Nampaknya gang tersebut terlalu sempit untuk dimasuki mobil.
Setelah cukup berpikir, kami pun mencari tempat untuk menitipkan mobil dan memutuskan berjalan kaki untuk kesana.
Tenyata lokasinya cukup jauh kalau dicapai dengan berjalan kaki, namun kami tidak menyerah dan setelah beberapa menit kemudian akhirnya kami menemukan sebuah toko kecil yang menjual gitar-gitar custom buatan tangan.
Tempat itu dipenuhi serat-serat kayu berserakan yang mengotori halaman toko dan disana hanya terlihat 1 orang yang bekerja, dia merupakan pembuat dan sekaligus pemilik toko kecil itu.
Terlihat orang itu begitu fokus membuat kerangka gitar dengan sangat hati-hati, kemudian ia menyadari kehadiranku dan ayah.
Penjual tersebut berbalik badan melihat kami dengan tatapan matanya yang tajam dan dalam, belum pernah aku melihat mata setajam itu, bapak penjual itu meletakkan gagang gitar yang sedang ia kerjakan ditangannya yang masih belum jadi.
Ayahku juga nampak ragu namun memberanikan diri untuk bertanya.
"Permisi pak? Maaf mengganggu. Begini, anak saya baru mau belajar gitar, apa ada gitar yang cocok buat dia belajar pak?". Tanya ayahku.
Tanpa banyak bicara orang itu segera memasuki toko kecil itu, kemudian bapak itu hanya melambaikan tangan kepada kami untuk memberi kode mempersilahkan masuk.
Aku pun langsung bertanya pada ayah "Apakah ia tidak bisa berbicara, yah?". "Sssst... jangan bicara sembarangan, tidak sopan kalau sampai dia dengar" Ayah menyuruhku diam dan kami pun menyusul penjual itu ke dalam toko.
Betapa terkejutnya aku melihat interiornya yang sangat memukau dan pencahayaan lampu neon kuning di setiap sudut memberikan kilauan yang indah, aku pun mulai bersemangat melihat-lihat koleksi gitar yang nampak berkualitas tinggi yang tertata rapi ditoko itu, namun hanya ada sedikit koleksi gitar didalamnya.
Aku pikir itu wajar saja, karena ia hanya bekerja sendirian di toko itu. Saat itu begitu menyenangkan, Aku begitu menyukai interior didalam toko yang mana sangat elegan dan membuat kita nyaman didalamnya.
Suasananya hangat dan klasik sehingga sangat cocok dengan pajangan- pajangan gitar yang ada yang mana semuanya memiliki warna natural dan indah.
Bapak penjual itu memperlihatkan 2 gitar yang ukurannya agak kecil sehingga sesuai dengan ukuran tubuhku yang kurus dan mungil.
Saat itu aku memilih gitar berwarna warna gading, ayah menurutiku dan hendak membayarnya. "Pak saya ambil yang ini ya, sama sekalian tasnya". Kata ayahku kepada penjual. Bapak penjual itu hanya mengangguk dan bergegas mengambil tas.
Saat aku kembali mengelilingi toko itu, jantungku tiba-tiba serasa berdebar kencang melihat gitar yang begitu indah yang diletakkan tersembunyi dibelakang rak dan ditutupi kain hitam.
Aku sedikit membuka kain itu dan seketika aku jatuh cinta dengan gitar itu "waahh, keren sekali ini yah?!"
"Wuahh!" Bahkan ayahku juga terpukau dengan gitar itu. Aku langsung jatuh cinta pada gitar itu, gitar terindah dan terunik serta belum pernah ada di dunia ini!
"Pak ,apakah saya bisa membeli yang ini saja?? Boleh ya? Saya mohon". Aku segera bertanya pada penjual itu.
Aku sangat terkesan dengan detail gitar itu yang begitu indah dengan hiasan ornamen unik, ukurannya pun juga tidak terlalu besar jadi sangat sesuai dengan ukuran tubuhku.
Aku melihat wajah bapak itu berubah agak sedih, dan aku pun segera meminta maaf "Ahh.. maaf, kurasa bapak tidak menjualnya ya? Kalau begitu maafkan saya, saya akui gitar ini benar-benar keren pak, hehe".
Setelah berpikir sebentar, bapak penjual itu akhirnya menunjukkan senyuman kepadaku "Tidak, kamu ambil saja kalau menyukainya". Bapak itu akhirnya berbicara untuk pertama kalinya, ternyata aku salah sangka tadi.
"Berapa harganya pak?" Tanya ayahku.
"Ambil saja, aku akan memberikannya secara cuma-cuma". Jawab bapak itu.
Aku membuka mulut lebar-lebar karena terkejut dengan pernyataan bapak penjual yang mengejutkan itu.
"Ah, pak jangan bercanda seperti itu. Saya hampir saja menganggapnya serius". Jawab ayahku yang menganggap itu sebuah candaan belaka.
"Saya serius, ambilah. Aku dengar tadi anakmu sedang belajar, aku bisa memberi dukungan sebanyak ini.. kulihat dia akan jadi pemain gitar yang hebat nanti". Jawab bapak itu.
"Serius pak?" Tanyaku dengan nada gembira.
Bapak itu mengangguk dan tersenyum. Ternyata beliau adalah orang yang sangat baik dan sangat bertolak belakang dengan image yang ku lihat sebelumnya. Bukan main lagi, aku begitu gembira mendapatkan gitar itu dengan gratis. Aku kegirangan dan berjingkrak-jingkrak mendengar kabar menggembirakan itu.
Ketika aku berjingkrak-jingkrak bapak itu tiba-tiba berkata. "Tapi, ada syarat yang harus kamu penuhi". Seketika mendengar kata tapi membuatku terdiam. "Sya..rat?". Tanyaku. "Gitar ini sangat spesial, dia akan menuntun dirimu.. kamu harus memperlakukan gitar ini dengan baik, dan kamu harus bersiap dengan konsekuensi yang ada". Kata-kata bapak itu begitu rumit dan sulit dipahami.
"Memangnya konsekuensinya apa? Ah, maksud bapak konsekuensinya saya harus berlatih dengan baik kan? Tentu akan saya lakukan, saya akan giat". Jawabku bersemangat. Bapak itu hanya tersenyum tanpa menjawabku.
Aku tidak membayangkan hal baik yang terjadi hari ini, aku biasanya bukan orang yang beruntung. Bahkan tidak sekalipun aku pernah menang dalam pembagian doorprize ataupun dalam game keberuntungan lainnya.
Aku selalu mendapat kesulitan ketika mengandalkan keberuntungan, contohnya dalam hal cuaca kerap kali selalu hujan badai berpetir ketika aku memiliki janji penting dengan orang, atau ketika menebak jawaban ujian pun jarang sekali aku mendapati jawaban yang benar, dan bahkan dulu aku masuk SMP ini saja karena terlempar dengan selisih nilai 0,2.
Aku sangat ingat saat itu aku benar-benar menangis karena terlalu yakin akan diterima di SMP favorit berdasarkan nilaiku melampaui nilai penerimaan tahun lalu, sayang sekali ternyata aku belum beruntung.
Namun, aku adalah anak yang bekerja keras dan walaupun aku sering mendengar ada orang-orang yang berkata mereka beruntung karena menebak-nebak dan mungkin ada yang orang yang hidupnya sangat beruntung tanpa berusaha keras, sebenarnya aku masih memiliki 1 hal yang kuyakini selalu jadi keberuntungan dan kebanggaan ku yaitu ayah dan ibu yang selalu supportif dan mendampingi si anak yang kurang beruntung ini hihi.
Hari ini adalah hari yang akan selalu kuingat, hari yang memberikanku kesan seakan telah menang undian besar, dan bahkan sempat terbesit apakah semua keberuntungaku kuhabiskan untuk hari ini? Karena kalau harus membayar gitar itu pasti sangatlah mahal mengingat gitar itu buatan tangan dan di desain secara khusus.
Sangat disayangkan, ternyata hari itu juga merupakan kali terakhir aku melihat toko gitar itu, karena tak lama ketika aku datang lagi toko itu sudah berganti pemilik.
Aku datang untuk mempertanyakan takdiku yang berubah dalam semalam. Padahal awalnya aku mulai memiliki kesan baik dengan bapak pemilik toko itu yang begitu baik denganku, namun entah kenapa aku seakan mendapat kutukan setelah bertemu dengan bapak itu.
Entah bagaimana kabar bapak itu, dan sebenarnya aku ingin menanyakan apakah aku salah sangka? Apakah konsekuensi sebenarnya yang harus aku tanggung adalah kemampuan ini?.
Aku begitu ingin mengetahuinya, dan menemui bapak itu untuk mencari tahu jawaban misteri takdir ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments