Figuran
"Aku terlahir hanya untuk menjadi pelengkap dalam cerita hidup orang lain."
Sebuah kalimat putus asa bersamaan berat hembusan nafas berasal dari gadis dengan rambut berantakan, lingkar mata hitam, bibir pucat, serta tatap kosong dari bola manik yang berair itu. Padahal baru saja gadis itu mengangkat kelopak matanya terbangun dari mimpi yang tidak ia mengerti.
"AKIRAAAAA! CEPETAN BANGUN!" Teriakan itu langsung tembus ke lobang telinga gadis itu. Dan kini terdengar suara pintu kamar terbuka.
"Gak bosan telat mulu sekolah? Cepetan siap-siap atau mau jalan kaki aja ke sekolah!" Wanita paruh baya ini langsung mengomeli anaknya yang tidak bisa tegas pada hidupnya sendiri.
"Eummm!" Gadis bernama Akira itu merespon ibunya lalu menggeliat di kasurnya dan perlahan bangkit menuju kamar mandi.
"Jangan lama-lama!" Wanita bernama Miranda itu menghela berat dan menggelengkan kepalanya sembari keluar dari kamar anaknya dan bergumam, "Kapan dia mau berubah?".
...
Tentu karena bangun kesiangan Akira tidak sempat sarapan. Saat ini gadis itu duduk di belakang ibunya yang mengendarai motor menyusuri jalanan untuk mengantarkannya ke sekolah.
Selagi Miranda fokus bawa motor, Akira fokus pada hp miliknya karena sedari tadi gadis itu belum sempat memeriksa notifikasi apapun. Namun seperti biasa, berapa kalipun di check tidak ada notif apapun. Dan yang lebih parah, gadis itu bahkan sudah menduga karena hidupnya selalu begitu, penuh kekosongan. Alhasil ia menyimpan lagi hpnya dan hanya menikmati angin pagi sembari menutup kelopak matanya.
Sesampainya di sekolah, Akira melepas helm dan tentu membuat rambutnya kembali berantakan.
"Itu rapikan dulu rambutmu!" Perintah Miranda, namun gadis itu malah mendekatkan kepalanya ke arah ibunya dengan modus agar wanita yang ia panggil ibu itu akan membelai rambutnya.
"Kamu kapan berubah? Umur udah 17 tahun bentar lagi dewasa! Cepet rapiin rambutmu dan masuk kelas! Nanti pulangnya nebeng sama Erika aja ya!" Ucap Miranda sembari menyimpan helm Akira, lalu langsung pergi setelah menyelesaikan kalimatnya.
Gadis yang ditinggal itu menghela berat, lalu hanya mengusap rambutnya yang terurai ke belakang.
"Apa yang gua harapin?" Gadis itu menyeringai sekitar dua detik lalu pergi masuk ke kelasnya.
Seperti biasa kelas ini sibuk, dengan beragam karakter siswa di dalamnya. Akira memasuki kelas menuju meja di samping jendela lalu membuka tirai dan duduk di sana. Seperti biasa pula tidak ada yang menyapanya selain Erika yang baru terlihat di pintu kelas.
Erika adalah siswi yang dikenal karena parasnya yang cantik dan pintar, selain itu dia tegas kepada orang lain dan baik hati. Intinya ia gadis sempurna untuk didekati semua orang, namun malah berakhir duduk sebangku dengan Akira. Seorang gadis biasa dengan Iq rata-rata ke atas, namun wajahnya biasa saja. Intinya seseorang yang kehadirannya tidak terasa dan tidak terlihat dalam kumpulannya. Bagaimana mendefinisikannya? Iyap benar! Figuran.
Kelas berjalan lancar seperti biasa, namun hari ini ada hal yang menarik. Sepertinya kelas ini akan dimasuki tokoh baru yang akan mengambil alih peran utama. Suara sepatu menyentuh lantai terdengar nyaring, sosok barupun memasuki kelas itu.
Bola mata semua remaja dalam kelas itu berbinar, mereka terpesona dengan sosok tampan di depan mereka. Bagaimana bisa seseorang yang terlihat bagai Kim Taehyung berdiri di realita para Army.
"Kenalin nama saya Ratara! Saya pindahan dari Jakarta!" Ucap pemuda yang sedang berdiri di samping guru itu.
"Ada yang ingin bertanya tentang teman baru kalian?" Ucap pak Ilham yang membawa masuk Ratara tadi.
Namun, semua orang terdiam dan hanya fokus pada wajah pemuda di depan mereka itu.
"Kalo enggak ada, Ratara kamu silakan duduk di mana bangku kosong dulu, nanti kita atur bangku lagi, sekarang kita lanjutkan kelas ya!" Ucap guru itu lalu membuka bukunya.
Di sisi lain, ada satu orang yang melempar tatap iri dan masih memindai hingga pemuda baru itu duduk di bangku paling belakang. Gadis itu melirik bahkan sampai lehernya mencapai batasnya berputar.
"Sepertinya drama lain bakal segera di mulai! Akira fokus! Loe cuma figuran, jalanin peran loe seperti biasa!" Batin gadis itu. Akhirnya Akira memindahkan sorot matanya untuk belajar.
...
Begitu jam istirahat tiba, penghuni kelas itu berkumpul di meja belakang, tentu saja untuk menyambut murid baru itu. Saling bertukar tanya agar lebih mengenal dan memperkenal diri mereka seakan dosa jika tidak menjadi teman pemuda ini.
Di tengah kerumunan orang, Ratara melirik meja Erika dan Akira, karena hanya dua gadis itu yang santai di bangkunya saat yang lainnya sibuk memperkenalkan dirinya.
"Kira! Loe pilih traktir gua atau gua yang traktir loe?" Pertanyaan Erika membuat Akira mengerutkan alisnya dengan bibir yang maju.
"Ditraktir loe lah! Orang bodoh mana yang melewatkan makanan gratis!" Akira tersenyum lebar lalu kembali berwajah datar. "Eh tapi? Ada apanih? Kok tiba-tiba?..." tanya Gadis itu curiga.
"Nanti gua cerita deh! Cepetan beresin buku loe kita ke perpustakaan dulu!" Ucap gadis cantik itu lalu tersenyum.
"Lah? Traktir apaan di perpus?" Akira mencium bau-bau penipuan.
"Loe ikut aja nanti tau sendiri hihi!" Sahut Erika lagi.
"Perasaan gua nggak enak!" Gumam Akira lalu menghela berat.
Ketika hendak keluar, langkah Erika dihentikan ketika pemuda yang berjalan di sampingnya menyapa. Begitupun Akira ikut terhenti menoleh ke belakang karena ia sudah pergi agak lebih jauh dari Erika.
"Nama loe siapa?" Tanya Ratara pada Erika yang baru menoleh.
"Erika. Loe Ratara kan?" Sahut gadis itu agak canggung. Pemuda itu membalas dengan anggukan.
"Gua harus pergi, kita ngobrol lain kali aja!" Ucap Erika lalu menuju ke arah Akira.
Ratara masih menatap gadis yang ia sapa, namun tiba saja sorot matanya menemukan gadis lain dengan raut wajah datar yang kemudian dirangkul Erika dan keduanya pergi.
***
Di perpustakaan, seperti biasa Akira kembali menjalankan perannya sebagai nyamuk di antara dua remaja yang memanfaatkannya. Ketiga remaja itu duduk di sebuah meja di sudut perpustakaan.
"Erika! Jawab dong! Loe mau kan jadi pacar gua? Ini udah hari ketiga loh!" Ucap pemuda dengan kumis tipis ini.
Di sisi lain, Akira tersontak menutup mulutnya karena tak percaya dengan yang didengar.
"Gua udah punya pacar! Berapa kali gua bilang jangan ganggu gua! Pacar gua bisa marah! Ini gua bawa saksi sekaligus bukti bahwa gua nggak bohong! Iyakan Kira?" Sahut Erika tampak frustasi.
Akira yang tahu betul Erika baru putus dari pacarnya kembali membulatkan matanya karena terkejut.
"Ah iya! Erika punya pacar! Lagian hubungan itukan dimulai atas dasar keinginan kedua belah pihak kan? Kita akhiri baik-baik ya! Hahaha." Akira terdengar canggung namun suaranya agak besar hingga kena teguran penjaga perpustakaan.
...
Di kantin, Akira tampak kehilangan semangatnya dan hanya mengaduk minumannya walau makanan lain sudah terpajang di depannya.
"Loe kenapa?" Tanya Erika lalu memasukkan sesuap dan mengunyah.
"Gua malu banget! (Akira menutupi wajahnya dengan tangannya) harusnya gua santai aja tadi kenapa malah canggung dan keceplosan teriak sih!" Gadis itu masih belum terbiasa walau sering berada di situasi yang sama.
"Karna dimarahin penjaga perpus tadi toh? Loe tenang aja! Dia nggak akan ingat kok! Gua tau tuh cowo sering banget nembak cewe random gitu, nggak jelas orangnya! Nggak usah malu biasa aja!" Sahut Erika santai.
"Iya juga sih! Lagian siapa yang bakal ingat sama gua ya kan? Muka pasaran dan buram dipandangan orang-orang, oiya gua hampir lupa gua figuran! Hahah!" Akira mengembalikan semangatnya dengan cepat lalu makan dengan lahap.
"Loe nggak boleh gitu! Kita pemeran utama di hidup kita sendiri! Jangan ngomong gitu lagi gua bisa sedih." Sahut Erika memasang raut cemberut.
"Iya deh! Sorry sorry! Cuman loe yang paling ngerti-in gua!" Gadis itu tersenyum.
Di sisi lain Ratara kembali menemukan kedua gadis itu saat berkeliling sekolah dipandu oleh ketua kelas ketika mereka tiba di kantin.
"Eh itu Erika dan Akira! Mereka dari kelas kita juga! Ah loe mau makan dulu mumpung lagi di kantin? Kita bisa lanjut keliling nya besok!" Ucap Ryan sang ketua kelas.
"Boleh!" Sahut Ratara.
Lalu kedua pemuda itu menuju meja teman sekelasnya.
"Kami boleh gabung kan?" Ucap Ryan pada kedua gadis itu.
Akira tanpa sengaja mengarahkan tatapnya pada orang yang membuatnya iri tadi, namun ada yang aneh, biasanya jika ada yang menyapa saat Akira bersama Erika, ini tidak pernah terjadi. Pemuda tampan pemilik nama Ratara itu juga menatap Akira hingga sorot manik keduanya bertemu.
"Kok gua degdekan ya?" Batin Akira.
.
.
.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Siarsazkia Siarsazkia
pas
2024-01-15
1
~**Alfi_Pjm** ~💜💜💜
💝💝💝
2024-01-12
1
Dewi
Esensi karakter Akiranya dapet
2023-09-13
2