Trap My Stepmother
Suara Alarm mengusik tidur wanita cantik yang masih lelap di atas ranjang empuk. Tidak bisakah dia bangun lebih siang, ya setidaknya menunda selama lima belas menit lagi, boleh? Jawabannya tidak.
Alana Pattinson, berusia 24 tahun, memiliki fisik indah dan jangan lupa wajah menawan, idaman setiap bujangan, duda bahkan pria beristri, pimpinan perusahaan. Otaknya juga cerdas, dia lulusan strata dua terbaik dari Oxford University. Sayang para bujangan berlimpah materi itu harus patah hati, sebab Alana mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan, karir dan keluarga.
Tapi catatan takdir berkata lain, Alana harus rela dipinang dan menjadi istri dari salah satu duda terkenal seantero Asia bahkan Eropa. Siapa lagi kalau bukan James Jansen, pemilik gurita bisnis yang memiliki akar kuat.
Bukan sembarang duda, jangan bayangkan tubuh gagah dan tonjolan otot seperti aktor Hollywood, tapi James adalah pria tua kesepian, 95% rambutnya putih, tubuhnya ringkih, untuk berpindah tempat pun mengandalkan kursi roda.
Well, Alana sangat tulus menyayangi James. Bahkan setelah menikah mereka di juluki sebagai pasangan romantis, idaman dan menjadi contoh kalangan muda. Tentu mengambil sisi baiknya, dan buang bagian buruknya.
Tepat hari ini Alana dan James satu bulan menjalani biduk rumah tangga, wanita itu mulai bisa mengatur jadwal kegiatan, tidak lagi kehabisan waktu dalam menghadapi kegiatan pada setiap harinya.
Usai menekan tombol ‘off’ pada alarm, kaki jenjang Alana turun dan melangkah masuk kamar mandi. Mengguyur diri dengan shower. Gegas dia bersiap, menggunakan pakaian kerja dan merias diri. Selanjutnya membantu James bangun, dan merawat suaminya.
“Tuan James, bangun. Hari sudah terang, aku bantu siapkan air hangat.” Tutur Alana, suaranya merdu merasuk pada gendang telinga James Jansen. Pria sepuh itu langsung membuka kelopak mata, meneguk satu gelas air putih hangat yang setiap pagi Alana siapkan.
“Terima kasih sayangku Alana.” Suara serak James, khas bangun tidur pria.
“Sama-sama. Apa Tuan merasakan sesuatu pagi ini? Kalau tidak enak badan, aku bisa panggil dokter.” Tanya Alana, tidak ingin suaminya sakit lagi.
“Aku baik-baik saja Alana. Bantu aku ke kamar mandi.” Pinta James mengulurkan tangan keriput.
Tanpa jijik atau malu, Alana membantu suaminya berdiri kemudian membuka pakaian, kecuali bagian tertentu, hanya James yang membukanya.
Alana pun keluar, menyiapkan semua kebutuhan suami, mulai dari pakaian dalam sampai outfit harian. Tidak hanya itu, semua obat ia pisahkan, mana yang sebelum makan dan setelah makan. Benar-benar istri yang baik.
Dalam kamar ini tidak ada satu orang pun yang berhak masuk kecuali kepala pelayan, itu pun hanya untuk membersihkan ruangan dari debu dan sampah. James tidak ingin sesuatu yang disembunyikan diketahui orang lain, dan hanya Alana satu-satunya yang James percaya.
Bagi Alana, James adalah suami menyebalkan dan banyak aturan, ya namanya juga suami sudah pasti berjejer aturan apalagi memiliki istri muda idaman para pria.
Usai merawat James, dan memastikan minum obat sebelum makan, dia pun mendorong kursi roda suaminya untuk menikmati sarapan bersama keluarga. Yah keluarga baru yang menguras tenaga.
“Pengantin baru, akhirnya keluar kamar. Kalian tidak tahu, kami lama menunggu. Sengaja membuat aku dan putriku kelaparan, iya?” sinis Debby. Saudara tiri James Jansen, anak dari ibu tiri James, dia mengaku satu ayah. Tapi James yakin, ayahnya tidak memiliki anak dari wanita lain.
“Wanita penjilat, ku pikir hanya ada dalam cerita novel dan film. Tapi ini kenyataan, hidup selucu itu.” Sarkas Debby. “Sayang, kamu jangan sampai menikahi pria tua, apalagi sampai menginginkan hartanya. Jaga harga diri kamu sayang.” Lanjut Debby, kata-kata itu ditujukan kepada Patricia.
Demi apapun, setiap pagi inilah yang diterima Alana. Hinaan karena menikahi pria yang lebih cocok menjadi ayahnya, bahkan usia James lebih tua dari papanya.
Di awal pernikahan, Alana begitu syok dan stress menghadapi ipar serta keponakannya, dia selalu menangis setiap hari. Namun James, memberi Alana semangat, mengingatkan tujuannya menerima pernikahan ini.
James pun memberi Alana kasih sayang yang tulus, hingga tepat di minggu kedua, Nyonya James Jansen itu menunjukkan taringnya.
Inilah alasan James memilih wanita muda sebagai istri, karena harus tangguh menghadapi segala masalah dalam keluarganya.
“Debby, ini meja makan bukan untuk berdebat. Jaga mulutmu, kau harus sadar diri, posisi Alana sebagai istriku.” Hardik James, membela istri tersayang.
Menyentuh lembut pipi mulus Alana, dan membelainya. Pemandangan menjijikan bagi Debby Jansen, ia pun beranjak dari tempat meninggalkan sepasang suami istri.
“Terima kasih, s-sayang. Aku berangkat dulu. Hari ini ada meeting dengan investor dari Dubai.” Alana pamit, mengecup kening keriput James.
Dia berjalan anggun dan elegan menuju salah satu mobil yang telah siap mengantarnya menuju perusahaan JSN Group.
.
.
Tiba di JSN Group Alana disambut seluruh pegawai yang menyayangi bahkan menghormatinya, catat hanya di depan. Mereka semua menggunakan topeng tebal menutupi jati diri.
Perdebatan di rumah memang berakhir, namun Alana dan Debby kembali unjuk kekuatan di kantor. Di ruang rapat ini keduanya beradu argumen, bahkan fisik.
PLAK
Tamparan keras Debby Jansen, pada kakak iparnya.
Tidak diam saja, Alana membalas bahkan mengunci tubuh Debby.
“Lepaskan aku Alana. Kau ini perempuan rendahan, tidak tahu diri. Menikahi kakakku hanya ingin mengeruk hartanya dasar ular betina.” Suara Debby menggema dalam ruangan, untung kedap suara.
“Aku tidak akan marah tanpa sebab, Nyonya. Silahkan baca sendiri, kau pintar kan? Tidak mungkin bisa menjabat Direktur Operasional tanpa adanya otak licik ah salah cerdas.” Alana memberi tumpukan laporan tepat di depan wajah Debby.
Ya, Debby Jansen menjabat sebagai Direktur Operasional, mudah membuatnya mengatur kegiatan dan memanipulasi semua. Alana mendapat laporan dari Direktur Keuangan, bahwa dalam beberapa bulan ini Debby Jansen menggunakan anggaran berlebihan untuk kegiatan tertentu.
“Ck, laporan ini palsu.” Debby melempar kertas itu hingga berhamburan, tidak terima dituduh oleh ipar mudanya. “Kau itu anak ingusan, baru memimpin perusahaan satu bulan sudah sombong.”
Alana menghempaskan diri ke atas kursi, kalau saja ia tidak ingat akan kebaikan suaminya. Pasti Alana menyerah menghadapi adik ipar yang seusia ibunya sendiri.
“Kau harus sabar Alana.” Monolog wanita cantik, Presiden Direktur JSN Group.
Waktu terus berjalan cepat, tepat pukul lima sore, Alana segera kembali ke rumah. James menghubungi istrinya untuk tidak lembur, sebab ada hal penting yang ingin disampaikan. Jantung Alana berdegup cepat, penasaran ada masalah apalagi dalam keluarga suaminya ini.
Benar saja, tiba di rumah mewah bergaya Eropa ini. Alana disambut dengan suara renyah James yang tertawa, tapi dipaksakan.
Semakin masuk ke dalam, mata coklat Alana menyipit menatap punggung lebar pria yang duduk bersama suaminya. Dari bagian belakang saja sosok itu sangat kharismatik dan menggoda apalagi dari depan, pikir Alana. Tidak tahu siapa sebenarnya pria yang berhasil membuat James banyak bicara.
TBC
**
selamat datang dan semoga suka alur ceritanya
ditunggu dukungannya kakak semua🙏
terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
IG: @sskyrach
nice
2023-06-20
1
ciber ara
lah? ternyata tidak seperti yang kupkirkan
2023-05-13
2
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
semangat thor
2023-05-12
1