Hai.... gengs.... aku Dateng lagi 😂
semoga suka ya...
happy reading yah.....!!!
...🏵️🏵️🏵️...
Pagi itu, seberkas sinar mentari pagi masuk ke dalam jendela kamar Laras, Laras yang sudah selesai mandi sudah memakai pakaian nya dengan rapi, rencana nya sebelum masuk kampus dia akan pergi ke rumah sakit sebentar untuk menjenguk mama.
Berdiri di depan cermin, mengaplikasikan make up tipis yang tidak terlalu mencolok namun tetap cantik di wajah Laras.
"Sudah selesai, aku akan menyiapkan bekal untuk mama, makanan rumah sakit pasti kan tidak enak" gumam Laras yang kemudian bangkit dari duduk nya dan segera pergi ke dapur. Sebelum mandi Laras sudah memasak makanan kesukan mama nya.
Ketika hendak membuka pintu kamar nya, ponsel Laras pun bergetar.
Dreett..dreett....
Laras mengambil ponsel nya di dalam tas, dan melihat nama siapa yang sudah menelpon nya pagi pagi sekali seperti ini.
"Bu Renata ..??" Ia terperangah sebentar dan segera menggeser tanda hijau di ponsel nya.
"Ia... halo Bu.." Ucap Laras menyapa Renata.
"Laras... kau ada dimana sekarang..." Tanya Renata di balik telpon.
"Aku masih ada dirumah Bu.. sebentar lagi mau berangkat ke rumah sakit menjenguk mama." Ucap laras
"Baiklah... kau ke rumah sakit saja dulu menjenguk mama mu, tapi nanti jam 9 aku akan menjemputmu, karena pernikahan mu dengan mas Ibnu akan dilaksanakan jam jam 11 siang.
"Apa....!!" Laras sangat terkejut mendengar penuturan dosen nya barusan.
"Iya Laras, semua surat surat nya sudah selesai, jadi tinggal ijap Kobul saja.
"Ta..ta... tapi... Laras nanti jam 10 ada kelas Bu," jawab nya terbata.
"Aku sudah menelpon teman mu untuk memintakan izin pada pak Rusdi bahwa kau tidak bisa masuk hari ini.
Laras terdiam kaku, ini bukan mimpi kan. Mau tak mau dia harus menikah hari ini juga. Dia sudah menyetujui persyaratan yang di berikan Renata. Walau sebenarnya Laras belum siap untuk menikah, dia masih ingin kuliah dan menggapai cita cita nya.
Masih tak ada jawaban, lantaran Laras masih berkecamuk dengan pikiran nya. Hingga suara Renata kembali memanggil manggil dan membuyarkan lamunan Laras.
"Laras... halo... apa kau mendengar suara ku...???
"Ehh.. i.. iya.. Bu, saya dengar kok."
"Jadi nanti saya jemput kamu dimana ? Tanya Renata.
"Jemput saja saya di taman rumah sakit Bu," ucap nya lirih.
"Baiklah... kalau begitu saya tutup ya telfon nya... sampai bertemu nanti.
Tuuuttt... tuuuttt...
sambungan telfon pun terputus.
Laras melihat layar ponsel nya yang mulai mati. Dia genggam erat ponsel nya, tanpa terasa air mata nya jatuh membasahi ke dua pipi nya. Ia terisak disana, dada nya bergemuruh dan jantung yang berdetak kencang. Tungakai nya melemah tak bertenaga. Dia masih tak percaya bahwa dia akan menikah dalam waktu beberapa jam lagi.
Tidak, dia tidak boleh menangis, ini adalah keputusan yang di ambil nya. Demi sang mama, ia rela melakukan apa pun. Bahkan jika bisa ia memberikan nyawa nya, dia akan melakukan nya.
Mengusap air mata yang masih mengalir di pipinya. Mengatur nafas agar lebih tenang, Menyambar tas nya kembali dan memasukkan ponsel nya, ia segera turun dan menyiapkan bekal untuk sang mama.
...*********...
Setibanya di rumah sakit, melangkahkan kaki nya menyusuri setiap lorong rumah sakit. Dan disinilah dia, di depan ruangan kamar mama nya, menarik nafas dalam dan ia keluarkan perlahan. Membuka pintu kamar perlahan, dan menutup nya kembali.
"Sayang...kau datang..." ucap sang mama yang merentangkan tangan nya agar putri nya segera memeluk nya.
Laras pun segera menghamburkan diri untuk memeluk sang mama. "Bagai mana keadaan mama." Tanya Laras ingin tahu.
"Mama sudah lebih baik nak..." Ujar nya sambil meregang kan pelukan nya.
"Heiii... ada apa dengan putri mama, kenapa terlihat sedang tidak baik." Ucap mama seraya mengangkat dagu putri semata wayang nya untuk menatap nya.
Naluri seorang ibu memang kuat. Ia mengetahui jika anak nya sedang dalam keadaan tidak baik. "Apa kau punya masalah nak ?" Tanya nya dengan lembut.
"Emm... Laras tidak apa apa mah" Jawab nya seraya memaksakan senyum ke arah sang mama.
"Mama kenal putri mama, bagaimana pun cara mu menutupi masalah mu dari mama, mama bisa melihat nya sayang" ujar sang mama sambil mengusap lembut rambut panjang putri nya itu.
"Laras baik baik saja mama, Laras hanya..." Ia menahan ucapan nya untuk berfikir, "Em..hanya memikirkan kuliah saja ma.." Ujar nya sambil tersenyum kikuk ke arah mama nya
"Hemm... baiklah, Sayang.. mama ingin menanyakan sesuatu."
"Tanya apa mah" Ucap Laras yang takut takut kalau mama nya akan menanyakan perihal biaya operasi nya.
"Darimana kau mendapatkan biaya operasi mama nak ?" Tanya nya.
Dan benar saja ketakutan Laras. Yang akan dipertanyakan mama nya itu soal biaya operasi nya.
Merasa gugup, apa yang harus ia jawab. Memejamkan mata nya dan menarik nafas sambil berpikir.
"Mama tidak usah pikirkan soal biaya operasi mama ya, itu..itu sudah menjadi tanggung jawab ku sebagai seorang anak mah." Jawab nya setelah mendapat alasan untuk menjawab pertanyaan mama nya.
"Sayang tapi kau tidak..-" Belum sempat melanjutkan ucapan nya Laras sudah memotong nya.
"Tidak mah, Laras tidak pernah berbuat macam macam, Laras selalu ingat pesan mama. Laras meminjam uang pada teman Laras mah. Dia sangat baik." Ujar nya berbohong.
Maaf kan Laras mah, sudah berani berbohong pada mama ! ucap nya dalam hati.
"Lain kali ajak mama bertemu teman mu itu ya, mama ingin mengucapkan terimakasih pada nya."
"Baik ma.. aku akan mengajak nya datang ke rumah jika mama sudah pulih dan boleh pulang nanti"
Laras melihat jam yang melingkar di tangan nya, sudah menunjukan pukul sembilan kurang, ia harus segera pergi, takut Renata sudah sampai di taman rumah sakit untuk menjemput nya.
"Ma.. maaf Laras tidak bisa lebih lama lagi menemani mama, Laras sebentar lagi akan ada kelas, jadi Laras harus pergi sekarang. Apa mama tidak apa apa Laras tinggal ?"
"Tidak apa apa sayang... Pergilah, mama tidak mau kau telat masuk kuliah mu. Mama sudah lebih baik sekarang" Ujar nya guna menenangkan anak nya untuk tidak begitu khawatir dengan keadaan nya.
"Baik lah.. O.. iya ini ada bekal untuk mama. Tadi Laras masak sebelum datang kemari." ujar nya Sambil menyerah kan kantong plastik yang berisi makanan untuk mama nya.
"Baiklah Laras pergi dulu ya ma." Ucap nya lagi, Lalu bangkit dan menyalami punggung tangan mama nya.
"Baiklah.. hati-hati nak.."
Laras mengangguk, dan kemudian berlalu pergi meninggalkan mama nya.
...******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
RisaRis27670746
biasanya sang suami jatuh cinta beneran dg istri ke 2 nua
2021-11-11
0
Defi Andriani
sedih 😢
2021-07-23
0
⚛Lilis Eriska〰☮
bagus thor cerita mya tp Kebanyakan tanda( " )jd gimna gitu baca nya 🤧
2021-04-30
0