Part 9

Alex, Brian dan juga Leon masuk kedalam gedung yang tak lain adalah perusahaan D. Group.

Leon membuka pintu yang cukup besar, dan mereka masuk ke sebuah ruangan dimana sudah ada 14 awak media dari 7 perusahaan entertainment, yang di undang secara khusus untuk acara konfrensi pers yang akan dilakukan oleh Alex pagi ini.

"Silahkan tuan." Ucap Leon.

Semua awak media yang datang tercengang ketika Alex masuk kedalam ruangan itu. Mereka sangat takjub pada Alex, bagaimana tidak? Dengan setelan jas warna hitam, wajah yang tampan, rahang yang kuat dan juga aura yang begitu mendominasi. Dominic Alexander terlihat sangat sempurna.

Alex berjalan menuju panggung kecil yang berada didepan, sementara Brian berjalan mengikutinya di belakang.

Setelah Alex dan Brian berada diatas panggung kecil itu, merekapun duduk lalu menatap para awak media yang ada didepan mereka.

"Baik, selamat pagi untuk para wartawan dari perusahaan entertainment semua. Saya akan perkenalkan kepada kalian semua, kedua orang yang berada di depan kalian saat ini. Perkenalkan, dia adalah CEO dari perusahaan D. Group, tuan Dominic Alexander." Ucap Leon sambil mengarahkan tangannya pada Alex yang saat ini duduk didepan mereka.

"Dan di sebelah tuan Dominic Alexander adalah tuan muda Brian Dominic. satu-satunya adik tuan Dominic Alexander."

Para awak media mulai sibuk mencatat apa yang Leon katakan, dan yang lainnya sibuk merekam dengan kamera yang mereka bawa.

Di acara konfrensi pers ini mereka hanya boleh mengambil video apa yang akan Alex katakan. Itu karena Alex tidak suka dengan flash yang keluar dari kamera saat para awak media mengambil foto dirinya.

Setelah pengenalan yang dilakukan oleh Leon secara singkat, mereka pun memulai konfrensi pers.

Pertama mereka mendengarkan sambil merekam, juga mencatat apa yang Alex katakan. Lalu di susul dengan tanya jawab dari para awak media kepada Alex atau Brian.

Konfrensi pers berakhir setelah berlangsung hampir 1 jam. Para awak media sangat puas dengan apa yang mereka dapatkan, bahkan hampir semua pertanyaan yang mereka berikan pada Alex dan Brian di jawab dengan baik.

Namun ada salah satu pertanyaan yang tidak dijawab oleh Alex, yaitu perkataan Alex saat di pesta pertunangan keluarga William, tentang bagaimana perusahaan Dominic dulu berubah menjadi Stuart entertainment. Karena saat itu jawaban Alex membuat semua orang bingung.

Jawaban Alex pada para awak media :

"Akan ada seseorang yang menjawab pertanyaan itu sendiri, karena hanya dia yang harus menjawab pertanyaan tersebut."

Konfrensi pers berakhir, Alex dan Brian keluar dari ruang konfrensi pers. Mereka berjalan menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai paling atas dimana ruang kerja Alex berada.

Beberapa karyawan D. Group melihat dan menyapa Alex juga Brian saat mereka berdua melewati tempat kerja para karyawan itu.

Brian sedikit tidak nyaman dengan para karyawan yang bersikap sangat formal dan hormat padanya.

"Kau akan terbiasa dengan itu." Ucap Alex seperti tahu jika adiknya merasa tidak nyaman.

"Akan terbiasa?" Tanya Brian bingung.

Alex membuka pintu ruang kerjanya, lalu mereka masuk kedalam ruangan yang cukup besar. Itu adalah ruang kerja Alex.

Disana Brian bisa melihat meja kerja kakaknya yang cukup besar, ada satu set sofa mewah, dan di ujung ruangan ada sebuah ruangan lagi, jika di lihat seperti ruangan untuk istirahat kakaknya, dan juga ada sebuah pantry kecil untuk membuat kopi atau minuman yang lainnya.

"Kau ingin minum sesuatu, Brian?" Tanya Alex yang melihat Brian menatap ke arah pantry di dalam kantornya.

Brian menggelengkan kepala, dia lalu duduk di sofa dan menyamankan dirinya disana.

"Jika kau lelah tidurlah, ada kamar disana." Alex menunjuk ruangan yang ada di ujung ruang kerjanya.

"Tidak, aku hanya ingin duduk sebentar. Rasanya aku tidak tahu harus bagaimana setelah hari ini."

"Hahaha, kamu ini sangat lucu Brian."

"Ayolah kak. Kau tahu aku tidak begitu suka dengan hal ini, kau tahu bukan alasan aku berpura-pura menjadi orang lain di luar sana?"

"Iya, iya aku tahu. Tapi kamu tidak bisa selalu menghindari semuanya Brian."

Brian hanya mendengus mendengar perkataan kakaknya yang selalu bisa mematahkan ucapannya.

Brian memang tidak pernah bisa menang jika berdebat dengan Alex. Bahkan dulu walupun ibu mereka membela Brian, Alex tetap tidak bisa di kalahkan. Dan itu membuat Brian sedikit kesal.

"Aku ingin pulang saja." Ucap Brian.

"Baiklah. Leon akan mengantarmu."

Brian mengangguk, dia lalu berdiri dan berjalan kearah pintu.

"Brian, besok kamu akan mengambil alih perusahaan yang ada di kota A." Ucap Alex.

Brian terkejut mendengar itu. Hari ini saja sudah membuat dia tidak ingin keluar rumah untuk selamanya, dan sekarang kakaknya ingin dia mengambil alih perusahaan yang ada di kota A.

"Kakak, apa kakak tidak bisa memberikan pekerjaan lain untukku?" Ucap Brian berhenti membuka pintu ruang kerja Alex.

?

"Tidak ada. Setelah semua orang tahu siapa kamu, hanya itu satu-satunya pekerjaan yang pantas untukmu."

"Tapi kak..."

"Tidak ada tapi, semua sudah disiapkan. Besok lusa kamu akan mulai bekerja disana. Leon akan membantumu selama beberapa minggu disana."

"Ayolah kak."

Alex menatap tajam Brian, dan itu membuat Brian tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menerima keputusan dari kakaknya.

"Baik, aku akan melakukannya." Ucap Brian.

Setelah mengatakan itu, Brian keluar dari ruang kerja Alex.

Didepan pintu ruang kerja Alex, Leon sudah menunggu untuk mengantar Brian kembali ke rumah.

Brian adalah sosok orang yang mandiri dan dewasa. Tetapi bagi Alex, dia adalah adik kecil yang selalu harus dia lindungi dimanapun dan kapanpun. Karena itu dia meminta Leon atau orang lain yang dia percayai untuk mengawasi dan menjaga Brian dari jauh.

Meskipun Brian tahu apa yang di lakukan oleh Alex itu, tetapi dia tidak pernah meminta bantuan mereka, karena dia memang tidak membutuhkannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***