Victor dan Vira

"Memangnya Aku listrik? Pakai di cas segala?" Tanya Vira dengan nada kesal.

"Sebagian tubuhmu adalah komponen yang membutuhkan tenaga listrik jika tenaga digunakan secara berlebihan maka tubuhmu melemah." Jawab Vira menjelaskan.

"Apa yang harus Aku lakukan supaya tenagaku penuh?" Tanya Vira.

"Bermesraan dengan seorang pria maka tenagamu kembali penuh seperti sedia kala." Jawab Vira.

"Apa bermesraan? Aku saja sangat membenci pria bagaimana Aku bisa melakukannya?" Tanya Vira dengan nada frustrasi.

"Hanya itu jalan satu-satunya." Jawab Vira.

Vira menghembuskan nafasnya dengan perlahan, tubuhnya yang semakin melemah membuat Vira tidak punya pilihan lain.

"Baiklah, Aku akan cari pria lain untuk mengecas." Jawab Vira pasrah sambil berusaha bangun namun tenaganya sangat lemah.

"Tenagamu hampir habis biar Aku akan panggil Tuan Victor untuk mencari pria." Ucap Vira.

"Tolong panggil Tuan Victor, tubuhku sangat lemah." Ucap Vira sambil menyandarkan kepalanya di sofa kemudian memejamkan matanya.

xxxxxxxxxx

Di tempat yang berbeda tepatnya di mansion milik Victor di mana Victor sudah bangun dan sudah mandi. Victor berjalan ke arah ruangannya untuk melihat Vira bersamaan kedatangan bodyguardnya.

"Paman, Aku ingin melihat hasil mahakaryaku." Ucap Victor.

"Paman juga." Jawab bodyguard tersebut.

Ke dua pria itupun berjalan ke arah ruangannya hingga akhirnya mereka sampai di ruangan pribadi milik Victor.

"Kemana gadis itu?" Tanya Victor yang melihat Vira tidak ada diruangannya.

"Saya juga tidak tahu Tuan." Jawab bodyguard tersebut sambil melihat sekeliling ruangan.

"Aku akan melacaknya dengan menggunakan GPS pada tubuhnya." Ucap Victor sambil duduk di kursi kebesarannya.

Victor mulai mengotak atik laptopnya yang terhubung dengan layar hingga lima menit kemudian Victor berhasil melacak keberadaan Vira. Sedangkan bodyguard tersebut berdiri di samping Victor.

"Ketemu, ini seperti di mansion milik keluarga William." Ucap Victor.

Orang tua Ibunya Vira sekaligus Oma dan Opanya Vira adalah keluarga terkaya, mereka sangat terkenal dengan kebaikannya di mana mereka sering membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan tanpa pamrih. Selain itu mereka tidak sombong dan selalu menghormati dan menghargai orang-orang yang lebih rendah statusnya.

"Benar Tuan tapi sayang sekali putri semata wayang mereka menikah dengan pria yang salah." Ucap bodyguard tersebut.

"Maksudnya?" Tanya Victor penasaran.

"Sejak suaminya membawa wanita lain keluarganya berantakan hingga akhirnya istrinya menghembuskan nafas terakhirnya. Bukan itu saja setelah mereka menikah putrinya hidupnya sangat menderita akibat ulah Ibu tirinya dan ke dua Kakak tirinya." Jawab bodyguard tersebut.

"Apakah Ayahnya tidak tahu kejahatan mereka?" Tanya Victor sambil menahan amarahnya.

Entah kenapa hatinya sangat sakit mendengarkan cerita bodyguardnya membuat Victor ingin membalaskan dendam ke mereka.

"Tahu tapi tidak perduli." Jawab bodyguard tersebut.

"Apa? Apakah gadis itu bukan anak kandungnya?" Tanya Victor dengan rahang mengeras sambil menggenggam erat ke dua tangannya.

"Anak kandungnya tapi segala perkataan dari istri dan ke dua anak tirinya mengenai gadis itu yang bernama Nona Vira membuat Ayahnya membencinya terlebih ketika melihat bukti di mana Nona Vira tidur dan belum bangun padahal gadis itu seharian bekerja membersihkan mansion di tambah di kasih makanan sedikit membuat tubuhnya lemah." Jawab bodyguard tersebut.

"Mereka pantas mendapatkannya." Ucap Victor ketika melihat Nona Vira sedang memukul satu persatu hingga babak belur.

"Benar Tuan, mereka pantas mendapatkannya." Jawab bodyguard tersebut yang menyetujui tindakan Vira.

"Dari mana Paman tahu namanya Vira dan kejadian di mansion?" Tanya Victor.

"Adik sepupuku bekerja sebagai kepala pelayan, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa ketika mereka memperlakukan Nona Vira dengan tidak manusiawi. Adik sepupuku hanya bisa mengobati Vira dan merawat Vira hingga luka-lukanya sembuh walau pada akhirnya terluka lagi." Jawab bodyguard tersebut sambil menahan amarahnya terhadap mereka yang tega menyiksa Vira.

"Berarti gadis yang Aku selamatkan tadi namanya Vira dan sekarang membalaskan atas semua yang mereka lakukan." Ucap Victor yang mendengar percakapan mereka di mana mereka menyebut nama Vira.

"Benar Tuan." Jawab bodyguard tersebut.

"Tolong bikinkan Aku kopi dan bawakan air mineral Paman." pinta Victor.

"Baik Tuan." Jawab bodyguard tersebut.

Bodyguard itupun pergi meninggalkan Victor sedangkan Victor menonton apa yang dilakukan oleh Vira.

"Kekuatannya sangat luar biasa dan tidak sia-sia Aku menciptakan alat secanggih ini." Ucap Victor dengan perasaan bangga.

Hingga lima menit kemudian Victor melihat tubuh Vira melemah dan duduk di sofa membuat Victor sangat terkejut.

"Aku akan memberikan seorang pria untuk mengecas tubuh Vira." Ucap Victor sambil mengotak atik laptopnya.

"Maaf Tuan, ini kopi dan air mineralnya." Ucap bodyguard tersebut.

"Letakkan di sampingku." Ucap Victor sambil masih mengotak atik laptopnya.

"Baik Tuan." Jawab bodyguard tersebut sambil meletakkan gelas yang berisi air mineral dan cangkir yang berisi kopi di meja dekat mesin.

"Peringatan tubuh Vira sepuluh persen semakin melemah dan dalam keadaan sangat bahaya. Harap segera di cas kalau tidak Vira tidak bisa diselamatkan." Ucap Vira.

"Vira menguras energi terlalu banyak di dunia Virtual, harus menambahkan perangkat pengisian energi." Ucap Victor.

"Baik Tuan." Jawab bodyguard tersebut sambil ikut mengotak atik laptopnya.

"Meluncurkan tautan mulai memasukkan data." Ucap Victor.

"Baik Tuan." Jawab bodyguard tersebut sambil masih mengotak atik laptopnya.

"Tenaga tersisa tiga persen." Ucap Vira.

Wajah Victor pucat pasi dan panik ketika ada gambar besar tulisan tanda seru hingga tanpa sengaja menyenggol kopi dan gelas yang berisi air mineral.

Akibatnya dua minuman tersebut tumpah mengenai laptop dan alat-alat mesin yang ada di dekatnya.

"Si*l, apa yang aku lakukan?" tanya Victor ketika matanya terkena percikan api dan tanpa sengaja Victor menekan tombol.

"Tuan tidak apa-apa?" Tanya bodyguard tersebut sambil menarik tubuh Victor agar tidak terkena percikan api.

"Tuan..." Panggil bodyguard tersebut.

"Gawat Tuan tidak sadarkan diri." Ucap bodyguard tersebut dengan wajah panik sambil duduk untuk menahan tubuh Victor.

"**Sedang memasukkan data Victor sebagai tokoh Virtual."