Esok hari
Rumah sakit H.
Arash masih dirawat di rumah sakit, badannya jadi tambah sakit setelah semalaman kembali di bikin peyek udang oleh Mommy Alya sekembalinya habis mengantar Almira pulang. Namun segalak-galaknya seorang ibu, tetap saja merawat anaknya yang sedang terjatuh sakit.
“Mau sampai kapan kamu tidak mendengar kata Mommy, kamu masih saja minum minuman beralkohol, membohongi Mommy!” gerutu Mommy Alya, sembari menyuapi anaknya sarapan pagi.
“Ya Mom, nanti Arash gak minum lagi,” jawab dusta Arash.
Mommy Alya berdecak kesal. “Sekarang kamu bilangnya tidak minum, tapi besok-besok kamu akan mengulanginya lagi!” balas Mommy Alya, yang sangat paham akan tindak tanduk anaknya.
Arash hanya bisa terdiam, tidak menyanggahnya karena memang betul apa yang dikatakan Mommy Alya.
“Kalau semalam tidak ada gadis itu, mungkin pagi ini Mommy sama Daddy sedang menangisi jenazahmu pagi ini!” kata Mommy Alya ketus.
Siti semalam menceritakan sebagai saksi bagaimana Almira menghajar beberapa orang yang mengeroyok Arash, dan hal itu membuat Mommy Alya semakin kagum dan bersyukur. Masih dalam keadaan pusing efek minum beralkohol semalam, Arash kembali mengingat Almira yang menghajar musuhnya tersebut.
Mommy Alya menghentikan suapan ke putra tampannya lalu menatapnya lekat-lekat. “Arash, sebenarnya apa salah Mommy dan Daddy dalam mendidikmu, hingga kamu bisa seperti ini? Suka balapan liar, bikin kegaduhan, ditambah suka minum ... jangan-jangan kamu sering ke club malam juga?” tanya Mommy Alya, wanita paruh baya itu menghela napas beratnya, kecewa sangat mendalam.
Setiap perangai yang terbentuk oleh seorang anak pasti ada pengaruh dari orang tuanya, namun jika sudah menginjak usia dewasa maka lebih besar perubahan sikap itu berdasarkan dari jati diri anak itu sendiri, apalagi di usia 22 tahun kadang masih meraba jati dirinya sendiri.
Namun terkadang di saat orang tua menyangka sudah memberikan perhatian dan segala hal yang terbaik untuk anaknya, rupanya belum tentu menjadi yang terbaik untuk anaknya. Kedua netra Mommy Alya berkaca-kaca di saat masih menatap anaknya, sambil berandai jika anaknya saat itu tidak pindah ke Australia, andaikan saat itu dia turut ikut menemani anaknya dan tetap di bawah pengawasan, akan tetapi semua sudah terjadi.
Arash pemuda yang masih menikmati kebebasan hidupnya di usia muda, Arash pemuda yang masih berdarah panas dikala mengikuti pergaulan pertemanannya.
“Jika kamu memang tidak bisa merubah menjadi lebih baik, sebaiknya Mommy akan mencari pesantren yang terbaik buat kamu,” ancam Mommy Alya sembari bangkit dari duduknya lalu meninggalkan kamar yang ditempati Arash.
“EERGH...!” geram Arash setelah mendapatkan ancaman kembali dari Mommy Alya.
“Arash pengen hidup bebas, Mommy!” teriak Arash.
...----------------...
Rumah Siti
Siti sudah terlihat rapi mengenakan seragam sekolahnya, sedangkan Almira hanya bisa duduk dengan menatap wajah sahabatnya di meja makan.
“Sorry ya Al ... aku ke sekolah.”
Almira manggut-manggut aja. “Almira kenapa gak siap-siap berangkat sekolah, kok malah belum mandi?” tanya Tante Yana, ibunya Siti, sembari menghidangkan nasi goreng buatannya untuk sarapan pagi.
“Mira kena skors 2 hari Tante Yana, tolong jangan bilang sama Mama ya kalau pas kerja,” ucap Almira memelas.
“Al ... kena skor karena belain aku disekolah Bu,” sambung Siti.
“Oo ...” Membulatlah bibir Tante Yana.
“Maaf ya Al, gara-gara Siti ... kamu jadi kena skors. Tante tidak akan bilang sama Bu Tania.”
“Makasih Tante.”
“Sekarang kalian berdua sarapan dulu,” pinta Tante Yana. Kedua anak gadis itu langsung mengambil piring mereka masing-masing lalu menikmati sarapan paginya.
...----------------...
Dua hari berlalu.
Arash sudah tidak di rawat di rumah sakit, semua motor miliknya yang ada di garasi mansion sudah tak ada, entah dibawa ke mana oleh Daddy Erick. Apartemen yang ditempati oleh Arash pun sudah diganti kode kuncinya oleh Daddy Erick jadi tidak ada alasan anaknya pulang ke apartemen. Sedangkan motor milik Arash yang tergeletak saat kejadian perkelahian ternyata sama Mommy Alya dititipi di rumah Siti, hingga kini belum diambil.
Arash yang hanya mengenakan celana pendek serta kaos oblong, menyugar rambutnya berulang kali ketika menatap garasi motor miliknya.
“Ckckck ... Wah benar-benar daddy lo menghilangkan semua motor balap lo!” ucap Jack, yang kebetulan sedang main di mansion Erick.
“Ini semua gara-gara si kunti itu, kalau si kunti itu tidak telepon mommy, motor gue bakal gak hilang begini. Dasar sialan, bakal gue balas kalau ketemu si kunti itu!” geram Arash sembari berkacak pinggang.
“Nah ini yang bikin gue penasaran emang si kunti itu siapa sih, dia itu geng motor mana?” tanya Jack penasaran.
“Dia bukan anak motor, tapi dia itu cewek berdandan kayak kuntilanak!” sahut Arash dengan kesal.
“HAH cewek, jadi cewek itu yang nolongin lo dari bocah bocah sialan itu!” terkejut Jack.
“Mmm ... sayangnya begitu, dia yang mengusir mereka!”
“Hebat tuh si Kunti, gue penasaran pengen ketemu. Jadi lo tahu dong rumah dia, mending samperin aja kalau lo mau bales tuh cewek.”
“Ck ... sayangnya gue gak tahu rumahnya. Mungkin gue sama dia gak bakal ketemu lagi,” kata Arash, mendesah.
“Ya udah lo gak usah mikirin lagi deh, gue masih punya beberapa motor sport di rumah. Lo bisa pakai dulu sampai lo punya motor lagi,” kata Jack, pria itu menepuk bahu sohibnya.
“Oke Jack, kalau begitu kita ke rumah lo sekarang, gue pengen pinjam motor. Gak betah gue kalau sehari gak bawa motor,” pinta Arash, Jack pun mengiyakan.
Arash pun bergegas mengganti pakaiannya lalu pergi begitu saja dengan Jack menuju rumah sohibnya itu.
...----------------...
Jam 14.00 wib
SMU International
Hari ini Almira sudah kembali masuk ke sekolah setelah menikmati liburan skorsnya dari Bu Oki, untuk hari ini gadis itu aman dari pertengkaran dengan siapa pun, karena si Meggi kaldu ayam rupanya diperpanjang waktu skorsnya setelah Bu Oki melihat rekaman cctv kelas.
“Siti, sebelum pulang temenin aku ke toko buku dulu yuk, mau cari buku komik,” ajak Almira ketika mereka berdua sudah keluar dari kelas menuju gerbang sekolah.
“Boleh, sekalian aku juga mau beli alat tulis.”
Almira langsung menggamit lengan Siti, kemudian bercanda ria sepanjang jalan kenangan ... eh bukan sepanjang jalan menuju gerbang sekolah.
“Hati-hati De, kalau mau menyebrang lihat kanan kiri dulu ya,” ucap Pak Satpam sekolah ketika melihat beberapa siswa ingin menyeberang, termasuk Almira dan Siti.
Jalan raya di depan sekolah SMU Internasional sedang padat dengan para siswa karena bubaran jam sekolah, serta beberapa kendaraan beroda empat atau roda dua menjemput mereka yang bersekolah di sana.
Dari kejauhan terlihat motor sport berwarna merah melaju dengan cepat, Almira yang penglihatan sangat tajam dia segera menarik salah satu temannya yang ingin menyeberang. “Tia awas ada motor ngebut!” teriak Almira.
“AAWWAS!” teriak kembali Almira.
BUG
“WOY SETAN LO YA BAWA MOTOR NGEBUT-NGEBUT!” teriak Almira, setelah menimpuk pengendara motor tersebut dengan bongkahan batu yang sempat dia ambil. Alhasil si pengendara motor sport yang ditumpangi oleh dua orang itu oleng, akhirnya jatuh.
Orang-orang pun beramai-ramai mendekati motor sport tersebut, termasuk Almira dan Siti.
Beberapa petugas satpam sekolah bergegas membantu dua orang tersebut untuk ke tepi jalan, dan membantu membukakan helm.
“Makanya kalau bawa motor tuh jangan ngebut-ngebut. Emang enak jadi jatuh!” celetuk Almira ketika sedang berhadapan dengan kedua orang tersebut.
Saat helm itu terbuka ...
DEG!
“Kuntilanak!”
“Genderuwo!”
Kedua netra mereka membulat se bulatnya bulatnya kayak cilok mau di goreng.
bersambung .... katanya gak bakal ketemu lagi, eh malah ketemu terus 🤧🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
0mezell
si kunti dn gunde difinisi jodoh tak kan kmna😅
2025-02-13
0
febby fadila
/Grin//Grin//Grin//Grin/ nama panggilan mereka lucu banget
2025-01-09
1
Sulis Tyawati
tar yg jd kuntilanak d hubungan almira sama arash si siren tuh
2024-10-25
0