Ala bagai mendengar gelegar gemuruh hebat yang membuatnya tersentak. Tangan sang ayah yang berada di dalam genggaman perlahan dilepaskannya. Jelas sekali gadis berkerudung itu shock mendengar permintaan ayahnya ini.
Bukan hanya Ala saja yang terkejut, pria muda yang sedari tadi membisu pun menggambarkan raut yang sama. Ia memandang Ala yang menatapnya nanar dan menggelengkan kepala.
Jangan terima dia! Karena, aku lah yang lebih dahulu mencintaimu. Aku lah yang pantas untuk mendapatkamu. Bukan dia, atau siapa pun itu.
"Ala, Abi tidak memiliki banyak waktu lagi. Abi hanya ingin memenuhi janji kepada sahabat Abi dulu, aagghh ...." Abi terlihat memgernyitkan wajahnya menekan dadanya.
"A-Abi?" Ala menjadi semakin gugup dan menggenggam tangan ayahnya kembali.
"Nak, kamu adalah harapan Abi. Dia adalah suamimu. Dia yang akan membimbingmu dunia akhirat. Jadi, kamu harus mencintai dan berbakti menjadi istri soleha untuk Syauqi nanti."
Ala tertegun mendengar permintaan sang ayah. 'Tapi, aku tidak tahu rasanya mencintai seseorang. Abi lah cinta pertamaku.' Ala berperang dalam hatinya.
"A-Ala ... Apa kamu keberatan dengan permintaan Abi?"
"Ba-baik, Bi. Ala akan mengikuti wasiat Abi." Ala mencium tangan yang ada dalam genggamannya. Sementara itu, pria yang sedari tadi diam menundukan wajah sendunya, benar-benar kehilangan harapan.
*
*
*
"Apa? Aku harus menikah esok?" Suara berat terdengar mengisi sebuah ruangan pada bangunan Pondok Pesantren ternama di Kota Padang Panjang.
"Iya, kami sudah berjanji semenjak muda, akan menyatukan keluarga kami dengan menikahkan anak kami, itu artinya kamu dan Humaira harus menikah!" ucap pria paruh baya yang tak lain adalah Ustadz Fajar.
"Tapi, Yah, aku sudah memiliki pilihan sendiri yang ingin aku lamar. Namanya Salma, bukan Humaira," terang pria berbaju muslim, dengan jenggot tipis di dagunya.
"Lalu, bagaimana dengan janji Ayah kepada teman Ayah itu? Beliau baru saja meninggal dunia tadi pagi. Apa kamu akan tetap kukuh untuk menolak permintaan terakhir orang yang sudah meninggal?"
Terdengar helaan napas panjang. "Innalilahi wa inna ilaihi rajiun," lafasnya halus.
Suasana hening pun terasa begitu kental. Beberapa kali Uqi, sapaan akrab bagi anak laki-lakinya ini, terdengar menghela napas berat dan kasar. Jelas sekali tergambar ia begitu keberatan dan tidak memiliki keinginan untuk memebuhi permintaan ayahnya.
"Tapi, aku tidak mengenalnya, Yah. Dalam hatiku hanya terisi oleh sebuah nama, yaitu Salma."
"Kamu tahu, tapi kamu mendustai apa yang kamu pelajari sejauh ini sampai ke Kairo sana. Mengapa umat muslim itu dilarang untuk menjalin kasih selain dalam ikatan pernikahan. Itu haram!"
"Sekarang kamu akhiri kisahmu dengan wanita bernama Salma itu, lalu menikahlah dengan Humaira! Kalau tidak mau, esoknya ayahmu lah yang akan mati karena malu!" Ustadz Fajar mengatakan hal itu semua dengan lantang dan tegas.
Hal ini tentu membuat pria yang dipanggil Ustadz Uqi ini terdiam tak mampu lagi berkutik dengan alasan lain. Namun, tangannya tergenggam erat dan bergetar.
Jangan salahkan aku, jika aku tidak akan pernah bisa mencintai gadis itu. Dan, pada akhirnya, aku akan tetap menikah dengan Salma.
*
*
*
Pada malam hari, dalam suasana duka, Ustadz Fajar membawa seluruh anggota keluarganya bertakziah ke rumah duka Alm. Ustadz Yusuf, sahabatnya dulu. Di sana juga sudah dihadiri oleh putranya yang akan dipertemukan untuk pertama kali dengan gadis bernama Humaira Fii Jannah.
Gadis itu, memperhatikan wajah pria yang akan menikah dengannya. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat wajah tampan nan teduh milik pria yang ia ketahui bernama Syauqi Abdurahman Jaya itu. Mata Ala tak berkedip sama sekali.
Subhanallah, ternyata dia sangat tampan, batinnya.
Wanita paruh baya yang tak lain adalah sang ibu, merangkul lengan sang putri. Dengan mudah ia membaca bahwa sang putri telah jatuh hati saat pandangan pertama terhadap pria sebagai tempat putri sulungnya dititipkan.
Namun, berbeda dengan Ala, Ustadz Uqi tak pernah menatap wajah Ala sama sekali. Baginya, Salma lah gadis tercantik yang ia kenal. Sehingga, hatinya tertutup menatap gadis mana pun. Dalam hatinya, masih akan melanjutkan pernikahan dengan Salma, bagaimana pun statusnya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Nini Tuti
katanya anak ustadz, tp koq berbakti kepada orang tua....
2025-01-26
0
sakura
..
2023-06-27
0
Erni Kusumawati
aahhhh konfliknya baru saja dimulai😕😕
2023-06-14
0