BAB EMPAT

Xin Qian Menarik Wei dan gak tau kemana arah mereka Memuju karena Ini sudah Sangat Gelap.

"Permaisuri Kemana kita akan pergi, ini sudah malam, Mungkin anda lelah lebih baik Anda istirahat terlebih dahulu" Kata Wei Kepada Permaisuri Yang sedang kebingungan mencari Jalan keluar.

"Tidak" Kata Permaisuri Singkat Lalu meneruskan Jalannya.

'ada apa dengan Permaisuri Akhir Akhir Ini Selalu Berkata dengan Singkat dan juga selalu bertindak kasar' Kata Wei Yang Agak bingung dengan perubahan Drastis Permaisuri nya itu.

'pria brengsek itu mengacaukan segalanya'. Kata Qian dalam Hatinya Lalu Memukul mukul Tangan nya di salah satu Pohon Yang ada di Hutan Tersebut Hingga Berdarah.

"Permaisuri Apa yang kau lakukan, Anda bisa Terluka" Khawatir Wei Kepada Permaisuri nya itu.

"Diam" Ucap Qian Singkat, Karena Khawatir apa yang sudah Terjadi Pada Permaisuri nya Wei Sanggat gugup dan juga ketakutan Dengan Perubahan Drastis Qian yang agak Kasar dan juga Agak Kejam.

"Kau Tidak perlu Takut dengan ku, Lagian aku Tak punya masalah dengan mu, Cukup Turuti Perintah dan Selalu setia terhadap ku, tanpa ada kata Penghianat, Maka Aku Akan Memperlakukan mu dengan Baik" Kata Qian Yang Melihat Wei Yang Begitu Resah.

"Maafkan Hamba, Telah Mencurigaimu Permaisuri, Kau bisa Menghukum ku sekali pun Kau bisa Menghukum Mati diriku" Kata Wei Lalu membungkuk Di kaki Qian.

"Bodoh, Kau pikir aku akan membunuhmu, Aku bisa membunuhmu Ketika kau Telah Berkhianat pada ku Maka tidak Segan aku menghukum mati Dirimu, Maka ku Perintah kan Dirimu untuk segera berdiri" Kata Qian Dengan Aurah Dingin Di Sekitarnya, Lalu Wei pun berdiri

"Pegang Pisau ini lukai tanggan mu, Menjadi Pelayan ku butuh keberanian" Kata Qian dengan Senyum pahit di bibirnya yang mungil itu, Dan Meletakkan pisau kecil di tanggan Wei

Awalnya Wei Ragu Ragu, Tetapi Mendengar ucapan Permaisuri ia Melukai Tangganya, Tetapi Hanya goresan kecil saja, Permaisuri Memerintahkan Untuk Tergores Kecil.

Melihat itu Permaisuri Qian Tersenyum lebar dan menepuk Pelan pundak Wei.

"Aku percaya pada mu" Ucap Qian lalu memerintahkan Wei mencari kayu, Untuk dia jadikan Obor.

Setelah Wei mencari Beberapa Kayu Qian membuat Api sendiri, Lalu menjadikannya Sebuah Obor, Sebagai Lampu Untuk mereka sampai Di istana

Tak berapa Lama Permaisuri Qian dan Wei Berjalan Terdengar suara Langkah Kaki kuda

"Wei diam Disini" Perintah Qian menyuruh Wei untuk Tetap Diam disana sedangkan Qian mencari arah Suara langkah kaki kuda tersebut.

Tak berapa lama Cahaya yang ditimbulkan Oleh Api mendekati Qian,

Terlihat Sebuah pria dengan menunggangi Kuda dan beberapa Pengawal.

'Siapa dia sangat mirip dengan pria yang menabrak ku tadi, Hanya saja aku tak melihat jelas Wajah nya' Heran Qian.

"Berani Sekali tak Memberi Salam kepada kaisar, Benar Benar tak Cocok Jadi Pendamping Kaisar" Ucap salah Satu Pengawal.

"Diam, Akan ku potong lidah mu itu" Ucap Kaisar Kepada Pengawal Tersebut.

Qian Hanya membuang mukanya, Kaisar Pun Turun dari kudanya Lalu menarik permaisuri nya itu Naik kudanya Dengan paksa, Beberapa Kali Qian Memberontak.

"Dasar kau Pria Barengsek Pertama-tama kau menghancurkan Rencana ku Lalu Membawa Paksa Diriku, Kau Seorang Kaisar Mana rasa Hormat mu kepada Wanita" Ucap Qian Sambil ia memberontak.

"Berhenti Bergerak atau Kita akan jatuh, Lagian Kau Permaisuri ku, dan buat apa kau pergi Malam Malam Begini" Ucap Kaisar lalu Menunggang kudanya dengan Cepat.

**bersambung 🍁

Papay sampai bertemu Di epsd selanjutnya**

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***