Bab 12 Cinta mu, Memuliakan Aku.

"Arum bilang apa?" Tanya Mas Guntur yang melambatkan laju motor honda win miliknya.

"Tidak ada, kami ngobrol biasa." Ucap ku.

"Ndak usah bohong. Wajah mu menyiratkan sesuatu. Ia yang tak berani mengantarkan mu sampai ke teras juga petanda bahwa kalian baru terlibat obrolan hangat." Ucap Mas Guntur seraya menggenggam tangan kanan ku yang melingkar di pinggangnya.

"Arum minta aku mengizinkan Mas Guntur menikahi dirinya." Ucap ku.

Air mata jatuh membasahi pipi ku. Air mata yang dari tadi ku tahan agar tak jatuh di hadapan Arum. Aroma khas tubuh Mas Guntur membuat aku sedikit tenang sehingga rasa lemah pada hati ini membuat aku tak mampu menahan air mata ku.

"Sampai kapan pun. Mas tidak akan menikahi siapapun. Dan tidak akan meninggalkan kamu." Ucap Mas Guntur. Diakhir ia mengecup punggung tangnku yang berada di atas perutnya. Kini ia bahkan meletakkan tangan kanan ku diatas dadanya. Seraya ia pun menahan punggung tangan ku.

"Berjanjilah Sekar, kamu tidak akan meminta aku poligami atau pun berpisah. Aku ingin kamu yang pertama dan terakhir dalam hidup ku. Ada atau tanpa kehadiran seorang buah hati diantara kita." Ucap mas Guntur yang menghangatkan hati ku. Ucapan yang mampu membuat aku semakin hari semakin cinta padanya.

"Kenapa mas?" Tanyaku lirih.

Ia tak menjawab pertanyaan ku. Tiba di rumah, saat aku menyiapkan baju ganti mas Guntur. Ia menahan tangan ku.

"Kamu mau tahu kenapa alasan mas mengucapkan kalimat tadi?" Tanyanya penuh gairah.

Aku tersenyum karena suasana dingin mungkin membuat suami ku sedang ingin mandi hujan bersama ku. Agar hati dan pikirannya sejuk.

"Buka baju mu, Dik.... " Bisik mas Guntur pada ku.

"Kita ndak terawih dulu mas?" Tanya ku.

"Sekar... Buka baju mu, Dik." Titahnya lagi.

Aku pun dengan patuh membuka jilbab dan baju ku, bagiku tak ada alasan untuk mengatakan tidak untuk suatu permintaan yang menjadi haknya suami,sekalipun dalam keadaan lelah. Baru saja akan ku turunkan resleting baju bagian depan, tangan mas Guntur menahan jari-jari ku melanjutkan nya.

"Kamu lihat, bagaimana bisa aku menyakiti kamu istriku, Sekar. Wanita itu harus di muliakan. Maka hatinya, harus ikut bahagia tanda ia di muliakan. Bagaimana seseorang suami mampu menyakiti hati, apalagi fisik istrinya. Sedang kalian para istri menyerahkan kehormatan kalian dengan mudah, patuh penuh keridhaan pada kami para suami. Jauh ku bawa kamu ke pulau Sumatera tanpa sanak saudara. Kamu melayani aku dengan baik Sekar.... Sekarang aku tanya padamu. Apakah jika ayah atau ibu mu yang saat ini meminta kamu membuka baju mu dihadapan mereka. Kamu mau membukanya?" Tatapan mas Guntur pada ku kian intens.

Aku menggeleng pelan dan menunduk malu dengan satu tangan masih menggenggam resleting bajuku.

"Bukan kah aurat adalah harta kalian para perempuan. Bagaimana bisa saat harta itu sudah aku miliki, aku akan meninggalkannya saat ia mulai pudar... dengan alasan kamu tak sempurna? Kamu tak lagi menarik? Sedangkan kamu telah menyerahkan apa yang selama ini orang tua mu rawat tak pernah mereka lihat setelah kamu baligh? Aku menyayangimu kamu Sekar. Terlalu mulia kamu, istri ku yang telah menyerahkan hidup mu untuk aku yang juga tak sempurna." Ucap mas Guntur pelan.

Aku memeluk tubunya erat. Ku tumpahkan rasa kesedihan ku selama ini. Usapan pada rambut panjangku pun membuat isak tangis ku kian menjadi.

"Hiks.... Hiks.... Terimakasih karena cinta mu yang begitu besar, terimakasih karena cara mu memuliakan aku, membuat aku merasa menjadi perempuan paling beruntung mas.... " Tangis ku dalam pelukan nya.

Ya, apa yang dikatakan mas Guntur ada benarnya. Kami perempuan harus di muliakan, di perlakukan, dan di gauli dengan baik. Baik Dzohir dan batin. Bagaimana tidak. Orang tua kami sedari dalam kandungan hingga bayi, balita, Anak-anak lalu dewasa. Mereka biayai kami, mereka asuh, didik kami dengan ikhlas. Kami menjaga mahkota kami, harta kami yaitu aurat. Saat baligh, kami di bawa suami kemana ia ingin membawa setelah menikah. Namun sekalipun orang tua sedari kecil merawat, tak pernah mereka meminta kami melakukan hal yang bagi perempuan satu hal memalukan. Membuka bajunya, dihadapan orang tua. Orang tua pun tak pernah meminta saat anaknya baligh, mereka meminta anaknya melakukan itu. Namun suami, karena demi mendapatkan ridho-Nya, karena termasuk istri sholehah adalah yang pandai melayani suami. Kami perempuan rela melakukan hal hina jika dihadapan orang lain, tetapi bernilai ibadah dihadapan suami..

Padahal ayahku juga mahram ku, ibuku sama-sama perempuan. Tetapi jika mereka meminta apa yang baru saja mas Guntur minta. Aku tentu menolaknya. Tetapi anehnya dihadapan lelaki yang berstatus suami, dari awalnya ia orang asing. Tak ikut membesarkan ku, tak ikut merawat ku, aku rela dengan senang hati melakukan apa yang ia minta. Maka sudah sepantasnya kami perempuan di cintai, diperlakukan dengan lembut karena jiwa, raga kami. Kami serahkan pada kalian wahai para suami. Malam ini, cinta ku dan mas Guntur kian tumbuh mekar.

Jika pernikahan ku harmonis dan bertahan cukup kuat dari banyak badai, ialah cara kami merawatnya. Komunikasi kami, saling menghormati, saling menurunkan ego saat emosi datang. Dan selalu ingat tujuan menikah bukan hanya mencetak anak atau keturunan....

"Terimakasih atas cinta mu, Mas. " Ucapku pada nya di tengah derasnya hujan.

Caranya memuliakan aku membuat aku tak peduli akan banyak cobaan dan rintangan yang hadir menghantui masa depan rumah tangga kami. Termasuk kesendirian disaat usia tua nanti karena tak memiliki keturunan.

Jika banyak yang bertahan di sisi pasangan nya karena bersabar, tapi aku bertahan di sisi Mas Guntur karena cintanya padaku yang menimbulkan kesabaran ku akan setiap cobaan dan takdir yang datang walau tak sesuai impian.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

barang langka orang seperti mas Guntur mah di jaman sekarang, bisa dihitung jari deh,,,

2023-12-22

3

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

aihhhhh
dah mulai. menetes nih..
The tears of wedding

2023-12-06

1

Lili Aprilia

Lili Aprilia

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
siapa yang menabur bawang disini

2023-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Air Mata Pernikahan Ku
2 Bab 2 Mengenang Masalalu
3 Bab 3 Gejolak Rumahtangga Sekar
4 Bab 4 Aku, Sekar Ayu Gumiwang
5 Bab 5 Cinta Ku Untuk Sekar (POV Guntur)
6 Bab 6 Cintaku hanya Untuk Sekar (POV Guntur)
7 Bab 7 Yadi dan Keinginannya
8 Bab 8 Mual dan Muntah
9 Bab 9 Bertemu Arum
10 Bab 10 Amarah ku
11 Bab 11 Permohonan Arum
12 Bab 12 Cinta mu, Memuliakan Aku.
13 Bab 13 Kesempurnaan Cinta
14 Bab 14 Kegundahan hati ku (POV Guntur)
15 Bab 15 Sowan ke Kali Bening
16 Bab 16 Sekar, Si Hitam Manis Ku (POV Guntur)
17 Bab 17 Permintaan Mas Guntur
18 Bab 18 Perjalanan Pulang (POV Guntur)
19 Bab 19 Semua Punya Masalah (POV Guntur)
20 Bab 20 Ujian Guntur (POV Guntur)
21 Bab 21 Tawaran Sopir (POV Guntur)
22 Bab 22 Tak terduga (POV Guntur)
23 Bab 23 Besti Sekar (POV Guntur)
24 Bab 24 Kegelisahan hatiku
25 Bab 25 Melepas Rindu
26 Bab 26 Ridho Mu, Tiket ku Ke Surga
27 Bab 27 Pentingnya Ilmu
28 Bab 28 Bertemu Umi Laila
29 Bab 29 Pulang
30 Bab 30 Madu Ku
31 Bab 31 Fitnah yang Mengarah kepada Ku
32 Bab 32 Jalan Surga ku
33 Bab 33 Ingat Dosa masa lalu
34 Bab 34 Arum
35 Bab 35 Kematangan Emosi
36 Bab 36 Sosok Umi Ayu refleksi Umi Laila
37 Bab 37 Ikhlas Itu urusan sama Allah bukan Manusia
38 Bab 38 Pertikaian Ibu dan Mas Guntur
39 Bab 39 Diluar Batas Sabar (POV Guntur)
40 Bab 40 Ketenangan dari Sekar (POV Guntur)
41 Bab 41 Satu hal Mengagetkan
42 Bab 42 Seseorang dari Masa Lalu
43 Bab 43 Aku, Bidadari mas Guntur.
44 Bab 44 Apakah cinta ku bisa sedalam Sayyidah Zainab pada suaminya?
45 Bab 45 Kemuliaan (POV Guntur)
46 Bab 46 Kebingungan Ku (POV Guntur)
47 Bab 47 Gosip Tentang mas Guntur
48 Bab 48 Korban Cinta
49 Bab 49 Niat kami (POV Guntur)
50 Bab 50 Perhiasan Paling Indah (POV Guntur)
51 Bab 51 Kabar Bahagia
52 Bab 52 Terbentur Biaya
53 Bab 53 Ziyah, Cahaya ku
54 Bab 54 Jagalah Hati
55 Bab 55 Pasangan Aneh atau Pasangan Spesial
56 Bab 56 Guru Ku (POV Guntur)
57 Bab 57 Ambisi Pak Marhen (POV Guntur)
58 Bab 58 Niat Suami Ku
59 Bab 59 Mohon Doa Restu (POV Guntur)
60 Bab 60 Hoaks
61 Bab 61 Kedatangan Pak Marhen
62 Bab 62 Klenik
63 Bab 63 Nderek Yai lan Bu Nyai
64 Bab 64 A1
65 Bab 65 Pasca Pemilihan
66 Bab 66 Kades Viral
67 Bab 67 CELENG
68 Bab 68 Air Mata Kebahagiaan
69 Bab 69 Kades Kere
70 Bab 70 Pro Kontra Kebijakan mas Guntur
71 Bab 71 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Warga (pov Guntur)
72 Bab 72 Mas Guntur punya Mata Batin?
73 BAB 73 TAK ADA BENIH YANG TAK TUMBUH JIKA DISEMAI
74 Bab 74 Mas Guntur, Kamu dimana?
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Air Mata Pernikahan Ku
2
Bab 2 Mengenang Masalalu
3
Bab 3 Gejolak Rumahtangga Sekar
4
Bab 4 Aku, Sekar Ayu Gumiwang
5
Bab 5 Cinta Ku Untuk Sekar (POV Guntur)
6
Bab 6 Cintaku hanya Untuk Sekar (POV Guntur)
7
Bab 7 Yadi dan Keinginannya
8
Bab 8 Mual dan Muntah
9
Bab 9 Bertemu Arum
10
Bab 10 Amarah ku
11
Bab 11 Permohonan Arum
12
Bab 12 Cinta mu, Memuliakan Aku.
13
Bab 13 Kesempurnaan Cinta
14
Bab 14 Kegundahan hati ku (POV Guntur)
15
Bab 15 Sowan ke Kali Bening
16
Bab 16 Sekar, Si Hitam Manis Ku (POV Guntur)
17
Bab 17 Permintaan Mas Guntur
18
Bab 18 Perjalanan Pulang (POV Guntur)
19
Bab 19 Semua Punya Masalah (POV Guntur)
20
Bab 20 Ujian Guntur (POV Guntur)
21
Bab 21 Tawaran Sopir (POV Guntur)
22
Bab 22 Tak terduga (POV Guntur)
23
Bab 23 Besti Sekar (POV Guntur)
24
Bab 24 Kegelisahan hatiku
25
Bab 25 Melepas Rindu
26
Bab 26 Ridho Mu, Tiket ku Ke Surga
27
Bab 27 Pentingnya Ilmu
28
Bab 28 Bertemu Umi Laila
29
Bab 29 Pulang
30
Bab 30 Madu Ku
31
Bab 31 Fitnah yang Mengarah kepada Ku
32
Bab 32 Jalan Surga ku
33
Bab 33 Ingat Dosa masa lalu
34
Bab 34 Arum
35
Bab 35 Kematangan Emosi
36
Bab 36 Sosok Umi Ayu refleksi Umi Laila
37
Bab 37 Ikhlas Itu urusan sama Allah bukan Manusia
38
Bab 38 Pertikaian Ibu dan Mas Guntur
39
Bab 39 Diluar Batas Sabar (POV Guntur)
40
Bab 40 Ketenangan dari Sekar (POV Guntur)
41
Bab 41 Satu hal Mengagetkan
42
Bab 42 Seseorang dari Masa Lalu
43
Bab 43 Aku, Bidadari mas Guntur.
44
Bab 44 Apakah cinta ku bisa sedalam Sayyidah Zainab pada suaminya?
45
Bab 45 Kemuliaan (POV Guntur)
46
Bab 46 Kebingungan Ku (POV Guntur)
47
Bab 47 Gosip Tentang mas Guntur
48
Bab 48 Korban Cinta
49
Bab 49 Niat kami (POV Guntur)
50
Bab 50 Perhiasan Paling Indah (POV Guntur)
51
Bab 51 Kabar Bahagia
52
Bab 52 Terbentur Biaya
53
Bab 53 Ziyah, Cahaya ku
54
Bab 54 Jagalah Hati
55
Bab 55 Pasangan Aneh atau Pasangan Spesial
56
Bab 56 Guru Ku (POV Guntur)
57
Bab 57 Ambisi Pak Marhen (POV Guntur)
58
Bab 58 Niat Suami Ku
59
Bab 59 Mohon Doa Restu (POV Guntur)
60
Bab 60 Hoaks
61
Bab 61 Kedatangan Pak Marhen
62
Bab 62 Klenik
63
Bab 63 Nderek Yai lan Bu Nyai
64
Bab 64 A1
65
Bab 65 Pasca Pemilihan
66
Bab 66 Kades Viral
67
Bab 67 CELENG
68
Bab 68 Air Mata Kebahagiaan
69
Bab 69 Kades Kere
70
Bab 70 Pro Kontra Kebijakan mas Guntur
71
Bab 71 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Warga (pov Guntur)
72
Bab 72 Mas Guntur punya Mata Batin?
73
BAB 73 TAK ADA BENIH YANG TAK TUMBUH JIKA DISEMAI
74
Bab 74 Mas Guntur, Kamu dimana?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!