Dangerous Girl

Dangerous Girl

*"Awal Kenangan"

Malam itu hujan turun dengan derasnya, seorang gadis kecil yang berlari menerjang derasnya hujan di tengah malam dengan beberapa laki laki dewasa yang berlari mengejar di belakang gadis kecil itu.

Gadis kecil itu berlari sekencang mungkin dengan kaki kecilnya, dia tak ingin berteriak karena dia berpikir itu justru akan memberitahu mereka dimana dirinya saat ini.

Saat sedang berlari dan mencari-cari tempat yang bisa dia gunakan untuk bersembunyi, tiba-tiba sebuah mobil melaju tak terlalu kencang tapi nyaris menabraknya, membuat gadis kecil itu menjerit.

Di dalam mobil,

"Paman kamu hampir menabrak seseorang, ayo turun kita lihat bagaimana keadaan orang itu."

Ucap laki laki kecil kepada sopirnya.

"Baiklah Den, ayo kita lihat apakah dia terluka!"

Setelah mereka turun keluar dari mobil, mereka melihat seorang gadis kecil yang terduduk sambil menutupi wajahnya dengan keadaan gemetar entah ketakutan atau menggigil karena kedinginan oleh air hujan.

"Paman cepat bawa masuk adik kecil ini, kasihan dia."

Kata laki laki kecil itu memerintahkan sopirnya untuk membawa masuk gadis kecil itu.

Tanpa menjawab, sopir yang dipanggil paman oleh laki laki kecil itu langsung menggendong gadis kecil itu dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Setelah itu si paman sopir kembali mengemudikan mobilnya, dan di dalam mobil gadis kecil itu masih terus gemetar mungkin karena kedinginan setelah lelah berlari dalam derasnya hujan di malam itu.

Laki laki kecil yang duduk disampingnya memperhatikan dan memeluk gadis kecil itu saat dirinya berpikir mungkin gadis kecil ini sedang kedinginan.

"Adik kecil apa kamu kedinginan? aku akan memelukmu biar kamu tidak lagi kedinginan."

Tapi saat laki laki kecil itu memeluknya yang dirasakan oleh laki-laki kecil itu saat menyentuh lengan gadis kecil itu adalah hawa panas dari tubuh si gadis kecil.

"Paman... adik kecil ini demam, tangannya panas sekali, kita harus bawa dia ke Rumah Sakit dulu Paman."

Teriak laki laki kecil itu saat merasakan hawa panas tubuh si gadis kecil.

"Baiklah Den, tapi kita tidak tahu dimana rumah gadis kecil ini dan tidak tahu kemana kita harus mengantarkannya pulang."

Ucap si paman sopir.

"Kita pikirkan itu nanti Paman, saat ini kita harus membawanya ke Rumah Sakit lebih dulu."

Kata laki laki kecil itu memberi perintah kepada si Paman sopir.

Sementara itu di tengah derasnya hujan malam itu, para laki-laki dewasa yang mengejar gadis kecil tadi kehilangan jejak si gadis kecil.

"Sialan kita kehilangan anak itu, bagaimana ini? apa yang harus kita katakan pada tuan jika dia datang?"

Teriak salah seorang yang merupakan pemimpin dari kelompok laki-laki yang mengejar gadis kecil tadi.

Sunyi tak ada yang berani menjawab, karena mereka memang gagal menjaga gadis kecil yang menjadi tawanan mereka.

"Sia sia sudah kita menculiknya, kalau ternyata masih juga lepas, ayo kita pulang! tidak ada gunanya juga kita hujan hujanan toh anak itu sudah hilang entah kemana."

"Benar Boss, atau kita bisa buat cerita kalau anak itu mati tertabrak mobil saat akan melarikan diri."

Kata salah satu anak buah laki-laki itu, yang langsung di jawab dengan pentungan di kepalanya.

"Goblok!... mana bisa begitu, kecuali kalo ada kecelakaan orang tertabrak dan bisa kita jadikan drama kematian anak itu."

Jawab laki-laki yang menjadi pemimpin mereka.

"Ehmmm... betul juga, kalo gitu kenapa tidak kita buat itu jadi kenyataan, cari anak gelandangan untuk di jadikan korban."

Usul yang lain lagi, dan tampaknya lebih bisa mereka terima dan mudah dilakukan.

"Baiklah terserah kalian, tapi ingat jangan sampai ada masalah."

Pagi harinya mulailah tersebar kabar kecelakaan seorang anak tewas tertabrak mobil tadi malam.

Sementara itu di Rumah Sakit, gadis kecil ditolong oleh laki-laki kecil itu mulai merasakan tubuhnya kembali sehat dan meminta diatarkan pulang.

"Kakak terimakasih telah menolongku, bisakah aku minta tolong sekali lagi? tolong antarkan aku pulang."

Ucap gadis kecil itu kepada laki-laki kecil yang telah menolongnya.

"Baiklah aku akan mengantarkan kamu pulang, tapi ceritakan lebih dulu bagaimana kamu bisa lari hujan-hujanan di tengah malam?"

Tanya laki-laki kecil itu yang curiga telah terjadi sesuatu pada gadis kecil ini sebelumnya.

"Itu... itu... emmm... mereka menculikku kakak, aku tidak tahu kenapa."

Jawab si gadis kecil sambil memainkan jari jari tangannya.

"Apakah tidak berbahaya kalau kamu kembali? mungkin mereka akan menculikmu lagi."

Kata si laki laki kecil yang menjadi khawatir pada gadis kecil yang ditolongnya ini.

"Jangan khawatir kakak, mereka tidak akan berani untuk melakukannya lagi, setelah aku pulang pasti ayah akan menghukum mereka semua."

Jawab si gadis kecil dengan yakin.

"Baiklah kalo begitu bersiaplah, aku akan mengantarkan kamu pulang, tapi berjanjilah kamu akan baik baik saja setelah ini."

"emmm... iya... aku janji, dan aku janji suatu saat aku akan datang untuk membalas budi pertolongan kakak ini, oh iya perkenalkan namaku Mika lalu nama kakak siapa?"

"Panggil saja aku Korie."

Sementara di Rumah utama keluarga Atmadja sejak beberapa hari yang lalu menjadi tegang karena hilangnya Mika.

Hari sebelum hilangnya Mika, Miko yang ada jadwal eskul mata pelajaran bahasa Inggris harus pulang terlambat dan tak dapat pulang bersama Mika.

Saat itulah Mika yang selalu memilih ingin naik angkutan umum tiap kali pulang sendiri tidak meminta jemput sopir mereka, sampai akhirnya terjadilah peristiwa penculikan itu.

Pagi ini Rumah utama keluarga Atmadja itu kembali gempar karena berita anak yang tewas tertabrak mobil tadi malam dan di duga itu adalah Mika.

Malam itu hujan deras, aliran listrik padam sehingga kamera pengawas di jalan rayapun tak dapat merekam kejadian yang terjadi pada malam itu.

Ice dan Mommy-nya Willy tak dapat menahan tangis sedih mereka, saat semua orang merasakan sedih dan marah tiba-tiba sebuah mobil SUV berwarna hitam yang tidak dikenal memasuki perkarangan rumah besar itu.

Semua orang yang ada di rumah besar segera keluar untuk melihat siapa yang datang di saat yang tidak baik ini.

Semua mata tak berkedip saat seorang laki-laki kecil seumuran Miko keluar dari mobil itu, tapi begitu seorang gadis kecil yang sangat mereka kenal dan membuat mereka bersedih beberapa hari ini keluar dari mobil itu, semua ekspresi bercampur menjadi satu.

Willy langsung berjalan cepat menjemput putrinya dan memeluknya dalam gendongannya, sementara yang lain tak dapat menahan tangis haru.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah masih mengembalikan putriku dalam keadaan baik tak kurang satu apapun."

Seru Willy saat menggendong putrinya.

"Ayah, turunkan Mika jangan buat Mika malu di depan kakak ini."

*Hai readers, outhor hadir dengan karya baru dan semoga karya kali ini juga tak kurang menariknya dari karya sebelumnya. Jangan lupa dukung outhor dengan LIKE KOMENT RATE BINTANG LIMA DAN FAVORITKAN dan jangan lupa secangkir KOPI untuk menemani outhor ngetik juga BUKET MAWAR bukti tanda cinta untuk outhor ya*

Terpopuler

Comments

💦

💦

Assalamualaikum kak nawang,maaf q baru bisa mampir...awal cerita yang menarik, penasaran dengan siapa aktor di balik penculikan mika, untung saja nasib baik masih berpihak pada mika,dia bertemu dengan corie sang dewa penyelamat...

2023-06-24

2

Haris Bahtiar

Haris Bahtiar

ketakutan kaya nya hampir celaka

2023-06-23

1

𝐉𝐈🅰️🎻🅕🅔🅑🅑🅨

𝐉𝐈🅰️🎻🅕🅔🅑🅑🅨

assalamualaikum susah mampir kak

2023-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!