Keesokan hari, dalam balutan pakaian pengantin pria tradisional minangkabau, Ustadz Uqi melafaskan janji suci pernikahan itu dengan sangat lancar. Ala yang duduk di dalam kamar pengantin, mendengarkannya dengan wajah haru. Ia tak menyangka, pria yang baru tadi malam ditemuinya begitu fasihnya menyebutkan ijab dan qobul terebut tanpa terpeleset sedikit pun.
"Ala, mulai hari ini kamu adalah istri dari seorang pria bernama Syauqi Abdurahman Jaya. Ya, selamat datang dalam dunia yang akan mengikatmu dalam berbagai aturan sebagai seorang istri," gumamnya menatap bayangan diri memakai gaun pengantin khas minangkabau berwarna merah. Dengan kepala yang sudah terpasang tudung bundo kanduang, matanya berkaca-kaca menjalani pernikahan karena wasiat almarhum abi.
Beberapa waktu kemudian, kedua pengantin ini tampak kaku duduk dalam bangku yang sama di atas pelaminan. Wajah Ala tampak datar menatap ke arah depan tanpa melirik sedikit pun pada pria yang ada di sampingnya. Hal yang sama juga berlalu pada Uqi, suaminya. Pria itu sama sekali tidak melirik istrinya yang telah terpasang mahkota mewah di atas kepala, yang disebut dengan suntiang.
Suntiang dianggap sebagai sebuah simbol dari beratnya beban yang akan dipikul ketika seorang perempuan minang sudah menjadi seorang istri dan ibu dari anak-anaknya di kemudian hari. Selain itu, suntiang juga merupakan lambang doa dan harapan pengantin perempuan.
Uqi tidak memedulikan pujian yang selalu ia dapatkan dari orang-orang yang mengucapkan kata selamat, sudah mendapatkan istri yang sangat cantik. Hatinya berkata, hanya Salma, gadis yang paling cantik yang tak akan pernah usai di dalam hatinya.
Malam hari, kedua mempelai itu telah membersihkan diri dan dalam balutan piyama masih mengenakan kerudung di kepala. Ala merasa cukup canggung memikirkan apa yang harus dilakukan jika berdua di dalam kamar bersama suaminya.
Ala begitu malu menatap ke arah suaminya dan memilih menyembunyikan wajah duduk membelakangi sang suami di sisi ranjang yang lain. Sementara itu, tanpa ia ketahui Uqi terus menatap tubuh bagian belakang Ala dengan datar.
Mereka baru usai melaksanakan salat Isya sendiri-sendiri. Namun, bagi Ala itu tidak masalah.
Sejenak, Ala melirik ke arah belakang. Ia baru menyadari suaminya mematung tepat di belakangnya. "Aah, U-Uda, Ala masih kuliah tingkat satu."
Beberapa waktu, tak ada jawaban dari laki-laki berstatuskan suaminya itu. Uqi seakan tidak peduli memilih menurunkan bantal ke atas karpet di bawah ranjang.
"Kamu jangan khawatir! Ini hanya pernikahan sementara! Jika kamu sudah tidak tahan, sampaikan padaku untuk proses selanjutnya!"
Ala tertegun mendengar ucapan sang suami. Ia langsung memutar kepala dan tidak mendapati suaminya lagi. Kepalanya melirik ke arah kiri dan kanan, akan tetapi tidak melihat bayangan suaminya.
'Barusan, dia yang ngomong kan? Maksudnya apa dengan proses selanjutnya?'
Rasa penasaran yang tinggi membuat tubuhnya ringan merangkak di atas ranjang, mendapati suaminya itu telah posisi miring ke kanan dan memejamkan mata. Ala merebahkan tubuhnya, tak henti melihat punggung suaminya yang hanya membelakangi dia. Bibirnya tersenyum manis.
'Ah, benar kah dia laki-laki yang diberikan Abi untukku?'
*
*
*
Saat Ala bangun dari tidurnya, Azan Subuh telah usai bergema beberapa waktu lalu. Ia tergopoh turun dari ranjang menuju kamar mandi. Kebetulan, seorang pria baru saja keluar dari kamar mandi. Refleks, Ala menurunkan wajahnya tertunduk dan mematung.
"Seorang istri soleha, harusnya bangun lebih dahulu dibandingkan suaminya. Melaksanakan salat berjamaah, dan berdoa bersama. Ah, kenapa dia yang jadi istriku?" Ucapan dingin itu terdengar jelas oleh telinga Ala.
Saat ia menoleh, pria itu telah keluar dari kamar. Namun, karena Ala belum melaksanakan salat subuh, ia terburu masuk ke kamar mandi dan berwudhu.
Usai melaksanakan salat, ia baru menyadari suaminya tak lagi masuk ke dalam kamar ini. Ia berjalan keluar dan benar, suaminya sudah tidak ada lagi di rumah ini.
"Ala, kenapa kamu biar kan suami pergi tanpa mengajaknya makan terlebih dahulu?" tanya sang ibu.
Ala tertegun mendengar pertanyaan ibunya. "Pergi?" ulangnya.
"Iya, Uqi bilang dia mau kembali ke pondok. Masa kamu tidak tahu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
ngak Ada istilah isteri solehah bangun awak Dari suami..tiada nas Dan hadis pun ...kamu ITU kerna ngak suka maka yg jelek Aja kelihatan
2023-05-30
3
Eka Warnelly
Uda Uwi jangan macam Es ya....
2023-05-23
0
chia99
oh,, dingin kali kau bang Uqi 😁😁
2023-05-05
3