Chapter 12

Akhirnya Arabelle bermalam di kost sempit milik Zio dan bahkan disaat seperti ini Arabelle tetap meminta Zio untuk bekerja. Dengan senang hati Zio menurutinya berharap semoga keadaan hati Arabelle membaik.

Keesokan harinya Arabelle kembali ke mansion setelah Zio berangkat ke kantor. Wanita itu sengaja pulang terlambat berharap Xander sudah pergi tapi ternyata pria itu masih ada dan sepertinya sedang menunggunya.

"Sayang, kau baik-baik saja? Aku khawatir sekali." ucap Xander dengan raut wajah yang terlihat panik.

"Jangan menyentuhku!" kesal Arabelle. Wanita itu memalingkan wajah karena tidak ingin melihat suaminya.

"Ara, aku tidak sengaja. Aku tersulut emosi saat mendengar tuduhanmu yang tidak beralasan itu, aku minta maaf sayang." rayu Xander seperti biasa. Bujuk rayu yang telah membutakan Arabelle selama ini.

"Pergilah, aku tidak ingin melihatmu sekarang!" usir Arabelle.

"Baiklah tenangkan dirimu sayang, aku sudah cukup lega karena melihatmu pulang dengan keadaan baik-baik saja. Oh ya mulai hari ini aku mempekerjakan dua pengawal untuk menjagamu."

"Apa kau bilang?" belum cukup Arabelle merasa marah dan Xander semakin menambah kemarahannya.

"Aku mempekerjakan dua orang pengawal untuk menjagamu, Ara. Aku tidak ingin istriku kenapa-napa." Xander mendekat dan menyentil hidung Arabelle. Arabelle langsung memalingkan wajahnya lagi karena jijik. Dasar pria licik!

"Terserah!" Arabelle bergegas masuk ke dalam lift dan naik ke kamarnya. Sementara Xander terlihat puas sekali melihat istrinya yang tidak bisa berkutik.

"Kau akan tetap menjadi Arabelle ku yang polos." gumamnya.

Selanjutnya Xander akan menyelidiki dengan siapa dan untuk apa Arabelle sering keluar rumah akhir-akhir ini. Apa benar laporan pelayan itu, jika memang benar maka Xander akan langsung membereskannya.

Arabelle membanting pintu kamarnya dengan begitu keras beruntung sekali pintu itu terbuat dari kayu mahal yang kokoh jika tidak maka sudah dipastikan pintu itu akan tergeletak tidak berdaya.

"Xander brengsekkk!!" teriak Arabelle. Wanita mengangkat tangannya yang sedari tadi menggenggam ponsel, dia ingin membanting benda itu tapi tidak jadi karena tiba-tiba Arabelle mengingat seseorang yaitu Sean.

Gegas Arabelle duduk diatas ranjang lalu menyalakan layar ponselnya untuk menelepon. Seperti biasa, apapun yang berhubungan dengan Arabelle maka pria itu akan bergerak cepat.

📞 : Hallo, Ara!

"Sean, beberapa hari ini aku tidak bisa keluar rumah dengan mudah. Perihal bukti-bukti lain aku akan mengutus seseorang untuk menemuimu." ucap Arabelle to the point.

📞 : Ada apa Ara? Kau baik-baik saja kan?

"Intinya Xander sudah mulai mencurigai gerak-gerikku."

📞 : Tapi bagaimana bisa?

Sean tentu khawatir. Dia takut wanita pujaannya itu kenapa-napa apalagi Arabelle bilang dia tidak bisa keluar rumah dengan mudah,.

📞 : Ara, kau dengar aku?

Bukan sebuah jawaban yang Sean dengar tetapi suara Arabelle yang sepertinya sedang muntah-muntah. Oh ya ampun Sean semakin khawatir saja, sebenarnya ada apa ini?

...---...

Sementara di tempat lain, tepatnya di perusahaan Weister terdapat kedua sejoli yang sedang bertengkar. Sementara Zio terlihat santai dengan earphone di telinganya, dia sedang berpura-pura tidak mendengar.

"Aku sudah menunggumu Xan, bukan satu atau dua tahun tapi empat tahun! Lalu mana janjimu itu?"

"Dengarkan aku Jessie, kumohon bertahanlah sebentar sampai Arabelle hamil."

"Kau pikir itu mudah? Sementara sekarang kau sudah jarang menggaulinya!"

"Aku tau dan parahnya lagi Arabelle sepertinya sudah mulai tahu tentang kita."

"Apa?"

"Itulah kenapa aku datang terlambat hari ini, semalam aku bertengkar dengannya dan Arabelle pergi."

"Pergi kemana dia?"

"Aku tidak tahu dia pergi kemana tapi beruntungnya pagi tadi dia sudah pulang. Jadi bersabarlah dulu dan kuminta untuk sementara waktu kita jangan terlalu sering berhubungan atau Arabelle akan semakin curiga. Aku juga akan menyelidikinya karena menurut laporan salah satu pelayan akhir-akhir ini Arabelle sering bepergian. Dan aku curiga dia juga selingkuh."

Jessica melotot mendengarnya, "Tidak bisa! Itu tidak boleh terjadi Xan!!"

"Maka dari itu aku mohon pengertianmu, Baby."

"Ck. Baiklah, aku mengerti sayang."

Tak lama kemudian terdengar suara desahaan yang bersautan, Zio langsung mematikan alat perekamnya karena tidak baik juga merekam yang tidak-tidak.

"Empat tahun? Apa Arabelle sudah mengenal Xander selama itu?" gumam Zio yang sepertinya akan menjadi detektif dadakan.

Gegas Zio turun ke bawah untuk menghubungi Arabelle dan menanyakan keadaannya. Jujur saja sedari tadi Zio terus mengingat wanita itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***