Iri dengan Kemesraan Kita
56
Menyeret Nelly ke Meja Hijau
57
Harus Puasa Satu Tahun?
58
Jangan Fitnah Saya!
59
Kesempatan Kedua
60
Wanita Selalu Benar
61
Ulang Tahun ke Tujuh Belas
62
Bebek Goreng Rasa Upil
63
Kecemburuan Gilang
64
Tidak Dapat Dipisahkan
65
Mau Apa, sih, Dia!
66
Jaga dan Sayangi Putra Mama
67
Tidak Memiliki Banyak Waktu
68
Memeluk Wanita Ketiga
69
Kakek-kakek Bucin
70
Momen yang Tepat
71
Menjadi Dewa Penolong
72
Semoga Mama Sehat Selalu
73
Mulutnya Enggak Pakai Filter
74
Rajin Menjenguk dan Menyiram
75
Gaspol, Om!
76
Menghadirkan Dia di Antara Kita
77
Mama Sama Siapa, ya?
78
Tetap Tinggal di Kota Ini
79
Rujak Buah Nestapa
80
Ibadah Terpanjang
81
Aku Pegang Kata-katamu
82
Memanggil Bantuan
83
Ayo, Lakukanlah!
84
Jangan Berakting!
85
Dunia Serasa Milik Berdua
86
Membuat Kesebelasan
87
Benarkah, Nyonya?
88
Tentang Sebuah Nama
89
Jangan Sampai Istriku Tahu
90
Percayalah Padaku
91
Banyak Penggemar Wanita
92
Penasaran
93
Siap Menjadi Ibu
94
Tolong Nesa, Mas!
95
Mejikuhibiniu
96
Rutin Olahraga Malam
97
Bermandikan Keringat
98
Harus Mirip Denganku
99
Terbang Melayang Bersama
100
Tidak Ada yang Boleh Ikut
101
No Protes, No Debat
102
Ciblon VS Kecek
103
Aleena?
104
Merebut Dia dari Istrinya
105
Klien Lama
106
Udang di Balik Bakwan
107
Dia itu Masa lalu
108
Pinjam Suami Kamu Sebentar
109
Aleena Damayanti!
110
Rencana Jahat
111
Apa Dia Tidak Selamat?
112
Pangeran Tampan, Apakah Kamu Penyelamatku?
113
Memiliki Pengaruh Besar di Pemerintahan Pusat
114
Tolong Panggilkan Dokter!
115
Putri Bungsu Kami
116
Bebas dari Jerat Hukum
117
Apa yang Harus Aku Lakukan?
118
Penyesalan
119
Beruntung Mengenal Kalian
120
Membuat Api Unggun di Kamar
121
Keliling Timur Tengah
122
Memberikan Servis Istimewa
123
Tidak Sabar Menunggu Malam Tiba
124
Buku Panduan Anu
125
Kebakaran Jenggot
126
Aku Lebih Manis dari Dia
127
Mimpi Indah, Sayang
128
Bahagia di Atas Penderitaan Orang Lain
129
Nikmati Deritamu, Bang!
130
Berdesakan Pengin Segera Keluar
131
Keluarga Batu Baterai
132
Alam Bawah Cadar
133
Sakit Banget, Bang!
134
Cara Membuat Bayi Kembar Sepasang
135
Syair dan Nada
136
Pengumuman GA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!