Road To Jogja

Road To Jogja

BAB 1

Bruum, bruum, suara bising kenalpot motor menggelegar di garasi kediaman Biantara Imam Wijaya. Suara bising itu hampir setiap malam terdengar, sebab Bian rutin memanaskan motor kesayangannya sepulang kerja, terlebih saat malam minggu seperti ini, ia memanaskan motornya lebih lama sebab ia akan mengajak motor kesayangannya untuk nongkrong bersama teman komunitasnya sesama pengguna motor gede.

Kecintaannya pada motor gede sudah ada sejak usianya menginjak lima tahun, dulu Bian sering di ajak berkeliling kota dengan menggunakan motor gede bersama almarhum kakeknya. Sayangnya saat usianya yang menginjak lima belas tahun, kakeknya meninggal dunia lantaran penyakit gagal jantung yang di deritanya, namun kakeknya mewariskan Triumph Bonneville kepada Bian, dan sampai sekarang motor itu menjadi motor kesayangannya.

Walau motor ini tampangnya jadul, bukan berarti motor kesayangan Bian ini mumpuni. Dipersenjatai mesin 900 cc SOHC dual cylinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 54 Hp pada 5900 rpm, Bonneville siap menemani Bian touring kemana aja.

Bahkan Bian tak pernah khawatir soal tanjakan, karena motor kesayangannya ini punya torsi sebesar 80 Nm yang udah kerasa dari kitiran 3230 rpm. Saat ia dan teman-temannya touring ke Lembang, bulan lalu ia merasa enteng dengan mengendarai motor ini.

Bian bisa saja membeli motor baru yang lebih bagus, dari motor peninggalan kakeknya, namun ia sudah terlanjur jatuh hati pada motor peninggalan itu dan enggan untuk menggantinya dengan motor yang lain yang lebih bagus dan baru.

Selesai memanaskan mesin motornya, Bian menggendong tas ransel yang berisi dua botol minuman beralkohol. Bagi Bian, nongkrong bersama teman-temannya tanpa minum akan terasa hambar, selain itu minggu lalu ia juga berjanji akan membawan champagne terbaik dari Eropa, yang ia titip dari kolega bisnisnya.

Bian mengenakan helmnya, kemudian ia mulai menaiki motornya. "Mang Ujang, tolong pintu dan pagarnya ya," ucap Bian sebelum melajukan kendaraannya.

Baru sampai di depan gerbang, ban motornya berdecit. Bian terpaksa menghentikan laju kendaraannya, saat mobil Caroline tiba-tiba saja muncul dan hendak masuk ke kediamannya. "Brengsek," gumam Bian.

Wanita cantik itu keluar dari mobilnya, malam itu ia nampak sexy dengan rok mini serta blus tanpa lengan dan belahan dada rendah yang meperlihatkan sebagian payuda*anya. Dengan anggun, Caroline mendekat ke arah Bian. "Hai sayang," sapanya, ia langsung mengalungkan tangannya di leher Bian. Bian membuka kaca helmnya.

"Sayang, aku rindu sekali denganmu." Caroline bergelayut manja di tubuh Bian. "Malam minggu ini sama aku saja ya, aku kasih servis plus-plus seperti biasanya untukmu," ia mengedipkan mata genitnya kepada Bian.

Bian nampak tak tertarik dengan tawaran Caroline. "Untuku dan untuk yang lainnya juga, cih murhan," ia mengumpat. "Aku tidak sudi punya pacar yang di celup sana-sini!!" bentak Bian sembari melepaskan tangan Caroline dari lehernya, dari raut wajahnya terlihat jelas ia tampak kesal dan marah pada mantan kekasihnya itu.

"Menyingkir, atau kutabrak mobilmu!!" Bian berteriak, sembari memutar selongsong gasnya berulang-ulang hingga meninmbulkan suara yang menggelegar.

Caroline yang takut dengan ancaman Bian, buru-buru masuk ke mobil dan menepikan kendaraannya menjauhi gerbang keduaman Bian. "Sial, rupanya ATM berjalanku sudah tidak bisa di rayu lagi," Caroline memukul stir kemudi ketika melihat motor Bian berlalu pergi.

......................

Kawasan Pantai Indah Kapuk, merupakan markas tempat Bian dan teman-temannya nongkrong. The Moge, itulah nama genk motor mereka, sudah lebih dari dua tahun ini Bian menjabat sebagai ketua genk The Moge yang beranggotakan 25 anggota yang berasal dari wilayah Jabotabek yang memiliki hoby yang sama, penyuka motor gede.

Sebagai ketua genk tentu Bian sangat di segani oleh anggotanya, ia memiliki kharisma yang kuat, dan tegas dalam memimpin untuk itulah Bian di pilih sebagai ketua genk.

Selama perjalanan menuju markas, Bian mencoba menepis bayangannya tentang Caroline, wanita yang sudah menemaninya hampir sepuluh tahun, sejak mereka masih duduk di sekolah menengah pertama. Tak mudah bagi Bian untuk bangkit dari keterpurukannya pasca ia memergoki Caroline tidur dengan pria lain, padahal kala itu ia justru ingin melamarnya, apa pun tingkah Caroline, Bian selalu maafkan namun untuk satu itu, Bian tak bisa memberikan toleransi kepada Caroline. Dengan tidur dengan pria lain, bagi Bian, Caroline sudah menginjak-injak harga dirinya

Satu bulan Bian terpuruk dalam lubang kekecewaan, kini di saat ia mulai bangkit menata hatinya kembali, Caroline dengan mudahnya datang kembali ke kehidupannya. "Aku tidak sudi kembali lagi padamu," gumam Bian.

Mendekati markas The Moge, Bian melihat adanya keramaian yang tak biasa. Beberapa orang yang tak ia kenal berada di sana, dan nampak tengah bersitegang dengan anggotanya. Bian buru-buru menepikan kendaraannya, kemudian ia menerobos kerumunan. "Woi.. Woi.. Ada apa ini?" ia menyingkirkan orang-orang yang tak di kenalnya menerobos masuk mendekati anggotanya yang di kepung oleh kawanan dari genk motor lain.

"Oh jadi ini ketua genk kalian?" ucap salah seorang dari kawanan itu yang terlihat paling berani dan bertubuh paling kekar di antara yang lainnya. "Loe sama temen-temen loe udah ngambil daerah kekuasaan kita," ucapnya dengan nada tinggi.

Sadar jumlah anggotanya saat ini yang datang lebih sedikit dari jumlah kawanan yang mengepung markasnya. Bian masih mencoba untuk tenang, dan tidak terpancing emosi. "Kita sudah setahun menempati ini, bagaimana bisa kami mengambil daerah kekuasaan kalian? Saat kami datang tempat ini sepi," Bian mencoba untuk menjelaskannya.

"Halah banyak bacot loe," pria bertubuh besar tadi tak menerima penjelasan Bian, ia melayangkan satu pukulan keras ke perut Bian. Bian yang berada di posisi tidak siap berkelahi, meringis menahan sakit, namun ia langsung bangkit untuk membalas pria tadi.

Seketika suasana markas menjadi tak terkendali, anggota The moge tak terima mereka memukul Bian, mereka melakukan pembalasan, termasuk Bian yang menendang pria tadi hingga pria itu tersungkur.

Adu pukul pun tak terhindarkan lagi, suasana semakin kacau dan Bian semakin kehilangan kendali melihat anggotanya kalah telak melawan kawanan itu, ia membuka tasnya dan mengambil botol champagne. Bian menggunakan botol tersebut untuk menyerang lawan, beberapa orang dari lawan mengalami robek di bagian kepala dan tubuh akibat pecahan botol di tangan Bian.

Kawanan tersebut semakin liar, salah seorang dari mereka mengarahkan senjata api ke tubuh Bian.

Dooor...

Salah seorang anggota The Moge, menyelinap ke depan tubuh Bian untuk melindunginya. Raka langsung terjatuh ketika peluru itu bersarang di tubuhnya.

Beberapa detik suasana hening, semua mata tertuju pada Raka, namun kemudian tanpa aba-aba kawanan itu membubarkan diri, termasuk sang penembak yang berlari dan lompat ke motornya meninggalkan markas.

Terpopuler

Comments

yuni sayangnya zugaly

yuni sayangnya zugaly

pacaran sepuluh tahun,endingnya jagain jodoh orang dah

2023-05-13

3

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

waahh keknya seru nih ada action nya hmmm next dulu lah👉

2023-05-06

3

ρʝ ¢ᖱ'D⃤ ̐ OFF 🤍

ρʝ ¢ᖱ'D⃤ ̐ OFF 🤍

biasanya yg celap celup kan cow, kalau ini cew😱😱🏃🏼‍♀️🏃🏼‍♀️🏃🏼‍♀️🏃🏼‍♀️

2023-05-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!