alurnya akan mulai dari sini ....
Tiga tahun lalu ....
"Aku gak mau nikah," tolak Dinia dengan tegas.
Di sana ada Om, Papa dan Kakeknya. Namun, dia dengan lantang menolak permintaan Kakeknya saat akan diperkenalkan dengan salah satu kolega bisnis.
"Dengar! Kakak-kakakmu semua sudah menikah. Mau jadi apa kamu kalau hidup sendiri? Kamu butuh suami yang bisa menopan hidup dan melindungi kamu. Papa kamu gak akan ada selamanya!" bentak Kakek.
"Lebih baik aku gak nikah daripada jadi janda," balasnya.
"Bicara apa kamu Dinia? Kamu lihat Kakak lelakimu. Keduanya bersikap baik pada istrinya. Papa dan Mamamu selama ini langgeng saja? Apa yang membuat kamu berpikir begitu?" Dira Kenan, ayah Dinia heran dengan keputusan putri bungsunya itu.
"Selain kalian, keluargaku. Gak pernah ada lelaki yang baik di mataku," jawab Dinia.
Dia menunduk, ada rasa trauma mendalam yang hingga kini tidak bisa terhapus.
"Nak, tidak semua lelaki begitu," balas Om Daren, anak tertua keluarga Kenan.
"Tidak semua ibu membesarkan anak lelakinya seperti Mama Bia. Aku gak peduli orang bilang apa. Yang jelas, aku gak mau menikah!" Dinia berdiri.
Kakeknya sampai mengusap dada. Ruang keluarga rumah besar Kenan mendadak gempar atas ucapan Dinia.
"Pa, biar aku jelaskan ke keluarga Rubey tentang ini." Dira berdiri dan mengejar putrinya. Sampai ditangga, dia tarik lengan Dinia.
"Papa mau bicara."
"Aku gak mau!" Dinia menepis lengan Papanya itu. "Kak Divan nikah bukan dengan bangsawan, Papa bisa mengerti. Kak Dio pindah agama pun, Papa iyakan. Kenapa aku tidak?" Dinia menatap tajam pada ayahnya.
"Papa tidak mau kamu sendiri seumur hidup. Temanmu semua akan menikah, mereka akan punya anak dan sibuk. Kamu akan habiskan waktu dengan siapa, Nak? Memang kamu tidak mau punya anak?"
Dinia mengeluarkan suara decakan dari mulutnya. "Papa gak ngertiin aku!" Dia berlari ke lantai atas, masuk ke kamar dan membanting pintu.
Bia melihat dari mezanin, saling bertatapan dengan suaminya. Dira hampiri sang istri. "Aku harus gimana?" tanya Dira menahan air mata.
"Tunggu dia mendingin. Saat ini keadaannya masih bergolak. Dia butuh waktu sendiri. Kamu tahu betul bagaimana Dinia sejak kecil. Dia jauh lebih sensitif tentang keadaan sekitar," nasihat Bia.
Dira tahu, dibandingkan dua anak lelakinya Dinia paling sulit dia selami isi pikiran dan hati. Dinia tak terlalu terbuka dan keras kepala. Persis seperti Dira saat muda dulu.
Sedang Dinia duduk di sisi tempat tidur. Dia lihat media sosial di mana banyak video curhatan wanita lewat. Komentar-komentar tentang sedihnya pernikahan terus memengaruhi Dinia.
[Aku gak mau menikah. Aku takut hanya dijadikan tulang punggung dan rumah yang dianggap, tapi tak dihuni. Aku takut mencintai, tapi tak dicintai. Aku tidak mau menyakiti anakku kelak hanya karena ayahnya menyayangi wanita lain. Aku ingin sendiri.]
Komentar itu dia kirim di salah satu postingan yang menanyakan alasan tidak ingin menikah. Dengan akun anonim. Dalam waktu satu jam, komentar Dinia mendapat seribu suka dan dikomen dua ratus akun.
[Kamu benar. Sulit mencari lelaki seperti ayahku]
[Aku jadi tulang punggung karena ayahku kabur dengan wanita lain]
Membaca itu semua hati Dinia sakit. Dia menutup mata, terbayang saat dia berdiri di atap sebuah gedung kampus.
"Dinia, sampaikan sama semua wanita di dunia ini. Cinta itu hanya kebohongan. Wanita hanya objek pemuas nafsu, perhiasan dan pembantu saja. Jangan sampai kamu jadi aku yang selanjutnya."
Tak lama Dinia tersentak kaget. Dia melirik ke sisi kanan dan kiri. Itu hanya bayangan masa lalu yang menakutkan.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
D.N
lah dinia ini anak bungsu otomatis no 4 dong soalnya yg no 3 anak ceweknya Dira nikah Ama anak dari novel sepasang sepatu loh ko malah makin pusing gw /Gosh//Skull/
2024-01-30
0
nengkirana
jgn2 krna kris yaa
2023-07-03
1
𝔨𝔦𝔨𝔦 𝔣𝔯𝔞𝔫𝔰𝔦𝔰𝔨𝔞 𝔤
papan sm Dio pd setia² beud kayak Bia yak...
2023-06-27
1