Emosi Tertahan

Ucapan Cherry seolah menjadi pelebur beban dalam diri Frans. Tak tau mengapa, memang Frans lebih nyaman bersama dengan Cherry dibandingkan dengan kekasihnya sendiri. Dari itu, Cherry juga tak lagi mempertanyakan yang lainnya. Semuanya sudah jelas terlihat dari tatapan Frans yang sedih jika menceritakan keluarganya.

"Sudahlah, ayo kita pergi saja. Lagipula ini foto juga sudah jadul, lain kali bisa kamu ceritakan lagi, okay?" mata Cherry mengedipkan sebelah.

Frans pun tersenyum. Segera mereka berangkat ke pusat perbelanjaan membeli kado ulang tahun untuk anak pemilik toko dan hadiah kecil untuk Lui dari Frans.

***

Sesampainya disana, mereka berjalan bak sepasang kekasih yang sedang berkencan. Mulai dari belanja keperluan pesta dan beberapa baju untuk dirinya sendiri. Mereka juga membeli sepatu couple sebagai kenang-kenangan. Tak hanya itu saja, Cherry juga mengajak Frans untuk nonton di bioskop.

"Karena sudah sampai sini, bagaimana jika kita menonton sekalian?" usul Cherry.

"Sebentar …." Frans meminta waktu kepada Cherry untuk menghubungi kekasihnya lebih dulu karena takut akan ada kesalahpahaman.

Sudah ditelpon sebanyak 7 kali, tetap saja tidak ada jawaban dari Lui. Pesan singkat juga dikirim oleh Frank, belum juga dibalas. Frans hanya mengirim pesan jika dirinya meminta izin untuk pergi menonton dengan Cherry karena sudah terlanjur sampai bioskop.

'Kenapa sejak tadi dia tidak mengangkat teleponku, ya. Padahal teleponnya masih aktif, pesanku juga tidak ada yang dibaca. Sebenarnya dia kemana?' gumam Frans dalam hati.

Merasa yakin tidak ada balasan dari kekasihnya, Frans akhirnya mematikan ponselnya dan meraih popcorn yang berada di tangan Cherry. "Ayo masuk, sebentar lagi film dimulai." ucapnya dengan senyum manisnya.

Tanpa ragu, mereka masuk dan duduk dengan rapi. Cherry juga menanyakan genre apa yang disukai Frans selain film komedi romantis.

Frans menjawab jika dirinya suka horor dan action pastinya. Layaknya laki-laki, ia juga menggemari genre tersebut. Ia menyukai genre komedi romantis karena Lui menyukainya, begitu juga dengan Cherry.

Tak lama setelah itu, semua kursi sudah terisi penuh. Film dimulai, selama film itu diputar, Frans dan Cherry sangat menikmati alur ceritanya. Sampai di bagian pertengahan, Frans menoleh ke samping. Tak jauh darinya, dia melihat Lui tengah bersama pria lain.

Berkali-kali Frans memastikan apa yang ia lihat. Berharap jika yang ia lihat bukanlah kenyataan, namun semuanya memang nyata jika kekasihnya yang katanya mau les tengah jalan bersama laki-laki lain.

Tatapan mata Frans menjadi berubah, ia tak pernah berbohong kepada Renata tentang apapun. Saat dirinya hendak pergi dengan Cherry saja. Frans juga minta izin lebih dulu meski tidak mendapatkan izin karena tidak dibaca pesan darinya.

'Lui, kenapa kamu berbohong? Kamu bilang padaku, jika ada job les bersama anak-anak. Tapi—aku melihatmu sedang nonton bersama lelaki lain lagi tanpa memberitahukan hal itu padaku.' batin Frans terluka.

Frans tak mampu menahan rasa sakitnya, ia bahkan menjatuhkan air matanya. Sakit begitu sakit karena wanita yang dicintai telah membohonginya. Seketika kepercayaannya runtuh, ia menyeka air matanya dan akan menanyakannya setelah film selesai.

15 menit kemudian film selesai. Ketika Cherry ingin beranjak, Frans menahan tangannya dengan raut wajah yang kecewa. Kekecewaan Frans tidak tanpa alasan, karena ia melihat kekasihnya dengan lelaki itu belum beranjak dari kursinya. Malah terlihat begitu bahagia tersenyum lebar berbunga-bunga menghiasi wajahnya.

"Ada apa? Kamu belum puas dengan filmnya? Mau, mau aku belikan tiket lagi?" tanya Cherry bingung menyikapi sikap Frans.

"Tidak, tetaplah sendiri disini sebentar saja, Cher," ucap Frans.

"Oke, aku akan duduk di sini, bisa kamu lepaskan tanganku?" pinta Cherry, berusaha melepaskan diri meski perlahan. Tapi tetap saja tidak bisa.

Namun Frans tak kunjung melepaskan tangannya. Malah genggamannya semakin kuat ketika Lui dan pria lain itu melintas di depannya. Mereka tidak sadar jika yang mereka lewati adalah orang yang dikenalnya.

"Oh, iya, Cher. Setelah ini kita mau kemana?" tanya Frans sedikit keras. "Aku rasa, ini belum cukup!" serunya.

Lui yang paham dengan suara kekasihnya langsung menoleh. Ia sangat terkejut melihat kekasihnya sedang bersama Cherry—sahabat karibnya, apalagi mereka juga terlihat bergandengan tangan.

"Kita makan saja, yuk. Aku masih lapar, masakanmu begitu enak tadi, bisakah kita makan di rumahmu lagi? Itung-itung, ngirit, he-he-he," usul Cherry.

Gadis itu jadi tahu, mengapa Frans bersikap aneh. Bagaimana tidak muak dan marah jika kekasihnya jalan dengan laki-laki lain dan kepergok di depan matanya.

Kisah cinta mereka terkuak, Lui akhirnya tertangkap basah. Cherry merasa lega karena selama itu dia sudah memendam rahasia sendirian. Akhirnya, tiba dimana Frans mengetahui semuanya dengan sendirinya.

'Finally ... Everything is revealed. I have no more burden for this.' batin Cherry lega.

Antara Cherry dan Frans memang sedang bergandengan tangan. Hal itu membuat dari sudut pandang Lui jika keduanya lah yang sedang berkhianat.

"Frans!" teriak Lui.

"Kamu kenal dengannya?" tanya pria asing yang bersamanya.

"Dia, dia itu … Awalnya pacarku, tapi dia berkhianat dengan sahabatku sendiri," jawab Lui terlihat gugup, kemudian lari menyusul kekasih dan sahabatnya yang baru saja keluar dari bioskop.

Lui segara menepis tangan keduanya, dimana saat itu Frans masih menggandeng tangan sahabatnya. Kemudian Lui pun menamparnya dengan keras di depan umum.

Plak! Plak!

Begitu suaranya sangat keras, hingga meninggalkan warna merah di pipi Cherry dan Frans.

"Hei, kamu menamparku?" sulut Cherry.

"Pasangan selingkuh seperti kalian ini memang pantas ditampar! Kamu juga Cher, kamu katanya sahabatku, kenapa kamu malah merebut pacar dari sahabatmu sendiri!" teriak Lui, hingga membuat semua orang menatap mereka.

Plak!

Frans mengembalikan tamparan tangan Lui. "Kalau sudah, aku akan pergi bersamanya, permisi." Kekecewaan itu nampak sekali di wajahnya.

Baru saja ingin pergi, Lui menggunakan tangan Cherry dan menariknya dengan kasar. "Ada hubungan apa diantara kalian?" sulutnya. "Sejak kapan kalian berselingkuh, hah!" teriaknya lagi.

"Sebaiknya kamu buka ponselmu, dan baca pesan dariku. Aku pamit dulu, takut mengganggu jadi guru les saat ini, permisi!"

Frans menarik tangan Cherry lagi, meninggalkan Lui bersama dengan pria asing itu. Kali itu, Frans benar-benar sudah sangat kecewa.

**

**

*

Akhirnya Cherry diajak Frans untuk ke tempat lain. Mereka menuju alun-alun dan menikmati jajanan pinggiran di sana. Cherry masih diam saja, ia takut ingin bertanya pada pria yang saat itu masih dalam keadaan emosi.

"Em, itu sebenarnya bukan urusanku. Tapi—karena aku yakin ada kaitannya denganku … Aih, tamparannya sangat keras di pipiku. Pasti dia sudah lama ingin menamparku, sehingga dia menamparku diriku sangat keras begini," Cherry sedih sahabatnya menamparnya.

Sebelum Frans mulai bicara, ia mendapat pesan singkat dari Lui yang mengatakan jika dirinya ingin putus hubungan dengannya.

"Hei,"

Cherry menyentuh bahu Frans. "Jika kamu berat mau cerita, tidak perlu diceritakan juga tidak masalah. Asalkan semuanya segera diluruskan supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang berkepanjangan," usulnya.

Frans masih terdiam, menggenggam erat ponselnya. Ia tidak menyangka jika Lui akan memutus hubungan dengan cara seperti itu. Apalagi, dirinya masih sangat mencintainya. Meski kekecewaan menguasai emosinya.

Meski Frans berusaha menutupi kesedihan hatinya, ia masih bisa tersenyum manis. Cherry jadi tidak enak hati dengannya, karena gadis itu sendiri juga sudah tau bagaimana melakukan sahabatnya itu dibelakang Frans.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!