Almira masih menatap heran pada Arash yang baru saja bilang kalau dia telah lama menunggu dirinya. Tapi setelahnya gadis itu kembali memesan ojol lewat ponselnya, dan tak menanggapi Arash.
Melihat Almira membuka aplikasi berwarna hijau itu, Arash merampas ponsel milik gadis itu lalu dimasukkannya ke dalam saku celananya.
“Eh ... ponselku!” teriak Almira sembari mengikuti arah tangan Arash, namun tiba-tiba saja terhenti ketika ponselnya sudah berada di dalam saku celana pria itu. Gadis itu mengeram, karena tidak mungkin dia merogoh saku celana pria itu.
“Kembalikan ponselku!” pinta Almira menunjukkan amarahnya.
Arash membalas dengan menunjukkan wajah sinis nya, “Lo harus ikut dengan gue dulu, baru gue balikin ponsel milik lo,” pinta Arash.
Almira menggelengkan kepalanya menolak permintaan Arash. “Gak mau, aku gak mau ikut sama Kakak!”
Arash memijat pelipisnya, sambil memikirkan cara agar Almira mau ikut ke mansionnya tanpa ada penolakan.
“Ayo Kak kembalikan ponsel milikku, atau aku harus berbuat kasar sama Kakak!” pinta Almira mulai memaksa.
Dengan sangat terpaksa tangan pria itu kembali mencengkeram pergelangan tangan gadis itu, lalu memaksa agar mau ikut dengannya menuju motor sport yang dibawanya kemudian dia memasangkan helm di kepala gadis itu.
“Gak mau ikut!” tolak Almira, memberontak.
“HARUS IKUT!” bentak Arash dengan menajamkan kedua mata-matanya.
HAP
Tubuh mungil Almira diangkatnya oleh Arash, lalu di dudukan di bagian belakang motor, Almira membulatkan kedua matanya saat tubuhnya terasa melayang ke udara.
“SITI ... TOLONG AKU DICULIK, TOLONG TELEPON IBUMU ... Mmmpphht!” teriak Almira, namun kelanjutannya pria itu membungkam mulut Almira dengan tangannya.
Arash menoleh ke belakang, menatap Siti yang masih tercengang. “Gue pinjam teman lo sebentar, gak bakal gue apa-apain kok, gak usah lapor sama emak lo!” seru Arash agak berteriak. Lepas itu Arash naik motornya kemudian menstaternya.
“HAH!” Baru saja Siti mau menghampiri, tapi motornya sudah pergi dengan cepatnya.
“Bagaimana ini, apa aku tetap bilang sama ibu,” gumam Siti sendiri, bingung.
BRMMM ...
Tubuh Almira tersentak ke depan karena belum siap dengan tarikan motor sport yang dikemudikan oleh Arash. Almira kembali menarik tubuhnya dari punggung Arash, lalu memukul-mukul punggung pria itu sekuat tenaganya.
“BERHENTI GAK! AKU GAK MAU IKUT!” teriak Almira, dirinya tidak rela dibawa sama Arash.
Arash tak peduli, malah semakin menambah kecepatan motornya. Almira yang tidak ingin berpegangan dengan tubuh Arash, terpaksa memegang bagian belakang motor tersebut, lalu mulutnya sudah komat kamit membaca doa karena jantungnya sudah mulai berdebar-debar, dirinya takut dengan kecepatan motor yang dikemudikan oleh Arash.
“STOP! JANGAN NGEBUT BAWA MOTORNYA!” teriak Almira dengan memejamkan kedua netranya, takut.
Arash menyeringai tipis melihat wajah ketakutan Almira dari balik kaca spionnya. Alhasil Arash semakin ngengas mengemudi motornya sama seperti saat dia balapan motor liar yang sering di lakukannya.
“Astagfirullah, Ya Allah lindungi kami,” gumam Almira, dan semakin kuat pegangannya.
Di saat perjalanan menuju mansion Erick yang lumayan cukup jauh dari sekolahan Almira, tiba-tiba saja di samping kanan kiri mereka ada motor sport yang sangat dikenali oleh Arash, dan memepetnya.
Sialan ternyata mereka mengikuti gue! Batin Arash.
Almira yang sudah tidak memejamkan kedua netranya, tampak memperhatikan motor sport yang ada di sisi kanan dan kiri, yang semakin lama memepet motor yang dikemudikan Arash.
Kayaknya aku pernah melihat kedua motor ini, tapi di mana ya? Batin Almira bertanya-tanya.
“KUNTI ... pegangan yang kencang, gue bakal ngebut!” teriak Arash.
“HUH!” kaget Almira, gadis itu buru buru memindahkan tas ranselnya ke depan dadanya.
“Ya Allah ampunin dosa Mira, Mira terpaksa,” gumam gadis itu, lalu tak lama dia tersentak, akhirnya dia memeluk pinggang Arash dari belakang dengan pembatas tas ranselnya diantara mereka berdua, jadi tidak secara langsung bersentuhan.
Benar saja terjadilah ngebut-ngebutan di jalan raya antara tiga motor tersebut, motor Arash dikejar oleh dua motor tersebut, hingga mereka pun sampai di halaman parkir gedung yang tak terpakai.
Almira melepaskan pelukannya dari pinggang Arash, lalu menetralkan degup jantungnya yang masih berlarian. Dua motor yang memepet mereka pun ternyata ikut masuk ke halaman gedung tak terpakai itu.
“Turunlah, dan menjauhlah,” pinta Arash, wajahnya terlihat serius saat membuka helm full facenya.
Almira kali ini patuh atas perintah Arash lalu turun dari motor dan menjauh dari keberadaan Arash.
Orang-orang yang membawa motor berbeda ikutan turun, ada empat orang yang bertubuh besar.
“Siapa kalian semuanya?” tanya Arash.
“Gak usah banyak tanya!” salah satu dari berempat menjawab.
BUG
BUG
Salah satu orang dari mereka mulai menghajar Arash, pria bermata biru itu sigap menangkis pukulan mereka. Terjadilah perkelahian 1 lawan 4.
“Bikin dia mati!” teriak salah satunya.
Almira tidak bisa berdiam diri, melihat Arash melawan keempat orang tersebut, dijatuhkannya tas ranselnya ke atas tanah, rok abu-abunya agak di naikkan ke atas, untung saja dia biasa pakai celana legging.
CIAT
Gerakan koprol Almira sempat menyentak kedua orang yang tak pernah dikenalnya, hingga terjungkal ke belakang.
“Menyingkirlah lo gak usah bantu gue!” bentak Arash pada Almira.
“Cih ... gak usah menolak, memangnya Kakak mau mati konyol di keroyok orang!” balas bentak Almira yang mampu membuat pria itu terdiam.
Sekarang Almira sudah berada di belakang punggung Arash, dan sudah memasang kuda-kuda, begitu pula dengan Arash yang termasuk jago bela diri kalau keadaannya tidak mabuk.
“Ternyata dia bawa bala bantuan gadis kecil itu!” ucap salah satu pria yang bertubuh besar dengan tatapan yang sinis.
Arash dan Almira akhirnya tanpa disadari mereka berdua bekerja sama membalas keempat pria itu dengan kemampuan yang ada. Di sela menghajar, sempat Arash menatap terpesona pada Almira ketika menjatuhkan lawannya.
Apalagi saat dia terpaksa meraih pinggang gadis itu, agar Almira bisa memelintir kepala lawannya dengan kedua kakinya.
Tapi ...
“AAKH ...,” mendesah gadis itu, mulutnya keluar darah segar saat mereka berdua lengah, punggung gadis itu kena tendangan dari lawannya.
Arash menatap nanar saat menangkap tubuh gadis itu. “KURANG AJAR KALIAN!” teriak histeris Arash, pria itu membawa Almira untuk duduk kemudian menghajar mereka semua dengan membabi buta.
Tapi tak lama suara sirene mobil patroli terdengar jelas membuat empat orang itu kalang kabut ingin kabur, namun sayangnya polisi sudah keluar dari mobil patrolinya untuk menyergap mereka semua.
Napas Arash masih memburu karena habis menghajar empat orang itu, tak lama pria itu kembali menghampiri Almira yang masih terduduk dengan wajah yang sudah memucat. Pria itu mengelap noda darah yang masih menempel di sudut bibir gadis itu dengan jemarinya. “Kita ke rumah sakit,” ucap Arash, lalu membopong gadis itu ala bridal style.
Pihak polisi yang datang, turut membantu Arash dan membawa Almira ke rumah sakit terdekat, sedangkan motor Arash di urus oleh polisi yang lain.
Wajah Arash agak berubah ketika melihat Almira yang sedang terluka, walau bagaimana pun dia tidak pernah melibatkan seorang wanita dalam perkelahian, ini untuk pertama kalinya, ada rasa bersalahnya menyelusup direlung hatinya.
bersambung ... pertemuan kedua keluarga
Kakak readers jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, makasih. Dan sebelumnya mohon dimaklumi ya kisah Arash dan Almira baru bisa up 1 bab sehari karena berbarengan dengan kisah Ayasha 🙏.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ahmad Zaenuri
mlh jd urusan polisi....ubur ubur ikan lele kabur Lee.../Grin//Grin/
2025-03-02
0
Anonim
waduuuhhh perkelahian bakal panjang neeehh urusannya sdh ketangkap polosi
2024-01-27
2
Wirda Wati
seruuu
2024-01-14
1