5. Pacar Alina

Obrolan ringan tercipta sepanjang perjalanan Rico mengantar Alina. Obrolan itu ngalir begitu saja tanpa tahu siapa yang memulainya lebih dulu. Baik Rico maupun Alina tak menyadari jika sebuah kenyamanan mulai tercipta di antara mereka.

Perjalanan yang hanya memakan waktu kurang lebih sepuluh menit membuat kedua orang itu merasa tak puas karena obrolan yang belum berakhir. Namun karena Rico juga harus pulang, maka dengan terpaksa dia mengakhiri pertemuannya ini.

"Em, Alina. Kamu kerja jam berapa?" tanya Rico sebelum Alina keluar dari mobilnya.

"Malam," jawab Alina singkat.

"Iya, maksudnya jam berapa?"

"Sekitar jam tujuh. Kenapa?"

"Kamu kerja apa jam segitu?" tanya Rico penasaran.

"Memangnya Rico nggak bilang aku kerja apa?" tanya Alina balik.

"Nggak."

"Kalau weekend, aku suka mengisi live music di cafe. Kalau weekday, aku kerja sebagai supervisor di restoran kecil."

"Lalu kuliah kamu?" tanya Rico lagi dengan heran.

"Sudah kukatakan 'kan. Harus pintar waktu dan kamu nggak perlu tahu karena aku malas menjelaskannya."

Rico menghela nafas dan mengiyakan saja ucapan wanita itu.

"Boleh aku ikut kamu kerja nanti malam?"

Alina mengernyitkan keningnya mendengar permintaan Rico. Ikut dengannya? Namun dia mengiyakan saja karena tak masalah baginya. Hanya melihatnya bernyanyi di cafe tidak ada salahnya, pikirnya. Dan sekali lagi, hitung-hitung dia bisa hemat ongkos ojek.

"Yasudah aku masuk dulu. Kamu pulanglah, nanti papamu marah kalau telat pulangnya."

"Baiklah. Sebelum jam 7 aku akan tiba di sini."

Alina mengiyakan dan setelah dia keluar dari mobil, Rico segera melajukan kendaraannya untuk pulang ke rumah.

*

Di waktu yang sama, Andi yang sedang menyetir membagi fokusnya untuk merayu Rena yang tak berhenti merajuk padanya. Entah kenapa pacarnya itu begitu cemburu buta kepada Alina, sementara semuanya sudah jelas adanya, jika Alina hanyalah temannya saja dan ingin dia coba dekatkan kepada Rico. Namun meski telah dijelaskan, Rena tetap saja merajuk padanya dan mendiamkannya sepanjang perjalanan mereka menuju rumah Rena.

Karena sudah lelah dengan Rena yang tak menanggapinya, akhirnya Andi menghela nafasnya dan menghentikan rayuannya. Suasana tiba-tiba hening karena tak ada satu pun dari mereka yang bersuara. Setiba di rumah Rena, wanita itu langsung turun dari mobil dan meninggalkan Andi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dan hal itu lagi-lagi harus membuat Andi menghela nafasnya.

Memang dia sangat menyukai tipe wanita seperti pacarnya itu yang cemburuan, namun jika sudah berlebihan seperti ini, dia jadi merasa tidak nyaman. Semua ada batasnya, termasuk cemburu. Sudah dikatakan berapa kali jika dia hanya berteman dengan Alina, tapi Rena tetap saja cemburu buta dengan temannya itu.

Sejak memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Rena sekitar tiga setengah tahun lalu, sejak itu juga Andi mulai menjauhi semua teman wanitanya. Dia melakukan itu agar Rena tidak cemburu yang mengakibatkan pertengkaran dalam hubungan mereka. Namun di sini Alina menjadi pengucualian untuknya jauhi karena wanita itu sudah banyak membantunya selama mereka berteman di Inggris.

Andi juga sudah menjelaskan ini kepada Rena, namun pacarnya itu tetap tidak mau jika dirinya berhubungan dengan wanita manapun selain dirinya. Andi pikir seiring berjalannya waktu Rena akan mulai berubah dan mengerti, namun sampai saat ini wanita itu masih dengan Rena yang sama seperti tiga tahun lalu. Pencemburu!

Jika boleh jujur, Andi sangat menyayangi Rena meski dengan sifat manjanya itu, namun di sini dia juga memiliki hak untuk berteman. Dia tidak mau hubungannya yang masih dalam tahap berpacaran ini membuatnya jauh dari orang baik yang sudah berjasa dalam hidupnya. Andi juga sempat berpikir, jika Tuhan menakdirkan dia dan Rena tidak berjodoh, apakah itu artinya dia harus kehilangan dua orang sekaligus?

Setelah berpikir beberapa saat, Andi akhirnya turun dari mobil untuk menyusul Rena.

"Rena, ikut aku."

Andi menarik tangan wanita itu dengan cukup pelan agar tak menyakitinya, kemudian membawanya ke sisi mobil lainnya yang terparkir.

"Apaan sih. Lepasin," ucap Rena sembari melepaskan tangannya dari genggaman Andi.

"Diam. Aku mau bicara sama kamu," seru Andi dengan wajah seriusnya sembari mengenggam kembali tangan Rena.

Melihat ekspresi pria itu, Rena menelan salivanya. Sudah dia pastikan jika Andi saat ini sedang tidak dalam mode baik-baik saja. Rena terdiam dan menanti dalam cemas tentang apa yang akan dikatakan oleh pria itu.

"Kenapa kamu begitu cemburu dengan Alina, padahal kamu sudah tahu kalau kami nggak akan pernah ada hubungan lebih dari sekedar teman? Ini pertanyaan terkahirku untuk kamu, jadi tolong dijawab dengan jujur," ucap Andi dengan penekanan.

Rena mengernyitkan keningnya.

"Alina lagi? Kamu kenapa bahas dia terus sih. Aku nggak suka, Ndi," ucap Rena kesal.

"Aku bahas ini karena kamu yang memulai, Renata."

Tak!

Seperti ada sesuatu yang patah di dalam hatinya ketika Andi menyebut namanya. Tidak biasanya Andi memanggilnya dengan nama itu, kecuali saat mereka masih pendekatan dulu. Namun saat ini pacarnya itu memanggilnya dengan panggilan yang berbeda dan entah kenapa tiba-tiba Rena merasa jika Andi benar-benar sedang marah padanya.

"Aku nggak bisa memutus pertemanan dengan Alina begitu saja, dan kamu sudah tahu semua ceritanya, tapi kenapa kamu tetap nggak mau ngerti. Jujur, aku sudah lelah menghadapi sikap kamu yang cemburu nggak jelas gini," ucap Andi. Kini suaranya terdengar sangat tidak ramah di telinga Rena, meski pria itu berkata dengan suara pelan.

"Apa maksud kamu, Ndi?" tanya Rena dengan bibir gemetar. Jantungnya berdebar lebih cepat, seolah mengatakan jika akan terjadi sesuatu yang buruk di antara mereka.

"Aku benar-benar sudah lelah, Ren. Lebih baik kita jalani kehidupan ini sendiri-sendiri saja."

Mata yang semula hanya berkaca-kaca, seketika mulai menitihkan airnya ketika Andi mengatakan kalimat itu. Bibirnya bergetar dan tak percaya akan apa yang dikatakan pria yang masih menggenggam tangannya itu.

"Ka…kamu bercan–"

"Aku serius," potong Andi dengan cepat. "Aku mau kita putus. Aku benar-benar nggak bisa kalau kamu masih cemburu buta seperti ini."

"Aku cemburu karena aku sayang sama kamu, aku cinta–"

Andi menggelengkan kepalanya dengan mata terpejam. Dia kembali memotong perkataan Rena, namun kali ini dengan nada suara yang seperti membentak di telinga Rena.

"Kamu sudah kelewatan, Renata." Rena terdiam dengan rasa terkejutnya. "Jujur, aku sangat suka kamu yang suka cemburu denganku, tapi kali ini kamu sudah melewati batasanmu. Kamu harus tahu kalau aku juga punya hak untuk berteman dengan siapapun, termasuk Alina."

Rena tak bisa lagi menyahuti perkataan Andi. Dia hanya diam dengan air mata yang mengalir di pipi mulusnya.

"Untuk sementara kita cukup sampai di sini saja. Kalau kamu masih cinta dan mau terus sama aku, aku mohon untuk berubah. Bukan berubah untuk nggak cemburu lagi, tapi aku mau kamu mengontrol rasa cemburumu itu pada tempat dan waktu yang tepat."

Andi melepas genggaman tangannya dan mengusap pipi Rena yang basah dengan jari jempolnya.

"Aku yakin kamu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kamu juga harus tahu, sesuatu yang berlebihan nggak akan pernah menjadi baik untuk diri kita. Maafkan aku, aku hanya ingin kamu berubah menjadi Renata yang lebih baik saja."

Setelah mengucapkan kata terakhirnya, Andi memeluk tubuh wanita yang sudah menemaninya selama hampir 4 tahun itu. Dalam pelukan itu, Rena menangis sesegukan. Empat tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk mereka lewati hari bersama. Rena sangat mencintai pria itu dengan segala kekurangannya dan dia tidak mau putus darinya. Namun entah kenapa mulutnya tak berani berucap, seolah ada dorongan dari dalam hatinya untuk membenarkan perkataan Andi.

Beberapa saat dengan pelukan itu, Andi melepas pelukannya meski Rena masih dalam tangisnya. Dia menatap wajah sembap wanita itu dan mengusap air matanya sejenak sebelum berlalu dari sana dengan satu kalimat yang menyakitkan.

"Happy birthday, Renata ku yang cantik."

Tangis Rena saat itu semakin kencang, benar-benar kencang namun tanpa suara.

Rena tak berani berbalik badan untuk melihat pria yang sudah beranjak meninggalkannya itu. Rasanya sangat sakit menerima keputusan sepihak itu, namun dia sendiri tidak bisa menyalahkan Andi begitu saja karena di sini memang dialah yang memulai. Tangis Rena yang sangat pilu itu membuat seorang pria paruh baya yang ada di teras rumahnya menatapnya dengan iba.

Pria yang tak lain adalah papanya itu, menghampirinya dan langsung memeluk tubuh putri kesayangannya itu dengan erat. Tak ada perkataan yang keluar dari mulut pria itu, dia hanya mengusap bahu anaknya dengan sayang. Menemani putri tunggalnya yang sedang menumpahkan rasa sedih yang hanya bisa dirasakan Renata seorang.

"Pa," ucap Rena dengan lirih setelah sekian lama menangis. "Andi, Pa."

"Its okay. Menangislah, Papa akan menemani kamu."

Hanya itu yang bisa papanya katakan untuk Rena. Pria itu yang sangat paham akan sifat manja putrinya tak bisa berkata sembarang karena dia tidak mau Rena salah dalam menilai apa yang dia katakan. Lebih baik membiarkan putrinya itu tenang terlebih dahulu, setelah itu barulah dia mengajaknya berbicara.

*

Setelah menyelesaikan ibadah maghribnya, Rico bergegas bersiap untuk pergi menuju kontrakan Alina. Dia terlihat terburu-buru karena tiga puluh menit lagi waktu telah menunjukkan pukul tujuh. Jangan sampai Alina terlambat hanya karena menunggunya. Atau juga, jangan sampai Alina pergi lebih dulu dan meninggalkannya. Seharusnya tadi siang dia meminta nomor ponsel wanita itu agar bisa menghubunginya.

Dua puluh menit berperang dengan jalanan, akhirnya mobil yang Rico kemudikan telah tiba di depan halaman kontrakan Alina. Rico turun dari mobil dan berdiri di samping mobilnya sembari melirik ke arah rumah sederhana itu.

Tanpa tahu nomor ponsel dan dengan keraguan untuk mengetuk pintu rumahnya, membuat Rico bingung bagaimana caranya dia memanggil Alina.

"Apa dia sudah pergi ya? Tapi lampu kontrakannya masih hidup," gumam Rico pelan.

Rico masih diam di samping mobilnya, saat dia hendak menghampiri rumah Alina, tiba-tiba saja lampu rumah itu padam dengan sendirinya. Dan beberapa detik kemudian, sosok Alina terlihat keluar dari sana dan akhirnya membuat Rico menghela nafasnya. Dia pikir Alina meninggalkannya, namun ternyata tidak.

Setelah memastikan rumahnya terkunci, Alina menatap ke arahnya sambil berjalan menghampiri. Dia tersenyum tipis yang di mana membuat Rico seketika ikut tersenyum.

"Aku kira kamu sudah pergi," ucap Rico setelah Alina menghampirinya.

"Seharusnya begitu, tapi aku sudah janji untuk menunggu ojek baruku," sahut Alina bercanda.

"Sorry, waktunya mepet banget dengan waktu maghrib."

"Its okay," ucap Alina dengan santai. "Ayo, aku sudah sangat lapar."

Rico mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Alina.

"Lapar? Kamu mau bernyanyi atau makan?" tanya Rico heran.

"Dua-duanya. Ayo, ini sudah hampir jam 7 loh."

Meski tak mengerti dengan ucapan Alina, namun Rico hanya mengiyakan saja karena lima menit lagi waktu telah menunjukkan pukul tujuh. Sudah bisa dia pastika jika Alina akan terlambat malam hari ini.

Rico yang merasa bersalah lantas meminta maaf kembali kepada Alina, namun entah kenapa wanita itu selalu bilang 'its okay' padanya. Seolah tak masalah jika mereka datang terlambat.

Setiba di cafe, Rico mengikuti Alina masuk ke dalam sana. Dia melirik ke arah jam tangannya, ternyata mereka terlambat sepuluh menit dari jam masuk Alina. Dia mengikuti Alina yang menghampiri sekumpulan pria dan wanita dengan usia yang beragam di sebuah meja.

"Apa aku terlambat?" tanya Alina kepada semua yang ada di sana.

"Nggak ada kata terlambat untuk seorang Alina. Tenang saja," ujar salah satu pria berambut gelombang.

"Heh, Rel, lihat-lihat dong kalau mau merayu Alina. Lihat tuh, dia bawa pacarnya," ucap salah seorang wanita di sana sembari menunjuk ke arah Rico.

Sontak mereka semua menatap ke arah Rico yang berada di belakang Alina. Begitu juga dengan Alina yang menatap ke arahnya karena sedikit aneh dengan kata 'pacar' yang dilontarkan temannya itu.

"Aish, ganteng banget pacar Alina."

"Cocok sih, yang satu ganteng dan yang satu cantik."

"Akhirnya Alina mengeluarkan pacarnya juga. Kirain dia beneran jomblo."

Beragam pendapat mereka lontarkan untuk Alina dan Rico. Namun kedua orang yang tengah digosipkan berpacaran itu hanya memasang wajah santai, seolah membenarkan pernyataan tersebut.

"Al, dia pacar kamu?" tanya salah seorang di sana kepada Alina.

Alina melempar pandangannya kepada temannya yang bertanya.

"Bukan. Hanya teman," jawabnya kemudian.

Mereka yang tadinya heboh karena mengira jika Rico adalah pacar Alina lantas menghela nafasnya panjang begitu mengetahui jika mereka hanya berteman.

"Kalau begitu nggak masalah dong kalau aku merayu Alina lagi, Nov?" tanya Farel si pria yang pertama kali merayu Alina.

"Boleh banget. Kalau gitu, aku juga mau merayu teman Alina saja deh," sahut temannya yang bernama Novi.

Mereka tertawa bersama menanggapi candaan yang tak ada lucunya itu.

"Heh, dasar gatel nih orang dua. Mending kalian saling rayu saja, cocok tuh sama-sama gatel," sahut temannya yang lain dan dibalas tawa ngikik oleh yang lainnya.

Alina dan Rico hanya saling lempar senyum mendengar interaksi orang-orang di sana. Entah apa yang mereka berdua rasakan saat ini, yang pasti mereka hanya menikmati hiburan yang ada.

***

.

Jangan lupa tinggalin LIKE, KOMEN, VOTE, dan RATE ⭐ ya teman-teman. Biar Authornya rajin up. Terima kasih sebelumnya🥰

.

.

Terpopuler

Comments

Umine LulubagirAwi

Umine LulubagirAwi

wah2x, saingannya rico buayak. 🤭

2023-05-04

2

Stand By Studios

Stand By Studios

jadian gih

2023-05-04

3

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan
2 2. Kedekatan Majikan dan Pembantu
3 3. Putus
4 4. Bertemu Alina
5 5. Pacar Alina
6 6. Suara dan Penampilan yang Cantik
7 7. Lunch
8 8. Tak Rela
9 9. Cemburu?
10 10. Teman Pria Renata
11 11. Rahasia
12 12. Bertemu Irfan dan Santi
13 13. Pria di Kontrakan Alina
14 14. Berteman Dengan Rena
15 15. Gosip Murahan
16 16. Kecurigaan
17 17. Bertemu Saudara Alina
18 18. Wilson Family
19 19. Semua Ini Demi Kebaikan Kamu
20 20. Menolong Rena
21 21. Cerita
22 22. Berdamai
23 23. Memutuskan untuk Berteman
24 24. Makan Malam
25 25. Gara-gara Kasur
26 26. Lingkungan Yang Tidak Baik
27 27. Berkata Jujur l (spesial Rena dan Andi)
28 28. Berkata Jujur ll
29 29. Rico Posesif
30 30. Gara-gara Kue Coklat
31 31. Penyakit Kambuh
32 32. Pindahan
33 33. Apartemen Senilai Dua Ratus Ribu Rupiah
34 34. Keluarga Alina
35 35. Menjenguk Alina
36 36. Menikah di Usia Muda?
37 37. Wajahnya Tak Asing
38 38. Aku Mau Menikah Denganmu
39 39. Bertemu Alvin
40 40. Menunggu Rico
41 41. Sederhana Namun Berkesan
42 42. Terlambat Bangun
43 43. Menasehati Andi
44 44. Hanya Anak Angkat
45 45. Di Terima Kerja
46 PRIA TAMPAN PILIHAN HATI
47 46. Tidak Bisa Memasak
48 47. Rencana Liburan?
49 48. Shopping ala Rena
50 49. Tidak Tahu Terimakasih
51 50. Sengaja Menghindar
52 51. Terlanjur Menyukai Alina
53 52. Terlambat Bangun
54 53. Waktunya Liburan
55 54. Nama Kontak
56 55. Sangat Penasaran
57 56. Kejutan yang Sweet
58 57. Pulang
59 58. Cincin di Jari Manis Alina
60 59. panggil Mama
61 60. Acara Arisan
62 61. Akan Pulang
63 62. Melacak Lokasi
64 63. Lokasi Ponsel Alina
65 64. Jejak Sosial Media
66 65. Keisengan Morgan
67 66. Keluarga Alina
68 67. Overthinking Rico
69 68. Rahasia Alina
70 69. Paket Lengkap Dari Tuhan
71 70. Semoga Masuk Surga
72 71. Dinner Dua Keluarga
73 72. Bertemu Teman Lama
74 73. Pertanyaan Santi
75 74. Akan Mengumumkan Hubungan Alina dan Rico
76 75. Merestui
77 76. Alasan ke London l
78 77. Alasan ke London ll
79 78. Penyakit Zaki
80 79. Ziarah
81 80. Bertemu Rebecca
82 81. Peresmian ZW Corps
83 82. Nasehat Thomas
84 83. Salah Mengambil Keputusan?
85 84. Santi Sakit
86 85. Lelah
87 86. Sikap Ramah Rebecca
88 87. Tidak Mau Jadi Obat Nyamuk
89 88. Andi Norak
90 89. Sabar Rico, Satu Bulan Lagi
91 90. Rumah Baru Keluarga Wilson
92 91. Modus Pertemanan
93 92. Mengunjungi Orang Tua Rico
94 93. Fitting Baju
95 94. Habis Dikejar Hantu
96 95. Insomnia
97 96. Hari Pernikahan
98 97. Pensiun
99 98. Drama Rico
100 99. Gara-gara Senyum
101 100. Tiket Liburan
102 101. Honeymoon l
103 102. Honeymoon ll
104 103. Honeymoon lll
105 104. Honeymoon lV
106 105. Honeymoon V
107 106. Honeymoon Vl
108 107. Pulang
109 108. Kejutan l
110 109. Kejutan ll
111 110. Kenikmatan Pada Kehamilan Alina
112 111. Keterlambatan Alina
113 112. Ngidam?
114 113. Kedatangan Angel di Kantor
115 114. Emosi Keluarga Wilson
116 115. Mau Belajar Memasak
117 116. Belajar Memasak
118 117. Wedding Rena dan Andi
119 118. Insiden di Parkiran Mall
120 119. Drama Suami Istri
121 120. Sifat Aneh Rico
122 121. Gagal Total
123 122. Latihan Memiliki Anak
124 123. Ditinggal ke Luar Kota
125 124. Rencana Rena
126 125. Balas Dendam
127 126. Seorang Lelaki
128 127. Mencari Nama Tengah
129 128. Bahagia dan Duka
130 129. Rumah Baru
Episodes

Updated 130 Episodes

1
1. Kecelakaan
2
2. Kedekatan Majikan dan Pembantu
3
3. Putus
4
4. Bertemu Alina
5
5. Pacar Alina
6
6. Suara dan Penampilan yang Cantik
7
7. Lunch
8
8. Tak Rela
9
9. Cemburu?
10
10. Teman Pria Renata
11
11. Rahasia
12
12. Bertemu Irfan dan Santi
13
13. Pria di Kontrakan Alina
14
14. Berteman Dengan Rena
15
15. Gosip Murahan
16
16. Kecurigaan
17
17. Bertemu Saudara Alina
18
18. Wilson Family
19
19. Semua Ini Demi Kebaikan Kamu
20
20. Menolong Rena
21
21. Cerita
22
22. Berdamai
23
23. Memutuskan untuk Berteman
24
24. Makan Malam
25
25. Gara-gara Kasur
26
26. Lingkungan Yang Tidak Baik
27
27. Berkata Jujur l (spesial Rena dan Andi)
28
28. Berkata Jujur ll
29
29. Rico Posesif
30
30. Gara-gara Kue Coklat
31
31. Penyakit Kambuh
32
32. Pindahan
33
33. Apartemen Senilai Dua Ratus Ribu Rupiah
34
34. Keluarga Alina
35
35. Menjenguk Alina
36
36. Menikah di Usia Muda?
37
37. Wajahnya Tak Asing
38
38. Aku Mau Menikah Denganmu
39
39. Bertemu Alvin
40
40. Menunggu Rico
41
41. Sederhana Namun Berkesan
42
42. Terlambat Bangun
43
43. Menasehati Andi
44
44. Hanya Anak Angkat
45
45. Di Terima Kerja
46
PRIA TAMPAN PILIHAN HATI
47
46. Tidak Bisa Memasak
48
47. Rencana Liburan?
49
48. Shopping ala Rena
50
49. Tidak Tahu Terimakasih
51
50. Sengaja Menghindar
52
51. Terlanjur Menyukai Alina
53
52. Terlambat Bangun
54
53. Waktunya Liburan
55
54. Nama Kontak
56
55. Sangat Penasaran
57
56. Kejutan yang Sweet
58
57. Pulang
59
58. Cincin di Jari Manis Alina
60
59. panggil Mama
61
60. Acara Arisan
62
61. Akan Pulang
63
62. Melacak Lokasi
64
63. Lokasi Ponsel Alina
65
64. Jejak Sosial Media
66
65. Keisengan Morgan
67
66. Keluarga Alina
68
67. Overthinking Rico
69
68. Rahasia Alina
70
69. Paket Lengkap Dari Tuhan
71
70. Semoga Masuk Surga
72
71. Dinner Dua Keluarga
73
72. Bertemu Teman Lama
74
73. Pertanyaan Santi
75
74. Akan Mengumumkan Hubungan Alina dan Rico
76
75. Merestui
77
76. Alasan ke London l
78
77. Alasan ke London ll
79
78. Penyakit Zaki
80
79. Ziarah
81
80. Bertemu Rebecca
82
81. Peresmian ZW Corps
83
82. Nasehat Thomas
84
83. Salah Mengambil Keputusan?
85
84. Santi Sakit
86
85. Lelah
87
86. Sikap Ramah Rebecca
88
87. Tidak Mau Jadi Obat Nyamuk
89
88. Andi Norak
90
89. Sabar Rico, Satu Bulan Lagi
91
90. Rumah Baru Keluarga Wilson
92
91. Modus Pertemanan
93
92. Mengunjungi Orang Tua Rico
94
93. Fitting Baju
95
94. Habis Dikejar Hantu
96
95. Insomnia
97
96. Hari Pernikahan
98
97. Pensiun
99
98. Drama Rico
100
99. Gara-gara Senyum
101
100. Tiket Liburan
102
101. Honeymoon l
103
102. Honeymoon ll
104
103. Honeymoon lll
105
104. Honeymoon lV
106
105. Honeymoon V
107
106. Honeymoon Vl
108
107. Pulang
109
108. Kejutan l
110
109. Kejutan ll
111
110. Kenikmatan Pada Kehamilan Alina
112
111. Keterlambatan Alina
113
112. Ngidam?
114
113. Kedatangan Angel di Kantor
115
114. Emosi Keluarga Wilson
116
115. Mau Belajar Memasak
117
116. Belajar Memasak
118
117. Wedding Rena dan Andi
119
118. Insiden di Parkiran Mall
120
119. Drama Suami Istri
121
120. Sifat Aneh Rico
122
121. Gagal Total
123
122. Latihan Memiliki Anak
124
123. Ditinggal ke Luar Kota
125
124. Rencana Rena
126
125. Balas Dendam
127
126. Seorang Lelaki
128
127. Mencari Nama Tengah
129
128. Bahagia dan Duka
130
129. Rumah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!