"Pak, apa Bapak tidak salah? Tidak mungkin pegawai kami meninggal, Pak?" ucap Irfan yang masih tak percaya dengan perkataan polisi itu beberapa saat lalu.
"Maaf Pak Irfan, tapi begitulah kebenarannya. Sekarang kedua korban dan anaknya ada di rumah sakit."
"Rico? Rico ... apa anak kecil yang bersama mereka selamat, Pak?" tanya Irfan dengan sangat ingin tahu. Raut wajah penuh ketakutan terlihat jelas di wajah pria tersebut.
"Anak korban selamat, Pak."
Ada sedikit kelegaan ketika mengetahui jika Rico selamat. Meski sangat di sayangkan jika kedua orang tua pria kecil itu tak bisa diselamatkan dari kecelakaan yang terjadi.
Sekilas tentang Irfan familly...
Irfan Renaldi, salah satu pengusaha sukses yang terkenal di negaranya. Kebaikan yang tak diragukan lagi yang terdapat pada diri pria itu, membuatnya banyak dikagumi para rekan kerjanya.
Sejak dibangku kuliah, Irfan sudah banyak berhasil membuat perusahaan milik ayahnya menjalin kerjasama dengan perusahaan besar lainnya. Dan setelah lulus kuliah, ayahnya tanpa ragu sedikitpun memberikan perusahaan tersebut untuk dipegang kendali oleh Irfan sepenuhnya.
Sejak saat itu pula Rens Group sepenuhnya menjadi milik Irfan. Bahkan hingga saat ini perusahaan tersebut semakin maju di tangan Irfan. Begitu bangga sang ayah memercayakan hasil kerja kerasnya kepada putra tunggalnya itu.
Kehadiran seorang istri yang cantik nan lembut yang sudah menemaninya sejak di bangku kuliah juga tak luput dari kesuksesan Irfan. Sosok wanita yang menjadi idaman semua pria itu membuat Irfan merasa jika hidupnya sangat sempurna.
Namun bukan hidup namanya jika hanya kebahagiaan tanpa sebuah cobaan dari Sang Khaliq yang mereka dapat.
Pernikahan Santi dan Irfan diuji dengan keterlambatannya Santi mengandung. Satu tahun menunggu akhirnya hari bahagia itu tiba, namun sayangnya ternyata kandungan Santi harus bertahan hanya sampai dua bulan dan dia harus merelakan calon anaknya. Tak sampai di situ, Santi juga harus berbesar hati untuk melakukan pengangkatan rahim yang membuatnya tak bisa mengandung kembali.
Sejak saat itu Santi lebih sering menutup diri di dalam kamar sehingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi khawatir, termasuk Irfan sendiri. Kehilangan calon anak dan divonis untuk tidak bisa memiliki keturunan saja sudah membuatnya sangat bersedih, ditambah dengan keadaan istrinya yang seperti itu. Sungguh cobaan yang sangat berat bagi pasangan harmonis tersebut.
Dengan keadaan istrinya itu, Irfan selalu berada di sisinya dengan kesabaran yang ekstra. Dia bahkan rela meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menemai sang istri yang masih berduka dalam jangka waktu yang cukup lama. Untungnya saat itu sang ayah dengan senang hati mau mengambil alih perusahaan untuk sementara waktu hingga keadaan sudah normal kembali. Meski waktu yang ditunggu sangatlah panjang.
Hari berlalu begitu cepat, keadaan Santi mulai membaik dengan hadirnya Rico kecil di rumah mereka. Saat itu Surti dan Anton baru saja direkrut menjadi sopir dan juga asisten rumah tangga mereka. Saat Surti meminta izin untuk mebawa serta anak lelaki mereka yang baru berumur satu tahun untuk tinggal di sana, Irfan langsung mengiyakannya karena dia tidak keberatan akan hal itu.
Tak disangka jika kehadiran Rico kecil yang tampan dan lucu bisa membuat istrinya tersenyum kembali seiring berjalannya waktu. Hanya butuh waktu dua minggu untuk membuat Santi kembali tersenyum dan mulai mengikhlaskan calon anaknya setelah bermain bersama Rico.
Tiga tahun berlalu, Santi mulai menganggap Rico sebagai anaknya sendiri. Meski tanpa status yang jelas, tapi perlakuan Santi dan Irfan kepada Rico kecil sudah seperti perlakuan orang tua kepada anaknya.
Surti dan Anton tidak mempermasalahkan semua itu, justru mereka sangat senang karena kedekatan majikan dan juga anaknya itu membuat semua aktifitasnya manjadi lebih mudah. Apalagi Santi dan Irfan tak pernah membedakan derajat mereka semua yang bekerja dengannya.
Meski sangat senang dengan kebaikan majikannya, namun Surti dan Anton juga sering tak enak hati karena Santi sering sekali memanjakan putranya. Ingin menolak pun mereka tidak bisa. Dengan keadaan majikannya yang sangat menginginkan seorang anak, Surti maupun Anton berusaha untuk mengerti keadaan yang ada. Selagi Rico masih mengenali mereka sebagai orang tua kandungnya, Surti maupun Anton berusaha untuk tidak mempermasalahkannya. Yang terpenting, Santi melakukannya dengan ikhlas dan atas kemauannya sendiri.
Kedekatan Santi bersama Rico, membuat wanita tersebut tak pernah bisa jauh dari pria kecil yang tampan itu. Ketika mendengar berita mengejutkan dari polisi yang mengatakan jika kedua pegawai mereka yang adalah Surti dan Anton tidak selamat dari sebuah kecelakaan, tak heran jika Santi jatuh pingsan dengan seketika. Dia mengira jika Rico yang juga berada di dalam mobil bersama kedua orang tuanya itu juga tidak selamat.
Hatinya hancur membayangkan harus kehilangan sosok seorang anak untuk kedua kalinya. Meski Rico bukanlah darah dagingnya dan hanya anak dari seorang pembantu di rumahnya, tapi Santi sangat menyayangi pria kecil itu.
Ketampanan dan otak yang pintar yang dimiliki Rico kecil, sempat membuat Santi berpikir jika dia harus menjadikan pria itu ahli waris keluarganya kelak. Dia sangat ingin sekali meng-sahkan Rico sebagai anaknya suatu saat nanti. Namun belum sempat mengutarakan keinginannya itu kepada Surti dan Anton, ternyata Tuhan lebih dulu memanggil mereka dengan caranya.
*
Satu jam Santi pingsan, akhirnya wanita paruh baya itu membuka matanya. Dia melihat sekeliling dan terdapat suaminya berada di samping kanannya. Terduduk di lantai sembari mengenggam tangannya dengan wajah tertunduk.
Ingatannya akan perkataan polisi sebelum dia pingsan kembali berputar di kepala Santi. Mengingat itu, air mata yang tadinya tak terlihat kini kembali muncul membasahi sebagian wajahnya. Suara rintih yang amat kecil dari wanita itu ternyata dapat terdengar jelas di telinga Irfan.
Sekatika Irfan mengangkat wajah. Melihat istrinya yang telah sadar dan menitihkan air mata, Irfan dengan segera mengusap air mata itu dan mencium punggung tangannya.
"Sayang, are u okay?" tanya Irfan dengan suara lembutnya.
"Pa, Surti dan Anton...?"
Irfan menganggukkan kepalanya pelan.
"Ini sudah menjadi takdir Tuhan. Kita harus mengikhlaskan mereka," ucap Irfan.
Meski yang ditakutkan adalah kepergian Rico, namun kedekatan mereka dengan para pegawainya yang lain juga membuat Santi maupun Irfan sangat merasa kehilangan Surti dan Anton.
"Rico, Pa? Apa dia–"
"Rico baik-baik saja, Sayang. Dia selamat," ucap Ifran sebelum Santi meneruskan ucapannya.
Mendengar itu, air mata haru Santi pun mengalir dari pelupuk matanya. Santi hendak bangkit dari posisi rebahannya dan dibantu oleh sang suami.
"Ayo kita ke rumah sakit, Pa. Kasihan Rico. Kita juga harus segera mengurus pemakanan Surti dan Anton untuk besok pagi," ucap Santi dengan tak sabar.
Irfan mengiyakan ucapan istrinya, namun sebelum itu dia meminta Santi untuk mengistirahatkan tubuhnya terlebih dahulu. Istrinya itu baru saja bangun dari pingsannya, dia takut jika langsung pergi akan membuat Santi pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Siti Rahmah
kenapa tidak bisa terdonglot
2023-07-03
1
Umine LulubagirAwi
Rico, ytim piatu. 😭
2023-05-01
1
Swift Ali
kecian rico😔
2023-05-01
2