AKU DIANTARA KAU DAN DIA
Aku, Dika Dewantara. Diusiaku kini yang telah genap 39 tahun, aku merasakan bahwa inilah saatnya aku naik kepuncak kehidupan. Setelah menjabat sebagai Manager Pemasaran disalah satu resto waralaba terkemuka di Ibukota 2 tahun lalu, aku akhirnya memetik buah manis kerja kerasku setelah bertahun-tahun lamanya.
Aku juga telah beristri dan memiliki satu orang putri cantik buah hati kami. Ranti Mulia, seorang perempuan manis berhati sesuai namanya selalu setia mendampingiku sejak titik awal pencarian jati diriku.
Kami menikah setelah 2 tahun masa penjajakan dan kini usia pernikahan kami akan menginjak 5 tahun. Kami pun sangat bahagia karena Allah memberikan kami kepercayaan seorang bayi imut nan cantik yang kami beri nama "Jingga Aulia Dirgantara", yang telah berumur 2 tahun 3 bulan lalu.
Kami memiliki rumah huni cukup bagus dibilangan pinggiran kota Jakarta. Juga sebuah mobil Avanz* Putih kesayanganku dan 2 motor keluaran terbaru bertengger didepan rumah kami.
Walau berawal dari hasil kredit dengan resiko gaji hasil kerja kerasku harus berkurang separuhnya guna membayar cicilan setiap bulannya. Tapi kini semua menjadi senyum manis pada akhirnya.
Sudah pasti itu semua karena campur tangan Ranti, istriku. Dialah sang pengatur keuanganku. Seorang menteri keuangan terhebat sekaligus ibu negara yang sejak menjadi istriku telah kudidik dan kugembleng untuk bisa menghemat dan sedikit mengencangkan ikat pinggang. Sebenarnya bukan aku pria kejam, tapi aku berharap Ranti dan aku sepemahaman untuk mencapai tujuan hidup kedepannya. Dan ternyata Ranti termasuk perempuan penurut dan tak suka neko-neko. Hingga akhirnya kami bisa memiliki semua itu kini karena ketekunanku dan Ranti yang konsisten mengatur pengeluaran kami.
Maklum, aku bukanlah dari keluarga berada. Bahkan keluargaku termasuk keluarga yang tidak cukup baik disegi ekonomi maupun ilmu. Karena itu aku bersikeras mengubah kehidupanku agar tidak menjadi seperti kehidupan orangtuaku.
Aku juga mengerti, bahwa hidup ini kejam. Yang lemah pasti kalah dengan yang kuat. Bahwa uang adalah segalanya. Bahkan ketika kita memiliki segalanya, semua orang akan mendekat dari segala penjuru. Itu kenyataan. Jauh berbeda ketika kita tak punya apa-apa. Bahkan saudara pun enggan mendekat apalagi merapat.
Aku adalah lelaki sempurna diusia keemasanku yang terbilang masih cukup muda, yakni 39 tahun.
Kawan-kawan kecilku hampir tak mengenaliku yang sekarang. Baik wajah apalagi penampilan. Iyalah,... aku adalah seorang Manager Pemasaran. Harus bisa membangun kharismaku lewat penampilan dan juga etitude-ku. Sedikit banyak aku dan istriku melakukan perawatan untuk menjaga penampilan kami.
Dan aku bangga pada kehidupan kami.
"Pak Dika! Rapat dimulai pukul 8.30 dilantai 6 Gedung Graha. Sekretaris pak Dirut tadi sudah mengkonfirmasi agar bapak bersiap untuk mendampingi pak Dirut ke Batam setelah rapat." Cecilia, asistenku memberitahukan kabar gembira padaku.
"Oke, Cecil! Thanks a lot! Sebaiknya kita otw sekarang."
Aku melihat gelagat pak Dirut yang memang mengagumi cara kerjaku dan juga ide-ide yang kusodorkan padanya untuk menaikkan grafik penjualan setiap bulannya. Sepertinya jabatanku akan aman untuk jangka yang cukup lama. Secara ia saat ini selalu mengajakku ketempat-tempat cabang baru resto waralaba perusahaannya. Sudah pasti itu membuatku semakin senang walaupun kesibukanku bertambah dua kali lipat.
"Pak Dika, saya ada janji harus general check up hari ini. Jadi, saya minta pak Dika bisa menangani proses serah terima dan gunting pita cabang kita yang di Batam. Untuk urusan berkas-berkas semua sudah lengkap disekretaris saya. Mohon maaf saya tidak bisa ikut." Pak Dirut Angga menyerahkan kepercayaannya padaku. Antara senang tapi waswas. Karena ini adalah kali pertama aku pergi seorang diri mengurus proyek baru.
"Iya, Pak! Semoga hasil general check up bapak bagus. Bapak bisa kembali membimbing saya untuk setiap hal!" kataku sedikit agak menjilat.
...
Batam menyambutku dengan guyuran hujan ringan. Aku dan Cecil mencari kafe disekitar bandara. Memesan dua cangkir kopi dan beberapa potong cake keju untuk sedikit mengganjal perut kami disela menunggu hujan reda.
Berbincang-bincang ringan adalah kesukaanku. Cecil sudah 4 tahun menjadi asistenku. Jadi hubungan kami sudah begitu akrab sebagai partner kerja. Bahkan aku kadang cenderung bersikap layaknya kakak jika sedang dinas luar seperti ini. Karena usia Cecil yang terpaut 10 tahun lebih muda dari aku. Jadi sikapku lebih melindungi karena tidak ingin membuat Cecil tidak nyaman ketika dinas luar dengannya. Dan Cecil adalah tipikal perempuan mandiri yang pintar dan cepat tanggap maksudku. Itu sebabnya ia selalu senang jika ikut dinas lapangan seperti ini.
Walau kami cukup dekat, tapi aku tahu batasanku pada Cecil. Kami menyimpan urusan pribadi masing-masing tanpa berniat menceritakan atau menanyakan hal privasi seperti itu.
Plak!!! Seorang perempuan berdiri dimeja depan tempatku duduk menampar seorang laki-laki yang tengah asik bercengkerama dengan wanita muda nan seksi.
Semua mata memandang kearahnya. Melihat layaknya layar televisi yang tengah menayangkan drama.
Wanita itu menuduh pria yang ditamparnya berselingkuh. Kontan pria itu berdiri tegak. Membalas tamparan sang wanita tiga kali hingga sempoyongan dan nyaris terjatuh kelantai.
Aku yang duduk di depannya melihat kekerasan itu tak bisa tinggal diam.
Kupegang erat bahu wanita itu agar tubuhnya tidak terjungkal kelantai.
"Maaf, mas! Sebaiknya urusan pribadi diselesaikannya jangan di tempat umum. Karena bisa mengganggu kenyamanan orang lain. Maaf!" Aku mencoba berkomunikasi. Tapi ternyata laki-laki itu kadung kalap dan balas menyerang wanita yang kupegang hingga mundur menabrakku dan kami terjatuh bersama karena pukulannya yang keras.
Wajahku langsung memerah menahan amarah. Cecillia membantuku bangkit. Ia menarik tanganku agar menjauh dan tidak terlalu dalam ikut campur urusan orang lain.
Aku menurut. Duduk kembali dikursi tempat awal aku sembari menyeruput kopi panas guna meredam rasa kesalku.
Lelaki itu masih menyerang perempuan tadi dengan menarik rambutnya hingga perempuan itu berteriak kesakitan.
Dua orang sekuriti bandara langsung datang dan membawa lelaki ******** (menurutku) itu keluar kafe. Diikuti wanita muda yang menemaninya tadi.
Sementara perempuan yang tadi bertengkar dengannya masih terisak lalu duduk ditempat pria itu.
Ada iba menyelinap disanubariku melihat penampilannya yang tak karuan. Aku jadi teringat Ranti, istriku. Terlihat perempuan ini sepertinya seusia istriku. Mungkin lelaki tadi adalah suaminya yang sudah lama tak pulang dan akhirnya dipergokinya tengah berduaan dengan perempuan lain.
Sebagai seorang lelaki, aku juga merasa kesal dengan tingkah suaminya yang sok keren itu. Justru ******** itu begitu minus dimataku karena telah melayangkan tangannya untuk menyakiti wanita yang sejatinya harus dijaga dan dilindungi.
Tiba-tiba wanita itu menghampiriku sambil mengulurkan tangannya padaku.
"Terimakasih, mas...atas empatinya tadi. Saya sangat kagum pada mas! Mba' adalah wanita yang sangat beruntung memiliki mas-nya! O iya, saya Vika."
Aku dan Cecil menerima jabatan tangannya.
"Oh iya mba', tidak apa-apa. Maaf kalo saya terlihat ikut campur urusan mba'! Maaf!"
Wanita itu kembali terisak. Sesekali ia menghapus airmatanya yang berderai dipipinya deras.
Aku dan Cecil saling berpandang. Ini sebenarnya yang tidak kami inginkan. Ikut pusing dengan urusan orang yang tak penting. Cecil hanya berusaha menghibur dengan mengusap-usap tangan Vika. Aku hanya diam saja tak bersuara.
Hujan diluar masih terdengar. Bahkan sepertinya semakin deras. Kulirik jam ditangan kiriku. Mendengus kesal karena terjebak disini dengan cerita picisan rumah tangga wanita tak dikenal.
Kopi di cangkirku telah habis sedari tadi. Sesekali Cecil menatapku tak berdaya. Ia lalu berinisiatif menelfon hotel tempat mereka check in untuk meminta jasa layanan antar jemput segera karena emergency deadline pertemuan yang sebentar lagi.
Tak berselang lama, smartphone cecil kembali berbunyi menyampaikan bahwa supir jemput sudah menunggu di parkiran bandara.
"Mba', maaf... kami harus pergi. Sebaiknya selesaikan masalah mba' dengan suami mba' dirumah. Maaf ya, kami tinggal." Cecil dan aku bergegas meninggalkan wanita yang masih menangis dengan memandang kami hingga kejauhan.
"Hhhhh....."
"Hehehehe.... Salah bapak sendiri, sok jadi pahlawan!" ledek Cecil membuatku tersenyum kecut.
"Aku ga suka liat lelaki yang suka mukul perempuan, Cil!"
"Untuk yang satu itu saya setuju."
"Seburuk-buruknya lelaki, pantang main tangan pada perempuan. Karena karma buruk pasti bakalan menimpanya."
Cecillia tertawa mendengar perkataanku. Sedikit meremehkan, tetapi kepalanya mengangguk-angguk tanda setuju.
Mobil jemputan hotel meluncur membelah hujan yang intens sederas tadi. Mereka harus mengejar waktu agar tiba di resto baru perusahaan mereka untuk acara pembukaan dan gunting pita.
Cecillia memeriksa kembali tas berisi dokumen-dokumen penting yang akan mereka butuhkan nanti disana. Ia tersenyum tanda semuanya aman terkendali.
Acara akhirnya berlangsung lancar dan meriah. Aku pun bisa bernafas lega karena proyek hari ini sesuai seperti yang diharapkan. Walaupun tadi ada sedikit gangguan kecil dicafe bandara.
Tapi aku tidak terganggu karena itu bukan bagian dari kerjaku.
Malam pukul 10 aku dan Cecil baru kembali dari resto baru kami. Manager disana mengajak kami mengobrol santai sambil minum beberapa gelas wine. Sebenarnya acara inilah yang paling aku tak suka karena walaupun tidak sampai membuatku mabuk dan hilang kendali, wine akan membuat mataku melotot sepanjang malam alias susah tidur.
Penyakit yang aneh, kata beberapa temanku. Karena pada umumnya mereka justru meminum wine untuk membuatnya cepat terlelap dan mimpi indah. Tapi tidak bagiku.
Andai aku menolak kumpul dan minum bersama, aku kuatir akan berimbas dengan pergaulan sosialku dikantor dan sekitarnya nanti. Makanya ibarat buah simalakama. Pada akhirnya aku akan sendirian melanglang buana menikmati malam berlalu tanpa istirahat.
Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
semangatttt
2022-05-28
1
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Mampir thor......aku di novelmu, semangat ya lanjut 💪💪💪
2021-12-11
2
Embun Kesiangan
Babat Tanah Leluhur😁👍🙏😗💞
2021-11-11
1