Season 1. Bab 4 : menolong Putri ke enam

Hari ini akan ada acara keluarga kerajaan, dimana semua keluarga kerajaan akan bertemu dan para pejabat ikut serta dalam acara ini. Yie Li telah mempersiapkan pakaiannya, dia memakai pakaian berwarna merah di padukan dengan baju dalam berwarna putih. Chi you membantu menyisir rambut Yie Li lalu memasangkan perhiasan dan hiasan rambut.

Hari ini Yie Li akan berakting menjadi perempuan yang anggun lalu menunjukkan bakatnya, Chi you menyerahkan kertas pemerah bibir untuk di pakai. Yie Li mengecap bibirnya di kertas itu, ia pun segera bersiap-siap.

"Lihat saja Chi aku akan menunjukkan tarian ku yang sangat bagus~" seru Yie Li.

Saat tiba disana Yie Li tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang menggunakan penutup wajah. Yie Li menyuruh chi you untuk mengingat-ingat ingatan chi you dan siapa perempuan itu.

"Ingat! Perempuan itu adalah putri ke enam, dia seorang bisu." Ujar Chi you.

"Hush, pelankan suara mu." Ucap Yie Li.

Yie Li memasuki ruangan acara tersebut, semua lelaki tatapan lelaki menuju ke arahnya baik tua maupun muda. Semua orang terkejut melihat Yie Li, setahu mereka Yie Li perempuan yang tidak bisa berdandan dia hanya fokus pada urusan negara.

Putri ke tiga menatapnya sinis kemudian mendengus, mereka kembali bertemu di acara ini. Tiba-tiba saja putri kedua memeluk Yie Li lalu menanyakan kabarnya, tanpa sadar ternyata putri kedua telah merobek pakaian milik Yie Li. Permaisuri tersenyum melihatnya, Yie Li duduk ikut menyaksikan acara tersebut.

Ada pertunjukan seni beladiri, melukis dan menyanyi, membaca puisi zaman dahulu. Dan juga menari.

Saat yang di tunggu adalah menari, hal yang membuat terkejut adalah ketika permaisuri menyuruh para anggota kerajaan menunjukkan bakatnya.

"Tidak asik jika hanya menyaksikan para rakyat biasa yang menunjukkan bakatnya, bagaimana jika kita melihat keluarga kerajaan menunjukkan bakatnya?" Tanya permaisuri.

"Setuju, bukankah para putri dan pangeran memiliki bakat masing-masing?" Sambung putri ketiga.

Semuanya setuju termasuk kaisar, akhirnya keluarga kerajaan menunjukan bakatnya. Putri ketiga memainkan kecapi dengan indah, pangeran ke lima menunjukkan bakatnya membaca puisi, putra mahkota dan pangeran kedua menunjukkan bakatnya dalam menggunakan pedang, mereka saling adu beladiri, terakhir putri kedua menunjukkan tarian, dia meminta pangeran kedua memainkan guzheng untuk mengiringi tariannya.

Pangeran kedua mulai memainkan guzheng, putri kedua menari dengan anggun, semua orang sangat kagum, saat ia selesai menari dia menatap Yie Li lalu berkata.

"Tarian ku tidak bagus, tapi akan terlihat menarik jika di temani seseorang, bagaimana jika adik ke sembilan menemani kakak menari? Ku lihat pakaian Putri Yie Li sangat mencolok seperti seorang penari." Ucap Putri kedua.

Pangeran kedua terkejut, sama halnya dengan selir Yie setahu mereka Yie Li tidak bisa menari, menggunakan pedang, bahkan berkuda. Yie Li hanya mengandalkan otaknya untuk membantu urusan negara.

"Putri kedua, Yie Li baru saja sembuh sepertinya dia tidak bisa menari untuk sekarang." Ucap Selir Yie agar Yie Li tidak menari dan mempermalukan dirinya di depan semua orang.

"Tidak apa ibu, racun yang di berikan putri kedua pada ku telah sembuh sepenuhnya. Kini aku bisa menari." Senyum Yie Li.

Suasana terlihat sedikit gaduh, orang-orang saling berbisik-bisik membicarakan sifat buruk putri kedua karena telah meracuni Yie Li. Putri kedua terlihat takut tetapi tatapan tajamnya menuju kearah Yie Li, dia hanya tersenyum membalas tatapan putri kedua lalu meminta pangeran kedua untuk mulai memainkan guzhengnya.

Yie Li mulai menari bersama putri kedua, semua orang terfokus pada kecantikan Yie Li saat menari. Pangeran kedua tak sengaja melihat robekan kecil di pakaian Yie Li, dia pun mengode seorang pelayan untuk memainkan alat musiknya.

Tak di sangka saat pangeran berniat untuk menutup robekan itu, putri kedua memijak rok Yie Li hingga terdengar suara pakaian sobek, dan robekan itu pun bertambah besar. Pangeran menutupi robekan itu dengan Shan atau bisa di sebut dengan kemeja terbuka hanfu zaman dahulu.

Yie Li dan pangeran kedua melanjutkan tariannya, mereka saling bertatapan. Jantung Yie Li berdebar tapi sepertinya ini respon tubuh asli, karena Jane sendiri tidak mempunyai perasaan pada pangeran kedua. Semua orang tampak takjub, para anak pejabat sangat iri melihat Yie Li bisa menari bersama pangeran kedua.

Pangeran kedua terkenal di kalangan anak gadis pejabat, di karenakan Zhang sering mengikuti rapat kerajaan juga bekerja sama dengan para pejabat untuk mengurus negara. Tidak sampai di situ saja, para kaum wanita pasti sangat kagum dengan keunggulan pangeran kedua, selain pintar dan pandai dalam seni beladiri, Pangeran kedua juga bisa memainkan musik dan menari, lalu menunggangi kuda dan menggunakan senjata.

Acara itu tetap berlanjut, pangeran kedua membawa Yie Li ke kediamannya lalu menyuruh pelayan mencari baju ganti untuk Yie Li.

"Bagaimana bisa kamu memakai pakaian robek di acara ini?" Tanya pangeran kedua.

"Padahal Chi you sudah memeriksa baju ini, tidak ada kekurangan sama sekali!" Bantah Yie Li.

Pangeran kedua menghela nafasnya, pelayan datang membawa pakaian untuk Yie Li. Akhirnya Yie Li mengganti pakaiannya sementara pangeran pergi keluar. Untung saja ada pangeran kedua, jika tidak Yie Li akan mempermalukan dirinya.

"Dimana pangeran kedua?" Tanya Yie Li.

"Pangeran pergi sebentar, katanya akan menemui putri lagi." Jawab pelayan.

Yie Li pun pergi berjalan-jalan mengelilingi kediaman pangeran. Tak di sangka terdengar suara jeritan seorang perempuan, Yie Li pun mencari sumber suara itu, saat dia memasuki hutan Yie Li melihat putri ke enam hendak di lecehkan oleh seorang anak pejabat.

Tanpa menunggu waktu lama, Yie Li memukul pundak laki-laki itu. Ternyata pukulannya tidak terlalu kuat laki-laki itu masih sadar dan akhirnya bertarung dengan Yie Li. Pertarungan sengit di mulai antara Yie Li dan anak pejabat itu.

Saat lengah, laki-laki itu mengambil bambu untuk memukul Yie Li. Untungnya pangeran kedua datang dan menangkis pukulan itu, anak pejabat menjadi terkejut dan kabur setelah melihat pangeran kedua.

Yie Li menenangkan putri ke enam yang mengalami shok berat akibat kejadian itu. Karena putri keenam seorang tunanetra mereka pun menuntun putri keenam untuk beristirahat di kediaman pangeran.

Yie Li sangat kesal, ternyata tidak di dunia modern saja, di zaman dahulu juga ada laki-laki bejat seperti itu. Bahkan jika Yie Li mendapatkan pedang saat itu, dia akan menebas kepala laki-laki itu tanpa ampun.

"Sudahlah, putri keenam juga baik-baik saja." Ujar pangeran kedua.

"Tapi tetap saja—"

"Salam hormat kepada pangeran kedua." Ucap seorang pelayan memotong pembicaraan Yie Li.

"Ada apa?" Tanya pangeran.

"Putri kesembilan dan putri ke enam di suruh menghadap permaisuri dan kaisar." Ujar pelayan itu.

Putri keenam terkejut, dia bangkit dari tidurnya. Tangannya gemetar lalu meminta pertolongan pangeran kedua.

"Tenang saja putri! Aku akan menolong mu!" Ucap Yie Li.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***